TikTok Disalahkan sebagai Penyebab Pengguna Vape Remaja di Inggris Melonjak Dua Kali Lipat

Lily Zhou

Sejumlah platform media sosial telah disalahkan karena promosi rokok elektrik (vape) yang menargetkan anak-anak, dengan TikTok disebut sebagai “pelanggar terburuk”.

Hal itu muncul ketika survei yang diterbitkan pada Kamis 7 Juli menunjukkan 1 dari 14 remaja di bawah umur secara teratur menghirup vape.

Survei YouGov, yang dilakukan oleh badan amal Action on Smoking and Health (ASH) dan sebagian didanai oleh Departemen Kesehatan dan Perawatan Sosial Inggris, menunjukkan bahwa proporsi pengguna vape saat ini di antara anak berusia 11 hingga 17 tahun telah mencapai 7 persen, lebih dari dua kali lipat persentase dari tahun lalu sebesar 3,3 persen, yang sebelumnya telah mengalami penurunan dari 4,1 persen pada 2020.

Proporsi anak berusia 11 hingga 17 tahun yang pernah mencoba vape meningkat menjadi 15,8 persen tahun ini, dibandingkan dengan 11,2 persen pada 2021 dan 13,9 persen pada 2020.

Namun sebagian besar kelompok usia ini (83,8 persen), belum pernah mencoba vape.

Di antara mereka yang tidak pernah mencoba merokok, 92,2 persen tidak pernah mencoba vape.

Anak-anak yang lebih besar juga lebih cenderung menghirup vape. 

Promosi Media Sosial

Dengan pengetahuan tentang rokok elektrik di kalangan kelompok usia ini yang mencapai 91 persen tahun ini, dibandingkan dengan 64 persen pada 2013, survei tahunan tersebut untuk pertama kalinya menanyakan tentang peran dari promosi rokok elektrik.

Lebih dari setengah (56 persen) responden melaporkan mengetahui promosi rokok elektrik, paling sering di toko atau daring, dengan tingkat pengetahuan tertinggi di antara mereka yang pernah menghirup vape (72 persen), menurut survei.

Di antara sumber promosi daring yang paling sering dikutip, TikTok menduduki puncak daftar (45 persen), diikuti oleh Instagram (31 persen), Snapchat (22 persen), Facebook (15,4 persen), dan Twitter (12,5 persen).

Platform media sosial juga disalahkan oleh seorang ahli karena tidak menegakkan  aturan  mereka tentang promosi vape di bawah umur, dengan TikTok disebut sebagai pelanggar terburuk.

Gillian Golden, Kepala Eksekutif Asosiasi Perdagangan Vape Independen Inggris mengatakan, Platform media sosial seharusnya memiliki kebijakan untuk mencegah promosi vape kepada anak-anak, tetapi mereka tidak berbuat banyak untuk menegakkannya. 

“Kami memantau dan melaporkan pelanggaran ke platform media sosial, tetapi mereka jarang mengambil tindakan apa pun, dengan TikTok sebagai pelanggar terburuk,” katanya.

Sumber pasokan rokok elektrik yang paling sering dikutip untuk pengguna vape di bawah umur adalah toko (46,5 persen), dengan 43 persen mengatakan bahwa mereka diberi rokok elektrik oleh orang lain.

Para peneliti melakukan 422 tes pembelian selama Februari dan Maret, di mana mereka menggunakan anak di bawah 18 tahun untuk mencoba membeli vape sekali pakai dari toko.

Pembelian ilegal berhasil dilakukan sekitar sepertiga pada saat tes tersebut dilakukan.

“Seperempat dari produk yang dibeli tidak memenuhi standar Inggris dan seharusnya tidak dijual di negara ini,” kata laporan itu.

Toko juga merupakan pemasok utama bagi lebih dari setengah (51,9 persen) perokok di bawah umur, meskipun menjual rokok atau rokok elektrik kepada anak di bawah

18 tahun merupakan pelanggaran di Inggris.

Seorang juru bicara TikTok mengatakan: “Di TikTok, tidak ada yang lebih penting daripada menjaga keamanan komunitas kami, terutama pengguna termuda kami.”

“Terlepas dari usia pengguna, kami melarang keras konten yang menggambarkan atau mempromosikan penjualan, perdagangan atau penawaran tembakau, termasuk produk vape, dan kami akan menghapus konten apa pun yang ditemukan melanggar pedoman komunitas kami.”

“Kami juga tidak merekomendasikan konten yang menampilkan atau mempromosikan produk tembakau di feed pengguna TikTok.” (zzr)