Laporan Detail Ekspansi Militer Tiongkok yang Telah ‘Berubah’

Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok (PLA) telah berkembang secara signifikan di bawah pemimpin Tiongkok Xi Jinping, yang menuntut militer Tiongkok untuk “mempercepat menuju informatisasi.” Laporan tahunan Departemen Pertahanan mengenai Tiongkok telah merinci perkembangan-perkembangan terakhir PLA.

Xi mengatakan bahwa sekarang adalah “periode untuk kesempatan strategis,” ketika para pejabat militer menetapkan tujuan untuk memenangkan “informatized local wars”. Kata “informatize” mirip dengan kata “industrialisasi,” berarti bahwa semua aspek peperangan harus dikomputerisasi. Sebuah konsep yang melibatkan penggunaan battlespace dan manajemen teknologi informasi dan komunikasi (ICT) dalam mengejar keunggulan kompetitif atas lawan.

Permintaan digital yang besar mengarah pada pencurian demi ekspansi militeristik, sementara PLA secara diam-diam memperluas kekuatannya melalui perdagangan luar negeri.

PLA sedang mengalami reformasi struktural terbesar dalam sejarahnya dan berusaha menciptakan kekuatan operasi gabungan. Pasukan operasi gabungan adalah salah satu yang menjembatani divisi-divisi antara angkatan darat, angkatan laut, dan udara sehingga mereka dapat bekerja lebih baik secara serentak.

Pengeluaran pertahanan Partai Komunis Tiongkok (PKT), yang kemungkinan lebih tinggi dari yang dinyatakan secara publik, telah meningkat selama bertahun-tahun sementara pertumbuhan PDB telah melambat.

Angkatan Udara PLA telah mulai mengembangkan pesawat pembom siluman, selain juga UAV (pesawat udara tak berawak untuk pengawasan), termasuk UAV jarak jauh, dan kargo.

kapal induk cina tiongkok dari rusia
Varyag, kapal induk pesawat Soviet sekarang dimiliki rejim Tiongkok, sebelum dipasang kembali. (US Navy)

Baik Angkatan Laut PLA maupun Pasukan Roket terus meluas di luar batas wilayah daratan. Angkatan Laut sedang melakukan ekspansi untuk operasi-operasi di luar negeri, dan saat ini sedang membangun dua kapal induk baru untuk menambah kapal induk buatan Soviet yang dibeli dari Ukraina.

Kemajuan Tiongkok dalam peroketan telah memberi mereka rudal balistik antarbenua yang dapat menjangkau sebagian besar Amerika Serikat. “Banyak program rudal Tiongkok sebanding dengan produsen tingkat atas lainnya,” kata laporan tersebut. Namun, senjata dan teknologi penerbangan masih tertinggal.

“PLA terus-menerus memperkuat kemampuan ruang angkasa militernya meskipun sikap publiknya menentang militerisasi ruang angkasa,” kata laporan. Ini termasuk stasiun ruang angkasa yang kemungkinan mulai dirakit pada tahun 2019, dan berpotensi memiliterisasi Bulan.

“Tiongkok percaya bahwa kemampuan-kemampuan maya dan personelnya tertinggal di belakang Amerika Serikat dan sedang bekerja untuk meningkatkan pelatihan dan mendorong inovasi domestik untuk mengatasi kekurangan yang dirasakan dan memajukan operasi-operasi dunia maya (cyberspace),” menurut laporan tersebut. “Tulisan-tulisan PLA, yang menunjukkan [operasi-operasi informasi], kandungan perang cyber, elektronik, dan psikologis, sebagai bagian integral untuk mencapai keunggulan informasi dan sebagai cara yang efektif untuk melawan musuh yang lebih kuat.”

Pencurian sebagai Perkembangan

Meskipun rezim Tiongkok selalu menampilkan penampilan benar secara politis, ia tetap mempertahankan perilakunya. Dalam perjanjian tahun 2015, PKT mengatakan akan menghentikan spionase dunia maya terhadap Amerika Serikat. Namun, “sistem komputer di seluruh dunia, termasuk yang dimiliki oleh Pemerintah AS, terus-menerus menjadi target para pengacau yang berbasis di Tiongkok hingga 2017. Para pengacau di masa lalu dan sekarang ini berfokus pada mengakses jaringan-jaringan dan mengekstraksi informasi,” kata laporan tersebut.

