Pakar Riset Arktik Estonia Sekaligus Mata-mata Militer Tiongkok Divonis 3 Tahun Penjara

 oleh Wang Xiang

Laporan situs berita Amerika Serikat  ‘The Daily Beast’ pada Jumat (19/3/2021) menyebutkan, ilmuwan Estonia bernama Tarmo Kõuts yang tahun ini berusia 57 tahun, yang bersangkutan memiliki keahlian dalam penelitian kelautan dan namanya pun tersohor. 

Aleksander Toots, Wakil Direktur Badan Keamanan Nasional Estonia (KAPO) dan perwira kontra intelijen tertinggi mengatakan bahwa Tarmo Kõuts direkrut oleh Departemen Staf Gabungan Biro Intelijen Komisi Militer Pusat komunis Tiongkok pada tahun 2018. Ia juga direkrut bersama seorang warga Estonia lainnya.

Keduanya telah ditangkap oleh otoritas Estonia pada 9 September 2020.

Menurut laporan tersebut, Tarmo Kõuts sendiri mengaku terlibat dalam kegiatan intelijen untuk komunis Tiongkok.

Komunis Tiongkok Memanfaatkan Kelemahan Manusia untuk Merekrut Ilmuwan Asing Kelas Tinggi

Aleksander Toots mengatakan bahwa Tarmo Kõuts direkrut oleh badan intelijen militer komunis Tiongkok dengan memanfaatkan kelemahan kemanusiaannya.

“(Alasan Kõuts direkrut) adalah kelemahan umum dari sifat manusia, seperti keinginan akan uang dan pengakuan dari orang lain,” kata Toots kepada ‘The Daily Beast’.

Tarmo Kõuts menerima hadiah uang tunai dari komunis Tiongkok dan perjalanan gratis ke beberapa negara Asia. Komunis Tiongkok juga memberinya akomodasi mewah dan makan di restoran Michelin.

Toots mengungkapkan bahwa personel intelijen komunis Tiongkok menghubungi Kõuts atas nama sebuah wadah pemikir. Dalam 3 tahun sebelum dan sesudah, badan intelijen komunis Tiongkok telah memberikan kepada Kõuts uang berjumlah lebih dari USD. 20.000,- untuk kegiatan spionasenya.

Kõuts menerima gelar Ph.D. di bidang fisika lingkungan pada tahun 1999 dan kemudian bekerja selama beberapa tahun di Institut Penelitian Maritim Universitas Teknologi Tallinn, Estonia, terlibat dalam penelitian di bidang geofisika dan oseanografi operasional.

Kõuts memiliki reputasi yang cukup baik di bidang fisika lingkungan. Penelitiannya memungkinkan para ilmuwan kelautan Estonia berhasil memprediksikan kenaikan dengan cepat permukaan laut Estonia akibat badai musim dingin yang menghancurkan pada tahun 2005.

Pada tahun 2002, tim risetnya memenangkan Estonian National Science Award atas kontribusinya dalam menemukan lokasi pelabuhan terbaik di Pulau Saaremaa.

Sejak tahun 2006, Tarmo Kõuts memasuki bidang penelitian yang dikelola oleh Kementerian Pertahanan Estonia dan dinominasikan untuk menjadi anggota Komite Ilmiah Kementerian Pertahanan yang bertanggung jawab untuk mengawasi proyek penelitian dan pengembangan militer di Estonia.

Kõuts bekerja di NATO Subsea Research Center di La Spezia, Italia pada 2018 dan 2020. Pekerjaan utama di pusat tersebut adalah melakukan penelitian ilmu kelautan, dan Tarmo Kõuts juga memperoleh izin untuk mengakses intelijen militer rahasia di Estonia dan NATO. Sampai tertangkapnya Tarmo Kõuts pada tahun 2020, ia masih memegang lisensi rahasia negara dan sertifikat peninjauan keamanan NATO.

Menurut akun Facebook Kõuts, pada April 2018 ia melakukan perjalanan dari La Spezia ke Lerici, Italia, ia direkrut oleh otoritas komunis Tiongkok.

