Lebih dari 300 Kematian Bayi Terkait Obat Batuk Sirup-Apa yang Perlu Diketahui dan Alternatif Terbaik

Vance Voetberg

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkan peringatan yang mengkhawatirkan terkait sirup obat batuk anak yang terkontaminasi, yang mengakibatkan komplikasi kesehatan yang parah dan bahkan kematian di antara pasien yang masih terlalu muda.

Peringatan awal pada Oktober 2022 memperingatkan tentang peredaran sirup obat batuk yang tercemar di Gambia dan kemungkinan di negara-negara Afrika dan Asia lainnya. 

Minggu ini, WHO mengeluarkan pembaruan tentang situasi menyedihkan yang secara tragis telah merenggut nyawa lebih dari 300 bayi. Organisasi ini mengatakan kepada Reuters bahwa situasi ini menimbulkan “risiko yang berkelanjutan” dan secara aktif berkolaborasi dengan para pejabat kesehatan dari enam negara yang tidak disebutkan namanya untuk memantau dan mencegah berlanjutnya distribusi obat-obatan beracun ini.

Kontaminasi tersebut telah ditelusuri kembali ke dua perusahaan farmasi India, yaitu Maiden Pharmaceuticals dan Marion Biotech. Atas permintaan pejabat kesehatan, penilaian kualitas yang komprehensif terhadap sirup obat batuk mengungkapkan adanya dua bahan kimia beracun, dietilen glikol dan etilen glikol, di dalam obat-obatan tersebut.

Dietilen glikol dan etilen glikol adalah pelarut industri dan bahan antibeku yang tidak boleh ada dalam obat-obatan, kata WHO. 

Ketika tertelan, etilen glikol menekan sistem saraf dan mengganggu fungsi sistem jantung dan peredaran darah. Sedangkan dietilen glikol dapat menyebabkan gejala seperti sakit perut, muntah, diare, sakit kepala, perubahan kondisi mental, serta cedera ginjal akut. Beberapa anak Gambia yang diberi sirup obat batuk yang tercemar meninggal dunia karena cedera ginjal akut.

WHO menyerukan pedoman peraturan yang lebih ketat dan mendesak negara-negara agar tetap waspada terhadap obat-obatan yang salah label dan dipalsukan.

Standar India yang Rawan

India, produsen farmasi terbesar ketiga di dunia berdasarkan volume, telah menghadapi pengawasan sebelumnya terkait praktik pengawasan mutunya. Awal tahun ini, pemerintah India membatalkan lisensi 18 perusahaan farmasi karena kegagalan mereka untuk memenuhi standar kualitas negara tersebut. Namun, masih ada kekhawatiran bahwa pengawasan pihak berwenang terhadap industri farmasi mungkin tidak cukup ketat.

Tahun lalu, dua eksekutif Maiden Pharmaceuticals dijatuhi hukuman lebih dari dua tahun penjara karena mengekspor obat-obatan di bawah standar lebih dari satu dekade yang lalu.

Terlepas dari rekam jejak mereka, pemerintah India belum memberlakukan larangan bagi Maiden Pharmaceuticals untuk menjual obat-obatan di seluruh dunia.

Apakah Sirup Obat Batuk Diperlukan? 

Meskipun sirup obat batuk yang terkontaminasi saat ini tidak ditemukan di rak-rak apotek, para pejabat kesehatan di Amerika Serikat menekankan bahwa sirup obat batuk untuk anak-anak jarang direkomendasikan.

Menurut pedoman yang ditetapkan oleh the U.S. Food and Drug Administration  atau Badan Pengawas Obat dan Makanan AS untuk pengobatan batuk anak-anak, sebagian besar anak akan sembuh secara alami, dan obat batuk atau pilek “tidak akan mengubah perjalanan alami pilek atau membuatnya lebih cepat sembuh.” 

WHO,  the Centers for Disease Control and Prevention (CDC), dan American Academy of Pediatrics semuanya sepakat bahwa anak-anak berusia empat tahun ke bawah tidak boleh menggunakan obat batuk karena efek samping serius yang dapat ditimbulkannya, seperti penekanan pernapasan. FDA menekankan bahwa “batuk adalah gejala normal dari pilek dan membantu tubuh membersihkan lendir dari jalan napas dan melindungi paru-paru.”

Alternatif Terbaik untuk Sirup Obat Batuk 

Untuk anak kecil yang mengalami batuk parah, FDA dan Rumah Sakit Anak Nationwide menawarkan rekomendasi berikut ini:

Sup ayam

Dorong anak Anda untuk tetap terhidrasi dengan mengonsumsi cairan yang cukup seperti air putih, sup ayam, atau kaldu.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sup ayam memiliki khasiat obat yang bermanfaat, termasuk efek antiinflamasi ringan, yang dapat membantu mengurangi respons inflamasi yang terkait dengan penyakit pernapasan bagian atas.

Madu dalam air lemon

Untuk meredakan batuk, campurkan satu hingga dua sendok teh madu ke dalam air lemon hangat. (JANGAN berikan madu pada anak di bawah usia setahun).

Sebuah meta-analisis yang melibatkan hampir 900 anak berusia 12 bulan hingga 18 tahun menemukan bahwa madu lebih efektif dalam mengurangi intensitas batuk dibandingkan dengan salbutamol, bahan aktif yang ditemukan dalam banyak obat batuk.

Air garam hangat

Untuk meredakan sakit tenggorokan, anak-anak yang lebih besar dapat menggunakan tablet hisap non medis (Lozenges) atau berkumur dengan air garam hangat. Campurkan 1/4 hingga 1/2 sendok teh garam dapur ke dalam 8 ons air hangat.

Penelitian telah menunjukkan bahwa berkumur air garam mengurangi keparahan infeksi saluran pernapasan atas, sementara cairan panas untuk sementara dapat meningkatkan kecepatan lendir hidung melalui penghirupan uap air.

Kiat-kiat lain

* Pastikan anak Anda mendapatkan tidur yang cukup.

* Gunakan semprotan hidung saline dan bulb syring (Sedot hidung) untuk melegakan hidung tersumbat sebelum makan atau sebelum tidur.

* Gunakan pelembab udara dingin di kamar anak Anda. Hindari menggunakan pelembab udara hangat, karena dapat menyebabkan luka bakar.

* Batasi konsumsi jus buah dan minuman olahraga untuk menghindari asupan gula yang berlebihan.