Apakah Komunis Tiongkok Berencana Menghancurkan Amerika Serikat?

oleh J.R. Nyquist

Dalam pidato rahasia yang diberikan kepada kader tingkat-tinggi Partai Komunis Tiongkok hampir dua dekade lalu, Menteri Pertahanan Tiongkok Jenderal Chi Haotian menjelaskan rencana jangka panjang untuk memastikan kebangkitan nasional Komunis Tiongkok.

Chi Haotian mengatakan ada tiga masalah vital yang harus dipahami. Masalah pertama adalah masalah ruang hidup — karena Tiongkok sangat kelebihan penduduk dan lingkungan hidup Tiongkok yang memburuk. Oleh karena itu, masalah kedua adalah Komunis Tiongkok harus mengajar rakyat Tiongkok untuk “keluar” dari Tiongkok. 

Yang dimaksud oleh Chi Haotian adalah penaklukan tanah baru, di mana “Tiongkok kedua” dapat dibangun melalui “penjajahan.” Dari masalah kedua, muncullah masalah vital ketiga: “Masalah Amerika Serikat.”

Chi Haotian memperingatkan para penyimaknya: “Ini tampaknya mengejutkan, tetapi logikanya sebenarnya adalah sangat sederhana…[Tiongkok] berada dalam konflik mendasar dengan kepentingan strategis Barat.” 

Oleh karena itu, Amerika Serikat tidak akan pernah membiarkan Tiongkok merebut negara lain untuk membangun Tiongkok kedua. Amerika Serikat menghalangi jalan Tiongkok.

Chi Haotian menjelaskan masalahnya sebagai berikut: “Apakah Amerika Serikat mengizinkan Tiongkok menjajah untuk mendapatkan tempat tinggal baru? Pertama, jika Amerika Serikat bersikap tegas dalam menghalangi Tiongkok, adalah sulit bagi Tiongkok untuk melakukan sesuatu yang penting bagi Taiwan, Vietnam, India, atau bahkan Jepang, [jadi] berapa banyak ruang hidup yang mampu Tiongkok dapatkan? Sangat sepele! Hanya negara-negara seperti Amerika Serikat, Kanada, dan Australia yang memiliki tanah luas untuk melayani kebutuhan Tiongkok untuk kolonisasi massal.”

“Tiongkok tidak sebodoh itu ingin binasa bersama-sama dengan Amerika dengan menggunakan senjata nuklir. Hanya dengan menggunakan senjata non-destruktif yang dapat membunuh banyak orang, Tiongkok dapat melindungi Amerika demi Tiongkok itu sendiri,” kata Chi Haotian. 

Jawabannya ditemukan dalam senjata biologis.

“Tentu saja, Tiongkok tidak berpangku tangan. Dalam beberapa tahun terakhir, Tiongkok mengambil kesempatan untuk menguasai senjata semacam ini,” tambah Chi Haotian.  

Komunis Tiongkok yang berkuasa menganggap senjata biologis sebagai senjata paling penting untuk mencapai tujuannya yaitu “memusnahkan Amerika Serikat.” 

Chi Haotian memuji mantan pemimpin Partai Komunis Tiongkok Deng Xiaoping yang menempatkan senjata biologis di depan semua sistem senjata lain di gudang senjata Tiongkok: 

“Saat  Kamerad Deng Xiaoping masih bersama Tiongkok, Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok memiliki kemampuan untuk membuat keputusan yang tepat untuk tidak mengembangkan kelompok-kelompok kapal induk dan sebaliknya berfokus pada pengembangan senjata mematikan yang dapat menghilangkan populasi massal negara musuh.”

Tampaknya sulit dipercaya, tetapi Chi Haotian menganggap dirinya sebagai komunis “kemanusiaan”, dan karenanya mengakui perasaan pribadi yang campur aduk mengenai masalah ini: “Saya kadang berpikir betapa kejamnya bagi Tiongkok dan Amerika Serikat untuk saling bermusuhan.”

Namun, Chi Haotian menekankan, Amerika Serikat membantu Tiongkok dalam Perang Dunia II. Rakyat Tiongkok ingat bahwa Amerika Serikat menentang imperialisme Jepang. Tetapi kini hal itu bukanlah masalah.

“Dalam jangka panjang, hubungan Tiongkok dengan Amerika Serikat adalah salah satu perjuangan hidup dan mati ” kata Chi Haotian. Situasi tragis ini harus diterima.

