Pertemuan Kedua Trump – Kim Macet, Kim Sempat Menyesal

oleh Luo Tingting-NTD

KTT kedua Trump – Kim Jong-un yang bubar tanpa kesepakatan telah membuat hubungan kedua negara kembali “terselimuti awan gelap”.

Media Jepang baru-baru ini mengungkapkan bahwa setelah pembicaraan gagal, pemimpin Korea Utara Kim Jong-un tampak menyesal. Kim ingin memohon belas kasihan Trump dengan harapan dapat membebaskan beberapa sanksi. Namun, Trump tak tergerak karean sudah mengetahui trik permainan Kim.

KTT kedua yang putus di tengah jalan tanpa terduga cukup mengejutkan masyarakat internasional. Berita terbaru dari Sankei Shimbun Jepang pada 6 Maret mengungkapkan bahwa setelah pembicaraan AS-Korut yang gagal mencapai pertemuan, kedua belah pihak juga langsung membatalkan makan siang bersama yang dijadwalkan. Trump langsung memutuskan untuk meninggalkan hotel tempat ia menginap. Pada saat ini, Kim Jong-un telah “meminta maaf” kepada Trump.

Laporan itu mengungkapkan bahwa Kim Jong-un mengutus Choe Seon-hui, pejabat kedua di Departemen Luar Negeri Korea Utara untuk menemui delegasi negosiasi AS dengan maksud menyampaikan pesan bahwa Kim Jong-un telah menyesuaikan pikirannya. Sehingga, Kim memutuskan untuk membongkar sendiri fasilitas nuklir yang berada di daerah Yongbyon dengan imbalan berupa pembebasan beberapa sanksi yang diberikan Amerika Serikat kepada Korut.

Kim Jong-un yang berada dalam kendaraan tampak sangat frustasi dan terpukul. (JUI Press/AFP/Getty Images)

Namun, pihak AS menyatakan bahwa pembongkaran fasilitas nuklir Yongbyon tidak cukup untuk memenuhi tuntutan AS terhadap penghapusan nuklir secarah menyeluruh. Oleh karena itu usulan Korut itu ditolak.

Setelah pembicaraan berakhir, Presiden Trump mengadakan konferensi pers terpisah untuk menjelaskan alasan KTT “putus di tengah jalan.” Trump mengatakan bahwa Kim Jong-un hanya ingin membongkar fasilitas nuklir Yongbyon dan meminta Amerika Serikat untuk mencabut semua sanksi terhadap Korut. Hal ini sama sekali tidak konsisten dengan tiga prinsip denuklirisasi yang diminta AS, yakni secara menyeluruh, dapat diverifikasi, dan tidak dapat diubah.

Trump mengatakan : “Yang kami tuntut tidak sedikit”, “Tidak hanya fasilitas nuklir di Yongbyon, tetapi juga bagian-bagian lain, termasuk pabrik yang memproduksi pengayaan uranium.”

“Kami secara jelas mengetahui ada beberapa lokasi dan tempat spesifik untuk pengembangan senjata nuklir,” kata Trump kepada Kim Jong-un bahwa ia sangat akrab dengan status penelitian dan pengembangan senjata nuklir Korea Utara, yang ketepatannya mencapai ‘1 inci’ (sekitar 2,54 cm). Hal ini telah membuat Kim Jong-un terkejut karena sedemikian dalamnya. Pasalnya,Amerika Serikat menguasai situasi mereka.

Kim Jong-un terkejut bahwa pengembangan senjata nuklir yang selama ini sangat dirahasiakan, ternyata berada dalam genggaman Trump. Kim saat itu baru sadar bahwa triknya sudah diketahui lawan sebelum bermain. Sesungguhnya “angkat kaki” Trump dari tempat pertemuan adalah sebuah “tamparan” bagi Kim Jong-un.

Media Korea Selatan ‘JoongAng Ilbo’ mengutip ucapan sumber yang berkecimpung di bidang diplomatik memberitakan bahwa setelah KTT “putus di tengah jalan”, Kim Jong-un tampak sangat frustasi dan terpukul. Sampai asap cerutu terus mengepul dalam kendaraan yang membawanya kembali ke hotel tempat penginapannya.

Setelah pertemuan dengan Trump mengalami kemacetan, Korea Utara pada tengah malam keesokan harinya (1/3/2019), tiba-tiba mengadakan konferensi pers yang isinya mengemukan  alasan sampai pembicaraan dengan AS mengalami kemacatan hanya karena cuma meminta AS untuk mencabut sebagian, bukan seluruh sanksi terhadap Korut.

Menurut dugaan media Jepang bahwa tindakan tersebut tak lain adalah Korut ingin mengelak kesalahan yang mereka timbulkan dengan menyalahkan AS. Meskipun tak berani berlebihan karena takut menyulut kemarahan AS. Oleh karena itu, banyak pengamat percaya bahwa terputusnya pembicaraan tingkat tinggi AS – Korut telah menyampaikan sebuah pesan tidak langsung kepada pemerintahan Trump bahwa jangan heran kalau para pemimpin Partai Komunis melakukan trik premanisme dalam perundingan.

Sesungguhnya komitmen nuklir Korea Utara telah disangsikan oleh masyarakat dunia. Pidato Trump secara tidak langsung mengkonfirmasi berita yang disampaikan oleh badan intelijen AS bahwa mereka tetap bercuriga bahwa Korea Utara masih memiliki 2 tempat untuk memproduksi bahan senjata nuklir yakni pengayaan uranium.

Media Jepang ‘Tokyo Web’ melaporkan pada 6 Maret bahwa Yongbyon memang adalah basis R&D senjata nuklir terbesar Korea Utara, tetapi bukti pemantauan satelit bertahun-tahun menegaskan bahwa tempat penelitian dan pengembangan senjata nuklir Korea Utara tidak hanya di Yongbyon saja.

Yonhap News Agency mengutip sebuah agen intelijen Korea Selatan pada 5 Maret 2019 menyebutkan bahwa situs peluncuran rudal yang berada di Tongch’ang-ri, Korea Utara tampak sedang dipulihkan kembali fungsinya. Bahkan, tidak mengesampingkan kemungkinan akan digunakan kembali untuk meluncurkan rudal usai perbaikan.

Direktur Umum Organisasi Energi Nuklir Internasional (IAEA), Yukiya Amano baru-baru ini mengungkapkan bahwa Korea Utara masih melakukan kegiatan pengayaan uranium pada saat KTT kedua Trump – Kim berlangsung di Hanoi, Vietnam. (Sin/asr)