Calo-calo Bermunculan di Rumah Duka Beijing, Guangzhou, dan Shanghai

Luo Tingting

Wabah semakin mengamuk di daratan Tiongkok. Menurut prediksi para ahli, sedikitnya 600 juta orang telah terinfeksi COVID-19. Karena jumlah kematian akibat epidemi melonjak, rumah duka di seluruh negeri penuh sesak, dan “calo” pemakaman bermunculan di Beijing, Guangzhou dan Shanghai yang memicu kemarahan.

Tingkat infeksi 20 hari di Tiongkok melebihi tingkat global selama tiga tahun

Zeng Guang, mantan kepala epidemiologi di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok, baru-baru ini mengatakan bahwa wabah di Tiongkok berkembang lebih cepat dari yang diperkirakan, dan memperkirakan bahwa jumlah infeksi di Beijing mungkin telah melebihi 80 persen, dan bahkan mungkin lebih tinggi.

Zhang Wenhong, seorang profesor di Universitas Fudan di Shanghai dan direktur Pusat Nasional untuk Penyakit Menular, juga mengatakan bahwa tingkat infeksi saat ini di banyak kota besar telah melebihi 50%. Kasus kemudian akan mencapai 80% selama Tahun Baru Imlek pada Januari. Dia meminta kepada masyarakat agar mengurangi pertemuan di akhir tahun.

Menurut sebuah artikel yang diterbitkan pada 30 Desember tahun lalu oleh situs daratan Tiongkok  “Toutiao” bahwa epidemi Omicron Tiongkok  tidak seperti yang lain. Bagaikan angin beracun yang berhembus di udara, dengan orang-orang yang berguguran, demam, sakit dan batuk. Kecepatan penyebaran dan kemampuan untuk menginfeksi orang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah penyakit menular manusia.

Ringkasan pertemuan Komisi Kesehatan dan Medis Tiongkok yang beredar di internet baru-baru ini menyatakan bahwa dari 1 hingga 20 Desember, jumlah kumulatif orang yang terinfeksi epidemi di Tiongkok telah mencapai 248 juta kasus. Artikel tersebut menyatakan bahwa “tingkat infeksi 20 hari melebihi tingkat infeksi tiga tahun dari semua negara di dunia”, yang berada di luar pengetahuan semua ahli di dalam dan luar negeri.

Selain itu, penulis artikel juga mengatakan bahwa menurut pengamatannya sendiri, sangat sedikit orang di Beijing yang belum terdiagnosis.Tingkat infeksi karyawan di sekitarnya melebihi 90%, dan banyak di antaranya mendekati 100%.  Menurut perkiraan Zeng Guang, populasi tetap Beijing adalah sekitar 22 juta orang dan dengan tingkat infeksi 80%. Artinya sekitar 18 juta orang telah terinfeksi.

Menurut artikel tersebut, berdasarkan berbagai prediksi yang dipublikasikan di Internet, tingkat infeksi nasional saat ini telah melampaui 50%, bahkan beberapa kota telah melebihi 90%, dan jumlah orang yang terinfeksi mungkin telah melebihi 600 juta orang.

“Geng Calo” Pemakaman Bermunculan di Seluruh Tiongkok

Baru-baru ini, kasus parah memuncak di Beijing, Jilin, Anhui, Wuhan, Guangzhou, dan tempat lain. Jumlah pasien yang mengidap paru-paru putih dan lansia dengan penyakit bawaan tiba-tiba meningkat. Adapun ICU rumah sakit sedang keadaan darurat. Menurut laporan dari Yicai.com.cn, tingkat penggunaan tempat tidur darurat di rumah sakit di Beijing, tempat kasus penularan yang paling parah telah mencapai 2166%.

Karena jumlah kematian yang melonjak akibat epidemi, “calo” telah muncul di industri pemakaman, menjual kembali tempat kremasi kepada publik dengan harga tinggi. 

Baru-baru ini, rekaman telepon dari seorang penduduk Beijing yang mengeluh kepada pihak berwenang terungkap di Internet. Ia mengeluh bahwa tidak ada tempat untuk mengkremasi jenazah yang terinfeksi oleh epidemi di Beijing, dan biaya kremasi rumah duka telah meningkat menjadi RMB. 30.000  atau setara Rp 67 juta. 

Krematorium Shanghai memberikan nomor terbatas setiap hari, dan anggota keluarga mendiang hanya dapat mengkremasi jenazah setelah mendapatkan nomor tersebut. Sebuah video yang diposting di Internet menunjukkan bahwa sebuah nomor melalui “calo” dipatok dengan harga RMB. 30.000.

Sub-biro Shanghai Hongkou melaporkan bahwa (tahun lalu) lebih dari 20 calo pemakaman ditangkap pada 29 Desember. Mereka menjual kuota kremasi kepada warga dengan harga selangit mulai dari RMB. 1.500 hingga RMB.2.000. 

Ada juga antrean panjang di rumah duka di Guangzhou Video yang diposting di Internet menunjukkan bahwa seseorang menjual nomor kremasi dengan harga tinggi, dan dikepung oleh anggota keluarga mendiang, dan polisi tidak dapat menghentikan mereka.

Pakar: Butuh Waktu 6 Minggu Bagi Beijing untuk Melewati Puncak Kematian

Ahli virologi Jerman-Tiongkok Lu Mengji, seorang profesor di Institut Virologi di Fakultas Kedokteran Universitas Essen, mengatakan kepada surat kabar Lianhe Zaobao, berdasarkan data masa lalu, gelombang pertama wabah sosial yang disebabkan oleh virus Omicron biasanya berlangsung sekitar tiga bulan. Namun, karena kekurangan sumber daya historis untuk perawatan kritis di Tiongkok dan tingginya insiden influenza di musim dingin, siklus evolusi secara keseluruhan kemungkinan akan lebih lama.

Menurut Lu, Beijing diperkirakan membutuhkan waktu empat hingga enam minggu lagi untuk melewati puncak parahnya penyakit dan kematian. Bagi kota-kota dengan wabah infeksi yang terlambat, jendela waktunya juga kecil. Di satu sisi, ada kebutuhan untuk lebih mengerahkan lembaga-lembaga sosial dan perawatan kesehatan primer secara memadai untuk mengalihkan tekanan untuk perawatan medis; di sisi lain, ada kebutuhan untuk mencegah ketidakseimbangan dalam alokasi sumber daya untuk penyakit serius, yang dapat menyebabkan kurangnya perawatan tepat waktu untuk pasien dengan penyakit lainnya.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok melaporkan 5.138 kasus baru yang dikonfirmasi dan satu kematian baru pada 1 Januari. Tetapi angka resmi tidak lagi diakui, dan para ahli yakin jumlah infeksi dan kematian sebenarnya jauh lebih tinggi karena tes COVID secara massal tidak lagi dilakukan.

Selain itu, ada juga upaya terselubung dari pejabat untuk menekan jumlah kematian akibat wabah tersebut. Seorang dokter di sebuah rumah sakit swasta di Beijing mengatakan bahwa dalam beberapa hari terakhir, dia dan rekan-rekannya menemukan catatan tercetak di meja rumah sakit yang meminta mereka untuk “berusaha untuk tidak menulis kegagalan pernapasan yang disebabkan oleh pneumonia Coronavirus yang parah” sebagai penyebab utama kematian.

Jumlah kematian akibat virus di Tiongkok  akan mencapai 1,7 juta pada akhir April, menurut perkiraan terbaru dari perusahaan analitik Airfinity yang berbasis di Inggris. (hui)