Meditasi 2 Dasawarsa Ilmuwan Top Inggris : Serukan Hentikan Penindasan terhadap Falun Gong di Tiongkok

Epoch Times United Kingdom

Luo Jianyang adalah seorang berbakat pilihan di antara puluhan ribu orang, di mata orang banyak dia adalah seorang “pemuda jenius”. Di usia 15 tahun ia sudah lolos seleksi salah satu perguruan tinggi ternama di Beijing, di umur 19 tahun setelah lulus dengan nilai terbaik di fakultasnya ia lantas disekolahkan oleh negara ke Imperial College Inggris menempuh gelar doktor jurusan kedirgantaraan, pada usia 24 tahun ia telah meraih gelar doktor.

Luo mengatakan, “Selama melakukan riset sebagai doktor di Imperial College, saya telah menemukan metode kalkulasi sliding mesh yang pertama di dunia. Setelah itu dengan status sebagai insinyur senior bekerja di sebuah perusahaan pengembangan peranti lunak teknik yang terkemuka di dunia. Karena berkontribusi dalam riset perusahaan, tak lama kemudian diangkat sebagai direktur divisi riset dan pengembangan pada perusahaan tersebut.”

Saat ini, Luo Jianyang adalah seorang Kepala Pejabat Teknis sekaligus ilmuwan utama di sebuah perusahaan pengembangan peranti lunak Jepang, “Agar saya dapat bergabung, perusahaan ini bahkan mendirikan sebuah perusahaan baru di Inggris untuk saya.”

Di saat yang sama Luo Jianyang juga merupakan salah seorang anggota dewan direksi di sebuah sekolah berbahasa Mandarin terbesar di Inggris, sekaligus merangkap sebagai direktur salah satu kampus di sekolah tersebut, dan sudah mengabdi selama 30 tahun.

Berjodoh dengan Falun Gong

Mungkin di mata orang awam, ilmuwan sama sekali tidak ada hubungannya dengan kultivasi (pengolahan sifat-jiwa menjadi pribadi yang lebih baik) Qigong (baca: chikung = ilmu senam meditasi). Luo Jianyang sendiri juga menyatakan, awalnya ia sama sekali tidak mengetahui apapun tentang kultivasi Qigong, “Sekitar 1998, seorang teman memberikan setumpuk rekaman metode Qigong, dan mengatakan bahwa ini adalah metode latihan yang sedang tren di Tiongkok, sangat baik bagi kesehatan, tapi waktu itu saya sama sekali tidak tertarik, jadi saya letakkan saja di pojok ruangan.”

Luo Jianyang adalah CTO dan Kepala Ilmuwan dari perusahaan pengembangan perangkat lunak Jepang. (Yan Ning/Epoch Times)

Setahun kemudian, suatu kebetulan seorang teman Luo Jianyang memberikan buku utama dalam metode Falun Gong (dibaca: fa luen kung) yakni “Zhuan Fa Lun [转法轮, dibaca: cuan fa luen = Memutar Roda Dharma. Dharma = hukum/aturan dalam agama Buddha (https:// id.wikipedia.org/wiki/Dhamma)]” yang dibelinya pada suatu konferensi bertukar pengalaman kultivasi Falun Dafa yang diadakan di Inggris. 

Luo Jianyang berkata, “Begitu membaca buku (Zhuan Fa Lun) itu saya pun tidak bisa melepaskannya, di saat itu juga saya baca sampai selesai, saya merasa sangat terharu, seakan telah memperoleh harta karun, lalu rekaman video yang saya peroleh itu saya keluarkan lagi dan saya pelajari sendiri, saya berlatih sendiri.”

“Khususnya dalam hal spiritual saya merasa mendapatkan perolehan yang luar biasa besar, saya percaya banyak orang memiliki semacam kegalauan, seperti halnya banyak ilmuwan hebat, seperti Newton, Einstein, sampai di titik akhir penelitiannya, mereka pun beralih ke jalur agama. Bayangkan, jika sangat sulit bagi seseorang untuk menciptakan sesuatu, namun badan langit begitu sempurna, lihatlah metode peredaran planet dalam sistem tata surya kita ini, jika dikatakan itu terbentuk secara alami, terasa sangat sulit meyakinkan saya.” 

Luo Jianyang menyatakan, “Buku ‘Zhuan Fa Lun’ ini pada dasarnya telah menjawab seluruh keraguan saya terhadap kehidupan ini.”

