Misteri yang Belum Terpecahkan : “Air Ilahi” yang Tercatat dalam Sejarah Jepang

Fu Yao

Kisah kali ini seharusnya cukup menarik bagi pembaca. Pernah mendengar tentang “air ilahi” yang mengobati segala penyakit? ‘ Jika pernah, apakah Anda percaya air seperti itu benar-benar ada?

Bisa Hidup Sangat Baik Tanpa Makan dan Minum

Pada era 1980-an di saat demam Qigong (baca: chikung, red.) melanda, “air energi” yang mampu mengobati segala penyakit sempat menjadi tren beberapa waktu, dikatakan seorang Master Qigong memancarkan energi pada sebotol air, lalu air di botol itu dibawa pulang dan diminum, yang konon dapat mengobati penyakit. Seberapa efektif air itu, setiap orang memiliki pandangan yang berbeda. Kemudian demam Qigong mulai mereda, banyak “air energi” yang kemudian dicap palsu, perlahan-lahan menghilang dari peredaran.

Namun lebih dari seabad sebelumnya, di Jepang ternyata ada seorang wanita menakjubkan yang dapat mengambil “air ilahi” dari udara, yang dapat menyembuhkan segala penyakit, bahkan kemampuannya juga diverifikasi oleh pengadilan, dan diakui sejarah. Dia adalah Toshie Osanami, seorang supernaturalis yang pertama kali diakui dalam sejarah Jepang.

Pada 1863, Toshie Osanami dilahirkan di Kota Tsuruoka, Prefektur Yamagata, Jepang, di masa kecil dia tidak begitu banyak mengenyam pendidikan, penampilannya tidak jauh berbeda dengan anak-anak lain pada umumnya.

Namun pada saat Toshie berusia 20 tahun, peristiwa aneh telah terjadi. Dia mulai tidak bisa makan, apapun yang dimakannya dimuntahkan semua, paling-paling hanya bisa memaksakan dirinya memakan beberapa gigitan ubi dan minum beberapa teguk air, sedangkan dia bahkan tidak tahan mencium aroma: ayam, bebek, ikan, dan segala macam daging. Hal ini membuat orang tuanya cemas. Mereka khawatir sang putri mengidap penyakit aneh. Buru-buru diantarkan ke dokter. Tapi kata dokter, putri Anda tidak sakit, denyut nadinya sangat normal, tubuhnya sangat sehat!

Lambat laun, Toshie bahkan tidak bisa lagi memakan ubi, beberapa waktu kemudian, air pun tidak bisa dia minum lagi, bahkan jika meminum air dingin dia mengalami muntah darah. Akan tetapi gadis itu sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda sakit, sebaliknya, rona wajahnya semakin membaik, dan terlihat awet muda. Tetangganya mengatakan, Toshie yang waktu itu berusia 25 tahun terlihat seperti hanya berusia 15 tahun, dia begitu lugu dan ceria, sekujur tubuhnya selalu bersih dan cerah, memberi semacam kesan dia adalah seorang manusia setengah dewa. Setelah itu, Toshie tetap memperhatikan sikap dan penampilan seorang gadis belia. 

Akan tetapi, hal yang paling menakjubkan adalah, entah sejak kapan, tanpa bimbingan seorang guru pun, Toshie mampu berkomunikasi dengan para dewa. Pada saat dia berdoa dengan khusyuk, kadang kala akan terdengar berbagai suara musik di udara. Berapa pun banyaknya orang yang ada di dekatnya bahkan sampai ratusan orang pun bisa mendengar suara musik itu. Tatkala sedang bersemangat dia menulis dan melukis. Adiknya, Yukichi pernah memperlihatkan lukisan bambu dan tupai karya Toshie kepada seorang ahli parapsikologi bernama Asano Wasaburō. Asanomenilai, baik dari segi warna tinta, sentuhan kuas dan komposisi lukisan, bisa dikatakan lukisan itu adalah karya seorang maestro. Padahal Toshie hampir tidak berpendidikan, juga tidak pernah belajar melukis, sepenuhnya dikuasainya tanpa pernah berguru pada siapapun. Hal inilah yang sulit dipahami.

