Kue Bulan Berharga Setinggi Langit Cuma Buat Konsumsi Para Pejabat Komunis Tiongkok, Rakyat : Boro-Boro !

oleh Jin She

Festival Pertengahan Musim Gugur  biasanya ditandai dengan berkumpulnya anggota keluarga untuk menikmati bulan purnama sambil makan kue bulan dalam tradisi warga etnis Tionghoa. Ini membuat semakin banyaknya variasi kue yang dijual di pasar dengan harga setinggi langit, terutama di daratan Tiongkok yang butuh menjalin hubungan dekat dengan para pejabat pemerintah. Malahan sekarang muncul penjualan kue bulan gaya baru, yakni dengan kupon / tiket kue bulan, yang menjadi populer di daratan Tiongkok.

Beberapa pedagang di Tiongkok meluncurkan kue bulan berbagai rasa dalam sekotak yang berisikan 8 kue dengan harga RMB. 2.888,- atau setara dengan IDR. 6,4 juta,  kembali menjadi topik hangat masyarakat daratan Tiongkok.

Hotel Peninsula Shanghai meluncurkan 8 kue bulan rasa kopi Moutai dalam kotak yang cocok untuk dijadikan hadiah, dengan banderol RMB. 1688,- (setara IDR. 3,7 juta) sekotak. 

Staf penjualan hotel mengatakan bahwa kue bulan tersebut dibuat dengan menggunakan arak Maotai ternama yang sudah berusia simpanan selama 30 tahun dan hanya dibuat sebanyak 100 kotak saja.

Banyak kotak berisi kue bulan untuk hadiah ini dikemas sampai berlapis-lapis, sehingga lebih terkesan “tidak sembarangan”. 6  kue bulan dalam sekotak yang diluncurkan oleh sebuah hotel bintang lima di Kota Taiyuan, Tiongkok masing-masing dibungkus dengan kertas khusus sampai 6 lapis.

Media resmi komunis Tiongkok juga mengakui bahwa sebagian besar kue bulan berharga setinggi langit ini, akan mengisi meja makan para pejabat pemerintah.

Kabarnya, orang-orang biasa “tidak kuat” membeli kue bulan semahal itu. Akan sangat menguras isi dompet.

Dalam beberapa tahun terakhir, pasar kue bulan menjadi semakin besar. Penjualan kue bulan di daratan Tiongkok meningkat dari total omzet RMB. 13,18 miliar pada tahun 2015 menjadi RMB. 20,5 miliar pada tahun 2020. 

Nama-nama besar di industri kue bulan dalam negeri, seperti Restoran Guangzhou, Roti Taoli, dan perusahaan kue besar lainnya, dengan penjualan kue bulan selama masa festival sudah dapat menghasilkan jumlah uang operasi usaha hampir setahun.

Padahal, industri kue bulan ini tidak membutuhkan teknis pembuatan yang spesifik, bahan bakunya ya itu-itu saja, seperti minyak, tepung, dan gula yang nilainya tidak mahal. Selain itu, terlepas dari apakah kue bulan yang mereka beli enak atau tidak, konsumen akan tetap membeli pada tahun-tahun berikutnya, sehingga banyak orang ingin mencari kesempatan karena iming-iming keuntungan besar. 

Dalam sepuluh tahun terakhir, rata-rata ada lebih dari 2.000 perusahaan setiap tahunnya yang berhubungan dengan kue bulan di daratan Tiongkok, apakah mereka sebagai produsen atau penjual dan lainnya.

Satu pertanyaan yakni, apa mungkin terdapat begitu banyak konsumen kue bulan ?

Pernah terungkap sebuah skandal mengejutkan tentang industri kue bulan pada beberapa tahun silam, yaitu kue bulan yang tidak terjual tahun itu bisa diretur kembali ke pabriknya, untuk dikerok bagian luar (kulit kue) dari kue bulan lalu dimasukkan ke dalam cold storage, yang mana akan digunakan lagi sebagai campuran dalam pembuatan kue bulan tahun berikutnya. Kabarnya, bahwa ini adalah praktik umum di kalangan industri kue bulan pada tahun itu. Setelah skandal itu terungkap, seluruh industri kue bulan menderita pukulan berat.

Jadi, untuk mengontrol produksi kue bulan, produsen mengakali dengan menggunakan model kupon / tiket kue bulan dan cara ini belakangan menjadi populer di daratan Tiongkok.

Dengan metode penjualan di muka lewat kupon / tiket kue bulan, pada dasarnya dapat membantu produsen untuk secara kasar memperkirakan jumlah kue yang perlu diproduksi. Dengan demikian dapat mengurangi produksi yang berlebihan.

Namun, kebanyakan orang membeli kupon / tiket kue bulan itu untuk dijadikan hadiah buat pejabat, bukan membeli kue bulan untuk konsumsi sendiri. Sedangkan orang yang menerima hadiah kupon itu, juga mencari cara agar dijadikan uang kontan saja. Oleh karena itu, kupon kue bulan itu cuma berpindah dari tangan satu ke tangan lainnya, tidak juga ditukarkan dengan kue bulan. Meskipun tujuan dari semua pihak dalam rantai tersebut telah tercapai.

Ada orang berpendapat bahwa keberadaan kupon / tiket kue bulan menghindari pemborosan. yang lain percaya bahwa budaya memberi hadiah kepada pejabat pemerintah ini lahir di bawah sistem Partai Komunis Tiongkok. 

Model bisnis ini baru tumbuh setelah ada sistem itu, dan juga membuat orang menjauhi konotasi dari budaya tradisional tentang festival di pertengahan musim gugur. Bagaimana pendapat Anda ? (sin)