AS Bekerja untuk Kalahkan Mata-Mata Komunis Tiongkok dan Mencegah Pencurian Kekayaan Intelektual

Bonnie Evans

Komunis Tiongkok yang menjadi musuh utama Amerika Serikat, dan kemampuan Tiongkok untuk mencuri kekayaan intelektual Amerika Serikat adalah bagian penting dari ancaman itu, tetapi pemerintahan Donald Trump sedang mengembangkan alat untuk melawan.

Melansir dari The Epochtimes, ini adalah pesan dari dua pejabat pemerintahan di sebuah forum Kelompok Ahli Keamanan Dalam Negeri AS yang dituanrumahi oleh Wadah Pemikir AS, Wilson Center pada 17 Januari 2020.

Penjabat Sekretaris Keamanan Dalam Negeri AS, Chad Wolf mengatakan bahwa Tiongkok “tetap menjadi musuh strategis Amerika Serikat yang paling bermakna  dan persisten.”

Mengomentari apa yang kini menjadi mantra dalam lingkaran kebijakan dan pemerintahan, Chad Wolf mengatakan bahwa Tiongkok “sedang mengejar upaya jangka panjang seluruh bangsa Tiongkok untuk mengancam dan melemahkan Amerika Serikat.”

Chad Wolf membuat konsesi untuk hubungan ekonomi antara Amerika Serikat dengan Tiongkok. Namun demikian mengatakan, “Amerika Serikat menghargai kemitraannya dengan Beijing untuk mempromosikan kemakmuran global,” yang secara diam-diam mengakui “fase satu” kesepakatan dagang Amerika Serikat-Tiongkok yang ditandatangani di White House dalam dua hari sebelum ucapannya.

Chad Wolf tanpa basa-basi menggambarkan ancaman dari Komunis Tiongkok.

“Menggunakan cara terselubung dan terbuka, Tiongkok berupaya mengancam kekuatan dan dominasi Amerika Serikat melalui sistem tersebut,” kata Chad Wolf.

Chad Wolf mengutip upaya Komunis Tiongkok di kalangan akademisi, komunitas ilmiah, dan Lembah Silikon sebagai contoh di mana “aktor jahat” komunis Tiongkok harus bertanggung jawab.

Cabang Eksekutif Menyerang Kembali

Chad Wolf menggambarkan tindakan umum yang diambil oleh cabang eksekutif pemerintah Amerika Serikat untuk melawan pengaruh komunis Tiongkok.

Departemen Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat  menggunakan alat pengaturnya dan “otoritas, data, dan misinya yang unik” untuk memblokir upaya komunis Tiongkok. 

The Committee on Foreign Investment in the United States, yang dikenal CFIUS atau Komite Investasi Asing di Amerika Serikat, juga berperan.

Komite Investasi Asing di Amerika Serikat meninjau kesepakatan yang melibatkan investasi asing di Amerika Serikat, termasuk penawaran real estate yang melibatkan orang asing, khususnya untuk tujuan menentukan dampak investasi tersebut terhadap keamanan nasional Amerika Serikat.

Komite Investasi Asing di Amerika Serikat adalah komite antar-lembaga yang mencakup kepala Departemen Keuangan dan Departemen Keamanan Dalam Negeri, Perdagangan, Pertahanan, Negara, dan Energi, serta kantor Perwakilan Perdagangan Amerika Serikat dan Kebijakan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, antara lain.

Chad Wolf dan rekan-rekannya di Komite Investasi Asing di Amerika Serikat akan segera memiliki alat tambahan yang dimilikinya.

Reformasi bermakna terhadap Komite Investasi Asing di Amerika Serikat mulai berlaku pada tahun 2020 sebagai hasil dari Foreign Investment Risk Review Modernization Act of 2018 -FIRRMA- atau Undang-Undang Modernisasi Tinjauan Risiko Investasi Asing tahun 2018.

Ketentuan Undang-Undang Modernisasi Tinjauan Risiko Investasi Asing tidak hanya “menyusun peraturan dan praktik Komite Investasi Asing di Amerika Serikat tertentu,” tetapi tindakan itu juga “memperluas yurisdiksi Komite Investasi Asing di Amerika Serikat untuk mencakup beberapa transaksi yang sebelumnya tidak terungkap,” menurut sebuah buletin yang disediakan oleh firma hukum internasional Skadden.

Chad Wolf menggambarkan ketidakefisienan operasional Departemen Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat yang ia temukan saat ia mengambil alih jabatan puncak.

“Saya menemukan masing-masing komponen mengatasi ancaman Tiongkok  di isolasinya sendiri…mungkin tidak berkoordinasi sebanyak yang mereka mampu lakukan di seluruh departemen, Pendekatan isolasi adalah tidak efisien,” kata Chad Wolf.

Sejak itu, protokol dan prioritas perencanaan baru membantu departemen untuk mengidentifikasi dan mengatasi ancaman dari Komunis Tiongkok “untuk memastikan bahwa kami diposisikan untuk merespons ancaman apa pun dengan cepat.”