tentara pembebasan rakyat - tentara militer cina tiongkok
Tentara Tiongkok bekerja di komputer. Serangan-serangan siber dari Tiongkok terus berlanjut meskipun ada persetujuan dari PKT untuk menghentikannya. (Mil.huanqiu.com)

Cara utama Partai tersebut memajukan perkembangan militer adalah melalui pencurian dan rekayasa balik. “Tiongkok menggunakan berbagai metode untuk memperoleh teknologi militer asing dan teknologi penggunaan ganda (teknologi yang dirancang untuk keperluan sipil dan militer), termasuk investasi asing langsung yang ditargetkan, pencurian cyber, dan eksploitasi akses pribadi warga negara Tiongkok pada teknologi-teknologi ini,” kata laporan. “Tiongkok juga akan tanpa ragu-ragu menggunakan langkah-langkah pemaksaan, baik militer maupun non-militer, untuk memajukan kepentingan-kepentingannya dan mengurangi perlawanan dari negara-negara lain.”

Salah satu contoh baru dari investasi asing langsung dapat dikaitkan dengan bunuh diri-nya seorang profesor Tiongkok baru-baru ini. Investasi yang disponsori Tiongkok telah diungkap dalam sebuah laporan (pdf) tentang perusahaan Silicon Valley milik Zhang Shouchang, Digital Horizon Capital. “Tiongkok sangat mungkin menggunakan layanan-layanan intelijen dan pendekatan-pendekatan terlarang lainnya untuk mendapatkan kunci keamanan nasional dan teknologi-teknologi yang dibatasi untuk di ekspor, peralatan-peralatan yang dikontrol, dan bahan-bahan lain yang tidak mungkin diperoleh melalui cara lain,” kata laporan tersebut.

pesawat jet militer tiongkok
Jet J-20 Tiongkok kemungkinan menggunakan teknologi curian dan rekayasa terbalik. Contoh ini difoto di Provinsi Guangdong, Tiongkok pada 1 November 2016. (STR / AFP / Getty Images)

“Seorang warga negara Tiongkok yang juga merupakan penduduk tetap sah di Amerika Serikat mengaku bersalah di pengadilan distrik Federal atas tuduhan terkait pencurian berbagai dokumen program militer yang sensitif.” Dokumen-dokumen tersebut tentang mesin yang digunakan di dalam jet-jet tempur F-22 dan F -35 milik Amerika.

Bukan hanya pencurian yang digunakan, tetapi bentuk-bentuk paksaan juga digunakan. “Tiongkok menggunakan berbagai strategi insentif untuk menarik personil-personil asing untuk bekerja dan mengelola program-program strategis dan untuk mengisi celah-celah kesenjangan pengetahuan teknis,” kata laporan. Program Thousand Talents, dimulai pada tahun 2008, adalah contoh utama dari akuisisi ini. “Tiongkok terus-menerus melengkapi upaya-upaya modernisasi militer pribumi melalui teknologi-teknologi asing yang ditargetkan dan akuisisi kekayaan intelektual.”

One Belt One Road, Ekspansi yang Membahayakan

Laporan resmi tahun 2015, bertajuk Chinese Military Strategy (Strategi Militer Tiongkok), menguraikan ambisi-ambisi PLA. Metode utama ekspansi PKT bukan melalui penaklukan militer, tetapi melalui prakarsa-prakarsa ekonomi. Pada umumnya menggunakan penawaran-penawaran ekonomi besar sebagai pertukaran lahan, apa yang sedang ditampilkan dalam Belt and Road Initiative (BRI), atau juga dikenal One Belt One Road (OBOR).

tentara pembebasan rakyat tiongkok
Personel Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok menghadiri upacara pembukaan pangkalan militer baru Tiongkok di Djibouti, pada 1 Agustus 2017. (STR / AFP / Getty Images)

“Beberapa negara yang berpartisipasi dalam BRI dapat berkembang ketergantungan ekonomi pada Tiongkok, sering kali dari terlalu mengandalkan modal Tiongkok,” kata laporan. “Tiongkok bermaksud menggunakan BRI untuk mengembangkan hubungan ekonomi yang kuat dengan negara-negara lain, membentuk kepentingan-kepentingan mereka agar selaras dengan kepentingan Tiongkok, dan mencegah konfrontasi atau kritik tentang pendekatan Tiongkok terhadap isu-isu sensitif.”

Rejim Tiongkok telah membangun hubungan manipulatif dengan negara-negara asing; pangkalan militer asing pertama didirikan di Djibouti. Tiongkok telah menandatangani perjanjian 99 tahun dengan Sri Lanka untuk penggunaan pelabuhan laut dalam. Sebuah pelabuhan baru direncanakan di Pakistan, dan kemungkinan menyewa pelabuhan angkatan laut di Israel.

