Hasil Studi: Sejauh ini AS Adalah Pendukung Ukraina Terbesar

Andrew Moran

Pemerintah AS adalah kontributor kemanusiaan dan militer utama ke Ukraina sejak invasi Rusia dimulai, menurut temuan sebuah studi baru.

Sejak 24 Februari, Amerika Serikat telah memberi Kyiv 7,6 miliar euro ($8,2 miliar) dalam bentuk bantuan kemanusiaan dan militer, menurut temuan dari Kiel Institute, sebuah lembaga penelitian ekonomi Jerman. Polandia dan Inggris adalah pemberi bantuan keuangan, kemanusiaan, dan militer terbesar berikutnya.

Semua negara Uni Eropa memberikan total gabungan 2,9 miliar euro ($ 3,13 miliar), Ukraine Support Tracker menyoroti lembaga Uni Eropa dan bank investasi Eropa masing-masing menawarkan 1,4 miliar euro ($ 1,51 miliar) dan 2 miliar euro ($ 2,16 miliar). Inggris, Kanada, dan Jepang telah menjanjikan bantuan senilai sekitar 1 miliar euro ($ 1,08 miliar).

“Sungguh luar biasa bahwa AS sendiri memberi secara signifikan lebih dari seluruh Uni Eropa, di lingkungan terdekatnya perang berkecamuk,” kata Christoph Trebesch, Direktur Penelitian di Institut Kiel  dan  penulis utama Ukraine Support Tracker, dalam laporan tersebut.

Penulis studi mendefinisikan bantuan kemanusiaan sebagai bantuan langsung dalam bentuk makanan dan pasokan medis kepada penduduk sipil dan bantuan keuangan sebagai pinjaman, hibah, dan jalur pertukaran. Bantuan militer termasuk persenjataan, peralatan, utilitas, dan bantuan keuangan tidak langsung terkait dengan tujuan militer.

Dalam hal bantuan sebagai bagian persentase dari hasil ekonomi, Estonia menempati peringkat sebagai pendukung terbesar Ukraina. Dukungan yang diberikan  negara Baltik itu sejauh ini menyumbang hampir 0,8 persen dari produk domestik bruto (PDB) mereka. Estonia diikuti oleh Polandia (0,18 persen), Lithuania (0,06 persen), Slovakia (0,05 persen), dan Swedia (0,04 persen).

Amerika Serikat menduduki tempat keenam dengan 0,0345 persen  dari  PDB, sedangkan Inggris peringkat ke- delapan dengan 0,017 persen.

“Kedekatan geografis dengan Ukraina tampaknya memainkan peran utama dalam keterlibatan negara-negara Eropa Timur. Tetapi Inggris juga menonjol sebagai pendukung Ukraina, baik secara absolut maupun relatif terhadap output ekonomi,” tambah Trebesch.

Laporan tersebut memberikan informasi penting pada saat diskusi seputar bantuan ke Ukraina “telah bersifat anekdot”, kata penulis laporan tersebut.

“Tujuan utama dari data- base ini adalah untuk mengukur skala bantuan ke Ukraina dan membuat langkah-langkah dukungan sebanding di negara-negara donor,” catat para peneliti Kiel dalam makalah mereka.

Lebih Banyak Bantuan Datang ke Ukraina

Selama dua bulan terakhir,   Amerika Serikat telah memberi pemerintah Ukraina lebih dari 7.000 senjata kecil, 50 juta butir amunisi, sekitar 5.500 rudal Javelin, dan 1.400 sistem anti-pesawat Stinger.

Presiden Joe Biden baru- baru ini berkomitmen untuk memberikan bantuan tambahan sebesar $800 juta ke Ukraina setelah pembicaraan baru-baru ini dengan Presiden Volodymyr Zelensky.

Berbicara dalam sebuah wawancara dengan CNN, Zelensky mencatat bahwa “yang paling penting adalah kecepatan”.

Pernyataannya datang ketika laporan muncul bahwa Ukraina dapat dengan cepat menghabiskan persediaan amunisinya. Zelensky telah mengimbau masyarakat internasional untuk lebih banyak membantu pasokan peralatan militer, termasuk artileri jarak jauh, kendaraan lapis baja berat, dan beberapa sistem peluncuran roket.

Pejabat Ukraina juga meminta paket bantuan $50 miliar dari Amerika  Serikat dan negara-negara G7 lainnya karena pemerintah menghadapi defisit anggaran yang terus meningkat.

Oleg Ustenko, penasihat ekonomi utama Presiden Zelenskey, mengungkapkan kepada wartawan pada Senin 18 April bahwa delegasi pejabat Ukraina akan berbicara di sela-sela pertemuan musim semi Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia. Delegasi tersebut akan mencakup Menteri Keuangan Serhiy Marchenko.

“Itu hampir tidak mungkin. Anda harus mengerti, $ 50 miliar bagi kami  sangat penting untuk menjaga kehidupan kami tetap berjalan,” kata Ustenko.

 “Ini adalah sesuatu yang harus segera diselesaikan. Bukannya kita punya waktu  untuk menunggu.”

Kyiv memproyeksikan bahwa kekurangan anggaran akan berjumlah $8 miliar per bulan selama enam bulan  ke depan. Sebelum perang dimulai,   defisit   negara selama  setahun  penuh  adalah $7 miliar.

Sementara itu, lusinan organisasi amal AS dan internasional telah membantu para keluarga di medan perang. Beberapa badan amal berperingkat teratas yang saat ini berpartisipasi dalam upaya bantuan Ukraina termasuk International Medical Corps, Operation USA, Save the Children, dan Center for Disaster Philanthropy.

Dalam sebuah pengarahan kepada wartawan di New York, Kepala Bantuan PBB, Martin Griffiths menegaskan bahwa gencatan senjata kemanusiaan antara pasukan Rusia dan Ukraina masih bisa beberapa minggu lagi untuk ditetapkan. (Osc)