Prancis Temukan Varian Baru Lain dari Virus yang Dapat Lolos dari Pengujian Asam Nukleat

Xiao Jing – NTDTV.com

Pemerintah Prancis mengumumkan pada Selasa (16/3) bahwa sebuah rumah sakit umum di wilayah Brittany di barat laut negara tersebut telah menemukan variasi virus baru virus Komunis Tiongkok atau COVID-19. Setelah analisis pendahuluan, ditemukan bahwa virus varian tampaknya dapat menghindari deteksi asam nukleat PCR secara umum.

Menurut laporan Le Parisien, sebuah rumah sakit umum di kota pesisir Lannion setempat mengkonfirmasi 79 kasus infeksi virus Komunis Tiongkok pada (13/3), termasuk 8 kasus dengan virus varian baru yang disebutkan di atas. Dalam 8 kasus ini, 7 pasien menunjukkan hasil tes asam nukleat PCR negatif.

Departemen kesehatan Prancis menunjukkan pada 15 Maret lalu bahwa orang yang terinfeksi memiliki gejala khas pneumonia Komunis Tiongkok, tetapi hasil tes asam nukleat PCR dari pengambilan sampel usap tenggorokan negatif, dan pengujian antibodi serum atau pengambilan sampel saluran pernapasan yang lebih mendalam  pengujian diperlukan untuk asam nukleat baru menemukannya.

Analisis oleh Institut Pasteur di Prancis menunjukkan bahwa virus varian membawa 9 mutasi di wilayah pengkodean protein S dan wilayah virus lainnya.

Departemen kesehatan Prancis juga mengatakan bahwa saat ini, para peneliti sedang menyelidiki apakah mutasi genetik dari virus varian baru ini adalah penyebab kesulitan dalam pengujian, dan untuk menilai apakah jenis virus baru tersebut memiliki transmisi yang lebih kuat dan tingkat kematian yang lebih tinggi.

Hingga saat ini, terdapat 3 varian virus Komunis Tiongkok yang sangat mengkhawatirkan di dunia, masing-masing muncul di Inggris, Afrika Selatan, dan Jepang. Baru-baru ini, strain virus baru “Fin-796H”, yang menggabungkan varian Inggris dan Afrika Selatan, ditemukan di Finlandia.

Penelitian pendahuluan yang dilakukan oleh Institut Bioteknologi di Universitas Helsinki di Finlandia menemukan bahwa jenis “Fin-796H” tampaknya bukan milik cabang virus Komunis Tiongkok yang diketahui. Jenis ini tidak dapat terdeteksi dan lolos setiap metode deteksi asam nukleat yang disetujui dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Ilkka Julkunen, seorang profesor virologi di universitas tersebut, mengatakan kepada media bahwa tidak ada bukti yang jelas untuk menunjukkan apakah jenis ini lebih mudah menyebar, atau apakah vaksin tersebut efektif melawannya.

Sebelumnya, Los Alamos National Laboratory (LANL) juga menemukan virus syncytial yang merupakan kombinasi dari strain varian Inggris “B.1.1.7” dan strain varian California “Strain B.1.429”. 

Para ilmuwan khawatir bahwa galur gabungan ini akan berkembang menjadi virus varian baru yang lebih menular dan resistan terhadap obat, yang akan memungkinkan pandemi memasuki tahap baru. (hui)