Investor AS Meningkatkan Exposure-nya ke Pinjaman Buruk di Bank Tiongkok

oleh Fan Yu

Investor Amerika Serikat memiliki semakin banyak alasan untuk memisahkan diri secara keuangan  dari Tiongkok.

Akuntansi penipuan oleh sejumlah perusahaan Tiongkok dan sengketa dagang yang berlarut-larut antara AS dengan Tiongkok memaksa investor Amerika Serikat untuk meneliti Exposure-nya atau dedahannya terhadap saham Amerika Serikat. 

Baru saja, virus Komunis Tiongkok dan usulan rezim Tiongkok baru-baru ini, mengenai undang-undang keamanan di Hong Kong semakin mengobarkan api perselisihan.

Pada minggu lalu, badan penasihat untuk Kongres Amerika Serikat mengeluarkan peringatan paparan  investor AS kepada sistem perbankan Tiongkok yang berbahaya.

Itu adalah satu lagi alasan bagi investor untuk mengurangi paparan investasinya di Tiongkok.

Jumlah kredit macet pada neraca bank Tiongkok adalah mengkhawatirkan, terutama mengingat tren penabung, pensiunan, dan rekening pensiun yang semakin besar di Amerika Serikat yang memiliki saham Tiongkok, menurut laporan yang dikeluarkan pada tanggal 27 Mei oleh U.S.–China Economic and Security Review Commission -USCC- atau Komisi Peninjauan Ekonomi dan Keamanan Amerika Serikat–Tiongkok.

Menyebut bank-bank Tiongkok sebagai  “sumber risiko sistemik,” kata laporan tersebut bahwa tidak seperti bank Amerika Serikat, bank Tiongkok tidak memiliki kewajiban fidusia kepada kepentingan investor (pemilik) mereka.

Laporan itu menegaskan : “Bank Tiongkok tetap terikat dan didukung oleh negara, Negara-Partai Komunis Tiongkok tetap memiliki kemampuan untuk campur tangan dengan tegas dalam sistem perbankan untuk mencapai hasil yang diinginkan.”

Khususnya, jumlah kredit macet adalah memprihatinkan.

Jumlah kredit macet adalah pinjaman di mana peminjam tidak cukup layak secara keuangan untuk tetap membayar bunga. Sudah dibebani dengan jumlah kredit macet sebelum hantaman virus Komunis Tiongkok, bank-bank Tiongkok dikerahkan oleh pihak berwenang  Beijing untuk menyediakan modal baru bagi perusahaan-perusahaan yang berjuang selama pandemi. Bahkan saat jumlah kasus jumlah kredit macet yang ada sedang meningkat.

Satu dekade yang lalu, saat pasar Tiongkok tertutup, masalah semacam itu adalah tidak relevan bagi investor Amerika Serikat. Tetapi saat ini, masalah Tiongkok menjadi masalah investor Amerika Serikat. 

Laporan Komisi Peninjauan Ekonomi dan Keamanan Amerika Serikat–Tiongkok memperingatkan : “Oleh karena itu, investor AS memiliki kepentingan yang berkembang dalam sistem keuangan Tiongkok dan semua risiko ekonomi dan politik Tiongkok yang tanpa pengawasan. Ini adalah masalah penting bagi pembuat kebijakan untuk menilai.” 

Perusahaan Tiongkok — termasuk banyak bank Tiongkok — adalah bagian pasar berkembang dan indeks pasar global MSCI dan FTSE Russell. 

Obligasi onshore dalam negeri Tiongkok juga merupakan bagian Bloomberg Barclays Global Aggregate Index yang banyak diikuti. Banyak dana investasi yang populer diamanatkan untuk mengikuti indeks dengan cara membeli sekuritas yang diterbitkan oleh perusahaan Tiongkok.

Perkembangan ini berarti investor Amerika Serikat — melalui dana pensiun, reksadana, sedangkan reksadana yang diperdagangkan milik orang-orang Amerika Serikat — kini memiliki saham bank-bank Tiongkok dan peserta sistem perbankan Tiongkok. Secara berbeda, kini para investor Amerika Serikat bersiap untuk kredit macet ini.

Investor: Konsumen Harus Berhati-Hati

Awal bulan ini, pemerintah Amerika Serikat mengarahkan Dewan Investasi Penghematan Pensiun Federal untuk menghentikan investasi yang direncanakan di saham-saham Tiongkok. 

Rencana Tabungan Penghematan milik Dewan Investasi Penghematan Pensiun Federal, yang memiliki sekitar  41 miliar dolar AS aset, berencana mengikuti konstituen indeks MSCI tertentu, yang mencakup saham Tiongkok. Tetapi itu baru satu dana saja. 