Ancaman Orang Dalam Dari Komunis Tiongkok

Asisten Jaksa Agung John Demers juga mempertimbangkan ancaman Komunis Tiongkok.

John Demers bertanggung jawab atas divisi keamanan nasional Departemen Kehakiman Amerika Serikat dan memimpin Inisiatif Tiongkok di departemen tersebut.

Inisiatif Tiongkok di Departemen Kehakiman Amerika Serikat didirikan pada tahun 2018 “dengan latar belakang temuan sebelumnya oleh pemerintah yang peduli terhadap praktik-praktik Tiongkok,” menurut lembar fakta departemen itu.

Inisiatif Tiongkok di Departemen Kehakiman Amerika Serikat mencerminkan prioritas strategis Departemen Kehakiman Amerika Serikat, tentunya dalam menghadapi ancaman keamanan nasional dari Tiongkok dan memperkuat keseluruhan strategi keamanan nasional Presiden Donald Trump.

Yang penting, Inisiatif Tiongkok adalah kunci yang mendukung keseluruhan strategi keamanan nasional Presiden Donald Trump.

“Inisiatif Tiongkok difokuskan pada berbagai aspek perilaku Tiongkok yang memfitnah, namun yang penting adalah spionase ekonomi,” kata John Demers mengenai Inisiatif Tiongkok.

Komunis Tiongkok “mencuri segalanya mulai dari teknologi jagung dan beras hingga lapisan botol air yang bebas-BPA, hingga teknologi pesawat jet komersial,” kata John Demers.

Namun demikian, saat ini, meskipun pencurian kekayaan intelektual melalui aktivitas dunia maya masih terjadi, ada ancaman dari orang-orang dari dinas intelijen Tiongkok yang berkontribusi pada sebagian besar kasus yang ditangani oleh Departemen Kehakiman Amerika Serikat selama satu setengah tahun terakhir.

Apa yang “dilakukan dengan sangat baik oleh dinas intelijen Tiongkok adalah mendapatkan informasi dari orang-orang,” kata John Demers.

John Demers mengatakan : “Dinas intelijen Tiongkok memiliki alat, keterampilan, pengalaman, dan jika mereka ingin mendapatkan rahasia militer dari anda, itulah yang akan mereka gunakan untuk  berusaha mendapatkan rahasia militer tersebut. Jika mereka ingin mendapatkan rahasia ekonomi dari anda, mereka akan menggunakan alat dan ancaman yang sama.”

John Demers mengangkat kasus Micron Technology sebagai contoh manfaat bagi perusahaan yang menghubungi dan bekerja sama dengan pemerintah Amerika Serikat sejak awal dalam kasus dugaan pencurian orang dalam atas kekayaan intelektual.

Micron Technology adalah perusahaan semikonduktor terkemuka yang berspesialisasi dalam teknologi penyimpanan memori.

Tercakup dalam rangkaian produk Micron Technology adalah komponen untuk Dynamic Random-Access Memory, yang dikenal sebagai DRAM. 

Pada saat kasus ini dipermasalahkan, Micron Technology adalah satu-satunya perusahaan Amerika Serikat yang memproduksi DRAM.


Tiongkok tidak memiliki DRAM, dan menurut pengumuman dakwaan oleh Departemen Kehakiman Amerika Serikat pada tanggal 1 November 2018, pemerintah Tiongkok telah mengidentifikasi pengembangan DRAM sebagai “prioritas ekonomi nasional.” 

Kasus ini akhirnya menuduh sebuah perusahaan milik BUMN Tiongkok, sebuah perusahaan Taiwan, dan tiga orang dengan konspirasi untuk “mencuri, menyampaikan, dan memiliki” rahasia dagang, dan konspirasi untuk melakukan spionase ekonomi, di antara kejahatan lainnya. 

Dalam hal yang menyenangkan bagi jaksa penuntut, Departemen Perdagangan Amerika Serikat kemudian mampu menempatkan perusahaan Tiongkok yang telah mencuri teknologi itu pada daftar Entri yang Ditolak, kata John Demers. 

John Demers mengatakan, itu berarti perusahaan Tiongkok yang bermasalah tidak boleh mengimpor alat yang dibutuhkannya dari Amerika Serikat sehingga memberi mereka kemampuan membuat bagian yang mereka curi teknologinya, 

Menurut John Demers, AS tidak hanya berusaha memasukkan pencuri ke penjara…yang mungkin tidak membantu perusahaan anda, sementara itu, perusahaan lain telah mencuri teknologi anda dan membuat produk untuk menggantikan produk anda di pasar. 

“Jika kita menangkap mereka lebih awal, kita dapat mencegah bahaya tersebut tidak terjadi,” tegasnya. (Vv/asr)

Artikel ini sudah terbit di The Epochtimes

Video Rekomendasi :