Suku Bunga Deposito Berjangka Panjang di 4 Bank Tiongkok Cenderung Mengecil, Cerminan Kurangnya Kepercayaan Pasar

oleh Li Siqi

Pada akhir Juni, 4 bank utama milik negara Tiongkok semuanya menetapkan suku bunga deposito berjangka 3 tahun sama atau lebih tinggi dari suku bunga deposito berjangka 5 tahun. Analisis profesional menunjukkan bahwa pasar kurang percaya terhadap ekonomi Tiongkok di masa mendatang, dan terjadinya penurunan drastis dalam permintaan untuk pinjaman jangka panjang.

Para deposan dari Bank of China, China Construction Bank, Industrial and Commercial Bank of China, juga Agricultural Bank of China yang merupakan bank BUMN utama Tiongkok baru-baru ini memperhatikan bahwa tingkat suku bunga deposito berjangka untuk 3 tahun dan 5 tahun tidak berbeda. Bahkan ada fenomena berbalik dari kebiasaan, yakni suku bunga deposito berjangka 5 tahun yang seharusnya lebih tinggi daripada yang 3 tahun, sekarang sudah sama atau lebih rendah dari suku bunga deposito berjangka 3 tahun.

Li Songjun, seorang Ph.D. di bidang ekonomi yang telah lama mengalami perkembangan ekonomi Tiongkok mengatakan kepada media Epoch Times pada 30 Juni : “Pertama, penurunan suku bunga deposito bank adalah tren umum, bukan hanya suku bunga deposito berjangka 5 tahun saja yang turun, tetapi suku bunga deposito yang berjangka 1 hingga 3 tahun juga menurun. Hal ini disebabkan oleh tekan penurunan ekonomi, Bank Sentral Tiongkok menurunkan rasio cadangan deposito pada bulan Desember tahun lalu dan Januari tahun ini, serta menurunkan acuan suku bunga pinjaman Loan Prime Rate (LPR) untuk 1 dan 5 tahun”.

Tujuan penurunan rasio cadangan adalah untuk memperbanyak jumlah uang beredar. Sedangkan tujuan penurunan LPR adalah untuk mendorong permintaan kredit, karena LPR merupakan suku bunga acuan untuk pinjaman perbankan. 

Meskipun kebijakan moneter telah dilonggarkan, kata Li Songjun penurunan rasio cadangan dan penurunan suku bunga pinjaman telah diberlakukan, tetapi belum mencapai efek yang diharapkan, investasi dan permintaan konsumen masih sangat lemah. 

Oleh karena itu, Bank Sentral Tiongkok menurunkan suku bunga lebih lanjut. Pada April tahun ini. rasio cadangan kembali diturunkan, kemudian di Mei menurunkan cukup tajam LPR berjangka 5 tahun.

“Dengan diturunkannya LPR berarti suku bunga pinjaman bank akan menurun. Meskipun hal ini mampu mengurangi biaya pinjaman perusahaan dan para konsumen, namun sebaliknya menekan laba operasi perbankan. Terutama karena menyusutnya industri perumahan, serangan gelombang epidemi, dan perbankan saat ini yang sedang menghadapi setumpuk kredit macet. Sehingga bank terpaksa memangkas suku bunga simpanan”.

Pada akhir April tahun ini, banyak bank besar milik negara dan bank komersial dengan saham gabungan di Tiongkok memimpin dalam menurunkan suku bunga deposito berjangka dan sertifikat deposito berdenominasi besar dengan jatuh tempo lebih dari satu tahun, dengan penyesuaian berkisar di sekitar 10 basis poin.

Mengapa suku bunga deposito berjangka 5 tahun saat ini lebih kecil daripada suku bunga deposito berjangka 3 tahun ? Penjelasan Li Songjun adalah : “Pertama-tama, ini adalah hasil dari pedoman kebijakan. Karena penurunan LPR 5 tahun lebih besar daripada LPR 1 tahun. LPR 5 tahun menentukan suku bunga simpanan dan pinjaman untuk jangka waktu 5 tahun dan lebih lama, sedangkan LPR 1 tahun menentukan suku bunga simpanan dan pinjaman untuk jangka waktu 3 tahun”.

“Selain untuk merangsang permintaan kredit di perekonomian riil, otoritas moneter juga berupaya untuk merangsang permintaan konsumen terhadap kredit pemilikan rumah (KPR), karena jenis kredit tersebut merupakan kredit jangka panjang dengan jangka waktu lebih dari 5 tahun. Data Mei yang baru lalu menunjukkan bahwa di bawah berbagai tindakan penyelamatan pasar, permintaan untuk perumahan tetap sulit untuk diangkat dan semua indikator ekonomi masih saja memburuk”.

Menurut data yang dirilis oleh CRIC, sebuah perusahaan yang menyediakan layanan aplikasi data besar di 95% industri real estat terkemuka di daratan Tiongkok, bahwa kinerja penjualan perumahan oleh 100 perusahaan real estate teratas Tiongkok dalam 5 bulan pertama tahun ini telah mengalami penurunan sebesar 52,3% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Angka penurunan ini bahkan lebih besar dari angka penurunan dalam 4 bulan pertama tahun ini.

Menurut data dari Chian Index Academy, dalam 5 bulan pertama tahun 2022, penjualan rata-rata dari 100 perusahaan real estat teratas Tiongkok adalah RMB. 27,39 miliar (setara USD. 4,1 miliar), penurunan mencapai 50,7% yoy. Dan jumlah perusahaan real estat dengan omzet penjualan melebihi RMB. 10 miliar saat ini tinggal 70 perusahaan, telah berkurang sebanyak 48 perusahaan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

“Kedua, fenomena ini juga menunjukkan bahwa bank tidak kekurangan dana simpanan sekarang, tetapi tidak ada yang meminjam uang, terutama permintaan untuk pinjaman jangka panjang sangat lemah, karena semua orang tidak optimis tentang ekonomi Tiongkok di masa mendatang”, kata Li Songyun.

Dilihat dari data pembiayaan sosial dan kredit pada Mei, pemulihan permintaan pinjaman jangka menengah dan panjang dari perusahaan dan penduduk masih lebih rendah dari yang diharapkan. Sebaliknya, kemauan warga untuk menabung sangat kuat. Dalam 5 bulan pertama tahun ini, jumlah simpanan masyarakat bertambah sebesar RMB. 7,86 triliun (setara USD. 120 juta), naik sebesar 50,6% yoy.

Li Songjun akhirnya menyimpulkan : “Dengan latar belakang kelesuan ekonomi dan pemerintah Tiongkok yang cenderung mendorong peningkatan konsumsi dan investasi, suku bunga deposito perbankan di Tiongkok pasti akan semakin rendah”. (sin)