Kepala Intelijen Militer Israel Mengundurkan Diri Setelah Gagal Mencegah Serangan Hamas 7 Oktober

Bill Pan – The Epoch Times

Kepala intelijen militer Israel mundur dari jabatannya karena gagal mencegah serangan mendadak Hamas terhadap Israel pada  Oktober 2023.

Mayor Jenderal Aharon Haliva, yang bertugas di Pasukan Pertahanan Israel (IDF) selama 38 tahun, akan mengundurkan diri sebagai kepala badan intelijen dan pensiun. Dia adalah pejabat senior Israel pertama yang bertanggung jawab atas kegagalan seputar peristiwa 7 Oktober 2023, di mana ribuan anggota  Hamas menerobos penghalang keamanan berteknologi tinggi di sekitar Gaza untuk melakukan pembunuhan dan penculikan terhadap komunitas Israel di sekitar daerah kantong tersebut.

Pemerintah Israel mengatakan bahwa 1.200 warganya dan warga asing tewas dalam pembunuhan massal tersebut, sebagian besar dari mereka adalah warga sipil. Sekitar 250 orang diculik dan dibawa ke Gaza yang dikuasai Hamas, di mana 133 orang masih menjadi sandera.

“Direktorat intelijen di bawah komando saya tidak memenuhi tugas yang dipercayakan kepada kami,” tulis Haliva dalam surat pengunduran diri yang dirilis oleh militer pada 22 April. “

Saya membawa hari kelam itu bersama saya sejak saat itu, hari demi hari, malam demi malam. Saya akan membawa rasa sakit yang mengerikan dari perang selamanya.”

Untuk saat ini, ia akan tetap menduduki jabatannya sementara IDF mencari penggantinya. Dengan persetujuan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant, IDF mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa komandan tersebut “akan mengakhiri posisinya dan pensiun” dari dinas “setelah penggantinya ditunjuk dalam proses yang tertib dan profesional.”

Haliva mengatakan bahwa sampai penggantinya diumumkan, ia akan “melakukan segalanya untuk mengalahkan Hamas” dan  “mengembalikan semua orang yang diculik, ditawan, dan hilang ke rumah dan tanah air mereka.”

Dalam surat pengunduran dirinya, ia juga menyuarakan dukungan untuk membentuk komisi penyelidikan untuk “dapat menyelidiki dan mencari tahu secara menyeluruh, mendalam, komprehensif, dan tepat semua faktor dan keadaan yang menyebabkan terjadinya peristiwa yang mengerikan itu.”

“Semua yang saya lakukan selama bertugas di IDF adalah demi rakyat Israel dan Negara Israel,” kata Haliva.

Saat ini ia terlibat dalam penyelidikan internal militer yang sedang berlangsung atas kegagalan operasionalnya pada hari-hari menjelang invasi Hamas. Penyelidikan ini dibuka pada  Februari oleh kepala staf IDF, Letnan Jenderal Herzi Halevi, dan akan dipresentasikan pada bulan Juni.

Pada 7 Oktober 2023, dia sedang berlibur di kota resor Israel, Eilat, dan dilaporkan telah diperingatkan tentang aktivitas Hamas yang mencurigakan beberapa jam sebelum serangan. Namun, departemennya tidak dapat menentukan apakah itu adalah latihan atau operasi strategis yang akan segera dilakukan terhadap Israel dan menyarankan pemerintah untuk mencari informasi intelijen tambahan.

Sepuluh hari setelah serangan tersebut, Haliva mengumumkan bahwa ia disalahkan karena tidak dapat memberikan peringatan tepat waktu kepada pemerintah dan militer.

“Direktorat Intelijen Militer, di bawah komando saya, gagal memperingatkan serangan teror yang dilakukan oleh Hamas,” katanya pada 17 Oktober 2023. “Kami gagal dalam misi terpenting kami, dan sebagai kepala Direktorat Intelijen Militer, saya memikul tanggung jawab penuh atas kegagalan itu.”

Pemimpin oposisi Israel dan mantan perdana menteri Yair Lapid menyambut baik pengunduran diri itu, dengan mengatakan bahwa pengunduran diri itu “dibenarkan dan bermartabat.” Ia meminta Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk mengikuti contoh tersebut.

“Sudah sepantasnya Perdana Menteri Netanyahu melakukan hal yang sama,” tulisnya di platform media sosial X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.

Pengunduran diri Haliva juga terjadi ketika IDF mengeluarkan peringatan akan adanya potensi serangan selama liburan Paskah, dengan menyatakan bahwa mereka akan melanjutkan kegiatan operasional dan mempertahankan kesiapan penuh di semua area.

Perayaan Paskah tahun ini dimulai pada 22 April. Ini adalah hari libur besar Yahudi pertama sejak festival Simchat Torah pada 7 Oktober 2023, hari serangan Hamas yang memicu kembali perang Gaza. (asr)