“Air Ilahi”, Mujarab Sembuhkan Segala Penyakit  

Yang lebih mencengangkan lagi adalah, Toshie bahkan bisa menciptakan air dari udara. Ada yang kemudian memberanikan diri meminum air itu, dan penyakit yang telah dideritanya selama bertahun-tahun ternyata sembuh. Kesembuhan ini pun dengan cepat tersebar dari mulut ke mulut, orang berdatangan ke rumah keluarga Osanami untuk memohon “air ilahi” yang mampu mengobati penyakit tersebut. Toshie pun tidak pernah menolak siapapun yang datang kepadanya.

Waktu itu Toshie menetap di Osaka tinggal bersama adiknya Yukichi. Kamar yang digunakan untuk memohon air ilahi terletak di lantai dua. Tetapi di saat pasien masuk ke rumah lewat lantai satu, dia sudah bisa mendeteksi penyakit apa yang diderita si pasien. Setelah menerima botol, dia akan meminta pasien menuliskan nama masing-masing pada botolnya, lalu ditutup dengan penyumbat, dan botol diletakkan di sebuah meja altar persembahan. Segala macam botol terletak berdempetan di atas meja altar itu. Lalu Toshie berlutut di depan altar dan mulai berdoa. Sekitar 10 menit kemudian, botol-botol itupun bermunculan cairan dengan warna dan volume yang berbeda. Ada yang merah, biru, kuning, ada yang seperti warna kulit pohon, beraneka warna, seindah pelangi. Pasien mengambil kembali botolnya masing-masing dan meminumnya, banyak pasien lantas sembuh.

Toshie Osanami (1863 – 1907)

Tetapi juga bukannya setiap orang lantas bisa mendapatkan air ilahi tersebut. Ada orang yang botolnya tetap kosong. Yukichi kemudian menjelaskan, itu adalah orang-orang yang oleh sang Pencipta dianggap tidak bisa diselamatkan lagi. Ada semacam kiasan mengatakan “obat hanya bisa menyembuhkan penyakit yang tidak mematikan, sang Buddha hanya menyelamatkan orang yang berjodoh”. 

Wahai manusia, hidup dan mati, sudah ada takdirnya, orang yang seharusnya berpulang, tidak akan bisa diselamatkan oleh dokter dengan ilmu medis sehebat apapun. Jika tidak, maka semua dokter akan panjang umur bukan? Bagi orang yang datang ke Toshie, juga berlaku prinsip yang sama, yang sudah waktunya berpulang, juga tidak akan tersembuhkan. 

Faktanya, Toshie sendiri hanya hidup sampai berusia 40 tahun lebih lalu meninggal dunia, dua bulan sebelum meninggal, Toshie telah meramalkan secara akurat waktu kematiannya, dan dia meninggalkan dunia fana ini dengan tenang. Setelah itu ada orang yang berusaha menghujatnya dengan mengatakan, kalau memang bisa memohon air ilahi, mengapa tidak bisa mengobati penyakitnya sendiri? Orang yang mengatakannya mungkin tidak memahami prinsip yang disebutkan di atas.

Mukjizat di Dalam Penjara

Seiring dengan semakin banyaknya orang yang memohon air ilahi itu, peristiwa ini juga menarik perhatian kepolisian. Mengapa? Karena waktu itu Jepang sedang menerapkan Restorasi Meiji, semuanya serba kebarat-baratan, dan praktik mengobati penyakit pun harus memiliki izin. Tentu saja Toshie tidak memilikinya. Ditambah lagi ada orang yang tidak berhasil memperoleh air Ilahi lantas merasa tidak terima, lalu melaporkannya kepada polisi dan menuduh Toshie telah melakukan penipuan.

Pada 1895, Toshie ditangkap dengan tuduhan melakukan penipuan, dan baru dibebaskan lagi setelah ditahan selama dua bulan lebih. Alasan pembebasannya adalah karena kurangnya bukti. Tetapi banyak orang mengatakan polisi takut mukjizat yang terjadi di dalam penjara menimbulkan kegemparan? Karena selama di dalam penjara, para polisi menyaksikan sendiri mukjizat Toshie yang tidak makan dan minum juga tidak perlu ke toilet. 

