Setidaknya 13 Orang Tewas dalam Penyanderaan di Hotel Somalia Selama 30 Jam

NTD

Sebuah hotel yang sering dikunjungi pejabat pemerintah di Mogadishu, ibu kota Somalia, di negara Afrika bagian timur, diserang teroris pada Jumat (19/8) malam. Sedikitnya 13 orang tewas dan baku tembak berlanjut hingga Sabtu. Seorang komandan keamanan setempat mengatakan kepada AFP bahwa kebuntuan 30 jam telah berakhir, tetapi tidak memberikan informasi lebih lanjut tentang korban warga sipil dan personel keamanan.

Menurut beberapa pejabat Somalia, Al-Shabaab, sebuah kelompok yang terkait dengan Al-Qaeda, bertemu dengan orang-orang di Hotel Hyatt di ibukota pada 19 Agustus, demikian Central News Agency melaporkan. Setidaknya 13 warga sipil tewas dan puluhan lainnya terluka dalam serangan senjata dan bom.

Saksi mata mengatakan dua bom mobil meledakkan pintu masuk hotel sebelum gerilyawan Somalia al-Shabaab masuk ke hotel dalam asap dan melepaskan tembakan.

Pria bersenjata itu kemudian menyandera di lantai dua hotel. Mereka meledakkan tangga untuk menghentikan pihak berwenang menggunakan senjata berat.

Abdullahi Maalin Gaafoow, seorang pejabat pemerintah yang masih hidup mengatakan orang-orang melarikan diri dalam kekacauan. Mereka semua lari ke tempat yang mereka pikir aman. Hotel mulai dipenuhi asap serta api dan ia langsunjg melihat salah satu pengawal hotel  berdarah dan seorang pria lainnya terluka.”

Banyak orang terjebak pada awal serangan, tetapi puluhan orang, termasuk anak-anak, berhasil diselamatkan. 

Seorang wanita bernama Hayat Ali mengatakan kepada AFP bahwa tiga kerabatnya, yang berusia antara 4 hingga 7 tahun, bersembunyi di kamar mandi hotel pada saat kejadian. Ketika mereka ditemukan oleh penjaga keamanan, semua orang terlihat ketakutan dan mereka telah berkumpul kembali dengan keluarga mereka.

Seorang komandan keamanan anonim kepada AFP mengatakan pasukan keamanan telah menjinakkan pembajakan, pria bersenjata itu tewas, dan tidak ada yang melepaskan tembakan dari hotel selama satu jam terakhir. 

Dia tidak memberikan informasi lebih lanjut tentang korban warga sipil dan personel keamanan, atau jumlah pejuang al-Shabaab yang tewas. Dia mengatakan masih perlu untuk memeriksa apakah ada bahan peledak yang tersisa di hotel.  Pihak berwenang akan mengeluarkan briefing pada 20 Agustus.

Seorang perwira intelijen Somalia, yang hanya diidentifikasi sebagai Mohammed, mengatakan kepada wartawan sebelumnya bahwa 12 orang kebanyakan warga sipil tewas dalam insiden tersebut.

Dia mengatakan pada saat itu karena orang-orang bersenjata masih menahan sandera yang tidak diketahui jumlahnya di lantai dua hotel, pihak berwenang tak berani menggunakan senjata berat untuk menyerang.

Serangan itu adalah terbesar sejak presiden baru Somalia, Hassan Sheikh Mohamud, menjabat pada Mei, menggarisbawahi tantangan berat untuk memadamkan pemberontakan 15 tahun kelompok militan Islam itu.

Al-Shabaab telah berusaha untuk menggulingkan pemerintah Somalia selama lebih dari satu dekade dengan harapan dapat menetapkan norma-normanya sendiri yang secara ketat menafsirkan hukum syariah. (hui)