(Eksklusif) Bahaya yang Mengintai Bendungan Tiga Ngarai Bagian-2 : Potensial Risiko Ambruk

Mengapa rumah-rumah itu tidak tahan terhadap gempa bumi? 

Ada seseorang yang berkecimpung dengan gempa bumi di Tiongkok yang mengatakan bahwa demi menghemat uang, kepedulian Tiongkok terhadap keparahan atas banyak gempa bumi yang terjadi adalah sangat rendah. Pusat gempa sebelumnya ditandai di angka 6 dalam skala intensitas gempa di Tiongkok. Tidak dilakukan tindakan pencegahan dan gempa terjadi bertubi-tubi. 

Jadi saat mencapai angka 10 atau 11, kerugian yang terjadi benar-benar parah. Hal utama adalah intensitas gempa itu tidaklah cukup tinggi, sebagai contoh, sebelum tahun 1976, gempa bumi di Tangshan. Mereka tidak memiliki sesuatu yg bisa dijadikan contoh dalam sejarah bahwa Tangshan akan mengalami gempa bumi. Jadi Tangshan tidak melakukan tindakan pencegahan. 

Menggunakan Tangshan sebagai perbandingan, bagi mereka yang menaruh perhatian terhadap gempa Tangshan, mereka melihat bangunan Komite Kotamadya runtuh semuanya, bahwa bangunan Komite Kotamadya juga tidak melakukan tindakan pencegahan apa pun terhadap gempa bumi. Namun kini semua bangunan pemerintahan memiliki ukuran keamanan terhadap gempa bumi, bahkan bila seluruh daerah itu tidak memiliki tindakan  pencegahan untuk keamanan. Namun, untuk bangunan-bangunan pemerintahan, ada tindakan pencegahan dan lebih aman. Mereka lebih memikirkan dan mempertimbangkan bangunan-bangunan pemerintahan. 

Karena orang-orang yang tinggal di cekungan sungai Yangtze tidak membuat pertahanan terhadap gempa bumi dan karena reservoir air untuk Bendungan Tiga Ngarai dapat mengakibatkan gempa bumi, yang berarti orang-orang ini berada dalam bahaya. Yang saya tanyakan adalah bila Bendungan Tiga Ngarai benar-benar memicu terjadinya gempa bumi, seberapa parahkah gempa bumi itu? Apakah gempa bumi itu cukup kuat untuk meruntuhkan Bendungan Tiga Ngarai? Bila hal itu terjadi, tidakkah hal ini menggandakan bahaya bagi orang-orang yang tinggal di bagian hilir?

Orang-orang memperoleh pengalaman yang berbeda dan mempelajari hal yang berbeda dari bencana ini. Tetapi fungsi orang-orang yang berbeda berdasarkan cara berpikir, sehingga pengalaman adalah berbeda. 

Pada gempa bumi Sichuan pada tahun 2008, ada ahli-ahli yang mengatakan bahwa gempa tersebut diakibatkan oleh genangan reservoir yang saling tumpang tindih. Saat Tiongkok mempertimbangkan hal tersebut, Tiongkok berkesimpulan bahwa tidak ada reservoir air yang dihancurkan oleh gempa bumi, maka setelah itu, gagasan terpimpin untuk membangun bagian barat Tiongkok dan sejumlah besar bangunan hidroelektrik Tiongkok dikembangkan dari bagian timur ke bagian barat, membangun bagian timur hingga ke bagian barat, dari sungai-sungai di dalam wilayah Tiongkok hingga ke sungai-sungai internasional. 

Tiongkok membangun bendungan-bendungan di sungai Yangtze, sungai Yarlung Tsangpo, dan kemudian Tiongkok mengatakan bahwa pihaknya bahkan tidak mempertimbangkan gempa bumi yang terjadi di Tiongkok saat Tiongkok membangun bendungan-bendungan raksasa ini. 

Namun, pada tahun-tahun belakangan ini, bila kita memiliki kesempatan untuk membahas masalah ini mengenai poin kelima mengenai banjir di sungai Yangtze. Alasan utama untuk hal tersebut adalah karena divisi yang mengendalikan banjir di Sichuan, yang menuntut tingkat satu tanggap darurat. 

Mereka mengatakan pertama-tama kami harus melindungi keamanan reservoir dan Sichuan memiliki sebuah reservoir bernama Reservoir Uudu yang terletak di Pujong, yang dibagun pada tahun 2008. Reservoir tersebut memiliki struktur fisik yang sama seperti Bendungan Tiga Ngarai dan dibangun  dari beton. Beton yang dibangun dari semen yang dituang adalah berbeda dengan beton yang dibangun dari semen yang ditekan dengan penggiling.

Saat mereka telah membangun setengah dari bendungan tersebut, terjadi 13 titik keretakan di bendungan tersebut, kemudian mereka membangun ulang pada tahun 2010. Proses pembangunan bendungan itu dimulai pada tahun 2008. Mereka menggempur bagian bendungan yang retak dan kemudian membangun ulang bagian tersebut.

Jadi selama masa ini, mereka mengatakan bahwa bendungan tersebut telah mencapai ambang batasnya dan bahwa mereka harus meningkatkan aliran air keluar dari bendungan itu, bila tidak, bendungan tersebut berada dalam bahaya. Maka reservoir di Provinsi Sichuan mulai mengucurkan airnya dalam menit terakhir, oleh karena itu mengakibatkan air banjir yang tinggi di Chongqing dan aliran air yang deras di sungai Yangtze.