Tak hanya itu saja, dalam kondisi cuaca panas dan tidak diperbolehkan mandi, rambut Toshie tidak berminyak, tubuhnya juga tidak berbau, bahkan menyebarkan sedikit aroma harum. Kondisi di dalam penjara begitu buruk, banyak sekali nyamuk. Tetapi anehnya Toshie juga tidak pernah digigit nyamuk. Di dalam penjara pun dia pernah memohon air ilahi. Kali ini selain air ilahi, dia juga mendapatkan sebuah mantra, sepenggal naskah suci, dan satu dosis puyer. Puyer itu diminta dan diminum oleh seorang narapidana.

Kemudian demi berbagai keajaiban di penjara yang ditunjukkan oleh Toshie, dan agar memperoleh pengakuan serta membersihkan tuduhan dirinya sebagai penipu maka Yukichi sang adik mengirim sepucuk “surat pembuktian kebenaran” kepada kepala sipir penjara, dan berharap agar ia mau menandatanganinya. 

Walaupun sang kepala sipir tidak menandatangani surat itu, namun dalam surat balasan kepada Yukichi ia telah mengakui kebenaran tersebut. Bagaimana pun di dalam penjara terdapat begitu banyak orang telah menyaksikan mukjizat Toshie, tidak akan semudah itu untuk menghapuskan semua keterangan saksi mata. Begitu hal itu setelah dipolemikkan, dan kemudian sesudah diberitakan oleh surat kabar, Toshie pun langsung terkenal. Tetapi menjadi terkenal belum tentu hal baik. Seiring dengan munculnya ketenaran, suara keraguan juga menjadi semakin santer.

Pengujian Oleh Media Massa

Pada 1900, para wartawan dari berbagai media massa telah berkoalisi melakukan pengujian terhadap Toshie sebagai pembuktian. Hasil pengujiannya dimuat selama 4 hari berturut-turut di surat kabar besar di Osaka pada masa itu yakni Osaka Asahi Shimbun, dan menarik perhatian tidak sedikit pembaca. Berita itu menyebutkan, pengujian dilangsungkan pada sekelompok ruangan.

Ruang B sebagai tempat Toshie berdoa memohon air ilahi. Pada meja altar persembahan yang menempel di dinding diletakkan tiga buah botol, di belakangnya digantungkan persembahan dan gorden. Toshie berlutut pada sebuah titik hitam (lihat foto-1), yang berjarak sekitar 1 lembar Tatami (sejenis matras khas Jepang, red.) dari meja altar itu.

Sementara di ruang A adalah tempat dimana wartawan dan pendukungnya duduk. Dapat melihat dengan jelas tampak belakang Toshie dan botot-botol itu. Tapi tidak bisa melihat tangan Toshie. Sedangkan di ruang C dapat melihat tangan Toshie, tapi wartawan hanya diperbolehkan melihat dari ruang A. Hal ini juga yang kemudian membuat sejumlah wartawan meragukan kebenaran hasil uji coba tersebut.

Uji coba dimulai pukul 11:30 pagi. Tapi air ilahi tidak muncul beberapa menit kemudian seperti harapan semua orang. Selama proses sempat beberapa kali terputus, hingga sore hari pukul 3:30, Toshie baru keluar membawa botol-botol itu. Di dalamnya terdapat sejumlah cairan berwarna kuning keemasan seperti minuman anggur. Uji coba itu akhirnya berhasil!

Tetapi nanti dulu, ada wartawan sudah mulai curiga. Mengapa botol itu dibawa oleh Toshie sendiri? Apakah dia membawa botol pada tubuhnya, lalu diam-diam ditukarnya? Bukankah di dalam sulap juga ada teknik “mengganti wadah air”? Seorang pesulap bahkan bisa tahu-tahu memunculkan sebuah mangkok ikan besar (fish bowl, red.), kalau hanya satu botol kecil, itu masalah sepele. Ada juga yang mengatakan, mengapa kami tidak dibiarkan menyaksikan di ruang C? Kami duduk di ruang A, hanya bisa melihat dari belakang punggungnya, tidak terlihat tangannya. Bisa saja dia menyembunyikan sebuah selang di lengan baju, lalu mengisi air itu ke dalam botol, dan kami tidak dapat melihat apa-apa?

