ErabaruNews – Bo Xilai dan Wang Lijun sudah lama absen dari percaturan politik Tiongkok. Namun, Kota Chongqing yang pernah menjadi ‘panggung pertunjukan’ politik kedua orang tersebut dan masih menarik perhatian rakyat Tiongkok.
Beberapa waktu lalu ada artikel berisi ungkapan yang pernah disampaikan oleh mantan sekretaris Wang Lijun, Xin Jianwei. Artikel itu mengulas tentang beberapa ‘inside story’ saat ia masih aktif di ‘panggung politik’.
Seorang yang diduga berasal dari lingkungan kepolisian Tiongkok pada 3 Januari 2018 melalui akun media sosial pribadinya ‘Hukum Hari Ini’ merilis sebuah artikel yang isinya tentang kejadian di masa lalu yang disampaikan secara lisan oleh Xin Jianwei.
Artikel tersebut membeberkan, saat Wang Lijun masih menjabat sebagai kepala Kantor Keamanan dan Ketertiban Publik kota Chongqing, ia mengganti sekretarisnya sampai 51 kali dalam kurun waktu 2 tahun.
sekretarisnya yang paling lama bertahan 4 bulan dan yang paling pendek hanya 1 hari. Xin Jianwei termasuk yang paling lama bertahan.
Artikel menyebutkan, Wang Lijun memiliki gaya hidup boros, area kantor saja besarnya lebih dari 200 meter persegi, terdiri dari ruang kantor, dan ruang resepsionis, serta toilet, kafe, dapur, dan kamar tidur pribadi.
Wang Lijun dalam kesehariannya sering mengeluarkan ucapan-ucapan yang vulgar, kotor, serta tidak enak didengar.
Tulisan dalam artikel tersebut mengisyaratkan bahwa Wang Lijun takut mati. Dia sering mengkonsumsi minuman teh merah, teh hijau dan obat-obatan herbal Tiongkok agar badannya tetap fit.
“Minuman teh dalam gelas yang disuguhkan oleh Xin Jianwei bisa langsung diteguk tanpa rasa ragu. Tetapi minuman atau makanan yang disuguhkan oleh orang lain, biasanya tidak disentuh kecuali sudah dicicipi terlebih dahulu oleh Xin Jianwei”.
Wang Lijun pernah memuji Xin Jianwei di depan banyak orang, tetapi, sebagai orang yang disebut-sebut ‘paling dapat dipercayai’ ini pun tidak luput dari tangan hitam Wang Lijun.
Bulan April 2010, Xin Jianwei mendapat ‘2 ultimatum’ (mempertanggungjawabkan masalah pada waktu dan tempat yang ditentukan). Ancaman dari para preman peliharaan Wang. Di tempat basis preman itu, Xin disiksa secara brutal selama hampir setahun.
Sebenarnya, pada awal tahun 2013, cerita Xin Jianwei telah berulang kali terpapar di media. Sebuah artikel yang mengutip pengacara terkenal Li Zhuang dalam sebuah pertemuan di Beijing mengungkapkan bahwa Wang Lijun mengusir Xin Jianwei hanya gara-gara suatu masalah kecil.
Artikel menyebutkan, suatu ketika Wang Lijun menginap 2 hari di kamar hotel, karena Xi Jianwei belum melakukan prosedur perpanjangan waktu sewa, maka kartu kunci kamar hotel berupa setting-an komputer tidak dapat digunakan oleh Wang untuk membuka kamar sehingga menyulut kemarahannya.
Kata-kata makian yang tidak enak didengar langsung meluncur keluar dari mulut Wang.
Saat itu juga, Xin ‘ditendang’ keluar dari lingkungan sekretariat, meskipun Xin diam-diam masih masuk bekerja sebagai mana mestinya. Namun, tidak disangka-sangka bahwa malapetaka mulai menghampirinya.
Pada 17 April 2010, 4 orang petugas dari Kantor Keamanan dan Ketertiban Publik dengan pakaian preman menutup kepala Xin dengan kain hitam lalu membawanya menuju vila di bukit gunung yang biasanya digunakan sebagai basis preman untuk menyiksa orang.
