Strain COVID-19 Varian Mutasi Ganda Terdeteksi di San Francisco

Isabel Van Brugen

Kasus pertama dari virus varian yang dikhawatirkan lebih menular, diidentifikasi dan dikonfirmasi oleh Lab Virologi Klinis Stanford melalui pengurutan genom, sebagaimana dikatakan oleh juru bicara Perawatan Kesehatan, Stanford Health Care, Lisa Kim kepada San Francisco Chronicle.

Stanford juga menskrining tujuh kasus dugaan lebih lanjut dari galur “mutasi ganda”, yang membawa dua mutasi pada struktur protein lonjakan — L452R dan E484 — yang dapat membantu virus lebih mudah mengikat kepada reseptor  sel manusia.

Masih belum diketahui apakah strain yang muncul lebih resisten terhadap tiga vaksin COVID-19 yang telah diizinkan dalam penggunaan darurat di Amerika Serikat yakni — Pfizer / BioNTech, Moderna, dan Johnson & Johnson.

“Varian India ini mengandung dua mutasi pada virus yang sama untuk pertama kalinya, sebelumnya terlihat pada varian terpisah,” kata Dr. Peter Chin-Hong, pakar penyakit menular di University of California San Francisco, kepada media setempat.

Dr. Benjamin Pinsky, yang memimpin Stanford Clinical Virology Lab, dalam  wawancara dengan media lokal ABC 7 mengatakan, bahwa strain “mutan ganda” termasuk dalam protein lonjakannya mutasi L452R, yang mana ditemukan pada varian California, dan mutasi E484 yang ditemukan dalam varian Afrika Selatan dan Brasil.

Sementara itu, Chin-Hong menggambarkan varian tersebut sebagai “kurang pemaaf.” Ia mencatat kasus itu menyumbang seperlima dari kasus COVID-19 di negara bagian Maharashtra India, meskipun otoritas India mengatakan jumlah kasus belum cukup untuk menjelaskan tentang lonjakan kasus di beberapa Negara Bagian”. 

Kini, Negara bagian Maharashtra mengalami lonjakan 50 persen kasus COVID-19 dalam hitungan seminggu terakhir.

“Karena kita tahu domain yang terpengaruh adalah bagian digunakan virus untuk memasuki tubuh, dan varian California sudah berpotensi lebih terhadap penurunan beberapa antibodi vaksin, tampaknya ada kemungkinan varian India seperti itu juga,” tambah Chin-Hong.

Chin-Hong mengatakan, masuk akal akan lebih dapat ditularkan dari perspektif biologis karena dua mutasi bertindak pada domain pengikat reseptor virus, tetapi belum ada studi resmi tentang penularan hingga saat ini.”

Untuk diketahui, beberapa varian COVID-19 lainnya telah terdeteksi di Amerika Serikat – termasuk varian Inggris yang dikenal sebagai B.1.1.7, varian Afrika Selatan yang disebut B.1.351, dan varian Brasil yang dikenal sebagai P.1.

Sementara itu, survei yang dilakukan oleh People’s Vaccine Alliance pada Maret lalu, menemukan bahwa para ahli epidemiologi, ahli virus, dan spesialis penyakit menular khawatir bahwa galur virus baru dapat membuat vaksin saat ini tidak efektif dalam setahun. 

People Vaccine Alliance adalah koalisi yang terdiri dari banyak organisasi termasuk African Alliance, Oxfam dan UNAIDS. 

Survei ini mewawancarai sebanyak 77 ahli dari institusi akademis terkemuka dari 28 negara, di mana hampir sepertiga responden mengatakan, mereka percaya vaksin saat ini menjadi tidak ampuh dalam waktu sembilan bulan. (asr)