Tetapi ada pula wartawan yang cukup cermat meraba botol itu, dikatakan saat baru dibawa keluar, botol itu terasa dingin, itu berarti air ilahi itu tidak disembunyikan pada tubuh Toshie. Jika benar begitu, setelah sekian lama proses uji coba, air itu seharusnya menjadi hangat karena pengaruh suhu tubuhnya. Jika diraba benar-benar akan terasa agak hangat.

Perdebatan itu terus berlangsung tanpa henti, sampai akhirnya semuanya kebingungan sendiri. Sementara itu hal ini jugalah yang menyebabkan Toshie kemudian dipenjara lagi pada Desember di tahun itu, alasannya masih sama, tuduhan melakukan penipuan. Polisi bahkan menggeledah apartemen mereka, seluruh tempat diobrak-abrik, dengan dalih hendak menemukan obat yang disembunyikan, tetapi polisi tidak menemukan apa-apa. Namun walau begitu Toshie tetap ditahan selama 10 hari.

Penghakiman Air Ilahi

Kali ini adiknya, Yukichi tidak bisa menerima, selembar surat menggugat kepolisian pun dilayangkannya kepada Pengadilan Osaka. Beruntung Jepang adalah sebuah negara taat hukum, bahkan kantor polisi sekalipun, apabila menahan seseorang tanpa alasan selama 10 hari adalah pelanggaran hukum. Tapi tak disangka Pengadilan Osaka mengatakan penahanan 10 hari itu legal secara hukum.

Akhirnya Yukichi pun berang. Kalian para pejabat saling melindungi, maka saya pun akan berjuang habis-habisan, demikian pikirnya, dan dengan menggugat ulang sampai ke Kobe. Demi sang kakak, Yukichi pun menghabiskan dana besar, untuk meminta bantuan pengacara kondang yakni Eitaro Yokoyama untuk mengajukan surat gugatan. Tuan Yokoyama ini di kemudian hari menjadi jaksa di Pengadilan Tokyo, sepertinya memang bukan orang sembarangan. Tidak diketahui apakah surat gugatan itu ditulis dengan sangat baik atau karena wilayah Kobe lebih bijaksana, dan kasus itu pun diterima untuk diproses.

Begitulah kasus itu kemudian dihebohkan, ditambah lagi pelaku media massa yang suka memberitakannya, menjadi promosi yang sensasional, seluruh Jepang pun menjadi tahu di Osaka ada seorang supranaturalis yang dapat memohon air ilahi. Di hari sidang pada 12 Desember, warga yang penasaran dari berbagai daerah menjejali pengadilan berlantai tiga itu di luar maupun di dalam. Terutama para pengacara Kobe, hampir semua yang bisa datang telah hadir disana. Toshie pun dihadapkan ke sidang pengadilan.

Hakim Nakano tidak menghiraukan masalah Toshie memiliki izin praktik medis atau tidak, hanya meminta Toshie menjelaskan keberadaan air ilahi ini sesungguhnya. Tetapi pengadilan adalah tempat yang berbicara soal bukti. Maka Hakim Nakano bertanya pada Toshie apakah dapat memunculkan air ilahi di pengadilan.

Toshie menjawab dengan tegas, “Ini sangat mudah, tetapi mohon sediakan tempat untuk menutupi tubuh saya.”

