Interpol Umumkan Penyitaan Ratusan Vaksin COVID-19 Palsu di Afrika Selatan, 3 Warga Tiongkok dan Seorang Warga Zambia Ditangkap

oleh Reuters

Badan koordinasi kepolisian global, Interpol mengatakan, Polisi Afrika Selatan berhasil menyita ratusan vaksin COVID-19 palsu. Selain itu, menangkap empat tersangka sehubungan dengan penyitaan tersebut. 

Seperti dilansir dari kantor berita Reuters, 4 Maret 2021, ini terjadi setelah Interpol, yang berkantor pusat di Prancis, mengeluarkan peringatan global pada bulan Desember untuk penegakkan hukum di 194 negara anggotanya, memperingatkan mereka jaringan kejahatan terorganisir yang menargetkan vaksin COVID-19 secara fisik maupun online.

Interpol di situs resminya menyebutkan, sekitar 400 ampul — setara dengan sekitar 2.400 dosis — yang mengandung vaksin palsu ditemukan di sebuah gudang di Germiston, sebelah timur Johannesburg, Afrika Selatan.  Selain itu, petugas juga menemukan sejumlah besar masker 3M palsu.

Tiga warga negara Tiongkok dan seorang warga negara Zambia ditangkap.

Sementara itu di Tiongkok, polisi mengidentifikasi jaringan yang menjual vaksin COVID-19 palsu. Polisi juga menggerebek lokasi produksi, yang mengakibatkan penangkapan sekitar 80 tersangka. Lebih dari 3.000 vaksin palsu disita di tempat kejadian, kata Interpol.

“Sementara kami menyambut baik hasil ini, ini hanyalah puncak gunung es dalam hal kejahatan terkait vaksin COVID-19,” kata Sekretaris Jenderal Interpol, Juergen Stock.

Tidak  jelas apakah penangkapan di Afrika Selatan dan Tiongkok ada kaitannya. Interpol tidak segera menanggapi pertanyaan dari Reuters, sementara juru bicara kepolisian nasional Afrika Selatan juga tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar.

Interpol mengatakan, penyelidikan terus berlanjut. Interpol juga menerima laporan tambahan tentang distribusi vaksin palsu dan upaya penipuan yang menargetkan institusi kesehatan, seperti panti jompo. (asr)

Keterangan Foto : Seorang pria melewati logo Interpol selama upacara serah terima gedung baru untuk Kompleks Inovasi Global Interpol, sebuah fasilitas penelitian dan pengembangan, di Singapura 30 September 2014. (REUTERS / Edgar Su)