Gempa 6,8 Magnitudo di Sichuan, Tiongkok, Warga Tetap Dikurung dalam Komunitas Biar Pun Bahaya Mengancam

oleh Cheng Jing

Gempa berkekuatan 6,8 Magnitudo mengguncang Luding, Sichuan, Tiongkok pada Senin (5/9) siang. Sebuah video menunjukkan di pusat gempa, warga di jalanan berlari dengan terhuyung-huyung untuk menyelamatkan diri, tanah yang dipijak dan bangunan di kiri kanan jalan semuanya bergoyang. Di daerah Kabupaten Luding yang terkena penutupan untuk mencegah penyebaran COVID-19, banyak warga yang terblokir di dalam bangunan tempat tinggal mereka. Meskipun mereka dengan marah menendang pintu agar bisa keluar sejenak untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan karena gempa cukup besar, tetapi petugas tidak menggubrisnya. 

Menurut laporan resmi Stasiun Pemantau Gempa Tiongkok, pada (5/9) pukul 12:52 (waktu setempat), gempa yang terjadi di Kabupaten Luding, Prefektur Otonomi Tibet Ganzi, Sichuan berkekuatan 6,8 Magnitudo, pusat gempa berada di darat dengan kedalaman 16 kilometer.

Tercatat hingga pukul 20:30 hari itu, berita yang disiarkan oleh China Central Televisi menyebutkan bahwa gempa bumi telah menyebabkan 46 orang warga (29 orang di Prefektur Ganzi dan 17 orang di Kota Ya’an) meninggal dunia. Sementara 16 orang kehilangan kontak,  50 orang lebih terluka. 

Menurut sumber, ada 6 desa yang berada dalam jarak 5 kilometer dari pusat gempa, dan 3 kota kabupaten yang berada dalam jarak 20 kilometer dari pusat gempa. Sedangkan Luding adalah yang paling dekat dengan pusat gempa.

Situs web m.thecover.cn melaporkan bahwa A Wei, warga yang tinggal di Kabupaten Luding, mengatakan bahwa saat gempa terjadi ia sedang mengikuti kegiatan di Asosiasi Warga Senior Luding. “Gempa yang kami rasakan di lantai 11 sangat kuat”. Ah Wei dan teman-temannya tetap diam di tempat. Ia mengatakan bahwa banyak orang bergegas lari menuju tangga darurat bahkan melihat ada unit AC yang jatuh.

Dari rekaman video terlihat, sebuah kendaraan yang tiba-tiba mengalami penyimpangan jalur ketika gempa terjadi, pengemudi yang sadar bahwa sedang terjadi “bumi bergoyang” segera menghentikan kendaraannya. Terdengar teriakan penumpang wanita dalam kendaraan : “Waduh ! Waduh ! Gempa !”

Kamera juga merekam situasi di luar kendaraan di mana seluruh jalan, pohon-pohon dan bangunan rumah di kedua sisi jalan bergoyang keras ke kiri dan ke kanan, kemudian ada dinding bangunan di jalan yang runtuh ke arah jalan, menyebabkan debu bertebaran.

Kendaraan-kendaraan yang diparkir di pinggir jalan terus bergoyang, terlihat pengemudi kendaraan di depan dengan cepat membuka pintu dan turun untuk menyelamatkan diri. Pemilik mobil dengan cepat menenangkan penumpang wanita di dalam kendaraan agar tidak bergerak ! “Jangan bergerak !”, katanya. Sampai rekaman video berakhir pun lampu jalan masih terlihat bergoyang.

Warga tetap terkunci dalam komunitas lockdown COVID-19 meski bahaya gempa mengancam

Pada saat ini, daratan Tiongkok sedang dilanda gelombang baru epidemi COVID-19, dan banyak tempat di Sichuan telah menerapkan penguncian dan kontrol yang ketat. Karena itu penduduk diminta untuk tetap tinggal di rumah. Kota Chengdu yang berpopulasi 21 juta jiwa, berada di bawah manajemen lockdown pihak berwajib. Saat gempa terjadi, Kota Chengdu pun bergoyang.

Beberapa warga di TKP melalui media sosial Tiongkok seperti Weibo dan WeChat mengungkapkan bahwa mereka sudah tidak peduli lagi dengan perintah kontrol, ingin segera bisa keluar dari area pemblokiran untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan karena gempa cukup kuat. Tetapi meskipun pintu besi ditendang petugas tidak menggubris.

Beberapa warga penghuni apartemen yang buru-buru berlari turun untuk keluar dari gedung, tetapi gerbang gedung komunitas tetap terkunci, membuat mereka tidak berdaya kecuali berharap tidak terjadi apa-apa. 

Netizen bernama “Tran Minh” menulis komentarnya : Gempa membuat semua penghuni gedung apartemen ketakutan dan bergegas turun ke lantai dasar, tetapi mereka tidak bisa keluar dari gedung yang diblokir. Bencana yang dialami penduduk daratan Tiongkok terjadi akibat 30% bencana alam, dan 70% bencana buatan manusia.

Sichuan terus dilanda bencana, gempa besar acap terjadi dalam beberapa tahun terakhir

Dalam beberapa tahun terakhir ini, Sichuan terus dilanda bencana alam, seperti gelombang panas dan kekeringan yang memecahkan rekor, provinsi yang kaya akan air sehingga memiliki beberapa pembangkit listrik tenaga air justru krisis energi listrik, Kota Chengdu yang berpenduduk lebih dari 21 juta jiwa sedang menjalani lockdown, mengalami juga bumi bergoyang yang cukup keras pada 5 September.

Berikut catatan gempa besar yang telah terjadi di Provinsi Sichuan :

Pada 9 Juni tengah malam hingga 10 Juni tahun ini, 11 kali gempa bumi terjadi berturut-turut di Kota Malkang, Prefektur Aba, Sichuan dengan kekuatan gempa terbesar sampai 6.0 magnitudo.

Pada 1 Juni tahun ini, gempa bumi berkekuatan 6,1 dan 4,5 magnitudo terjadi di Kabupaten Lushan dan Kabupaten Baoxing, Kota Ya’an, Sichuan. Tercatat hingga 2 Juni, korban tewas ada 4 orang dan 41 orang lainnya mengalami luka-luka.

Pada 16 September 2021, gempa bumi berkekuatan 6 magnitudo terjadi di Kabupaten Lu, Sichuan, menewaskan sedikitnya 3 orang penduduk.

Pada 8 Agustus 2017, gempa berkekuatan 7,0 magnitudo melanda Jiuzhaigou, menewaskan 24 orang dan melukai 493 orang.

Pada 20 April 2013, gempa berkekuatan 7,0 magnitudo terjadi di Ya’an (kemudian dinamai Gempa Lushan oleh Administrasi Gempa Tiongkok) menewaskan 196 orang dan melukai 11.470 orang.

Pada 12 Mei 2008, gempa berkekuatan 8,2 magnitudo menimpa Wenzhuan menewaskan hampir 70.000 orang, hampir 18.000 orang hilang dan lebih dari 370.000 orang terluka. (sin)