Kerusuhan Berdarah Pecah di Peru, 18 Tewas dan  2 Menteri Mundur Hingga Ribuan Turis Terjebak

NTD

Penggulingan mantan Presiden Peru Pedro Castillo memicu kemarahan publik.  Gelombang demonstrasi  pecah yang membuat Peru menjadi rusuh. Sebanyak 18 orang  tewas dalam bentrokan. Dua menteri mengundurkan diri. Sementara itu, ribuan turis terdampar di kota-kota dekat Machu Picchu saat kondisi darurat diumumkan.

Penggulingan Pedro Castillo memicu gelombang demonstrasi, menyerukan pemilihan dini, pembubaran Kongres, pembentukan Majelis Konstituante, dan menuntut pengunduran diri Presiden baru Dina Boluarte.

Namun demikian, Kongres menolak RUU tersebut pada Jumat (16/12/2022) untuk memajukan pemilihan umum lebih dari dua tahun dari 2026 hingga Desember 2023.

Sebanyak 8 orang tewas dalam bentrokan antara pengunjuk rasa dan pasukan keamanan di selatan kota Ayacucho, 15 hari setelah panel Mahkamah Agung memutuskan bahwa Castillo harus ditahan sebelum persidangan selama 18 bulan.

Saat ini gelombang demonstrasi terus memanas, Menteri Kesehatan Rosa Gutierrez  pada 16 Desember mengumumkan bahwa sejak Castillo ditangkap pada 7 Desember, 18 orang tewas dalam konflik tersebut.

Pada 16 Desember, Perserikatan Bangsa-Bangsa mengungkapkan “keprihatinan yang mendalam” atas berita kematian dan penangkapan anak di bawah umur dalam demonstrasi. Pemerintah Peru mengatakan Menteri Luar Negeri, Ana Cecilia Gervasi akan bertemu dengan pejabat PBB pada Selasa untuk membahas situasi tersebut.

Menteri Pendidikan Peru, Patricia Correa, dan Menteri Kebudayaan, Jair Perez, mengumumkan pengunduran diri mereka di Twitter setelah beberapa orang tewas dalam kerusuhan tersebut.

Correa dalam cuitannya: “Saya mengajukan pengunduran diri saya pagi ini (16) dan mengundurkan diri sebagai Menteri Pendidikan. Seharusnya tidak ada kematian rekan saya, dan tidak boleh ada korban yang disebabkan oleh tindakan kekerasan negara yang berlebihan.”

Situs web “Global News” Kanada melaporkan bahwa Peru mengumumkan keadaan darurat selama 30 hari pada 14 Desember, membuat ribuan turis terlantar di Cusco, sebuah kota di dekat kota kuno Inca Machu Picchu. Cusco adalah kota gerbang ke Machu Picchu.

Beberapa bandara di seluruh negeri ditutup, termasuk terminal internasional di Cusco.

Sekitar 5.000 turis terdampar di kota Cusco, kata pejabat setempat kepada AFP, di mana  menunggu penerbangan mereka dilanjutkan. (hui)