Eropa Bersikap Kian Keras Bersama AS untuk Melawan Komunis Tiongkok

Epochtimes.com

Epochtimes.id- KTT Uni Eropa – Tiongkok berlangsung di Brussels, Belgia pada, Selasa 9 April lalu. Media AS melaporkan  bahwa Eropa sudah mulai memeriksa kembali hubungannya dengan Tiongkok.

Beberapa ahli percaya bahwa sikap Eropa terhadap komunis Tiongkok telah mengalami perubahan mendasar. Eropa kini semakin dekat dengan sikap yang ditunjukkan oleh para pejabat tipe hawkish AS.

KTT Uni Eropa – Tiongkok dihadiri oleh Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang, Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker dan Presiden Dewan Eropa Donald Tusk yang membahas masalah seperti perdagangan, akses pasar dan lainnya.

Clete Willems, pejabat senior urusan perdagangan di Gedung Putih saat berbicara di Kamar Dagang Amerika pada Senin 8 April lalu tentang hubungan perdagangan antara Uni Eropa, Amerika Serikat dan Tiongkok mengungkapkan bahwa, para pemimpin Uni Eropa mulai bergabung dengan Amerika Serikat di Organisasi Perdagangan Dunia atau WTO dalam menanggapi kebijakan ekonomi non-pasar komunis Tiongkok. Sebelumnya, mereka kurang serius dalam menghadapi sejumlah masalah yang diakibatkan oleh kebijakan perdagangan Tiongkok.

Menurut laporan VOA, Andrew Small, seorang peneliti di Biro Atlantik dari Yayasan Marshall Jerman menganalisa bahwa di waktu lalu, Eropa telah menolak proposal AS yang membatasi Komunis Tiongkok mencuri teknologi Barat atau ajakan bekerja sama dalam  menentang inisiatif One Belt One Road atau OBOR komunis Tiongkok, tetapi sekarang Uni Eropa semakin dekat dengan sikap Amerika Serikat.

Komisi Eropa bulan lalu mengeluarkan Prospek Strategis EU – Tiongkok. Dalam strategi terbuka ini, Komisi Eropa untuk pertama kalinya menganggap Beijing sebagai pesaing institusional, menunjukkan bahwa komunis Tiongkok adalah pesaing ekonomi yang mengejar kepemimpinan teknologi dan pesaing sistemik mempromosikan model tata kelola alternatif.

Andrew Small berpendapat bahwa hal ini menunjukkan kebebasan pincang antara Eropa dengan komunis Tiongkok telah berakhir. Presiden Prancis Emmanuel Macron bahkan menyebutkan perubahan sikap Eropa sebagai kebangkitan Eropa.

Andrew Small mengatakan bahwa alasan perubahan sikap Uni Eropa adalah bahwa reformasi ekonomi di Tiongkok telah mengecewakan Uni Eropa. Perusahaan Tiongkok yang didukung dan disubsidi komunis Tiongkok telah memasuki bidang yang dianggap vital bagi masa depan ekonomi Eropa serta mengakuisisi perusahaan Eropa berskala besar di bidang yang sensitif. Sedangkan praktik membawa pendekatan bisnis komunis Tiongkok ke negara ketiga melalui inisiatif proyek One Belt One Road atau OBOR. Ini berarti bahwa ancaman yang dihadapi Uni Eropa semakin meningkat.

Ia mengatakan bahwa Eropa selain menghadapi tantangan bisnis, tetapi juga ancaman ideologi dari komunis Tiongkok.

Selain itu, infiltrasi lebih mendalam ke sektor swasta oleh komunis Tiongkok, peralatan untuk pengawasan dan aturan Internet yang diekspor oleh perusahaan teknologi Tiongkok, pendekatan ekonomi komunis Tiongkok terhadap beberapa negara dan perusahaan Eropa, serta pendekatan ekonomi mereka terhadap beberapa negara dan perusahaan Eropa, juga dampak keuangan, politik dan ekonomi terhadap beberapa negara Uni Eropa, semua itu telah mengkhawatirkan Eropa.

Beberapa ahli berpendapat bahwa KTT Uni Eropa – Tiongkok kali ini sulit untuk mendapatkan hasil terobosan.

Pada Sabtu 6 April lalu, media Jerman, Deutsche Welle melaporkan bahwa beberapa tanda kegagalan sudah muncul sebelum KTT dimulai. Media Jerman ini mengutip sebuah artikel dari Des Spiegel Online yang menyebutkan bahwa kedua belah pihak memiliki perbedaan pendapat yang tajam  dalam masalah hak asasi manusia, perdagangan dan investasi.

Laporan tersebut menyebutkan bahwa Uni Eropa menyerukan perdagangan yang adil dan Beijing menolak untuk membuat komitmen khusus. Kedua belah pihak memiliki perbedaan pada sejumlah masalah, seperti perlakuan yang tidak sama terhadap perusahaan Eropa di Tiongkok, perusahaan asing di Tiongkok dipaksa untuk mengalihkan teknologi dan subsidi besar-besaran untuk perusahaan BUMN Tiongkok.

Ada pejabat Uni Eropa yang mengatakan bahwa dalam persiapan awal untuk KTT, negosiator dari Tiongkok kalau tidak merevisi isi kalimat yang tertera dalam komunike bersama, yaitu  menghapus seluruh konten yang relevan. Dialog tentang topik-topik hak asasi manusia bahkan lebih sulit.

Walaupun pada akhirnya KTT Uni Eropa – Tiongkok mengeluarkan pernyataan bersama setelah Tiongkok mengalah di menit-menit terakhir. (Sin/asr)

Video Rekomendasi : 

https://www.youtube.com/watch?v=SLh5RAUlSWs