Jumlah Kasus Infeksi di Tiongkok Diperkirakan Bisa Melebihi 1,1 Miliar, Hanya Dalam 20 Hari Melampaui Jumlah Kasus Dunia Selama 3 Tahun

NTD

Epidemi di Tiongkok telah melanda seluruh negeri membuat seluruh rumah sakit yang ada penuh sesak dengan pasien, layanan medis runtuh, dan rumah duka kewalahan dalam menangani jenazah. Beberapa hari yang lalu, media daratan melaporkan bahwa serangan virus datang secepat badai, tingkat infeksi secara nasional dalam 20 hari telah mencapai lebih dari tingkat infeksi global dalam 3 tahun. Pakar Shanghai memperkirakan bahwa jumlah infeksi secara nasional akan melebihi 1,1 miliar kasus.

“Berbaris, ayo berbaris, semuanya sabar, sabar !”

Di penghujung tahun 2022, di sebuah rumah duka di Suzhou, Jiangsu, terlihat banyak warga sipil yang berebut untuk mendapatkan nomor antrian kremasi bagi anggota keluarga mereka yang meninggal, meskipun hari sudah larut malam. Sampai-sampai staf krematorium harus mengingatkan warga agar berbaris secara tertib.

Pada hari pertama Tahun Baru 2023, rumah duka Wuhan masih ramai dengan anggota banyak keluarga yang berkumpul untuk mengambil abu jenazah anggota keluarga mereka dan mengadakan upacara larung di sebuah bengawan.

Di daerah pedesaan Tiongkok utara, karena banyaknya orang yang meninggal, penduduk desa menggali lubang untuk penguburan massal.

Seorang pria Tianjin mengatakan : “Galian untuk makam ini besar cukup buat 10 jenazah”.

Ini cuma mikrokosmos dari tragedi tsunami epidemi di kota-kota besar dan kecil, hingga daerah pedesaan terpencil Tiongkok.

Pada akhir tahun 2022, beberapa orang reporter untuk “Caijing” atau “Majalah Keuangan” berkunjung ke daerah pedesaan di banyak provinsi untuk melakukan wawancara lapangan. Mereka menemukan bahwa daerah pedesaan kekurangan perawatan medis, dokter umumnya terinfeksi wabah, dan situasi orang berusia lanjut bahkan lebih memprihatinkan.

Seorang guru pendukung di Desa Xinlian, di Provinsi Guangdong bermarga Wang mengatakan bahwa sejak bulan Desember, hampir setiap hari ada kegiatan pemakaman di desa sekitar, dan banyak warga lansia yang tidak dapat melewati musim dingin tahun ini.

Banyak warga sipil di Chongqing, Hunan, dan tempat lainnya juga disibukkan dengan mengurus jenazah anggota keluarga mereka yang meninggal dunia.

Karena terlalu banyak kematian di pedesaan Provinsi Sichuan, lebih dari belasan keluarga petani mengadakan pemakaman jenazah pada hari yang sama.

Seorang wanita pedesaan di Chongqing mengatakan : “Banyak kematian di sini. Di depan sana ada 7 atau 8 keluarga yang sedang berduka cita, di sini juga ada. Mengerikan. (jenazah) ada di mana-mana”.

Li Chengpeng, seorang penulis terkenal Tiongkok dan komentator mengatakan dalam sebuah surat perpisahan kepada tahun 2022, bahwa dalam tiga tahun terakhir, orang-orang tua ini setiap hari melakukan asam nukleat, dengan patuh mereka lakukan sampai sekarang menemui ajal dan langsung menjalani perabuan. Mereka sakit tetapi tidak bisa masuk rumah sakit. Sudah meninggal pun tidak bisa masuk rumah duka (untuk menerima upacara perpisahan jenazah). Bagi yang beruntung, kremasi masih bisa dilakukan tersendiri, tetapi bagi mereka yang kurang beruntung, hanya bisa menerima pembakaran secara bersama. (jenazah) mereka digeletakkan seperti barang saja di atas lantai, lorong-lorong, trotoar dan lemari pendingin.

Lai Jianping, Magister Hukum Internasional dari Universitas Ilmu Politik dan Hukum Tiongkok menuturkan : “Situasi epidemi di Tiongkok sangat serius. rumah-rumah pengabuan jenazah bekerja dengan penuh kapasitas sampai kewalahan. (PKT) secara artifisial ingin lebih banyak rakyatnya terinfeksi untuk mencapai efek yang disebut kekebalan kelompok. Itu adalah tindakan biadab. Karena setelah merebaknya wabah, sumber daya medis, berbagai peralatan, fasilitas, perbekalan medis, dan personel tidak mampu mengimbanginya, sehingga pasti akan menyebabkan jumlah kematian yang sangat besar”.

