Pengacara Rudy Giuliani: Trump telah Setuju dan Mendorong Litigasi dengan Rencana B

oleh Lin Yan

Rudy Giuliani, pengacara Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada hari Sabtu 12 Desember lalu mengatakan bahwa timnya berencana untuk mengajukan gugatan baru terkait Pemilu Amerika Serikat 2020. Itu dilakukan setelah masing-masing negara bagian melakukan penyesuaian ulang terhadap gugatan yang mencakup isi gugatan Texas terhadap keempat negara bagian yang berstatus ayunan, yakni Georgia, Michigan, Pennsylvania, Wisconsin.

“Tadi malam, presiden telah mengambil keputusan”, demikian kata Giuliani dalam program ‘War Room’ mantan ahli strategi Gedung Putih Steve Bannon pada Sabtu, 12 Desember 2020.

Lebih jauh Giuliani mengatakan, “Kita akan segera memasuki Rencana B yang lebih mulus, artinya, sekarang masing-masing negara bagian akan mengajukan gugatan. Kita sudah siap. Ini adalah versi lain dari gugatan yang kita ajukan kepada Mahkamah Agung”.

Texas telah terlebih dahulu mengajukan gugatan kepada Mahkamah Agung yang isinya menuduh 4 negara bagian berstatus ayunan yakni Georgia, Michigan, Pennsylvania, Wisconsin melanggar Konstitusi tentang pemilihan umum. Mahkamah Agung telah menolak gugatan tersebut.

Tim pengacara Trump akan mengajukan tuntutan hukum di masing-masing 4 negara bagian ini dan Negara Bagian Arizona, Negara Bagian Nevada. Beberapa gugatan bahkan telah diajukan. Gugatan Texas juga akan ikut dimasukkan ke dalam gugatan tersebut.

Menurut  Giuliani jika negara bagian dianggap tidak layak untuk mengajukan gugatan di Mahkamah Agung, maka Presiden Amerika Serikat sudah pasti memenuhi syarat. Tentu saja, para pemilih dari masing-masing negara bagian juga memenuhi syarat. Oleh karena itu, mulai hari ini, mereka akan mengajukan gugatan di pengadilan ini. 

“Mari kita lihat alasan apa yang bisa mereka (Mahkamah Agung) gunakan untuk menghindari mengadakan audiensi tentang ini,” tegas Rudy Giuliani. 

Giuliani menyatakan bahwa mahkamah telah menggunakan istilah “kelayakan” untuk menghindari pengusutan kasus. 

“Tidak ada (hakim) yang bersedia menghadapi kenyataan bahwa pemilihan kali ini penuh kecurangan,” kata Giuliani.

“Tindakan yang mereka lakukan benar-benar menyebalkan. Rakyat Amerika Serikat seharusnya berhak untuk mendengar tentang fakta ini … mereka ingin terus menyembunyikan fakta, agar rakyat Amerika Serikat tidak tahu”, tambah Giuliani.

Menurut Giuliani, belum ada putusan pengadilan yang dikaitkan dengan sidang dengar pendapat. Para hakim belum mau menerima apa yang diungkapkan saksi. Mereka belum melihat rekaman video.  Mereka belum mau mendengar rekaman. Orang-orang seperti ini jumlahnya ribuan.

“Mereka bahkan tidak mau melihat rekaman dari Atlanta, Georgia. Itu sangat menentukan. Video itu menunjukkan pencurian saat pemilih menggunakan hak pilihnya dan mencuri 30.000  suara yang cukup untuk mengubah hasil pemilihan,” jelas Giuliani.

Lusinan kasus tuntutan hukum terkait pemilu Amerika Serikat 2020 yang diajukan oleh Trump dan lainnya telah ditolak oleh pengadilan lokal dan Mahkamah Agung. Beberapa kasus telah diajukan banding, dan beberapa tuntutan hukum masih dalam proses pengadilan.

Video pengawasan dari State Farm Stadium di Georgia menunjukkan bahwa para pengawas diberitahu bahwa perhitungan suara akan diakhiri pada sekitar pukul 10.30 malam. Namun, rekaman video menunjukkan bahwa setelah para pengawas dan media pergi, sejumlah kecil staf melanjutkan penghitungan suara selama 2-3 jam tanpa pengawasan.

Pejabat Georgia mengklaim bahwa tidak ada yang tidak beres dalam rekaman video itu, karena para pengawas itu “pergi sendiri”.

Sementara itu Tim Biden tidak menanggapi permintaan komentar. (sin)

Video Rekomendasi :

https://www.youtube.com/watch?v=Wqi3GtImM6k