Identitas Pria yang Tewas Tertembak Gegara Nyelonong Masuk Konsulat Tiongkok di San Francisco dengan Mengendarai Mobilnya Terungkap

 oleh Ma Shang’en

Kepolisian San Francisco pada Kamis (19 Oktober) melalui pertemuan di balai kota mencoba memberikan penjelasan atau tanggapan atas pertanyaan dari beberapa komunitas Tionghoa tentang mengapa pria asal Tiongkok yang nyelonong masuk ke dalam kantor Konsulat Tiongkok di San Francisco dengan mengendarai mobilnya tetap ditembak mati, padahal pria itu sudah dapat dikendalikan petugas kepolisian?

Menurut Komandan Polisi San Francisco Mark Im, pada saat itu pria asal Tiongkok bernama Yang Zhanyuan berdiri di dinding dengan pisau tersembunyi di tangan kanannya. Ketika ia menoleh ke arah petugas polisi dan penjaga keamanan, pisau di tangannya semakin terlihat. Pada saat itu, Yang Zhanyuan membuat beberapa gerakan mengayunkan tangannya ke bawah yang ditujukan kepada petugas polisi dan penjaga keamanan. Setelah menyaksikan gerakan-gerakan berbahaya ini, dan setelah Yang Zhanyuan tidak mau mematuhi instruksi polisi untuk tiarap, polisi melepaskan tembakan ke arahnya. Yang Zhanyuan roboh dan dilarikan ke rumah sakit. Di rumah sakit ia meninggal.

Pada 9 Oktober, warga San Francisco bernama Yang Zhanyuan mengendarai mobil yang bukan miliknya masuk ke kantor visa Konsulat Tiongkok di San Francisco dengan sengaja menabrak pintu gerbang konsulat dengan mobil yang dikendarai. Saat itu, ada beberapa orang yang sedang mengurus visa di aula kantor. Berdasarkan rekaman yang diputar polisi, beberapa orang langsung menelepon 911, dan salah satu penelepon mengatakan tersangka membawa senjata.

Pihak kepolisian San Francisco mengatakan pada Kamis bahwa Yang Zhanyuan tidak memiliki senjata. Kamera tubuh yang dibawa polisi menunjukkan Yang Zhanyuan bersandar di dinding di sisi kanannya, dan mengusap wajahnya dengan lengan kiri. Polisi mengatakan bahwa seorang petugas keamanan konsulat telah menyemprotkan cairan merica ke muka Yang.

Seorang petugas polisi yang dekat dengan tersangka menyentuh punggung tersangka dan bertanya : “Apakah membawa senjata ?” Pada saat ini, tersangka menoleh ke polisi dan penjaga keamanan dan mulai mengacungkan pisau. Petugas kemudian melepaskan tembakan dan beberapa saat kemudian ia berteriak : “Anda seharusnya memberitahu saya bahwa tersangka membawa pisau !”

Seorang saksi di tempat kejadian mengatakan kepada The Associated Press bahwa dia sedang mengantri untuk menyerahkan dokumen visa ketika tersangka mengendarai Honda biru nyelonong masuk kantor dengan menabrak pintu gerbang, sehingga dirinya nyaris tertabrak. Setelah mobil menabrak tembok di lobi, pengemudi keluar dari mobil dengan kepalanya berdarah dan berteriak : “Di mana Partai Komunis Tiongkok ?” Petugas keamanan kemudian mendekati pengemudi itu dan menyentuh lengannya. Namun saksi mata tersebut mengatakan, bahwa dirinya tidak melihat senjata apa pun di tangan tersangka, melainkan melihat sebilah pisau di tangan petugas keamanan. Setelah menerima panggilan telepon, Petugas polisi tiba di lokasi kejadian sekitar 1 menit kemudian.

Kantor Kepala Pemeriksa Medis San Francisco mengonfirmasi identitas Yang Zhanyuan. Ia tinggal di sebuah apartemen di Sunset District, San Francisco. Menurut laporan media “Standar”, kamar Yang Zhanyuan berantakan, dengan 5 buah senjata tiruan dan sebuah drone yang tampak besar. Selain ada Alkitab dalam kamarnya, juga buku-buku karya pemimpin Partai Komunis Tiongkok Mao Zedong. Di atas sebuah papan tulis berwarna putih tertulis slogan era mantan pemimpin Komunis Tiongkok Deng Xiaoping yang berbunyi “Emansipasi pikiran dan mencari kebenaran dari fakta”. Ada juga sebuah buku di atas rak buku yang berjudul “Pembunuhan Politik — Dari Kekejaman hingga Terorisme”.

Yang Zhanyuan berasal dari Provinsi Shandong dan lulus dari Qufu Normal University pada tahun 2014. Setelah datang ke Amerika Serikat, ia belajar di San Francisco City University. Teman sekamarnya mengatakan bahwa belakangan ini menjelang kejadian ini dia sering bertingkah aneh. Dia suka menghabiskan banyak waktu untuk menyendiri, ia juga gemar bermain video game.

Dalam wawancaranya dengan wartawan, Pengacara Susan Qin, pemilik “Firma Hukum Imigrasi Susan Qin” di Los Angeles mengingatkan para imigran asal Tiongkok : Gunakan rasio saat menghadapi konflik, apalagi sudah ada polisi di sana, kita harus rasional dan mengikuti instruksi polisi. Jangan  sekali-sekali melakukan gerakan yang membahayakan petugas polisi atau perkataan yang mengancam polisi atau orang lain, agar petugas polisi tidak salah menilai lalu melepas tembakan. (sin)