Virus partai komunis Tiongkok (COVID-19) yang mulai merebak di Wuhan pada akhir tahun 2019 segera menyebar ke dunia gara-gara PKT terus menyembunyikan fakta. Dalam tiga tahun terakhir, PKT telah menerapkan langkah-langkah pemberantasan epidemi yang ekstrem dengan menerapkan kebijakan Nol Kasus yang akhirnya gagal meraih hasil. Pihak berwenang kemudian secara tiba-tiba membebaskan pemberantasan virus tanpa memberi peringatan pada akhir tahun 2022. Perubahan yang drastis ini tidak ditunjang dengan persiapan yang baik sehingga terjadilah fenomena seperti membuka kotak Pandora, menyebabkan epidemi melanda luas ke seluruh negeri.

Lai Jianping mengatakan : “Perubahan drastis ini setara dengan wabah epidemi yang telah terakumulasi selama beberapa tahun meledak sekaligus. Membuat seluruh sistem pembendungannya lumpuh. Seluruh sumber daya medis tidak dapat memenuhi kebutuhan rakyat untuk mencegah penularan. Jadi itu menjadi penyebab banyak warga sipil tidak memiliki kesempatan untuk mendapatkan perawatan medis dan menemui dokter, sehingga tingkat kematiannya akan jauh melampaui negara-negara Barat”.

Sejak dilonggarkannya kebijakan pencegahan epidemi, rumah sakit di seluruh Tiongkok langsung dipadati warga yang ingin berobat, bahkan para nakes yang positif terinfeksi pun harus masuk kerja untuk menangani pasien. Rumah duka dan krematorium di seluruh negeri kewalahan. Sampai-sampai kontainer pendingin untuk bahan makanan pun digunakan untuk menyimpan jenazah.

Pada 29 Desember tahun lalu, Zeng Guang, mantan kepala ahli epidemiologi dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok mengatakan bahwa jumlah kasus infeksi di Beijing mungkin sudah melebihi 80% total warganya, atau bahkan lebih tinggi.

Dalam kolom “Berita utama hari ini” pada 30 Desember ada laporan yang menyebutkan bahwa tingkat infeksi di Beijing hampir mencapai 100%. Penyebaran virus yang cepat seperti badai, melebihi perkiraan semua ahli. Dalam 20 hari, sudah ada 600 juta orang yang terinfeksi, melebihi tingkat infeksi global dalam 3 tahun.

Huang Jinqiu, seorang yang cukup senior di media daratan Tiongkok memberitakan : “Di pedesaan wilayah Tiongkok utara, berjajar jenazah yang sedang menanti giliran kremasi. Pada saat yang sama, banyak sumber daya medis yang habis terpakai. Ini benar-benar situasi yang menakutkan. Menurut kecepatan dari penyebaran virus saat ini, untuk menginfeksi 1 miliar penduduk Tiongkok bukan hal yang tidak mungkin. Jika infeksi yang dinasionalisasikan itu adalah varian virus Omicron, mungkin tidak terlalu bermasalah karena ia tidak menyerang paru-paru. Tetapi virus yang menyebar saat ini menyerang paru-paru, menyebabkan banyak orang mengalami fenomena paru-paru putih, dan banyak orang yang nyawanya tak tertolong”.

Zhang Wenhong, Direktur Pusat Penyakit Menular Nasional Tiongkok mengatakan bahwa selama Tahun Baru Imlek, tingkat infeksi nasional dapat mencapai 80%. Ini berarti lebih dari 1,1 miliar penduduk Tiongkok akan terinfeksi.

Bagaimana cara menyelamatkan diri dari pandemi ini ? Master Li Hongzhi, pendiri Falun Gong pada bulan Maret 2020 telah memberikan petunjuk melalui artikelnya yang berjudul “Rasional”, yaitu “menjauhlah dari partai jahat PKT, jangan berdiri di pihak partai jahat”. “Manusia seharusnya dengan tulus bertobat kepada Dewa, ‘diri saya ada kesalahan di mana, mohon diberikan kesempatan untuk berubah’, ini barulah caranya, ini barulah obat mujarab”. (sin)