Sejumlah Pejabat Senior Diperiksa Otoritas Terkait Menjadikan Industri Chip Tiongkok Monster Pemangsa Uang

oleh Lin Yan

Para ahli mengatakan bahwa penangkapan terhadap beberapa pejabat senior di industri chip Tiongkok dengan tuduhan korupsi belakangan ini adalah peristiwa yang menggemparkan. Ada berita yang menyebutkan bahwa rezim Beijing frustrasi dengan industri chip yang telah menghabiskan banyak dana pemerintah pusat, tetapi tidak sesuai dengan hasil yang diharapkan.

Sejak pertengahan Juli, 3 orang eksekutif industri chip Tiongkok yakni Ding Wenwu, mantan Ketua Departemen Informasi Elektronik dari Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi Tiongkok, juga Presiden Dana Investasi Industri Sirkuit Terpadu Nasional Tiongkok (disingkat Dana Besar). Lu Jun, mantan presiden Sinosemic yang menangani Dana Besar. Xiao Yaqing, mantan menteri Perindustrian dan Teknologi Informasi Tiongkok. Xiao Yaqing adalah pejabat setingkat menteri yang pertama diciduk dalam 4 tahun terakhir ini karena kasus korupsi.

Masih ada lagi 3 orang pejabat lainnya yang telah dibawa oleh pihak berwenang untuk menjalani pemeriksaan dan sementara ini hilang kontak, termasuk Zhao Weiguo, Ketua Dewan Tsinghua Unigroup, Diao Shijing, mantan presiden Tsinghua Unigroup, Wang Wenzhong, mitra Dana Investasi Ekuitas Shenzhen Nanshan Hongtai yang berada di bawah bendera Dana Besar.

Dana Besar didirikan pada 2014 yang menggunakan dana pemerintah untuk membangun rantai pasokan chip buatan Tiongkok, yang mana akan mengurangi ketergantungan terhadap chip yang diimpor dari Amerika Serikat dan sekutunya. Dana Besar ini merupakan mikrokosmos dari cara pemerintah Tiongkok untuk mendukung industri strategis.

Pada 9 Agustus, Bloomberg melaporkan bahwa daftar pejabat industri chip Tiongkok yang sedang menjalani pemeriksaan oleh pihak berwajib, karena korupsi tampaknya sudah dipenuhi oleh para pemimpin senior dari industri chip besar Tiongkok.

Mandat politik mendorong pemerintah berinvestasi di bidang semikonduktor

Sesungguhnya, Dana Besar yang pendiriannya lebih terdorong oleh mandat politik ketimbang kepentingan ekonomi telah menjadi lahan subur tumbuhnya korupsi. Demikian komentar dalam  artikel MIT (Massachusetts Institute of Technology) baru-baru ini.

Laporan tersebut mengutip ucapan Ma Rui, seorang analis teknologi dan pembawa acara podcast “China Technology Hotspot”, menyebutkan bahwa pada 2014, putaran pertama pendanaan sebesar USD. 20 miliar yang digelontorkan kepada Dana Besar tidak digunakan untuk perusahaan rintisan, tetapi dimanfaatkan untuk kepentingan terkait perusahaan dan anak perusahaan yang bergerak di bidang bahan chip dan produksinya yang telah didaftarkan di bursa saham .

Secara umum diyakini bahwa perusahaan rintisan di industri chip cenderung tidak mudah untuk memperoleh pendanaan dari sumber tradisional seperti modal ventura, karena setiap kemajuan dalam pembuatan chip membutuhkan waktu yang lama dan investasi penelitian yang cukup besar. Karena itu, pemodal ventura tidak tertarik memberikan dukungannya.

Cendekiawan Tiongkok : Perusahaan chip Tiongkok semuanya adalah monster pemangsa uang

Pan Helin, Co-Direktur Pusat Penelitian Inovasi Keuangan dan Ekonomi Digital Sekolah Bisnis Internasional Universitas Zhejiang, kepada reporter Economic Observer mengatakan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, tujuan inti dari banyak perusahaan chip di Tiongkok adalah untuk mendapatkan lebih banyak sumber daya, seperti subsidi pemerintah, pembiayaan dari perbankan, pembiayaan ekuitas bernilai tinggi.

