Pemodal Ditembak Mati, Pakar AS Berbicara tentang Pihak di Belakang Hamas

Pada 19 Desember, seorang pemodal Hamas terbunuh dalam hujan tembakan di Gaza, sementara seorang penasihat mantan Presiden AS George W. Bush mengatakan bahwa Partai Komunis Tiongkok dan Rusia adalah kekuatan di balik dukungan Iran terhadap Hamas

Ren Hao – NTD

Penembakan terus berlanjut di utara dan selatan Gaza, pada 19 Desember. Di Gaza Utara, Rumah Sakit Al-Awda, yang digunakan oleh para militan sebagai tempat persembunyian, kini berada di bawah kendali penuh Israel setelah 12 hari pengepungan.

Di selatan Gaza, front tentara Israel di Khan Younis juga terus bergerak maju. Selama 10 minggu terakhir, militer Israel telah menemukan setidaknya 1.500 pintu masuk dan keluar terowongan Hamas.

Pada saat yang sama, Hamas terus menembakkan roket ke Tel Aviv dan kota-kota Israel lainnya, tetapi berhasil dicegat oleh sistem “Iron Dome”.

Pada Selasa (19 Desember), pasukan Israel membunuh pemodal Hamas, Subhi Ferwana di kawasan Rafah. Perusahaan penukaran mata uang asing yang dijalankan oleh Ferwana bersaudara telah memberikan puluhan juta dolar kepada Hamas dalam beberapa tahun terakhir untuk mendukung kekuatan militer Hamas  untuk menyerang dan menghadapi Israel.

Pada hari yang sama, operasi militer Israel di Tepi Barat juga mengalami kemajuan dengan meledakkan rumah seorang pelaku  yang diduga membunuh warga Israel.

Sejak perang dimulai pada 7 Oktober, lebih dari 300 orang tewas di Tepi Barat, sebagian besar dari mereka adalah anggota Hamas.

Truk-truk yang membawa pasokan bantuan sudah bisa masuk dan keluar Gaza dalam beberapa pekan terakhir. Ketika situasi di Gaza Utara berubah, Israel mempertimbangkan untuk memindahkan lebih banyak warga sipil ke utara untuk menghindari pertempuran yang lebih intens di selatan.

Pada 19 Desember, Dan Senor, penasihat mantan Presiden AS Bush, secara terbuka menyatakan di sebuah program TV bahwa Hamas, Hizbullah Lebanon, dan angkatan bersenjata Houthi Yaman adalah organisasi teroris yang didukung oleh Iran. Adapun pihak  yang berada di belakang Iran adalah Rusia dan Partai Komunis Tiongkok. (Hui)