Xi Jinping Menghadapi Kesulitan dalam Kebijakan Zero COVID-19 yang Menjadi Dilema, Muncul ‘Pembelotan Kolektif’ Internal

Luo Tingting

Baru-baru ini, banyak orang-orang dari generasi kedua Partai Komunis Tiongkok (PKT), para reporter media partai dan propagandis pro PKT secara terbuka menerbitkan artikel yang mengkritik kebijakan pencegahan epidemi yang diterapkan. Para ahli menilai ‘pembelotan kolektif’ orang-orang di sistem PKT, menunjukkan ada perbedaan di internal partai dan kebijakan nol kasus epidemi Xi Jinping menjadi dilema.

Generasi Kedua PKT Kritik Aturan Pencegahan Epidemi

Tao Siliang, “generasi kedua PKT ” yang terkenal, memposting di akun publik WeChat bernama “Tian Dao He Sheng” pada  5 November, mengkritik pencegahan epidemi berlebihan di Beijing. Setelah dia dan suaminya berpartisipasi dalam acara dari Huzhou, daerah risiko area bebas, dia tidak bisa kembali ke Beijing yang memiliki 20 zona berisiko tinggi.

Tao Siliang mengatakan dalam artikel tersebut, catatan peringatan dalam bentuk “Pop-Up ” Anda luar biasa! Ini seperti Anda menggunakan tenaga sihir, sehingga banyak orang, tidak peduli kapan dan di mana, langsung tidak dapat bergerak tanpa memberikan alasan.”

Tao Siliang yang berusia 81 tahun adalah putri dari Tao Zhu, mantan anggota Komite Tetap Biro Politik Partai Komunis Tiongkok dan Wakil Perdana Menteri Dewan Negara. Dia sendiri adalah wakil ketua Asosiasi Walikota Tiongkok. Artikel Tao Siliang memicu diskusi panas di Weibo, tetapi langsung diblokir.

Untuk diketahui, orang-orang di Tiongkok diharuskan memiliki aplikasi kartu kesehatan digital, selama catatan peringatan dalam bentuk “Pop-Up” tidak hilang maka mereka dilarang memasuki ibu kota. Sama halnya, mereka tidak bisa keluar dari kota  jika masih terdapat peringatan Pop-Up. 

Hu Xijin :  Zero Kasus COVID-19 Tidak Mungkin

Hu Xijin, mantan pemimpin redaksi media partai Global Times, menanggapi di Weibo pada 5 November dengan menuliskan : “Saya tidak tahu seberapa biasa situasi Ms. Tao, tetapi memang ada banyak keluhan di internet tentang orang-orang yang masuk dan kembali ke Beijing , di sekitar saya juga banyak kenalan atau kerabat dekat yang diblokir untuk masuk dan kembali ke Beijing.

Dia mengatakan  Beijing harus lebih standar dalam merumuskan dan mematuhi aturan pergerakan orang-orang. Sekarang ada kesan ketidakpastian tentang masalah masuk dan kembali ke Beijing, yang mana tidak baik untuk pembangunan ekonomi dan sosial Beijing, maupun citranya.

Pada 7 November, Hu Xijin memposting di Weibo lagi bahwa, jika sulit bagi Beijing untuk menyelesaikan kasus baru, bahkan lebih tidak mungkin bagi kota untuk menghilangkan virus. Harga yang dibayar terlalu mahal.

“Sebenarnya di luar kapasitas manajemen akar rumput  dari sebagian besar kota untuk sepenuhnya menghilangkan virus yang terlalu aktif. Situasi di Urumqi, Zhengzhou dan kota-kota lainnya menunjukkan, setelah penguncian yang parah dan jangka panjang, virus terus menyebar di banyak komunitas.” 

“Situasi sebenarnya di berbagai tempat adalah kesiapan publik  bekerja sama dengan manajemen statis seluruh wilayah kini menjadi semakin rendah. Tidak peduli dari perspektif dukungan publik atau sumber daya keuangan, sulit untuk melanjutkan pendekatan seperti itu.”

Propagandis Pro PKT

Zhou Xiaoping, Propagandis Partai Komunis Tiongkok dan mantan ketua Asosiasi Penulis Internet Sichuan, juga memposting di Weibo pada 5 November, mempertanyakan kebijakan nol kasus dinamis yang ketat dengan mengatakan, “Sekarang Anda bisa datang dan memblokir saya, tangkap aku, atau bunuh aku terserah apa yang kau mau.”

