Kesepakatan Tentang Pembebasan Sandera Hampir Tercapai, Militer Israel Menemukan Laboratorium Senjata Hamas

oleh Ren Hao

Pada 21 November, Kesepakatan tentang pembebasan sandera antara Hamas – Israel yang sempat menarik perhatian global telah mengalami kemajuan yang berarti. Sehingga 50 orang sandera diperkirakan akan segera dibebaskan. 

“Fokus kami saat ini adalah pertahanan yang kuat dan aktif di wilayah utara (perbatasan Lebanon) untuk mencapai kemenangan besar di wilayah selatan (Gaza),” kata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Pada Selasa (21 November), Netanyahu kembali menekankan tentang 3 tujuan Israel : Memusnahkan Hamas, menyelamatkan sandera, dan memastikan bahwa serangan seperti yang terjadi pada 7 Oktober tidak akan terulang lagi.

Diantaranya, tujuan untuk menyelamatkan para sandera sudah berada di depan mata.

Benjamin Netanyahu mengatakan : “Kami membuat kemajuan dalam upaya untuk membebaskan para sandera”.

Presiden AS Joe Biden juga melaporkan kabar baik tersebut.

“Kami sekarang hampir mencapai (kesepakatan) untuk segera memulangkan beberapa sandera”, kata Joe Biden.

Pada 21 November malam, kabinet Israel masih mengintensifkan pembahasan mengenai perjanjian pertukaran sandera. Ada kabar beredar yang menyebutkan bahwa Partai Zionis pimpinan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich tidak setuju dengan isi perjanjian tersebut.

Menurut “Fox News”, perjanjian tersebut mencakup : operasi pengintaian udara Israel di Gaza Utara harus dihentikan selama enam jam sehari, dan tiga tahanan Palestina harus ditukar dengan satu sandera.

Media Israel “Haaretz” mengungkapkan bahwa berdasarkan perjanjian tersebut sandera yang dibebaskan meliputi 30 orang anak-anak, 8 orang ibu dan 12 orang wanita lainnya.

Sementara Israel dan Hamas sedang melakukan negosiasi pembebasan sandera, baku tembak antara kedua belah pihak di Gaza Utara masih berlangsung sengit.

Di Kota Gaza, tentara Israel menemukan laboratorium senjata dan sejumlah besar senjata api Hamas di bawah sebuah masjid di pusat kota.

Pada 21 November, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan, bahwa Amerika Serikat sedang mempertimbangkan untuk memasukkan kembali kelompok Houthi yang didukung Iran di Yaman ke dalam daftar organisasi teroris.

Kelompok bersenjata Houthi merilis video pada 20 November yang menunjukkan bahwa anggota militan mereka membajak sebuah kapal kargo Israel di Laut Merah dan menculik 25 orang awak kapalnya. Kelompok Houthi juga mengancam akan membajak lebih banyak kapal kargo yang berhubungan dengan pengangkutan barang ke Israel. (sin)