Parlemen Inggris Melalui Pemungutan Suara Kembali Menolak Perjanjian Brexit

oleh Wu Ying

Pada Selasa (12/3/2019), 17 hari menjelang batasan waktu Brexit, parlemen Inggris sekali lagi memveto perjanjian Brexit dari Perdana Menteri Inggris Theresa May. Hal ini telah memperdalam krisis politik paling serius di negara itu.

Meskipun dalam mengatasi kebuntuan dalam perjanjian Brexit, pada Senin (11/3/2019)Theresa May pergi ke Strasbourg untuk melakukan upaya terakhir dengan kepala Uni Eropa, tetapi masih belum mendapatkan dukungan dari anggota parlemen Inggris.

Hari Selasa, Parlemen Inggris akhirnya menolak perjanjian Brexit dengan 391 suara mendukung banding 242 suara yang mendukung perjanjian. Pada bulan Januari tahun ini, anggota Parlemen Inggris juga menolak Perjanjian Brexit dengan 432 suara banding 202 suara.

Sebelum pemungutan suara pada hari Selasa, Perdana Menteri Inggris May mengatakan bahwa setelah pertemuan darurat dengan Uni Eropa, ia telah memperoleh perjanjian yang mengikat secara hukum. Ia mengungkapkan bahwa perubahan ini berarti bahwa perjanjian mengenai perbatasan Irlandia tidak akan menjadi pengaturan yang bersifat permanen.

Setelah Parlemen Inggris untuk kedua kalinya menolak kesepakatan Brexit dengan Eropa, Michel Barnier, Perwakilan Inggris untuk negosiasi Brexit dengan Uni Eropa mengatakan bahwa risiko Inggris akan meningkat secara substansial. Nantinya, Uni Eropa tidak akan lagi  bernegosiasi tentang klausa Brexit dengan pihak London.

Penolakan Parlemen Inggris untuk yang kedua kalinya akan menempatkan Inggris dalam situasi yang tidak pasti dan sulit untuk menentukan arah masa depan : Menarik diri dari Uni Eropa sebelum perjanjian, Tanggal Brexit diundur sampai 29 Maret, membuat pemilihan lagi, atau bahkan diadakan lagi Referendum.

Sebelum pemungutan suara di Parlemen pada Selasa, Theresa May mengatakan kepada parlemen : “Jika malam ini tidak disahkan juga, jika perjanjian Brexit tidak disetujui, maka Brexit mungkin dapat gagal.”

BBC pada Senin lalu melaporkan bahwa jika parlemen Inggris memveto perjanjian Brexit lagi pada hari Selasa, kemungkinan parlemen akan memberikan suara pada Rabu (13 Maret) untuk memutuskan apakah Inggris meninggalkan Uni Eropa dengan tanpa perjanjian.

Jika parlemen menyetujui untuk Brexit tanpa perjanjian dengan UE, maka Inggris akan meninggalkan UE pada 29 Maret mendatang.

Jika parlemen tidak menyetujui untuk Brexit tanpa perjanjian, maka Parlemen Inggris akan terus memberikan suara pada 14 Maret untuk memutuskan apakah Inggris akan meminta UE untuk menunda waktu Brexit. (Sin/asr)

Video Rekomendasi :

https://www.youtube.com/watch?v=d-_2J1y_bMU

Atau anda menyukai video ini :

https://www.youtube.com/watch?v=Ojqkw-7iOc8