Zhou Xiaoping berkata: “Apakah benar-benar sulit menjadi pragmatis?  Sekarang situasinya jika Anda kembali dari Amerika Serikat, Anda hanya perlu dikarantina selama 7 hari dan Anda bisa pulang. Jika Anda pergi ke perbatasan di mana epideminya relatif ringan, setelah diisolasi 70 hari Anda mungkin belum dapat pulang ke rumah. Apakah ini untuk pencegahan epidemi atau mendayung? Apa gunanya melakukan ini? “

Dia juga mengkritik propaganda yang membesar-besarkan angka kematian, “Bahkan jika kita harus melawan COVID-19 sampai akhir, kita tidak bisa hanya membuat rumor bahwa di luar negeri banyak mayat di mana-mana, perawatan medis runtuh dan mengalami gejala serius,  itu tidak benar.” Demikian postingan yang dihapus setelah memicu diskusi panas.

Wu Shaoping, seorang pengacara hak asasi manusia yang berbasis di Amerika Serikat, mengatakan kepada Radio Free Asia bahwa dari tren opini publik saat ini dapat dilihat tentang audiens yang tak puas dengan kebijakan nol kasus telah berkembang luas di sistem partai.

Heng He, seorang komentator yang berbasis di Amerika Serikat, mengatakan bahwa orang-orang dalam sistem partai seperti Tao Siliang telah menyuarakan sinyal bahwa ada perbedaan internal PKT tentang apakah akan hidup berdampingan dengan virus.

Ia menjelaskan, seharusnya para elite sudah mencapai konsensus bahwa blokade yang diterapkan tidak ada untungnya. Baik politik atau ekonomi, biayanya mungkin terlalu tinggi. Oleh karena itu, akan ada informasi yang saling bertentangan untuk waktu yang lama. Kebijakan nol kasus dinamis adalah kebijakan Xi Jinping, tak mungkin  segera memulihkan dan mengubah kebijakan ini.

Bahkan jika langkah-langkah spesifik dilonggarkan, kebijakan nol kasus dinamis masih akan diperketat.

Wartawan dari media pemerintah meminta bantuan

Setelah kemunculan Tao Siliang, generasi kedua PKT, pada 6 November, dilaporkan di Internet bahwa belasan wartawan dari media resmi tingkat pusat Beijing pergi ke Shanghai untuk berpartisipasi dalam China International Import Expo (CIIE ), dan ketika mereka ingin kembali ke Beijing, mereka mendapatkan peringatan “pop-up” di kartu kesehatan digital mereka dan tidak punya pilihan selain meminta bantuan Departemen Propaganda Pusat.

Tangkapan layar WeChat menunjukkan bahwa reporter dari media resmi utama dalam grup meninggalkan pesan satu demi satu, “Semua 72 orang dari People’s Daily pergi ke CIIE dengan pop-up”, “China Daily juga semua pop-up”, “Economic Daily juga semua pop-up”, “China Women’s Daily” semuanya pop-up”.

Seorang praktisi media tertentu mengisyaratkan  dapat meminta pemerintah untuk menyelesaikan masalah pop-up dengan mengatakan,  bahwa personel Beijing yang telah memasuki Shanghai dan Hangzhou sebelumnya juga mengalami masalah serupa dan pejabat itu bergerak untuk menyelesaikannya.”

Long, mantan orang media di Tiongkok, mengatakan kepada NTD bahwa walaupun peringatan pop-up tak muncul,  apakah akan melakukan tes PCR atau tidak, bukan lagi menggunakan standar perawatan medis dan kesehatan. Tetapi, sudah menjadi standar departemen kekuasaan. Jika mereka mengatakan anda positif, maka Anda positif. Para reporter dari surat kabar besar yang berangkat, ketika peringatan pop-up di kartu digital mereka muncul karena mereka tidak berkoordinasi dengan baik.  Anda tidak bisa menyelesaikannya,  hanya bisa meminta bantuan markas pusat. Ketika berkoordinasi dengan markas pusat,  mereka mempunyai hak istimewa, semuanya tentang hak istimewa.” (hui)