Di sana, Xin Jianwei diborgol pada kursi besi selama 9 hari 9 malam. Dia setiap hari menerima pukulan bertubi-tubi hingga seluruh badannya babak belur, serta muntah dan buang air pun berdarah. Bahkan, kedua pahanya membengkak seperti kaki gajah.
Xin Jianwei yang memiliki fisik kuat karena ia termasuk anggota kepolisian, tetapi juga tidak luput dari penyiksaan anggota gugus tugas. Ia pun pernah disiksa sampai tidak sadarkan diri lalu dikirim ke rumah sakit untuk pertolongan darurat.
Setelah menjalani 339 hari tahanan tanpa sidang, ia kemudian dilepas karena gugus tugas tidak dapat menemukan kesalahan Xin. Namun, pangkat Xin Jianwei diturunkan sebanyak 3 level.
Artikel tersebut menyebutkan bahwa selama Bo Xilai dan Wang Lijun berkuasa. Sering terjadi seseorang dewasa pagi berangkat kerja dan malam tidak pulang, siapa yang dapat memberitahu di mana dia? Orang dewasa yang hilang karena diculik atau disandera setiap hari terjadi.
Warga ‘salah’ bicara, ‘salah’ menyampaikan sesuatu bisa saja ditangkap tanpa prosedur penangkapan yang benar. Tidak jarang mereka dikurung sampai berhari-hari, belasan hari bahkan lebih lama lagi. Dan anggota keluarganya pun tak tahu menahu di mana keberadaannya.
Xin Jianwei setelah dibebaskan terus mencari informasi tentang siapa yang mencelakakannya. Semua jawaban mengarah pada satu orang yakni Wang Lijun. Awalnya Xin pun tidak percaya.
“Saya begitu baik terhadap dirinya, mana mungkin dia yang mencelakakan saya?” Katanya.
Seorang teman dekatnya sambil menepuk bahu Xin mengatakan, “Apakah Anda mengalami gegar otak, pikiran kacau. Coba renungkan baik-baik. Bukankah Anda sekretarisnya Wang, siapa lagi yang berani menyentuh Anda?”
Februari 2012, Wang Lijun bentrok dengan Bo Xilai, dia lalu melarikan diri ke dalam Konsulat AS dan minta suaka tetapi tidak berhasil. Setelah itu ia disidang dan dipenjara.
Menurut The Epoch Times, Wang Lijun pernah mendirikan Pusat Penelitian Psikologi Lapangan di Kantor Keamanan dan Ketertiban Publik kota Jinzhou dengan tujuan melakukan percobaan transplantasi organ dan berpartisipasi secara langsung dalam kejahatan pengambilan organ praktisi Falun Gong.
Setelah itu, Bo Xilai, istri Bo, Gu Kailai dan Wang Lijun bekerja sama dalam penjualan organ hidup dan mayat untuk mendapatkan keuntungan. Pengusaha Inggris, Neil Heywood juga disebut-sebut terlibat dalam usaha itu.
Kemudian, Heywood dan Wang Lijun menerima penyidikan baik langsung maupun diam-diam oleh Komisi Inspeksi Disiplin. Karena itu, Heywood dihabisi nyawanya dalam hotel oleh pasangan Bo Xilai agar kejahatannya tidak bocor keluar.
Untuk menghindari nasib yang sama seperti Heywood, Wang lalu kabur ke Konsulat AS dan menyerahkan semua data-data termasuk korupsi pejabat tingkat atas PKT. Data itu berisikan rencana Bo Xilai melakukan kudeta, melakukan penyiksaan dan pengambilan paksa organ hidup praktisi Falun Gong.
Akhirnya, Wang Lijun dijatuhi hukuman 15 tahun penjara karena melakukan pembelotan dan korupsi. Istri Bo, Gu Kailai dijatuhi hukuman mati karena membunuh Heywood, Bo Xilai dijatuhi hukuman seumur hidup karena kasus-kasus korupsi dan suap.
Tetapi penjahat sesungguhnya yang berada di belakang mereka sampai sekarang masih ditutup-tutupi oleh Partai komunis Tiongkok. (NTDTV/He Mu/Sinatra/waa)