Kasus Kematian Akibat Virus Corona COVID-19 di Iran Menjadi 8 Kasus, 43 Kasus Terinfeksi

The Associated Press

Kementerian Kesehatan Iran pada hari Minggu 23 Februari 2020 melaporkan adanya peningkatan jumlah kematian akibat virus corona menjadi 8 kasus. Itu terjadi di tengah kekhawatiran bahwa lonjakan kasus di Iran, di Italia dan Korea Selatan, dapat menandakan tahap baru yang serius dalam penyebaran virus corona COVID-19 di seluruh dunia.

Juru bicara Kementerian Kesehatan Iran, Kianoush Jahanpour kepada TV pemerintah Iran yang dilaporkan ada 43 kasus penyakit virus corona COVID-19  yang dipastikan di Iran. Wabah Virus Corona COVID-19 di Iran sebagian besar berpusat di kota Qom. Akan tetapi menyebar cepat selama beberapa hari terakhir pada orang-orang di empat kota lain, termasuk Teheran, ibukota Iran.

Di seluruh Iran di 10 provinsi, pihak berwenang setidaknya sudah menutup sekolah dua hari sejak hari Minggu, serta Universitas Teheran menangguhkan kelas kuliah dan menutup asrama selama beberapa hari. 

Mereka yang tinggal di asrama mahasiswa diminta untuk kembali ke kota asalnya dan melanjutkan kelas kuliah melalui internet di mana saja yang memungkinkan.

Iran melaporkan kasus pertama virus corona pada hari Rabu 19 Februari lalu, mengumumkan pada hari yang sama bahwa ada dua orang meninggal dunia akibat virus corona di Qom.

Kianoush Jahanpour mengatakan bahwa 15 kasus yang baru dipastikan mencakup tujuh kasus di Qom, empat kasus di Teheran, dua kasus di utara Provinsi Gilan, satu kasus di tengah Provinsi Markazi, dan satu kasus dari kota Tonekabon di utara Provinsi Mazandaran, yang meninggal akibat terinfeksi Virus Corona COVID-19. 

Menteri Kesehatan Iran, Saeed Namaki mengatakan kepada TV pemerintah Iran bahwa para pejabat Iran hampir yakin Virus Corona COVID-19 tersebut berasal dari Tiongkok ke Qom. Ia juga mengatakan bahwa di antara mereka yang meninggal akibat terinfeksi Virus Corona COVID-19 adalah seorang pebisnis yang secara teratur bolak-balik antara Iran dan Tiongkok. Ia menggunakan penerbangan tidak langsung dalam beberapa minggu terakhir, setelah Iran menghentikan penerbangan penumpang langsung ke Tiongkok.

Saeed Namaki tidak mengatakan kapan pebisnis itu kembali dari Tiongkok ke Iran atau pun langkah-langkah yang diambil petugas kesehatan, untuk karantina dan memeriksa orang-orang yang kontak dengan pedagang tersebut.

Namun demikian, Saeed Namaki membela penanganan wabah oleh pemerintah Iran, mengatakan bahwa hal itu adalah “transparan.” 

Ia mengatakan pemerintah Iran akan menyediakan masker wajah dan pembersih untuk rakyat Iran, di tengah kekhawatiran bahwa persediaan masker wajah dan pembersih hampir habis di apotek ibukota Iran.

Selain itu, Iran juga memproduksi kit untuk menegakkan diagnosis infeksi Virus Corona COVID-19. 

Saeed Namaki mendesak orang-orang untuk tidak mengunjungi Qom, yang merupakan tujuan utama peziarah Syiah dari dalam Iran dan luar negeri.

“Kami jelas-jelas tidak menganjurkan bepergian ke Qom dan ziarah di kota lainnya,” kata Saeed Namaki.

Pemerintah Iran menutup sekolah dan seminari keagamaan di Qom, tempat Virus Corona COVID-19 pertama kali membunuh dua pasien Virus Corona COVID-19 lanjut usia minggu lalu. 

Sekolah dan beberapa universitas di Teheran dan enam kota lainnya juga ditutup selama dua hari sejak hari Minggu. Pertandingan sepak bola dan pertunjukan di bioskop sejauh ini ditangguhkan. Sedangkan pihak berwenang mulai membersihkan metro di Teheran, yang digunakan sekitar 3 juta orang. Bahkan, membersihkan mobil angkutan umum di Teheran yang digunakan sehari-hari.

Iran juga telah mendirikan 36 stasiun penapisan di berbagai pelabuhan masuk ke Iran untuk memeriksa kemungkinan adanya wisatawan yang terinfeksi.

Irak dan Pakistan, yang berbatasan dengan Iran, telah mengambil langkah-langkah pencegahan untuk membatasi penyebaran Virus Corona COVID-19 dari wisatawan Iran.

Pejabat di Provinsi Baluchistan, Pakistan, yang memiliki perbatasan panjang dengan Iran, menyatakan keadaan darurat karena pihaknya berusaha menghentikan penyebaranVirus Corona COVID-19. Mereka menangguhkan hampir semua lalu lintas melintasi Taftan, perbatasan dengan Iran.

Wisatawan yang terinfeksi Virus Corona COVID-19 dari Iran sudah ditemukan di Libanon dan Kanada.

Kasus pertama Virus Corona COVID-19 di Lebanon ditemukan pada penerbangan dari kota Qom, Iran minggu ini.

Arab Saudi memerintahkan siapa pun yang bepergian dari Iran untuk menunggu setidaknya 14 hari, sebelum memasuki wilayah Kerajaan Arab Saudi. Pasalnya, Arab Saudi berupaya mencegah penyebaran CVirus Corona COVID-19 di kota Mekah dan Madinah. Arab Saudi juga melarang  penduduk dan warganegara Arab Saudi bepergian ke Iran dan Tiongkok. (Vivi/asr)

Video Rekomendasi :