Pasar Real Estat Tiongkok Terus Memburuk, Jumlah Rumah Lelang Meningkat, Tingkat Transaksi Rendah

oleh Xia Dunhou dan Liu Fang

Jumlah rumah lelang yang terdaftar di pengadilan Tiongkok terus bertambah. Pada Januari tahun ini, jumlah rumah berbagai tipe yang telah disita pengadilan guna dilelangkan kepada masyarakat telah melebihi 100.000 unit. Naik hampir 50% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, sementara volume transaksi menurun tajam. Para ahli mengatakan bahwa kondisi pasar real estat Tiongkok yang memburuk akan terus berlanjut karena perekonomian Tiongkok secara keseluruhan berada dalam resesi yang berkepanjangan.

Data pengawasan yang dirilis oleh “China Index Academy” menyebutkan, jumlah rumah dari berbagai tipe yang disita pengadilan mencapai 100.400 unit pada Januari tahun ini, termasuk 51.400 unit hunian, menunjukkan kenaikannya sebanyak 48,2% dibandingkan dengan angka pada periode yang sama tahun lalu.

Properti yang dilelang ini sudah terus bertambah sejak tahun 2020. Pada tahun 2023, jumlah total properti real estate dan residensial komersial yang terdaftar untuk dilelang mencapai 796.000 unit, meningkat 36,7% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, dimana unit residensial meningkat sebesar 43%.

Frank Tian Xie, ​​​​seorang profesor di Aiken School of Business, University of South Carolina Amerika Serikat, berpendapat bahwa masih ada perbedaan antara jumlah yang dilaporkan oleh “China Index Academy” dengan situasi yang sebenarnya.

“Jadi peningkatan jumlah ini tentu saja menunjukkan bahwa pasar real estat Tiongkok saat ini sedang terpuruk. Namun angka lelang itu sendiri, menurutnya masih direndahkan. Di bawah intervensi administratif, (angka lelang itu) tidak sepenuhnya mencerminkan realitas pasar,” ujarnya.

Setelah lewatnya 3 tahun lockdown ketat epidemi, perekonomian Tiongkok mengalami pukulan berat. Para ahli menjelaskan bahwa jatuhnya pasar real estat saat ini, jatuhnya harga rumah, penutupan pabrik, dan meningkatnya pengangguran tentu saja berkontribusi terhadap pengurangan kemampuan untuk membayar angsuran KPR.

“Banyak orang melihat bahwa harga rumah telah jatuh ke titik di mana utang yang harus mereka bayar masih lebih besar daripada harga rumah dijual. Mereka tentu sadar bahwa dana yang ditanamkan untuk membeli rumah tidak akan dapat ditarik kembali, sehingga banyak orang menghentikan pembayaran angsuran,” kata Frank Tian Xie.

Meskipun jumlah rumah lelangan terus bertambah, tetapi jumlah transaksi yang benar-benar terjadi sangat minim. Menurut data yang disajikan oleh “China Index Academy”, bahwa tingkat transaksi terhadap bangunan yang dilelang pengadilan Tiongkok pada tahun lalu hanya 18,4%. Sedangkan pada bulan Januari tahun ini, angka tersebut turun menjadi 12,63%.

Kolumnis Epoch Times Wang He mengatakan : “Rendahnya tingkat transaksi rumah yang dilelang pengadilan menunjukkan bahwa tidak ada warga yang bersedia memasuki pasar real estat Tiongkok. Ini karena mereka berprediksi bahwa harga properti masih bisa turun, prospek ekonomi belum jelas. Hal ini mencerminkan bahwa perekonomian Tiongkok secara keseluruhan masih terguncang dan genting.”

Selama pertemuan Dua Sesi, Partai Komunis Tiongkok berulang kali menghimbau masyarakat agar tidak pesimis terhadap perekonomian Tiongkok yang tak lama lagi bisa pulih kembali. Namun kolumnis Epoch Times, Wang He yakin, bahwa perekonomian Tiongkok sedang menghadapi masalah serius. Frank Tan Xie juga bersikap pesimis terhadap hal itu, dan mengatakan bahwa boleh saja PKT membanggakan dirinya, tetapi tidak seorang pun di dunia yang percaya. (sin)