Selain Microsoft, Twitter, Snapchat, Induk Facebook juga PHK Ribuan Karyawan Akibat Perkiraan Pendapatan Q4 Tahun Ini Melemah

NTD

Setelah bulan lalu perusahaan induk Facebook melaporkan tentang penurunan laba Q3 tahun ini yang mencapai lebih dari 50% pendapatan Q3 tahun lalu atau tekor sebesar USD. 4,4 miliar. Meta sebagai perusahaan induk Facebook, Instagram dan WhatsApp berencana melakukan konsolidasi perusahaan khususnya di lingkungan ekonomi. Wall Street Journal yang mengutip sumber yang mengetahui masalah ini pada 6 November melaporkan, bahwa Meta berencana untuk memulai PHK besar-besaran minggu ini, yang jumlahnya bisa mencapai ribuan orang karyawan, dengan keputusan yang akan diumumkan paling cepat pada 9 November.

Central News Agency mengutip berita dari Reuters melaporkan bahwa Meta menolak mengomentari laporan tersebut.

Dalam laporan pendapatan bulan lalu Meta mengungkapkan bahwa laba perusahaan Q4 tahun ini diperkirakan masih melemah, padahal biaya diperkirakan akan meningkat secara signifikan tahun depan. Hal mana menyebabkan nilai pasar saham perusahaan menyusut sekitar USD. 67 miliar. Nilai pasar kumulatif perusahaan Meta tahun ini telah menguap sebesar lebih dari USD. 500 miliar.

Selain prospek ke depannya yang membuat orang pesimis, raksasa media sosial itu juga menghadapi pertumbuhan ekonomi global yang melambat, persaingan dari TikTok, perubahan kebijakan privasi dari Apple, kekhawatiran investor tentang investasi besar-besarannya di metaverse, dan ancaman regulasi yang eksis.

CEO Meta Mark Zuckerberg pernah mengatakan bahwa dirinya memperkirakan investasi di Metaverse bisa memakan waktu sekitar 10 tahun untuk membuahkan hasil. Untuk itu Meta terpaksa harus membekukan perekrutan, membatalkan beberapa rencana, dan merestrukturisasi sebagian tim untuk memangkas biaya.

Mark Zuckerberg dalam konferensi online mengenai laporan keuangan yang diadakan pada bulan Oktober tahun ini menyebutkan : “Melihat ke tahun 2023, Meta akan memfokuskan investasinya pada beberapa area yang pertumbuhannya cukup tinggi. Ini berarti beberapa tim akan menambah jumlah karyawan, sementara sebagian besar lainnya akan tetap dipertahankan walaupun ada yang akan mengalami pengurangan. Pada akhir tahun 2023, skop perusahaan Meta bisa sama atau sedikit lebih kecil daripada yang sekarang”.

Perusahaan media sosial tersebut telah memangkas sampai sedikitnya 30% jumlah insinyur yang rencananya akan direkrut pada Juni tahun ini. Dan, Zuckerberg pun telah memperingatkan para karyawannya untuk mempersiapkan mental menghadapi prospek ekonomi yang memburuk.

Pemegang saham Meta Altimeter Capital Management pernah mengatakan dalam sebuah surat terbuka yang ditujukan kepada Zuckerberg, bahwa rencana pengembangan ke Metaverse telah membuat investor Meta kehilangan kepercayaan. Oleh karena itu ia menyarankan Meta agar melakukan perampingan operasi melalui PHK dan pemotongan belanja modal.

Kenaikan suku bunga dikombinasikan dengan inflasi yang tinggi dan krisis energi Eropa telah memperlambat pertumbuhan ekonomi global dalam beberapa bulan terakhir. Perusahaan-perusahaan teknologi termasuk Microsoft, Twitter, Snapchat dan lainnya juga melakukan PHK karyawan atau paling tidak membatasi perekrutan.

Setelah bulan lalu perusahaan induk Facebook melaporkan tentang penurunan laba Q3 tahun ini yang mencapai lebih dari 50% pendapatan Q3 tahun lalu atau tekor sebesar USD. 4,4 miliar. Meta sebagai perusahaan induk Facebook, Instagram dan WhatsApp berencana melakukan konsolidasi perusahaan khususnya di lingkungan ekonomi.

Wall Street Journal yang mengutip sumber yang mengetahui masalah ini pada 6 November melaporkan, bahwa Meta berencana untuk memulai PHK besar-besaran minggu ini, yang jumlahnya bisa mencapai ribuan orang karyawan, dengan keputusan yang akan diumumkan paling cepat pada 9 November.

Central News Agency mengutip berita dari Reuters melaporkan bahwa Meta menolak mengomentari laporan tersebut.

Dalam laporan pendapatan bulan lalu Meta mengungkapkan bahwa laba perusahaan Q4 tahun ini diperkirakan masih melemah, padahal biaya diperkirakan akan meningkat secara signifikan tahun depan. Hal mana menyebabkan nilai pasar saham perusahaan menyusut sekitar USD. 67 miliar. Nilai pasar kumulatif perusahaan Meta tahun ini telah menguap sebesar lebih dari USD. 500 miliar.

Selain prospek ke depannya yang membuat orang pesimis, raksasa media sosial itu juga menghadapi pertumbuhan ekonomi global yang melambat, persaingan dari TikTok, perubahan kebijakan privasi dari Apple, kekhawatiran investor tentang investasi besar-besarannya di metaverse, dan ancaman regulasi yang eksis.

CEO Meta Mark Zuckerberg pernah mengatakan bahwa dirinya memperkirakan investasi di Metaverse bisa memakan waktu sekitar 10 tahun untuk membuahkan hasil. Untuk itu Meta terpaksa harus membekukan perekrutan, membatalkan beberapa rencana, dan merestrukturisasi sebagian tim untuk memangkas biaya.

Mark Zuckerberg dalam konferensi online mengenai laporan keuangan yang diadakan pada bulan Oktober tahun ini menyebutkan : “Melihat ke tahun 2023, Meta akan memfokuskan investasinya pada beberapa area yang pertumbuhannya cukup tinggi. Ini berarti beberapa tim akan menambah jumlah karyawan, sementara sebagian besar lainnya akan tetap dipertahankan walaupun ada yang akan mengalami pengurangan. Pada akhir tahun 2023, skop perusahaan Meta bisa sama atau sedikit lebih kecil daripada yang sekarang”.

Perusahaan media sosial tersebut telah memangkas sampai sedikitnya 30% jumlah insinyur yang rencananya akan direkrut pada  Juni tahun ini. Dan, Zuckerberg pun telah memperingatkan para karyawannya untuk mempersiapkan mental menghadapi prospek ekonomi yang memburuk.

Pemegang saham Meta Altimeter Capital Management pernah mengatakan dalam sebuah surat terbuka yang ditujukan kepada Zuckerberg, bahwa rencana pengembangan ke Metaverse telah membuat investor Meta kehilangan kepercayaan. Oleh karena itu ia menyarankan Meta agar melakukan perampingan operasi melalui PHK dan pemotongan belanja modal.

Kenaikan suku bunga dikombinasikan dengan inflasi yang tinggi dan krisis energi Eropa telah memperlambat pertumbuhan ekonomi global dalam beberapa bulan terakhir. Perusahaan-perusahaan teknologi termasuk Microsoft, Twitter, Snapchat dan lainnya juga melakukan PHK karyawan atau paling tidak membatasi perekrutan. (Sin)