“Ingin menghasilkan uang dengan cepat, tetapi tidak gampang. Bisnis yang terdiversifikasi lebih banyak merugi ketimbang untung. Pada akhirnya, bisnis yang terdiversifikasi mengubah dirinya menjadi monster pemangsa uang. Mereka perlu masukan sumber daya yang konstan untuk mempromosikan pengembangan bisnis, jadi mustahil dapat melepaskan diri dari situasi itu”, kata Pan Helin.

Dalam hal penelitian dan pengembangan, perusahaan-perusahaan ini seringkali tidak sabar, dan mereka lebih banyak memilih menggunakan pemikiran omzet daripada pemikiran mutu produk dalam membuat chip.

Pan Helin mengatakan : “Hasil mereka sering memiliki tujuan lebih tinggi yang bukan untuk memecahkan masalah khusus dalam industri semikonduktor. Dengan kata lain, penelitian dan pengembangan semikonduktor dari sejumlah besar perusahaan semikonduktor Tiongkok ini lebih mengutamakan “menjual muka ketimbang menjual mutu chip”.

Pan Helin menyarankan agar industri semikonduktor menanggalkan kemunafikan, muka, dan formalisme di industri chip, dan melakukan penelitian dan pengembangan dengan sungguh-sungguh demi akumulasi proses. 

Ia juga mengatakan, tidak seorang pun mampu mencapai langit dengan satu langkah. Pengembangan semikonduktor perlu dimulai dengan pelatihan bakat, selangkah demi selangkah menuju penyempurnaannya. 

Pejabat senior diperiksa mungkin terkait dengan kebangkrutan Tsinghua Unigroup

Pejabat dari pihak berwenang belum mengungkapkan alasan pasti tentang pemeriksaan para pejabat senior di industri ini. Tetapi sebagian besar media dan analis mengaitkannya dengan penyelidikan korupsi Tsinghua Unigroup yang sedang berlangsung. Tsinghua Unigroup, perusahaan semikonduktor BUMN yang menerima dana investasi dari Dana Besar telah pailit pada 2021.

Tsinghua Unigroup yang didirikan pada 1988 adalah salah satu perusahaan pembuat chip tertua di daratan Tiongkok dan merupakan perusahaan milik negara. Perusahaan tersebut sempat menjadi berita utama di media gara-gara rencana mengakuisisi perusahaan AS Micron Technology pada 2015 ditolak oleh pemerintah AS. Banyak dari akuisisi yang ambisiusnya itu memperoleh dukungan dari Dana Besar yang telah menginvestasikan sedikitnya USD. 2 miliar di Tsinghua Unigroup dan anak perusahaannya untuk memproduksi chip baik untuk memori flash, atau chip 5G.

Namun Tsinghua Unigroup akhirnya mengajukan pailit pada 2021. Sehingga ketiga eksekutifnya yang sudah mantan atau masih aktif mulai bulan Juli tahun ini, ditahan untuk menjalani pemeriksaan pihak berwenang atas dugaan korupsi. Sampai saat ini belum ada laporan lebih jauh mengenai hasil pemeriksaan terhadap mereka.

Tidak jelas apakah kegagalan Tsinghua Unigroup secara langsung memicu gerakan antikorupsi di internal Dana Besar. Tetapi begitu mudahnya Dana Besar menggelontorkan uang dalam jumlah besar, dibarengi dengan strategi penyelarasan keuntungan kemungkinan besar adalah faktor utama yang menyebabkan kegagalan perusahaan tersebut.

Beberapa pakar industri mengatakan bahwa publisitas yang dilakukan SMIC (Semiconductor Manufacturing International Corporation) baru-baru ini, yakni  perusahaan telah menguasai teknologi proses chip canggih 7 nanometer, sebenarnya telah dibesar-besarkan.

