Kepala Ahli Epidemiologi Tiongkok Wu Zunyou Meninggal Dunia pada Usia 60 Tahun

Wu Zunyou disebut meninggal dunia karena kanker pankreas di rumahnya di Beijing

 Eva Fu

Ahli epidemiologi utama Tiongkok yang mengarahkan negara itu menuju langkah-langkah ketat nol-COVID di Beijing, telah meninggal dunia pada usia 60 tahun, menurut pihak berwenang Tiongkok.

Wu Zunyou, seorang kepala epidemiologi di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok, meninggal dunia karena kanker pankreas di rumahnya di Beijing, sekitar satu jam lewat tengah malam waktu setempat pada 27 Oktober.

Wu juga merupakan asisten profesor epidemiologi di University of California, Los Angeles, dikenal sebagai seorang ahli dalam penelitian AIDS dan HIV. Dia telah memainkan peran dalam respon negara terhadap wabah SARS pada 2003 dan mendorong kebijakan lockdown di Tiongkok yang membatasi jutaan orang di rumah mereka.

Selama tiga tahun pandemi COVID-19, kesehatan Wu menurun drastis, rambutnya yang tadinya hitam berubah menjadi putih.

Meskipun Wu menyiratkan bahwa perubahan penampilannya disebabkan oleh stres dalam sebuah wawancara media pada  Maret, laporan-laporan di Tiongkok mengatakan bahwa Wu telah berjuang melawan kanker selama dua tahun.

Wu menjalani operasi pertamanya pada Februari 2021 setelah diagnosis, diikuti oleh operasi lainnya pada musim panas 2022, yang membuat berat badannya turun lebih dari 30 Kg, menurut ifeng milik pemerintah, yang juga dikenal sebagai Phoenix News Media.

Wu, yang pada Januari mendapatkan kursi di badan penasihat politik tertinggi Tiongkok, Komite Nasional Konferensi Konsultatif Politik Rakyat Tiongkok, telah berulang kali membela langkah-langkah pandemi Beijing dalam pernyataan publik.

Wu telah mendukung teori bahwa SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan COVID-19, dapat menyebar melalui kemasan makanan beku, mendukung upaya propaganda Tiongkok untuk mengaburkan asal-usul virus tersebut.

Pada  April 2022, ketika kisah-kisah kelaparan melanda pusat ekonomi Tiongkok, Shanghai, dan pemisahan paksa anak-anak dari orang tua mereka menjadi berita utama internasional, Wu menulis di akun pribadinya di Weibo, situs mikroblog Tiongkok yang populer, bahwa negaranya telah berhasil dalam penanggulangan COVID-19 dan memuji “kepemimpinan yang tegas” dari Partai Komunis Tiongkok.

Pihak berwenang Tiongkok memuji “kontribusi luar biasa” yang diberikannya terhadap pandemi COVID-19 dan pengendalian AIDS. Enam lembaga pemerintah Tiongkok, termasuk departemen propaganda Tiongkok, menganugerahinya gelar “pekerja sains paling rupawan” pada November 2021.

Wu baru-baru ini muncul di konferensi tentang AIDS pada 27 Februari di Beijing. Unggahan terakhirnya di Weibo tertanggal 2 April, mengenai apakah orang harus memakai masker.

Pengumuman meninggalnya Wu terjadi tidak lama setelah berita kematian mantan Perdana Menteri Li Keqiang. (asr)