Aleksander Toots mengatakan bahwa selama tiga tahun Kõuts bekerja untuk militer komunis Tiongkok, kegiatan spionasenya hanya terbatas pada observasi dan pengenalan singkat dari pekerjaan penelitian tingkat tinggi yang ia lakukan, dan ia tidak memberikan informasi rahasia militer apapun kepada militer komunis Tiongkok.

Toots juga menambahkan bahwa justru karena Kõuts memiliki tingkat pemeriksaan keamanan yang tinggi  dengan masa waktu yang panjangnya mencapai 14 tahun, “Jadi kami memutuskan untuk secepatnya menghentikan kerjasamanya (dengan komunis Tiongkok)”.

Toots mengatakan bahwa ini mungkin juga menjadi penyelamatan bagi Kõuts, karena jika dia membocorkan rahasia NATO ke komunis Tiongkok, dia akan dituduh melakukan pengkhianatan. Dan hukuman untuk pengkhianatan menurut undang-undang Estonia jauh lebih berat daripada hukuman penjara 3 tahun yang dia terima saat ini.

Radio dan Televisi Nasional Estonia (ERR News) melaporkan, jaksa penuntut Estonia Inna Ombler menyatakan bahwa karena dokumen pengadilan perkara ini tidak dipublikasikan dan persidangan kasus pidana dilakukan secara tertutup, maka kejaksaan tidak dapat melaporkan kepada Dunia luar tentang informasi spesifik apa saja yang diberikan Tarmo Kõuts kepada pihak militer komunis Tiongkok.

Inna Ombler mengatakan bahwa badan intelijen komunis Tiongkok sering memperhatikan mereka yang memiliki akses ke informasi rahasia dari Estonia, Uni Eropa, dan negara mitra lainnya.

Estonia Melihat Adanya Peningkatan Ancaman Keamanan dari Komunis Tiongkok

Aleksander Toots mengatakan bahwa Estonia sekarang menyadari adanya peningkatan ancaman keamanan yang datang dari Timur.

Dalam 3 tahun terakhir, Badan Kontra Intelijen Estonia (KAPO) dan badan intelijen asing Välisluureamet telah mengeluarkan peringatan tentang meningkatnya ancaman kegiatan spionase dari komunis Tiongkok.

Tahun lalu, dinas intelijen luar negeri Estonia memperingatkan bahwa warga Estonia yang pergi ke daratan Tiongkok rentan terhadap pengaruh dan perekrutan dari komunis Tiongkok.

Agen rahasia komunis Tiongkok dapat menggunakan berbagai metode dan alasan, seperti menjalin kontak pertama atau memberikan kesempatan kerja melalui jaringan Internet. Di dalam negeri Tiongkok, Dinas Rahasia komunis Tiongkok dapat beroperasi hampir tanpa batasan. Demikian ditulis dalam laporan tentang Penilaian Lingkungan Keamanan Tahunan dari Kementerian Intelijen Eksternal Estonia.

Selain itu, para politisi, pegawai negeri, dan ilmuwan dengan izin politik atau terkait pertahanan nasional adalah target perekrutan yang paling dicari oleh komunis Tiongkok.

Departemen kontra intelijen Estonia menambahkan bahwa setelah Estonia bergabung dengan Uni Eropa dan NATO pada tahun 2004, departemen tersebut untuk pertama kalinya menemukan adanya peningkatan minat badan intelijen Tiongkok terhadap Estonia, dan minat itu semakin meningkat belakangan ini.

Departemen tersebut mengatakan bahwa pihak berwenang Tiongkok sangat tertarik pada pengambilan keputusan tentang masalah global, seperti Arktik, masalah iklim atau perdagangan.

Tarmo Kõuts adalah tipe orang yang persis seperti ini, karena penelitian ilmiahnya terutama berfokus pada dampak perubahan iklim di lautan, dan beberapa makalah akademisnya juga sepenuhnya terkonsentrasi di Kutub Utara. (sin)

Keterangan Foto ; Perdana Menteri Estonia Andrus Ansip (kiri) disambut oleh Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang (tengah) dan mitranya dari Rumania Victor Ponta pada awal “Pertemuan Kepala Pemerintahan Negara-negara Eropa Tengah dan Timur dan Tiongkok” di Parliament palace di Bukares pada 26 November 2013. (Daniel Mihailescu / AFP via Getty Images)

Video Rekomendasi :