SMIC adalah perusahaan yang paling banyak menerima investasi tahap kedua dari Dana Besar, (tahap pertama adalah Tsinghua Unigroup). Menurut data tidak lengkap, bahwa sejak bulan Juli 2020 hingga akhir 2021, Dana Besar telah menginvestasikan dana untuk pendirian SMIC Shenzhen, SMIC Jingcheng, SMIC South dan lainnya, dan berpartisipasi dalam IPO SMIC di Dewan Inovasi Sains dan Teknologi, dengan jumlah investasi lebih dari USD. 4,5 miliar (setara RMB. 30 miliar).

Semakin kaya sektornya, semakin rentan terjadi korupsi

Di internal PKT, industri yang menerima lebih banyak dana negara lebih rentan terhadap munculnya masalah. Pengamat senior mengatakan bahwa orientasi investasi dari Dana Besar adalah tempat berkembang biaknya koruptor.

Matt Sheehan, seorang rekan di think tank AS “Carnegie Endowment for International Peace” mengatakan kepada MIT bahwa dia sama sekali tidak terkejut dengan berita pejabat senior industri chip Tiongkok sedang menjalani pemeriksaan pihak berwajib.

“Bukan karena saya tahu tentang kebobrokan mental pribadi Ding Wenwu, tetapi ketika Anda memiliki begitu banyak uang yang membanjiri di suatu industri, dan tidak ada skandal korupsi, itu baru mengejutkan”, ujarnya.

Jordan Schneider, seorang analis senior di Rhodium Group serta pembawa acara podcast China Talk, mengatakan kepada Bloomberg bahwa jika sebuah industri menginvestasikan puluhan miliar dolar, apakah itu adalah industri teknologi tinggi atau proyek pembangunan jalur kereta api atau bandara, itu akan memancing adanya transaksi ilegal.

Jordan Schneider mengatakan bahwa serentetan investigasi anti-korupsi terhadap industri chip sangat antusias, mungkin karena industri ini sangat penting untuk ambisi strategis Xi Jinping .

Kabarnya eksekutif puncak frustrasi dengan program kemajuan dalam industri chip Tiongkok

Pada Selasa (9 Agustus) Bloomberg mengungkapkan bahwa para pemimpin top Partai Komunis Tiongkok, frustrasi karena industri chip Tiongkok yang menerima dana besar dari negara dan didukung dengan serentetan kebijakan, namun setelah bertahun-tahun lewat masih juga gagal mengembangkan produk chip yang dapat menggantikan teknologi AS.

Rasa malu di puncak Partai Komunis Tiongkok memuncak dalam penyelidikan anti-korupsi minggu lalu, terhadap beberapa pejabat senior industri chip dan investigasi dana penyelamatan Tsinghua Unigroup yang senilai USD. 9 miliar.

Bloomberg mengutip ucapan seorang sumber yang akrab dengan pemikiran pejabat tinggi PKT melaporkan bahwa, para pemimpin PKT merasa tidak puas dengan industri chip Tiongkok yang telah menerima ratusan miliar dolar pendanaan negara dan serangkaian dukungan kebijakan selama dekade terakhir, tetapi tidak mampu mencapai terobosan teknologi tingkat nasional yang diharapkan untuk memutus ketergantungan pada teknologi Barat.

Sumber tersebut lebih lanjut mengungkapkan bahwa AS semakin memperketat ekspor chip mereka kepada perusahaan industri chip Tiongkok, mereka kini sudah dapat menahan Beijing dan berhasil mengekang ambisi teknologinya.

Ketika pemerintah AS secara bertahap memperketat ekspor peralatan pembuat chip ke Beijing, sambil bekerja sama dengan perusahaan sekutu seperti ASML Belanda dan Nikon Jepang untuk bergabung dalam barisan blokade teknologi terhadap Beijing, makin frustasi Tiongkok semakin memuncak.

Tiongkok yang berusaha untuk memperkecil jarak dalam pengembangan chip dengan Barat saja, tidak membuat kemajuan yang berarti, apalagi keinginannya untuk menyalip. ASML masih mendominasi mesin litografi, sementara Nikon mengendalikan photoresist kimia utama. Sedangkan Tiongkok masih bergantung pada impor untuk menutupi sebagian besar permintaan chip tahunannya yang nilainya mencapai USD. 155 miliar. (sin)