Citra Satelit Menunjukkan Tali Penghalang Mengambang di Perairan Dangkal Laut Tiongkok Selatan yang Disengketakan

Citra satelit memperlihatkan ada tali terapung yang digunakan Penjaga Pantai Tiongkok sebagai penghalang baru terbentang di perairan menuju pintu masuk dangkalan Scarborough Shoal, atau yang dikenal Filipina sebagai Bajo de Masinloc, atau Pulau Huangyan. Di perairan tersebut kapal Filipina dan kapal Penjaga Pantai Tiongkok sering terjadi bentrok karena masalah kedaulatan

 oleh Li Haoyue

Pada Senin (26 Februari), Berdasarkan citra satelit yang diambil oleh perusahaan “Maxar Technologies, Reuters menemukan tali terapung yang digunakan sebagai penghalang mengambang di perairan menuju pintu masuk dangkalan Scarborough Shoal.

Rekaman video yang dirilis oleh Penjaga Pantai Filipina (PCG) pada Minggu (25 Februari) membenarkan dugaan dua perahu karet Penjaga Pantai Tiongkok sedang memasang penghalang mengambang di pintu masuk dangkalan tersebut pada 22 Februari. 

Pekan lalu otoritas Filipina mengerahkan kapal Biro Perikanan dan Sumber Daya Perairan (BFAR) untuk berpatroli di perairan dangkal tersebut sekaligus mengirimkan bahan bakar kepada nelayan Filipina di sana. Penjaga Pantai Tiongkok mengklaim telah mengusir sebuah kapal Filipina yang “memasuki wilayah perairan secara ilegal”.

Filipina menyebut pernyataan pihak berwenang Tiongkok adalah “tidak benar”, dan mengatakan bahwa Manila melakukan aktivitas yang sah di sana.

Penjaga Pantai Filipina mengatakan bahwa pada hari itu, sebuah kapal Penjaga Pantai Tiongkok melacak kapal Biro Perikanan dan Sumber Daya Perairan Filipina, kemudian menghalangi berlayarnya kapal Filipina itu di perairan sekitar 1,3 mil laut (2,4 kilometer) dari dangkalan, kemudian mendekatinya.

Juru bicara Penjaga Pantai Filipina Jay Tarriela mengatakan : “Kami dapat berasumsi bahwa (penghalang) dipasang untuk kapal-kapal pemerintah Filipina karena mereka (Penjaga Pantai Tiongkok) memantau kami setiap kali berada di dekat Bajo de Masinloc”.

Reuters mengutip Ian Storey, peneliti senior di ISEAS-Yusof Ishak Institute, Singapura mengatakan : “Apa yang kita lihat sekarang di Scarborough Shoal kemungkinan besar merupakan awal dari serangan balik Beijing terhadap Manila”.

Ian Storey mengatakan bahwa sejak Presiden Marcos Jr. berkuasa pada  Juni 2022, Filipina telah menantang kehadiran Tiongkok di Scarborough Shoal dan melawan upaya Tiongkok untuk mencegah serangan terhadap pasukan Filipina yang ditempatkan di Second Thomas Shoal.

Storey mengatakan : “Upaya Partai Komunis Tiongkok untuk mencegah nelayan Filipina menangkap ikan di Scarborough Shoal adalah tindakan yang ilegal. Keputusan pengadilan arbitrase  2016 memberikan hak kepada nelayan dari kedua negara untuk (menangkap ikan di sana). Manila hanya mendukung hak-hak hukum nelayan Filipina.”

Scarborough Shoal terletak di zona ekonomi eksklusif Filipina sepanjang 200 mil laut, dan pihak berwenang Tiongkok mengklaim kedaulatan atas dangkalan tersebut. Pengadilan arbitrase internasional di Den Haag mengatakan pada tahun 2016 bahwa klaim Tiongkok tidak memiliki dasar hukum. Tetapi pihak berwenang Tiongkok menolak keputusan ini.

Laut Tiongkok Selatan merupakan jalur perdagangan lewat laut yang jumlahnya melebihi USD.3 triliun setiap tahunnya. Klaim teritorial Tiongkok tumpang tindih dengan klaim teritorial Filipina, Vietnam, Malaysia, dan Brunei. Tiongkok bahkan mengklaim hampir seluruh Laut Tiongkok Selatan adalah miliknya.

Hal ini menjadikan atol ini salah satu perairan yang paling disengketakan di Asia dan menjadi titik konflik diplomatik mengenai kedaulatan dan hak penangkapan ikan.

Pada awal Februari tahun ini, Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr menyetujui modernisasi militer tahap ketiga, yang mencakup pembelian kapal selam pertama negara itu untuk mempertahankan kedaulatannya di Laut Tiongkok Selatan yang masih disengketakan dengan PKT. (sin)