Biografi Kaisar Wu dari Dinasti Han : Kaisar Masa Jaya (7)

Tim Kebudayaan The Epoch Times

Semasa hidupnya, Ibu Suri Dou menghormati ajaran Huang-Lao, dan menghalangi kebijakan pemerintahan baru, Kaisar Wu yang baru saja naik takhta dan atas dasar baktinya pada orang tua, ia menunda perombakan besar-besaran terhadap kebijakan politiknya, cetak biru kekaisaran yang telah direncanakan dalam benaknya terpaksa dipendam, selama beberapa tahun dia hanya menjadi kaisar yang santai dan low profile. 

Selama itu Kaisar Wu tampaknya hanya menikmati hidup, bermain-main dan berburu, memperluas taman, dan menikmati puisi serta melantunkan syair bersama para sastrawan. Akan tetapi di dalam hatinya ia tidak melupakan maha karya negara. 

Tahun ke-5 (136 SM) masa kekuasaan Kaisar Wu, Ibu Suri Dou mendadak sakit keras, tidak mampu lagi peduli pada pemerintahan, Kaisar Wu memerintahkan untuk memanggil kembali semua pejabat terpelajar, memanggil kembali semua pengikut Konfusius yang pernah diberhentikan, tirai penghormatan terhadap Konfusius pun kembali digelar. 

Pada tahun berikutnya (135 SM), Ibu Suri Dou meninggal dunia, tidak ada lagi yang dikhawatirkan dan yang menghalangi Kaisar Wu, Dinasti Han yang agung pun dapat benar-benar menapak di jalan menuju kejayaannya. Tahun kedua setelah Kaisar Wu kembali menjalankan pemerintahan (136 SM), ia  memanggil para pejabat, membahas arah kebijakan pemerintahan negara. 

Dong Zhongshu yang menulis karya “Tiga Kebijakan Langit & Manusia” membuat Kaisar Wu menyayangkan terlambat bertemu dirinya, juga ikut hadir. Berangkat dari pemikiran Konfusius, Dong Zhongshi kembali mengemukakan “tinggalkan semua aliran lain, hanya menghormati ajaran Konfusius secara tunggal”, dan mengusulkan agar dibangun sekolah, membina guru yang mengerti tata negara, untuk mendidik orang- orang bertalenta bagi negara. Kaisar Wu yang tanpa hambatan dan mendambakan menyatukan seluruh daratan, pun mulai menerapkan usulan Dong Zhongshu.

Doktor lima bidang ilmu

Dalam budaya Konfusius sangat mengutamakan pendidikan moral, dan dipandang sebagai tanggung jawab utama untuk bisa menjalankan pemerintahan. Untuk mewujudkan fungsi mendidik, harus ada sistem pendidikan yang lengkap. Dalam buku “Tiga Kebijakan Langit & Manusia” Dong Zhongshu telah mengutarakan kembali usulan mendirikan sekolah, menambah jumlah guru dan mendidik orang berbakat.

Ia berkata, “Maka untuk duduk di singgasana menjalankan pemerintahan, tidak ada yang tidak menempatkan pendidikan sebagai misi utama. Tempat terpenting untuk membina orang berbakat, tidak ada yang bisa menandingi sekolah negara; menuntut ilmu di akademi kekaisaran, adalah jalur wajib untuk mendidik seorang bijak, merupakan sumber asal pendidikan. Mohon Kaisar membangun sekolah, menempatkan guru, guna membina tokoh di seluruh negeri, melalui uji kelayakan untuk menilai kemampuannya, dengan demikian akan didapatkan orang yang benar- benar berkemampuan.”

Yang dimaksud guru tata negara oleh Dong Zhongshu, adalah guru yang benar-benar memahami menjalankan tata pemerintahan, dengan kata lain adalah pejabat terpelajar di istana. Sejak zaman dulu sudah ada Taixue (akademi kerajaan) dan doktor. Dalam istilah Taixue, kata “Tai (dibaca: dai)” memiliki makna pertama. 

Masyarakat Tiongkok suka mengaitkan kata “Tai” dengan hal-hal yang tinggi, besar, sangat, atau paling, contohnya matahari disebut Taiyang, antariksa disebut Taikong, putra mahkota disebut Taizi dan lain sebagainya, sedangkan Taixue adalah lembaga pendidikan tertinggi, yakni perguruan tinggi pusat yang dijalankan oleh sang kaisar.

Pada masa dulu (sebelum Dinasti Han), Tiongkok telah memiliki lembaga pendidikan tinggi, Dong Zhongshu mengatakan “Lima kaisar sebelumnya menamai sekolah ini dengan istilah Chengjun”. 

Tiga Dinasti Xia, Shang, dan Zhou juga memiliki sebutan yang berbeda untuk sekolah tinggi ini, pada masa Dinasti Zhou Barat baru muncul istilah “Taixue”, yang disebut juga “Daxue”, putra mahkota dan para bangsawan dapat mendirkan Taixue. 

Tapi, pada waktu itu Tai-xue tidak hanya sekedar lembaga pendidikan saja, juga merupakan tempat mengadakan ritual, pesta, seleksi ksatria, dan tempat merundingkan rencana perang. Hingga masa pemerintahan Kaisar Wu dari Dinasti Han, Taixue baru menjadi institut pendidikan pusat yang khusus mengajarkan berbagai ilmu. (sud)

Bersambung

Video Rekomendasi :