Ekspor-ekspor perangkat keras militer meningkatkan pendapatan rezim dan menciptakan ketergantungan bagi negara lain. “Ekspor senjata, yang mendukung tujuan kebijakan luar negeri Tiongkok yang lebih luas, tetap kuat, terutama penjualan senjata ke Pakistan dan permintaan untuk UAV bersenjata Tiongkok,” kata laporan tersebut. Pembeli lainnya termasuk Irak, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Mesir. Karena sebagian besar negara dilarang mengekspor teknologi ini, Tiongkok tidak menghadapi persaingan ekonomi.

Namun, Tiongkok telah menunjukkan keinginan untuk menggunakan militernya di beberapa hal.

ekspansi militer tiongkok di negara asing
Salah satu pulau buatan Tiongkok di Laut China Selatan, 21 Mei 2015. (Angkatan Laut AS / Handout via Reuters / File Photo)

Tiongkok tetap bersikap dwi makna tentang klaim-klaimnya di Laut China Selatan. Meskipun Tiongkok telah “menghentikan” pembangunan pulau dan reklamasi tanah, sering disebut ” The Great Wall of Sand” (Tembok Pasir Besar), ia telah melanjutkan pembangunan infrastruktur di tiga pulau di wilayah tersebut. Banyak dari pos-pos ini dibangun di atas terumbu karang di dalam klaim-klaim teritorial Filipina. Telah menimbulkan kesan bahwa armada kapal perikanan Tiongkok yang besar di wilayah tersebut sebenarnya adalah sebuah milisi, yaitu kekuatan militer yang dibangkitkan dari penduduk sipil untuk melengkapi pasukan reguler dalam keadaan darurat.

Patroli Angkatan Laut Tiongkok terus-menerus dilakukan di sekitar pulau Senkaku, yang dimiliki oleh Jepang, “memasuki wilayah 12 [mil laut] dari kepulauan tersebut setiap sepuluh hari sekali, rata-rata.” Tiongkok juga memiliki kebuntuan dengan India di negara-negara yang membatasi dua negara tersebut, Bhutan. Ketegangan militer yang meningkat tetap ada.

“Selama periode-periode ketegangan, pernyataan-pernyataan resmi dan media pemerintah berusaha untuk menggambarkan Tiongkok yang bersikap reaktif,” menurut laporan. Sementara Beijing bergerak maju, ia mengklaim bahwa negara-negara lain sedang merambah tanahnya. “Tiongkok menggunakan kesempatan secara tidak etis perkembangan secara bertahap seiring waktu namun mengintensifkan langkah-langkah untuk mencoba meningkatkan kontrol efektif atas wilayah-wilayah yang disengketakan dan menghindari eskalasi konflik militer.”

Tujuan Pertama: Taiwan

Target pertama Tiongkok adalah Taiwan, yang menjadi provinsi pemberontak. “Laporan Pertahanan Nasional Taiwan Tahun 2017 menyebutkan kekhawatiran bahwa peningkatan aktivitas militer PLA di dekat Taiwan menimbulkan ‘ancaman besar terhadap keamanan di Selat Taiwan,'” kata laporan tersebut.

tentara militer taiwan
Para pelaut Taiwan memberi hormat bendera kebangsaan di dek kapal pasokan Panshih di pangkalan angkatan laut Tsoying di Kaohsiung pada 31 Januari 2018. (Mandy Cheng / AFP / Getty Images)

Tiongkok terus-menerus menekan Taiwan secara langsung dan tidak langsung. Setelah Presiden Taiwan Tsai Ing-Wen, yang mendukung kemerdekaan untuk Taiwan, berkuasa pada tahun 2016, lima negara telah memutuskan hubungan diplomatik dengan pulau tersebut. Beberapa, termasuk Panama, El Salvador, dan Republik Dominika kini memiliki hubungan diplomatik dengan Tiongkok.

Tiongkok juga telah mengadakan latihan militer gaya invasi, salah satunya termasuk tindakan skala penuh untuk kantor Presiden Taiwan. Jika sebuah serangan yang berhasil dengan kekuatan penuh menyerang Taiwan, itu mungkin benar-benar yang pertama dalam serangkaian serangan. (ran)

Rekomendasi video:

Strategi Trum Melawan Spionase Siber

https://www.youtube.com/watch?v=TPt8j9ojqPI