Media Swedia : Mahasiswa Tiongkok yang Studi dengan Sponsor Negara Wajib Menandatangi Kontrak Kesetiaan Kepada PKT

oleh Xia Dunhou, Chang Chun dan Liu Fang 

Otoritas Partai Komunis Tiongkok (PKT) mewajibkan mahasiswa studi di luar negeri yang didanai negara sebelum berangkat menandatangani perjanjian yang isinya berjanji “setia” kepada PKT selama belajar di luar negeri. Aktivis pro-demokrasi luar negeri mengungkapkan bahwa PKT juga menggunakan “asosiasi mahasiswa” di luar negeri untuk memantau ucapan dan perbuatan mahasiswa mereka yang studi di negara asing.

Beberapa hari lalu media Swedia “Dagens Nyheter” melaporkan bahwa seorang mahasiswa asal Tiongkok yang studi di Universitas Lund di Swedia memperlihatkan dokumen perjanjian, yang menunjukkan bahwa selain bersumpah setia kepada pemerintah Tiongkok, mahasiswa internasional yang disponsori pemerintah juga wajib melayani kepentingan rezim dan sama sekali tidak diperkenankan untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang bertentangan dengan keinginan otoritas Partai Komunis Tiongkok.

Laporan itu menyebutkan, universitas lain di Swedia kemudian juga melakukan pemeriksaan dokumen terhadap mahasiswa (asal daratan Tiongkok). Sejauh ini, setidaknya ada 30 orang mahasiswa yang disponsori pemerintah Tiongkok telah menandatangani perjanjian dengan Dewan Beasiswa Tiongkok yang berada di bawah yurisdiksi Kementerian Pendidikan Tiongkok. Jadi ada dugaan bahwa tujuan PKT mengirim mahasiswa asing ke luar negeri dengan menandatangani kontrak kesetiaan itu adalah untuk mencuri intelijen teknis dan menekan hak asasi manusia.

Sebenarnya, PKT sudah cukup lama menerapkan cara tersebut terhadap mahasiswa studi di luar negeri yang didanai pemerintah.

Jie Lijian, Direktur Eksekutif Departemen Pemuda Partai Demokrasi Tiongkok mengatakan : “PKT takut mahasiswa tidak mau kembali begitu dikirim ke luar negeri, atau khawatir melakukan ucapan atau perbuatan yang menjurus ke anti-partai dan anti-negara, jadi dibuatkan kontrak kesetiaan sebagai antisipasinya”.

Jie Lijian menunjukkan bahwa PKT juga menggunakan “asosiasi mahasiswa” di luar negeri untuk memantau ucapan dan perbuatan mahasiswa internasional asal daratan Tiongkok, dan mencuci otak mereka melalui acara-acara rutin, seperti piknik bersama, barbeque, dan kegiatan lainnya.

“Sepanjang waktu mereka berada di bawah kendali yang dilakukan secara teratur oleh “asosiasi mahasiswa”, cabang partai rahasia luar negeri, dan pemimpin politik terkait. Beberapa waktu yang lalu, ada sejumlah mahasiswa di seluruh dunia yang ikut memprotes lockdown kota yang dilakukan PKT. Di saat itu, para “kaki tangan PKT” ini juga cukup ketat dalam mengontrol mahasiswa, terus mengingatkan agar para mahasiswa asal Tiongkok tidak berpartisipasi dan tidak mendukung protes,” kata Jie Lijian.

Bagi mahasiswa yang menentang rezim PKT, kerabat dan penjamin keuangan mereka di daratan Tiongkok akan ikut terancam dan kena hukuman otoritas PKT.

Hal yang sama juga terjadi di Amerika Serikat.

Zhang Junjie, seorang mahasiswa asal daratan Tiongkok yang studi di AS mengatakan : “Termasuk saya, saya juga menjumpai hal yang sama, seperti ada serangan pribadi yang ditujukan kepada saya, ancaman terhadap kehidupan keluarga saya, saya pikir begitu kita berani muncul untuk menyampaikan ucapan atau pendapat yang menentang partai, kita akan menghadapi ancaman dari PKT.”

Pada 10 Januari, Wu Xiaolei, seorang mahasiswa asal Tionghoa yang studi di Berklee College of Music di Boston, dituntut oleh otoritas AS karena diduga menguntit dan mengancam seorang etnis Tionghoa yang mendukung gerakan demokrasi Tiongkok. (sin)