Epidemi di Tiongkok Melonjak dengan Meningkatnya Jumlah Pasien Positif Kedua, Varian Strain Menyumbang 90%

Wang Yanqiao

Gelombang kedua epidemi di Tiongkok terus meningkat dalam beberapa hari terakhir, dengan dokter di banyak tempat mengungkapkan bahwa semakin banyak orang yang terinfeksi yang kedua kalinya. Menanggapi hal ini, pihak berwenang mengakui bahwa jenis yang bermutasi menyumbang 90 persen dari kasus-kasus tersebut.

Warga Shenzhen berkata : “Teman-teman, ini positif kedua, sangat tidak nyaman. Kemarin, saya pergi ke klinik kecil dan ada banyak orang dengan  positif kedua di sana, dan klinik itu penuh.

Ketika epidemi terus meningkat di Tiongkok, banyak dokter dan orang-orang melaporkan peningkatan jumlah orang dengan infeksi positif COVID-19 yang kedua.

Li Gang, Dokter yang merawat dari Departemen Pengobatan Pernafasan, Rumah Sakit Kelas Tiga Shanghai berkata : “Dengan datangnya gelombang kedua epidemi di negara kita setelah dicabutnya pembatasan, banyak orang menjadi cemas lagi. Berapa banyak lagi gelombang epidemi yang akan kita alami di masa depan? Akankah kita terinfeksi setiap enam bulan?

Pada 29 Mei, People’s Daily, media Partai Komunis melaporkan bahwa para ahli dari mekanisme pencegahan dan pengendalian bersama Dewan Negara telah menanggapi topik wabah kedua dari varian baru ini.

Chen Cao, seorang peneliti di Institut Penyakit Virus Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok, mengatakan, “Proporsi kasus impor varian XBB terus berada pada tingkat yang tinggi. Proporsi strain mutan XBB pada kasus lokal adalah 91,9% dari urutan yang dikumpulkan dari 15 Mei hingga 21 Mei. Jumlah kasus yang mungkin terinfeksi varian XBB kemungkinan akan meningkat dalam waktu dekat.”

Menurut Wang Liping, seorang peneliti di Divisi Komunikasi dan Pencegahan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok, epidemi telah meningkat sejak akhir April. Menurut penelitian dan penilaian yang komprehensif, epidemi yang disebabkan oleh strain mutan seri XBB akan berlanjut untuk sementara waktu. Dikarena PKT selalu menyembunyikan situasi epidemi, situasi sebenarnya tak diketahui.

Tong Zhaohui, wakil direktur Rumah Sakit Chaoyang Beijing yang Berafiliasi dengan Capital Medical University berkata : “Kali ini, menurut survei kami, akan ada lebih banyak orang muda yang terinfeksi sekunder. Mereka belum pernah positif sebelumnya. Gejalanya orang yang terinfeksi agak mirip dengan musim dingin lalu dan relatif parah. Jika Anda demam, terutama jika suhu tubuh Anda di atas 38 derajat, saya sarankan Anda pergi ke rumah sakit untuk memeriksanya.

Wang Guiqiang, Direktur Departemen Penyakit Menular, Rumah Sakit Pertama Universitas Peking: “Satu poin lagi adalah untuk kelompok berisiko tinggi dengan penyakit parah. Kami masih menekankan penyembuhan dini setelah infeksi untuk mengurangi risiko perkembangan penyakit.”

The New York Times melaporkan pada 29 Mei bahwa, menurut data yang dikutip oleh Bloomberg News, setelah pencabutan langkah-langkah pengendalian “nol COVID-19” pada Desember tahun lalu, jumlah orang yang terinfeksi Covid-19 di Tiongkok berada di puncak epidemi, mencapai 37 juta per hari.

Sebelumnya, pakar Tiongkok Zhong Nanshan mengatakan dalam sub-forum Biomedis dan Kesehatan Forum Sains Greater Bay Area 2023 pada 22 Mei bahwa prakiraan menunjukkan gelombang kedua epidemi  2023 akan mencapai puncaknya pada akhir Juni dengan jumlah penderita sekitar 65 juta orang per minggu. Zhong Nanshan memperkirakan jumlahnya akan mencapai 40 juta kasus per minggu pada akhir Mei. Situasi sebenarnya tidak diketahui. (Hui)