Menurut Chi Haotian, “Kita tidak boleh lupa bahwa sejarah peradaban kita yang berulang kali mengajarkan kita bahwa satu gunung tidak mengizinkan dihuni oleh dua harimau.”

Masalah kelebihan populasi Tiongkok dan memburuknya lingkungan hidup pada akhirnya akan mengakibatkan keruntuhan sosial dan perang saudara, menurut Chi Haotian. 

Ia memperkirakan bahwa “lebih dari 800 juta” rakyat Tiongkok akan mati dalam kehancuran seperti itu. Oleh karena itu, Partai Komunis Tiongkok tidak memiliki alternatif kebijakan lain.

Entah Amerika Serikat “dimusnahkan” oleh serangan senjata biologis, atau Tiongkok yang menderita bencana nasional.

Lebih jauh Chi Haotian berkata : “Tiongkok harus mempersiapkan diri untuk dua skenario. Jika senjata biologis Tiongkok berhasil dalam serangan mendadak, rakyat Tiongkok dapat menjaga kerugian minimal dalam perang melawan Amerika Serikat. Namun, jika serangan itu gagal dan memicu pembalasan nuklir dari Amerika Serikat, maka Tiongkok mungkin akan menderita bencana di mana lebih dari setengah penduduknya akan musnah. Itulah sebabnya Tiongkok harus siap dengan sistem pertahanan udara untuk melindungi kota-kota besar dan kota-kota menengah.”

Dalam pidatonya, Chi Haotian memberi petunjuk penting bagi kita untuk memahami strategi pembangunan Tiongkok.

“Perkembangan ekonomi Tiongkok adalah semuanya untuk mempersiapkan kebutuhan perang!” kata Chi Haotian.

Hal itu bukanlah mengenai meningkatkan kehidupan rakyat Tiongkok dalam jangka pendek. Hal itu bukanlah mengenai membangun masyarakat kapitalis yang berorientasi konsumen. 

“Di depan umum, Tiongkok masih menekankan pembangunan ekonomi sebagai inti pembangunan Tiongkok, tetapi pada kenyataannya, perang adalah inti pembangunan ekonomi!” kata Chi Haotian.

Hal yang sama dapat dikatakan untuk minat kuat Tiongkok dalam ilmu biologi.

Virus yang Dipersenjatai

Barat belum memahami motif yang mendasari partisipasi Komunis Tiongkok yang siap dalam laboratorium mikrobiologi keamanan hayati tingkat 4 Barat, tempat mikroba paling mematikan di dunia dipelajari misalnya, Laboratorium tingkat 4 patogen yang mematikan. 

Sekarang muncul ke permukaan dalam pandemi jenis virus corona baru yang terjadi di Wuhan, di jantung Tiongkok, tepat di luar laboratorium virologi keamanan hayati tingkat 4 prinsip Tiongkok berada yang mengkhususkan diri dalam virus mematikan.

Tidak lama setelah menyampaikan pidatonya, Chi Haotian mengundurkan diri sebagai Menteri Pertahanan Tiongkok pada tahun 2003, tahun yang sama di mana terjadi wabah SARS (Coronavirus) di Tiongkok. 

Adalah juga (kebetulan) pada tahun yang sama Beijing memutuskan untuk membangun laboratorium virologi keamanan hayati tingkat 4 di Wuhan. 

Mengingat pidato Chi Haotian, apakah wabah jenis virus corona yang baru di Wuhan terjadi secara kebetulan yang disebabkan oleh virus yang dipersenjatai di laboratorium tersebut?

Ada tiga poin data yang patut dipertimbangkan. 

Pertama, pada tahun 2008, pejabat keamanan top Taiwan mengatakan kepada anggota parlemen bahwa “Taiwan memiliki mata-mata yang menghubungkan virus SARS dengan penelitian yang dilakukan di laboratorium Tiongkok,” menurut Sydney Morning Herald.

Mengingat pengaruh ekonomi Tiongkok dan penyusupan politik oleh media berbahasa Mandarin, tidaklah mengherankan Direktur Biro Keamanan Nasional Taiwan Tsai Chao-ming dipaksa untuk menarik kembali pernyataannya, yang tidak memiliki fitur “kejanggalan” yang biasa. 

Apakah Tsai Chao-ming terpaksa menarik kembali pernyataannya yang benar, karena ia tidak dapat mengungkapkan sumber mata-matanya di Tiongkok?