Berkultivasi Falun Gong Bermanfaat bagi Jiwa dan Raga, dapat Memandang Hambar Nama dan Kepentingan

Membaca “Zhuan Falun” dan belajar sendiri lima perangkat latihannya, tidak hanya membuat sakit maag yang diderita bertahun-tahun oleh Luo telah sembuh total, dengan adanya tubuh yang lebih sehat, membuatnya dapat bekerja di bawah tekanan tinggi dengan pikiran dan sikap yang tenang dalam menghadapi segala masalah teknis yang begitu banyak dalam pekerjaan riset ipteknya.

Luo Jianyang menyirami bunga di taman di rumah. (Yan Ning/Epoch Times)

“Penelitian teknologi canggih dan pengembangan peranti lunak, amat sangat besar tekanannya, apalagi masih harus berkompetisi dengan perusahaan lain. Namun setelah saya berlatih Falun Gong, pikiran saya menjadi lebih terbuka. Saya bekerja dengan sangat keras, saya tetap bekerja dengan sangat giat, namun suasana hati saya menjadi lebih tenang, tidak mengejar namun memperoleh dengan sendirinya. Hingga sekarang, belum ada masalah yang tak bisa saya selesaikan. 

Selain itu pimpinan saya pernah memberitahu seluruh karyawan perusahaan, jika Luo tidak bisa menyelesaikannya, maka di dunia ini tidak ada orang lain yang bisa menyelesaikannya.”

Berkat kontribusinya terhadap pengembangan teknologi di perusahaan, Luo setiap tahun selalu menerima surat ucapan terima kasih yang ditulis sendiri oleh pimpinannya. Namun dia sangat memandang hambar akan nama dan kepentingan pribadi, ia selamanya tidak pernah berinisiatif meminta perusahaan menaikkan gajinya.

Nilai-nilai universal “Sejati, Baik, Sabar” dalam Falun Gong juga telah mengubah pandangan Luo Ji- anyang terhadap dunia dan caranya berinteraksi dengan sesama. Luo mengenang, suatu kali perusahaan memutuskan untuk membagikan saham bagi karyawan level tinggi, dia mendapatkan saham sebesar 15%, padahal seorang kolega lainnya hanya mendapatkan 7%. Kemudian ia berinisiatif mengajukan kepada pimpinannya agar sebagian jatah sahamnya diberikan kepada koleganya tersebut, karena ia tidak ingin rekan kerja lain merasa diperlakukan tidak adil karena memperoleh saham yang berbeda. “Mencari uang bukan tujuan dalam kehidupan, dalam sebuah perusahaan bila hubungan antar sesama rekan kerja cukup harmonis, sesama rekan kerja pun dapat berjuang bersama-sama. Itulah tujuan yang paling utama.”

Luo Jianyang sedang berlatih perangkat latihan kedua Falun Gong . (Yan Ning/Epoch Times)

Falun Gong mengajarkan pengikutnya agar lebih mementingkan orang lain, ini membuat Luo Jianyang menyumbangkan kekayaannya kembali kepada masyarakat, dengan cara membantu mahasiswa Imperial College yang kesulitan keuangan, menyebarkan kebaikan kepada orang lain.

 Luo Jianyang menyatakan,“Selama manusia memiliki hati belas kasih, pada saat melakukan hal apapun akan selalu memikirkan orang lain terlebih dahulu. Karena telah menerima pendidikan seperti ini, maka pekerjaan saya cukup berhasil. Jadi saya juga berharap putra putri keluarga yang kurang mampu, juga dapat mengubah hidup mereka melalui pendidikan.”

Luo Jianyang berkata, “Karena berbagai macam konflik di tengah masyarakat kita ini sangat banyak, jika semua orang dapat lebih mementingkan orang lain lebih dulu, maka masyarakat kita ini dengan sendirinya akan menjadi lebih baik.”

Sebarkan Fakta demi Menentang Penindasan, Bermeditasi Selama Dua Dasawarsa

Luo berkata, “Setelah saya memperoleh banyak manfaatnya, sekaligus juga telah melihat perlakuan tidak adil yang dialami oleh praktisi Falun Gong di Tiongkok pasca 1999. Anda berlatih di rumah pun sudah tidak boleh, bahkan Anda dipaksa meninggalkan keya- kinan semacam itu, jika tidak mau melepas, maka Anda mungkin akan kehilangan pekerjaan, dan dijebloskan ke dalam penjara, yang lebih brutal lagi adalah dirampas organ tubuhnya dalam keadaan hidup-hidup. Praktisi Falun Gong di Inggris berharap dapat melakukan sesuatu.”

