Amerika Perintahkan Sebagian Diplomat Tinggalkan Venezuela

EpochTimesId – Departemen Luar Negeri Amerika Serikat memerintahkan para diplomat dan staf yang tidak penting di Kedutaan Besar AS di Venezuela untuk meninggalkan negara itu. Sejumlah diplomat AS di Venezuela menuju bandara Caracas pada 25 Januari 2019 waktu setempat.

Sebuah surat oleh petugas keamanan Kedubes AS yang meminta pengawalan polisi untuk karavan berisi 10 kendaraan bocor pada hari sebelumnya. Surat itu diterbitkan di media sosial oleh seorang jurnalis untuk jaringan TV milik negara, Telesur. Keasliannya dikonfirmasi oleh pejabat AS, yang berbicara dengan syarat anonim untuk membahas pengaturan keamanan yang sensitif.

Para diplomat kemungkinan akan meninggalkan Caracas sekitar tengah hari dengan satu dari dua penerbangan harian ke Miami oleh American Airlines. Maskapai itu menjadi perusahaan penerbangan AS terakhir yang tersisa untuk melayani rute Venezuela setelah Delta dan United Airlines mundur pada tahun 2017, di tengah krisis politik yang telah memaksa jutaan orang melarikan diri dari Venezuela.

Pendukung oposisi Venezuela ikut serta dalam pawai pada peringatan 1958 pemberontakan yang menggulingkan kediktatoran militer di Caracas, pada 23 Januari 2019. (Luis Robayo/AFP/Getty Images/The Epoch Times)

Departemen luar negeri AS mengatakan mereka mengambil langkah demi alasan keamanan. Namun, mereka memastikan bahwa kedutaan besar di Caracas akan tetap buka.

Langkah ini mengikuti penolakan pemerintahan Trump terhadap perintah Presiden Venezuela Nicolas Maduro untuk memutuskan hubungan dengan Amerika Serikat. Trump juga mengabaikan perintah agar para diplomat Amerika meninggalkan negara itu pada akhir pekan ini. Pemerintah AS mengatakan perintah Maduro tidak sah karena Amerika Serikat tidak lagi mengakui dia sebagai pemimpin sah Venezuela.

Pada 23 Januari 2019, Presiden Donald Trump mengakui pemimpin oposisi dan ketua parlemen Venezuela sebagai presiden sementara. Pengakuan itu mendorong Maduro memutuskan hubungan dengan Washington.

Kedua negara belum pernah bertukar duta besar dalam hampir satu dekade. Akan tetapi mereka telah mempertahankan staf diplomatik di masing-masing negara.

Berbicara dari lokasi yang dirahasiakan, Guaido mengatakan kepada Univision bahwa dia akan mempertimbangkan untuk memberikan amnesti kepada Maduro dan sekutunya jika mereka membantu mengembalikan Venezuela kepada demokrasi.

“Amnesti ada di atas meja,” kata Guaido, yang hanya beberapa minggu sebelumnya diangkat sebagai kepala kongres yang dikendalikan oposisi. “Jaminan itu untuk semua orang yang bersedia memihak konstitusi untuk memulihkan tatanan konstitusional.”

Ketua Majelis Nasional Venezuela, Juan Guaido menyatakan dirinya bertindak sebagai presiden dalam rapat umum oposisi di Caracas pada 23 Januari 2019, melawan pemimpin Nicolas Maduro pada peringatan pemberontakan 1958 yang menggulingkan kediktatoran militer negara itu. (Federico Parra/AFP/Getty Images/The Epoch Times)

Selain Amerika Serikat, Kanada, sebagian besar Amerika Latin dan banyak negara di Eropa memberikan dukungan mereka kepada Presiden Guaido. Trump berjanji untuk menggunakan kekuatan penuh, baik kekuatan ekonomi dan diplomatik AS untuk mendorong pemulihan demokrasi di Venezuela.

Amerika Serikat secara resmi telah meminta pertemuan terbuka Dewan Keamanan PBB pada hari Sabtu, untuk membahas krisis yang sedang berlangsung di Venezuela.

Duta Besar AS di Afrika Selatan, Jerry Matjila mengatakan sebelumnya bahwa Menlu AS Mike Pompeo telah meminta untuk membahas situasi politik dengan badan paling kuat PBB itu. Dia mengatakan rapat konsultasi akan digelar tertutup. (THE ASSOCIATED PRESS/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M