Saksi Pemilu Tahun 2004 di Venezuela Mengkhawatirkan Anomali-anomali Mesin Pemungutan Suara di AS

Ella Kietlinska

Residen AS di Negara Bagian Michigan, Gustavo Delfino menyaksikan penyimpangan selama pemilihan umum tahun 2004 di Venezuela tempat asalnya dan kemudian mengetahui bahwa peristiwa-peristiwa aneh yang melibatkan komputer Smartmatic. Melihat anomali-anomali serupa yang menimpa pemilihan umum Amerika Serikat  pada 3 November 2020, Gustavo Delfino mengatakan ia khawatir bahwa pola yang disebut gangguan dan mesin pemungutan suara yang terhubung ke Internet, mencerminkan apa terjadi di negaranya hampir dua dekade lalu.

Seorang mantan profesor di Universidad Central de Venezuela, seorang alumni Universitas Michigan, dan seorang mantan anggota dewan editorial USENIX Journal of Election Technology and Systems, Gustavo Delfino terlibat di dalam referendum Venezuela pada 2003-2004 untuk menarik kembali pemilihan presiden saat itu Hugo Chavez. Hal demikian menurut pernyataannya yang diajukan oleh pengacara yang mewakili William Bailey, penggugat dalam kasus pengadilan integritas pemilihan umum di Michigan.

Selama pemilihan umum Amerika Serikat baru-baru ini, Gustavo Delfino dikhawatirkan “untuk mempelajari bahwa Teknologi Smartmatic digunakan dan mulai melihat banyak kesamaan dengan apa yang terjadi di Venezuela,” hal demikian dikatakannya dalam pernyataan tertulis itu.

Di antara anomali yang menarik perhatian Gustavo Delfino adalah mesin pemungutan suara  terhubung ke Internet, mengakibatkan “gangguan perangkat lunak”beralih suara, dan pembaruan perangkat lunak pemungutan suara yang terjadi malam sebelum pemilihan umum. 

Gustavo Delfino mengatakan bahwa praktik semacam itu tidak dapat diterima, karena sebuah audit baru diperlukan setelah pembaruan perangkat lunak apa pun.

Dalam referendum Venezuela tahun 2004, Hugo Chavez tidak ditarik kembali, menurut hasil resmi, terlepas dari kekhawatiran potensi penipuan yang disuarakan oleh oposisi, kata Gustavo Delfino.

Kantor pusat Smartmatic berlokasi di Boca Rotan, Florida, pada 2 Desember 2020. (The Epoch Times)

Gustavo Delfino mengatakan bahwa perubahan signifikan diterapkan pada sistem  pemungutan suara di Venezuela sebelum referendum. Di 57 persen Tempat Pemungutan Suara, pemindai pemungutan suara diganti dengan komputer layar sentuh Smartmatic, sementara Tempat Pemungutan Suara yang tersisa menghitung perolehan suara secara manual, jelas Gustavo Delfino.

Perubahan “yang lebih halus” lainnya terjadi pada tahun itu, ketika pemilihan umum bergulir tumbuh sebesar 15 persen. Tetapi, partai politik tidak dapat membuktikan penambahan pemilih karena mereka tidak diberi akses ke  alamat-alamat rumah pemilih — bertentangan dengan undang-undang pemilihan umum pada saat itu, kata Gustavo Delfino.

 Sejak tahun 2004, Smartmatic juga memperkenalkan “koneksi satelit berkelanjutan” di pusat pemungutan suara Venezuela, Gustavo Delfino menjelaskan. “Hubungan ini seharusnya digunakan hanya untuk laptop di pintu masuk Tempat Pemungutan Suara untuk membuktikan identitas para pemilih dan mencegah orang memilih dua kali,” tetapi peralatan jaringan tersebut berada di dekat mesin pemungutan suara. Bahkan, dapat berpotensi digunakan oleh sebuah pusat komando untuk menyambung secara ilegal ke mesin, tambah Gustavo Delfino .

Gustavo Delfino dan sepupunya Guillermo Salas, seorang fisikawan yang saat ini tinggal di Spanyol, menganalisis data pemilihan umum dan mengesampingkan banyak teori penipuan kecuali satu temuan aneh yang dilaporkan oleh Carter Center, salah satu  pengamat referendum.

Untuk memicu referendum pada tahun 2004, tanda tangan dikumpulkan di bulan November 2003 mengenai petisi yang meminta penarikan kembali presiden dan  jumlah total suara melebihi ambang batas yang disyaratkan.

 Menurut laporan Carter Center, korelasi antara  jumlah penandatangan petisi dengan jumlah suara yang mendukung penarikan itu adalah sangat tinggi (0,988). 

Gustavo Delfino mengatakan bahwa laporan tersebut menggunakan fakta ini untuk membenarkan suara-suara yang dihitung oleh komputer Smartmatic adalah benar.

Jelas bagi Gustavo Delfino dan Guillermo Salas, bahwa angka ini adalah terlalu tinggi dan menyatakan bahwa suara oposisi telah dipaksa untuk proporsional dengan jumlah tanda tangan, kata Gustavo Delfino.

Gustavo Delfino dan Guillermo Salas menemukan, saat membandingkan pola hasil antara pusat pemilihan otomatis dengan pusat pemilihan manual,  banyak sekali penyimpangan yang terjadi di pusat pemungutan suara otomatis.

Gustavo Delfino dan Guillermo Salas mempublikasikan temuannya dalam makalah di Ilmu Statistik pada tahun 2011. Sebelum diterbitkan, makalah mereka telah dievaluasi oleh ilmuwan Venezuela, Rodrigo Medina, yang menyatakan bahwa “anomali pemungutan suara keluar hanya dapat dijelaskan jika hasil dimanipulasi dengan cara tertentu terkait dengan tanda tangannya,” kata Gustavo Delfino.

“Makalah Rodrigo Medina adalah bukti matematis yang kuat dari hipotesis kami dan memang benar dianggap sebagai ‘verifikasi yang mengesankan’ oleh editor salah satu jurnal statistik yang paling  bergengsi di dunia. Hal ini memberi saya keyakinan total untuk menegaskan bahwa skenario terburuk untuk mesin pemungutan suara elektronik terjadi saat menggunakan teknologi Smartmatic,” kata Gustavo Delfino. (Vv)

Keterangan Foto : Seorang pekerja memindahkan mesin pemungutan suara yang digunakan pada hari sebelumnya di tempat pemungutan suara ke gudang di Departemen Pemilihan Kabupaten Clark di Las Vegas Utara, Nev., Pada 4 November 2020. (Ronda Churchill / AFP melalui Getty Images)

Video Rekomendasi :

https://www.youtube.com/watch?v=tsaP8u1zdKs