Hiroshima Menjadi Tuan Rumah KTT G7 untuk Mengatasi Ancaman Rusia dan Tiongkok yang Terus Meningkat

Emel Akan – The Epoch Times

Para pemimpin Kelompok Tujuh (G7) akan bertemu minggu ini di Hiroshima, Jepang, dalam rangka unjuk kekuatan dan persatuan untuk mempromosikan “tatanan internasional yang berbasis aturan” dalam menghadapi meningkatnya agresi Rusia dan Tiongkok.

KTT yang akan berlangsung pada  19-21 Mei ini akan menjadi pertemuan tahunan ke-49 dari negara-negara demokrasi maju terbesar-Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Inggris, Prancis, Italia, dan Kanada.

Presiden Joe Biden berencana untuk menghadiri KTT ini, meskipun ia berada di tengah-tengah pembicaraan pagu utang yang alot dengan para pemimpin kongres. Perjalanan presiden telah dipersingkat, menurut Gedung Putih, sehingga ia dapat kembali ke Washington lebih awal dari yang direncanakan untuk melanjutkan negosiasi. Biden telah menunda kunjungan pasca KTT ke Australia dan Papua Nugini.

Meskipun KTT G7 biasanya tidak menjadi berita utama, pertemuan tahun ini dianggap penting karena pesan yang ingin disampaikan kepada Rusia dan Tiongkok.

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida memilih Hiroshima sebagai tempat penyelenggaraan G7 sebagai kesempatan simbolis untuk menyerukan perlucutan senjata nuklir dan nonproliferasi.

KTT tahun ini diharapkan dapat menyoroti sejarah Hiroshima sebagai tempat operasi militer paling mematikan di dunia dan berusaha untuk mengirim “pesan yang kuat” ke seluruh dunia, terutama Rusia, tentang bahaya senjata nuklir.

Dalam Agenda

Perang di Ukraina dan perang melawan inflasi global akan mendominasi agenda pada pertemuan tahun ini, menurut Matthew Goodman, wakil presiden senior bidang ekonomi di Center for Strategic and International Studies (CSIS).

“Saat ini, ada fokus khusus pada ketahanan pangan dan energi, dan isu-isu seputar hutang negara-negara berkembang,” kata Goodman dalam sebuah konferensi pers yang diadakan oleh CSIS untuk mempratinjau pertemuan para pemimpin tersebut.

Pertemuan ini juga akan menjadi ujian besar bagi pengaruh global Jepang.

“Jepang memberikan penekanan khusus pada perlucutan senjata nuklir dan nonproliferasi, baik karena KTT ini diselenggarakan di Hiroshima, kampung halaman perdana menteri, dan juga karena Rusia telah …. mengisyaratkan bahwa mereka mungkin akan menggunakan senjata nuklir taktis di Ukraina,” jelas Goodman.

Menurut CSIS, G7 telah menemukan tujuan bersama yang baru setelah invasi Rusia ke Ukraina dan meningkatnya agresi Tiongkok. Tahun ini, Jepang berharap dapat menyatukan negara-negara demokrasi terkemuka untuk melawan upaya Rusia dan Tiongkok untuk merusak tatanan berbasis aturan yang ada dan menyebarkan pengaruh mereka di Amerika Latin, Afrika, dan Asia.

“G7 akan terus mendorong sanksi-sanksi terhadap Rusia dan dukungan terhadap Ukraina,” kata pemerintah Jepang dalam sebuah pernyataan yang meringkas agenda KTT. Selain itu, para pemimpin “akan menegaskan kembali dan memperkuat kerja sama dalam ‘Indo-Pasifik yang Bebas dan Terbuka’.”

Fokus penting dari KTT tahun ini adalah “Penjangkauan ke Selatan Global,” yang bermaksud untuk meningkatkan penjangkauan ke Amerika Latin, Afrika, seluruh Asia, dan Pasifik untuk melawan pengaruh Tiongkok dan Rusia yang terus meningkat di kawasan ini.

Untuk itu, sejumlah pemimpin diundang ke pertemuan tahun ini: Australia, Republik Korea, India, Brasil, Indonesia, Vietnam, Komoro (mewakili Uni Afrika), dan Kepulauan Cook (mewakili Forum Kepulauan Pasifik) akan bergabung dalam pertemuan di Hiroshima.

Iklim tetap menjadi fokus utama, tetapi para pemimpin G7 juga bergulat dengan kebutuhan energi negara mereka setelah invasi Rusia ke Ukraina dan sanksi.

“Meskipun pentingnya memastikan keamanan energi ditegaskan kembali dalam menghadapi agresi Rusia terhadap Ukraina, tujuan untuk mencapai net-zero pada tahun 2050 berdasarkan Perjanjian Paris tetap tidak berubah,” demikian pernyataan G7.

Ketika Jerman menjadi tuan rumah KTT G7 setahun  lalu, mengatasi krisis iklim adalah prioritas yang sangat besar. Jepang, di sisi lain, memberikan prioritas yang lebih rendah pada isu ini, menurut Goodman.

Kecerdasan buatan (AI) juga akan memainkan peran penting dalam KTT G7 tahun ini, karena para pemimpin dunia tercengang dengan kemajuan pesat teknologi dan potensi risikonya.

Topik utama lainnya yang akan dibahas selama pertemuan termasuk pengembangan rantai pasokan yang tangguh serta menangani kebijakan non-pasar dan pemaksaan ekonomi. Para pemimpin juga diantisipasi akan mengungkapkan kekhawatiran mereka mengenai proyek-proyek pembiayaan pembangunan yang tidak jelas di negara-negara miskin, seperti Inisiatif Sabuk dan Jalan (Belt and Road Initiative) milik Tiongkok.

Tahun ini, klub G7 memiliki dua pemimpin baru. Ini akan menjadi KTT pertama bagi Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak dan Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni, yang keduanya mulai menjabat pada  Oktober tahun lalu. (asr)