Begitulah, sebagian praktisi Falun Gong Inggris pun mulai berlatih meditasi di depan Gedung Kedubes RRT (Republik Rakyat Tiongkok) untuk Inggris, memberikan dukungan bagi praktisi Falun Gong di Tiongkok, menyerukan kepada segala kalangan masyarakat agar mendesak PKT (Partai Komunis Tiongkok, partai tunggal yang berkuasa secara otoriter di Tiongkok) untuk menghentikan penindasan ini. Di antara mereka banyak yang merupakan elite dari berbagai bidang, termasuk dosen perguruan tinggi, peneliti, pejabat tinggi perusahaan dan pemerintahan. Luo Jianyang merupakan salah satu di antaranya.

Luo menyatakan ia berharap agar dapat “membuat masyarakat luas melihat karakter Falun Gong yang damai. Kami duduk disini selain tidak meneriakkan slogan, juga tidak ada aksi apa pun, melulu berlatih meditasi saja, dengan banner yang terpasang pada papan pajangan, kami menghimbau pada PKT untuk menghentikan penindasan terhadap Falun Gong, dan mengembalikan kebebasan berkepercayaan bagi mereka.”

Meditasi di depan Gedung Kedubes RRT dalam rangka menentang penindasan ini telah mulai dilakukan sejak 5 Juni 2002, kemudian diubah menjadi kegiatan tiada henti selama 24 jam setiap harinya. Luo Jianyang juga berinisiatif mengisi waktu setiap Sabtu malam mulai pukul 22.30 hingga keesokan paginya pukul 08.00, tak terhalang angin dan hujan. Selama 23 tahun, Luo telah bertemu dengan banyak sekali masyarakat Inggris yang baik hati, juga telah membuat banyak orang memahami Falun Gong.

Luo Jianyang berlatih set kedua dari latihan Falun Gong di depan kedutaan PKC di London – (Yan Ning/Epoch Times)

Suatu kali, seorang pemuda Inggris lewat di depan Gedung Kedubes itu, dan bertanya pada Luo Jianyang, “Anda memiliki kebebasan berkepercayaan di Inggris, dan dapat berlatih dengan bebas. Untuk apa Anda berlatih di sini di tengah musim dingin begini?”

Saya lantas bertanya, “Apakah Anda beragama?” Ia menjawab dia adalah seorang Nasrani, dan percaya pada Kristus. Lalu saya berkata, tahukah Anda bahwa pada masa awal agama Kristen juga mengalami penindasan yang teramat serius? Saya bertanya padanya, “Jika pada waktu itu para penganut Nasrani itu tidak mempertahankan agama dan keyakinan mereka, apakah hari ini Anda masih mempunyai agama Nasrani?” Luo dan para praktisi Falun Gong Inggris dengan tekad mereka yang teguh dan menentang penindasan secara damai, juga telah mendobrak berbagai kesalahpahaman yang ada selama ini, serta telah mengungkap kebohongan PKT, dan telah menunjukkan kekuatan dari keyakinan spiritual.

Lembaga propaganda PKT acap kali memfitnah Falun Gong dengan menuduh para praktisi Falun Gong telah menerima suap dari “kekuatan negara asing” barulah dapat mempertahankan aksi anti penindasan. Dalam menghadapi fitnahan semacam ini, Luo mengatakan, “Berapa banyak uang yang harus diberikan kepada sekelompok orang untuk duduk setiap hari 24 jam nonstop disini selama 20 tahun lebih? Dan saya merasa memobilisasi orang untuk duduk di depan Kedubes RRT selama 20 tahun, adalah hal yang mustahil, hanya keyakinan spiritual yang mampu melakukannya, uang tidak akan dapat melakukannya.” 

Sembari tertawa dia melanjutkan berkata, “Berbicara dari lubuk hati, dengan gaji yang saya peroleh, tidak seorang pun mampu meminta saya melakukan hal ini demi uang.” Luo Jianyang menyatakan, “Tujuan saya gigih bertahan, satu-satunya tujuan, adalah agar rekan-rekan praktisi saya di Tiongkok dapat memperoleh kebebasan seperti saya.”

Selama 23 tahun ini, kegigihan tanpa henti para praktisi Falun Gong, membuat masyarakat Inggris perlahan-lahan semakin memahami kekejaman PKT dalam menganiaya Falun Gong, serta kekuatan tekad para praktisi Falun Gong. Luo Jianyang menyatakan, dirinya bersama praktisi Falun Gong Inggris lainnya akan terus bertahan hingga penindasan tersebut berakhir. (sud)