Kedua, Jurnal Virologi menerbitkan sebuah artikel oleh Gulfaraz Khan pada tanggal 28 Februari 2013, yang menguraikan penemuan jenis Coronavirus  baru di Arab Saudi pada bulan Juni 2012. Ini adalah virus corona yang sama, tetapi dengan suatu perbedaan: Saat pertama kali ditemukan, virus corona tersebut tidak dapat dengan mudah ditularkan dari manusia ke manusia; sesuatu telah berubah dalam virus tersebut sejak saat itu. Dengan demikian, virus corona versi Wuhan diberi label 2019-nCoV, bukannya  diberi label nCoV. nCoV adalah tidak menular, sedangkan 2019-nCoV menular dengan cepat ke seluruh Tiongkok.

Menurut anda, apa yang mengubah sifat penularan virus tersebut antara tahun 2012 hingga 2020? Mutasi acak atau dipersenjatai? 

Jika wabah yang mematikan saat ini terjadi di kota lain bukannya di Wuhan, kita mungkin cenderung percaya pada mutasi acak. Tetapi Wuhan adalah pusat senjata biologi Tiongkok.

Haruskah kita menghargai kebetulan seperti itu?

Ketiga, jurnal GreatGameIndia menerbitkan sebuah artikel berjudul “Senjata Biologi virus corona — Bagaimana Tiongkok Mencuri Virus Corona Dari Kanada Dan Menggunakannya?”

Para penulis cukup pintar untuk menempatkan artikel Gulfaraz Khan di Jurnal Virologi bersama dengan berita pelanggaran keamanan oleh warganegara Tiongkok di Laboratorium Mikrobiologi Nasional Keamanan Hayati Tingkat 4 Kanada di Winnipeg, tempat jenis Coronavirus baru itu diduga disimpan bersama organisme mematikan lainnya. 

Bulan Mei tahun lalu, Polisi Kanada dipanggil untuk menyelidiki kasus tersebut, dan pada akhir bulan Juli, orang Tiongkok dikeluarkan dari laboratorium tersebut.

Ahli virologi terkemuka Dr. Xiangguo Qiu, bersama dengan suaminya dan para mahasiswanya yang tidak diketahui jumlah dari Tiongkok, semuanya diusir dari laboratorium tersebut, CBC, outlet berita Kanada melaporkan. 

Dr. Xiangguo Qiu diundang ke “Laboratorium Keamanan Hayati Nasional Wuhan dari Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok dua kali setahun selama dua tahun,” lapor CDC. Sebuah laporan CBC kemudian membantah klaim bahwa ada bukti bahwa para ilmuwan Tiongkok tersebut mencuri virus corona dari laboratorium itu.

Di sini, kami memiliki teori yang masuk akal mengenai perjalanan organisme nCoV: Pertama kali ditemukan di Arab Saudi, kemudian dipelajari di Kanada, dari situ nCoVdicuri oleh seorang ilmuwan Tiongkok dan dibawa ke Wuhan. Seperti pernyataan kepala intelijen Taiwan pada tahun 2008, artikel GreatGameIndia juga diserang. Apa pun kebenarannya, fakta kedekatan dan kemungkinan mutasi harus terdapat dalam perhitungan kita.

Kita harus melakukan penyelidikan terhadap wabah di Wuhan. Tiongkok harus memberikan transparansi total kepada dunia. Kebenaran harus diungkapkan. 

Jika tidak bersalah, pejabat Komunis Tiongkok tidak perlu menyembunyikan sesuatu. Jika bersalah, pejabat Komunis Tiongkok akan menolak untuk bekerja sama.

Kekhawatiran sebenarnya di sini adalah apakah seluruh dunia memiliki keberanian untuk menuntut penyelidikan yang nyata dan menyeluruh? 

Orang-orang harus berani menuntut hal ini dan tidak membiarkan “kepentingan ekonomi” memainkan permainan penyangkalan yang tidak jujur. Kita membutuhkan penyelidikan yang jujur. Kita membutuhkannya sekarang.

J.R. Nyquist, seorang kolumnis dan penulis buku berjudul “Origins of the Fourth World War” dan “The Fool and His Enemy,”  serta co-author buku yang berjudul “The New Tactics of Global War”

Artikel Sudah Terbit di The Epochtimes

Video Rekomendasi :