Pemerintah paman SAM itu memiliki kekuasaan terbatas untuk mengarahkan investor perorangan untuk apa yang harus diinvestasikan — seperti yang seharusnya ada dalam sistem kapitalistik yang demokratis. Tetapi adalah keharusan bagi setiap investor Amerika Serikat untuk menilai kembali portofolio miliknya dan berpikir dua kali untuk berinvestasi dalam saham atau obligasi Tiongkok.

Ini bukanlah pertimbangan politis — ini adalah pertimbangan keuangan dan ekonomi.

Laporan Komisi Peninjauan Ekonomi dan Keamanan Amerika Serikat–Tiongkok mengenai sistem perbankan Tiongkok menyoroti risiko istimewa khusus untuk pasar Tiongkok — risiko di mana seorang investor yang khas tidak dapat menjelaskan secara ekonomis.

Perusahaan-perusahaan Tiongkok berperilaku sangat berbeda dari perusahaan-perusahaan Barat dan perusahaan-perusahaan Tiongkok, yang mana tidak menanggung karakteristik fundamental perusahaan nirlaba yang khas.

Seperti yang dicatat dalam laporan itu, perusahaan-perusahaan Tiongkok  tidak bekerja untuk investornya (pemilik) tetapi pada akhirnya harus menurut kehendak Partai Komunis Tiongkok. 

Arahan Partai Komunis Tiongkok menggantikan prioritas lain, yang menciptakan konflik kepentingan di mana, dalam kasus bank-bank Tiongkok, bank-bank Tiongkok dengan sadar kehilangan uang pinjaman demi  memberlakukan kebijakan dan arahan Partai Komunis Tiongkok. Langkah itu seperti meminjamkan uang kepada badan usaha milik negara yang tidak menguntungkan.

Dan lebih dari itu. Bank dan perusahaan pialang Tiongkok baru-baru ini menekan para stafnya di  Hong Kong untuk menandatangani petisi yang mendukung undang-undang keamanan nasional oleh Beijing yang diberlakukan di Hong Kong, menurut Laporan Ulasan Nikkei Asia pada tanggal 26 Mei.

“Saya punya tugas yang tidak terduga pagi ini…bos saya meminta semua orang di tim untuk menandatangani makalah ini,” kata seorang karyawan Hong Kong yang tidak disebutkan namanya yang bekerja di bank investasi Tiongkok memberitahu Nikkei. 

Petisi tersebut juga mengatakan para penandatangan harus mendukung “kemerdekaan anti-Hong Kong; anti-hasutan; anti-terorisme; gangguan anti-asing.”

Kebijakan semacam itu tidak dapat dibayangkan terjadi di perusahaan Amerika Serikat. Jadi bagaimana mungkin seorang investor secara akurat mengevaluasi prospek bisnis dan ekonomi perusahaan Tiongkok? 

Haruskah investor Amerika Serikat benar-benar memiliki saham dengan operasi semacam itu? Investor terbiasa dengan pemeriksaan dan keseimbangan regulasi hingga tingkat tertentu.

Untuk sebagian besar, investor tidak perlu khawatir akan kebenaran suatu laporan keuangan perusahaan. 

Sejak awal tahun 2000-an, saat investor kehilangan miliaran dolar dari skandal penipuan Enron dan WorldCom, pasar modal Amerika Serikat dan Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat memperketat peraturan dengan memberlakukan Undang-Undang Sarbanes-Oxley, dan pengamanan industri yang mapan seperti Dewan Pengawas Akuntansi Perusahaan Publik.

Tetapi perusahaan-perusahaan Tiongkok biasanya tidak mematuhi semua ini. 

Ada peraturan dan regulasi Tiongkok, tetapi efektivitasnya masih ketinggalan dari pasar maju. Auditor Tiongkok tidak dapat diselidiki atau diperiksa oleh regulator Amerika Serikat. 

Jumlah penipuan langsung perusahaan atau perusahaan yang melakukan tindakan penipuan secara bermakna adalah lebih tinggi di pasar Tiongkok.

Bank-bank Tiongkok secara luas diyakini oleh para ekonom Barat tidak melaporkan tingkat jumlah kredit macet mereka yang sebenarnya. 

Investigasi terbaru oleh Karlo Kauko, penasihat di Bank Finlandia, menemukan peningkatan masalah kualitas pinjaman di bank-bank Tiongkok karena adanya bukti criminal mengenai pendapatan bunga bank-bank Tiongkok yang berkurang. Hal ini terlepas dari laporan publik bank mengenai rasio jumlah kredit macet yang stabil.

Bagaimana investor regulator Amerika Serikat memercayai pengungkapan keuangan perusahaan Tiongkok  semacam itu?

Investor tidak boleh terganggu oleh pelanggaran tersebut. Ini adalah seruan yang tepat untuk melepaskan dari sekuritas Tiongkok. (Vv)

FOTO : Orang-orang berjalan di antara gedung-gedung di pusat perbelanjaan di Beijing pada 18 Oktober 2018. (GREG BAKER / AFP via Getty Images)