Maka hakim pun mengumumkan penangguhan sidang, ruang sidang pun dipersiapkan untuk pengujian air ilahi. Untuk mengantisipasi kelemahan dari uji coba sebelumnya, pengadilan meminta Toshie untuk diperiksa dengan menanggalkan seluruh pakaiannya, oleh staf yang ditunjuk khusus oleh pengadilan, dengan demikian dipastikan di tubuhnya tidak disembunyikan trik apapun. Toshie menyanggupinya. Waktu itu gedung pengadilan sedang direnovasi, ruang telepon sedang kosong, pengadilan memilih ruangan itu sebagai lokasi uji coba. Karena ruang uji coba dipilih mendadak, dengan sendirinya tidak bisa direkayasa. Sedangkan botol untuk uji coba, tentu saja juga disediakan oleh pihak pengadilan. Setelah dilakukan segala persiapan dan antisipasi, kemungkinan uji coba dicurangi pun bisa dikatakan telah dikurangi hingga hampir nol.

Setelah semuanya disiapkan, di bawah kesaksian seluruh hadirin, Hakim Nakano menyerahkan dua buah botol kosong yang telah disumbat kepada Toshie. Di sekitarnya dikelilingi sekelompok jaksa dan pengacara yang bersaksi. Toshie membawa botol ke dalam ruangan. Kali ini, dia tidak membiarkan hadirin menunggu terlalu lama. Ada yang mencatat waktunya sekitar 5 menit, ada pula yang mencatat waktunya hanya 2 menit, Toshie sudah keluar dari ruangan, dan menyerahkan dua botol “air ilahi” berisi cairan berwarna coklat tua. Setelah itu pengadilan kembali menggelar sidang. Setelah seluruh peserta kembali di tempat, terlihat di meja Hakim Nakano ada dua botol berisi cairan yang berwarna coklat. Seharusnya itulah “air ilahi” yang disebut dalam isu?

Nakano mulai bertanya pada Toshie: “Air ini efektif untuk penyakit apa?”

Toshie menjawab: “Bisa menyembuhkan segala penyakit.”


Nakano bertanya lagi: “Saya boleh meminta sedikit dari obat semacam ini?”


Toshie menjawab: “Boleh.”

Setelah itu, sidang pun berakhir, pengadilan mengumumkan Toshie yang tidak melanggar hukum seharusnya dibebaskan, Hakim Nakano membawa pulang kedua botol air ilahi itu. Dikabarkan Nakano pernah mencicipi air di dalam botol itu, dan berkata ada sedikit aroma alkohol.

Setelah semuanya menjadi jelas, Toshie pun dibawa kembali ke kampung halaman, dan hidup di sana hingga 1907 sebelum akhirnya meninggal dunia. Yukichi, sang adik berkata, walaupun sang kakak menjadi tenar, dan berhasil menanggalkan stigma sebagai penipu, kemudian bahkan dipuji oleh media massa sebagai supernatural pertama dalam sejarah yang diakui secara terbuka, tapi bagi sang kakak semua itu tidak dirasakannya, kakak selalu hidup seperti seorang anak kecil. Dia masih seperti biasa membantu menyembuhkan pasien, kadang kala membantu orang mencari benda yang hilang dengan menggunakan kekuatan supranaturalnya. Di waktu luang permainan yang paling disukainya adalah tarik tambang dengan orang lain atau bermain adu panco. Yukichi berkata, tenaga Toshie luar biasa besar, terkadang tiga empat pria bertubuh besar pun tidak bisa mengalahkannya.

Setelah Toshie meninggal dunia, masyarakat yang mengenang jasanya membantu orang miskin membangunkan untuknya sebuah balai duka, dan membuat prasasti sebagai tanda penghormatan baginya. 

Balai duka tersebut didirikan di Biara Nangaku-ji yang terkenal di Prefektur Yamagata, berdampingan dengan beberapa sosok mumi Buddha yang juga disebut sebagai mukjizat. Banyak orang mengatakan, karena diberkati oleh mumi Buddha dan supernatural Toshie, Biara Nangaku-ji dilindungi oleh kekuatan ajaib. Itulah sebabnya biara tersebut selalu ramai dikunjungi umat yang datang untuk berdoa.

Demikianlah kisah kali ini. Acap kali orang yang memiliki kemampuan supernatural adalah orang yang sangat sederhana dan baik hati, maka itu sangat mudah ditindas oleh orang lain. Namun Toshie memiliki keluarga yang mencintainya, yang berjuang untuknya, maka hidupnya dilalui dengan bahagia.  (Sud/whs)