Home Blog Page 1900

Terlambat 2 Menit, Pria Yunani Selamat dari Jatuhnya Ethiopian Airlines ET 302

0

Epochtimes.id- Seorang pria Yunani selamat dari kecelakaan nahas Ethiopian Airlines ET 302 pada Minggu (10/3/2019) setelah terlambat 2 menit menaiki pesawat. Dia adalah calon penumpang ke-150 di pesawat Boeing Ethiopia jurusan Nairobi yang jatuh beberapa menit setelah lepas landas.

Pria yang bernama Antonis Mavropoulos adalah seorang Presiden organisasi nirlaba International Solid Waste Association (ISWA). Dia dijadwalkan menghadiri pertemuan tahunan Program Lingkungan PBB di Nairobi, Kenya.

Melansir dari Kantor Berita Tetapi Athens News Agency, Mavropoulos mengunggah tulisannya ke akun Facebooknya mengenai yang dialaminya dengan judul “My lucky day,” dan mengunggah foto tiket penerbangannya.

“Saya marah karena tidak ada yang membantu saya mencapai gerbang tepat waktu,” tulisnya.

Setelah Mavropoulos ketinggalan pesawat, maskapai awalnya memesannya ke penerbangan hari itu, tetapi ia terkejut ketika staf bandara tidak mengizinkannya naik.

“Mereka membawa saya ke kantor polisi bandara. Petugas mengatakan kepada saya untuk tidak memprotes tetapi berdoa kepada Tuhan karena saya adalah satu-satunya penumpang yang tidak naik penerbangan ET 302 yang hilang,” tulisnya.

Pihak berwenang di bandara lalu bertanya kepada Mavropoulos mengapa ia tidak naik ke penerbangan nahas.

“Mereka mengatakan mereka tidak bisa membiarkan saya pergi sebelum memeriksa identitas saya, alasan saya tidak naik ke pesawat,” lanjutnya.

“Ini pertama kalinya. Saya sangat senang saya menulis sebuah posting dan saya bersyukur untuk hidup dan bahwa saya punya banyak teman yang membuat saya merasakan cinta mereka,” tulisnya.

Ethiopian Airlines Boeing 737-8 MAX jatuh hanya beberapa menit setelah lepas landas dari ibukota Ethiopia Addis Ababa, menewaskan semua 149 penumpang di atas kapal dari 35 negara. Terdapat delapan kru di pesawat.

Pihak maskapai merilis tidak ada yang selamat dari kecelakaan penerbangan ET302. Pesawat kehilangan kontak dengan menara kontrol pukul 8.44 pagi waktu setempat setelah berangkat dari Bandara Internasional Bole di Ibukota Ethiopia pukul 8.08 pagi waktu setempat.

Ethiopian Airlines ET 302 jatuh sesaat setelah lepas landas dan di dekat kota Bishoftu — sekitar 31 mil (50 kilometer) tenggara Addis Ababa.

https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10218365926315077&set=a.10203865189485719&type=3&theater

Korban terdiri 8 Amerika, 18 warga Kanada, 32 warga Kanada, 9 warga Etiopia, 8 warga Italia, 8 warga Tiongkok, 7 orang Prancis dan warga negara Inggris. Korban termasuk para pekerja PBB, termasuk di antara mereka yang berada di dalam pesawat.

Pernyataan PBB mengungkapkan sebanyak 19 anggota stafnya termasuk di antara mereka yang menggunakan penerbangan Ethiopian Airlines. Mereka yang tewas bekerja untuk Serikat Telekomunikasi Internasional, Program Pangan Dunia, Organisasi Pangan dan Pertanian PBB, Kantor Komisaris Tinggi untuk Pengungsi, Bank Dunia dan Misi Bantuan PBB di Somalia, Organisasi Internasional untuk Migrasi di Sudan Selatan, dan PBB di Nairobi.

Setelah tragedi itu, Ethiopian Airlines mengatakan pihaknya “sangat menyesalkan kecelakaan fatal” dan telah “bekerja sama dengan semua pemangku kepentingan untuk melakukan penyelidikan forensik dan mengidentifikasi identitas korban.”

Chief Executif Ethiopian Airlines mengungkapkan rasa simpati dan belasungkawa yang mendalam kepada keluarga dan orang-orang yang disayangi dari keluarga korban. (asr)

Kejahatan yang Belum Pernah Terjadi Sebelumnya : Pembunuhan Massal yang Didalangi Negara Terhadap Tahanan Hati Nurani di Tiongkok untuk Organ Tubuh Mereka

0

Omid Ghoreishi – The Epoch Times

Catatan editor: The Epoch Times menerbitkan sejumlah artikel tentang penyiksaan dan kekejaman yang dilakukan terhadap tahanan hati nurani yang tidak bersalah di Tiongkok.

Epochtimes.id- Sebuah Rancangan Undang-Undang untuk mengekang perdagangan organ internasional telah menerima dukungan dengan suara bulat dari komite parlemen di Kanada.

Sejumlah anggota parlemen di Komite Tetap untuk Urusan Luar Negeri dan Pembangunan Internasional Kanada mengesahkan RUU S-240 dengan amandemen pada 27 Februari. Kini akan diajukan kepada anggota parlemen untuk pembacaan akhir di Majelis Rendah Kanada (House of Commons).

Sejak 13 tahun silam, pada tahun 2006, The Epoch Times pertama kali menyampaikan berita tentang pengambilan organ secara sistematis oleh otoritas Komunis Tiongkok dari tahanan hati nurani Falun Gong.

Laporan tersebut didasarkan dari laporan saksi.  Dia berbicara kepada para dokter yang mengambil organ dari korban saat mereka masih bernyawa. Termasuk menjual bagian-bagian tubuh untuk  bisnis yang didukung oleh negara.

Annie dan Peter di Washington DC pada 20 April 2016. Pidato mereka adalah kesaksian publik pertama mereka tentang kekejaman pengambilan organ skala besar di Tiongkok. (The Epoch Times)

“Sangat menyakitkan untuk mengingat masa lalu. Organ-organ yang diambil dari manusia yang hidup diambil dengan harga yang jauh lebih tinggi daripada dari mayat,” kata salah satu saksi, menggunakan nama panggilan ‘Annie’ untuk melindungi identitasnya.

Mantan suami ‘Annie’ adalah seorang ahli bedah saraf. Suaminya salah satu dokter yang ditugaskan untuk melakukan tindakan keji itu.

“Setelah pengambilan organ secara hidup-hidup, beberapa praktisi Falun Gong masih hidup dan bernafas, tetapi beberapa tubuh mereka langsung dilemparkan ke dalam oven krematorium. Tidak ada jejak tubuh mereka yang tersisa,” kata Annie.

BACA JUGA : Lebih dari 100 Metode Penyiksaan yang Digunakan di Sistem Penjara Komunis Tiongkok

Pada tahun yang sama, laporan saksi dikuatkan dalam penyelidikan yang dilakukan oleh mantan  anggota parlemen dan pejabat Kemenlu Kanada yang mengurusi Asia Pasific, David Kilgour — yang juga pernah bekerja sebagai penuntut selama bertahun-tahun — dan David Matas, seorang pengacara hak asasi manusia yang berbasis di Winnipeg, Kanada.

“Organ utama mereka, termasuk ginjal, hati, kornea, dan hati, diambil dengan sengaja untuk dijual dengan harga tinggi, kadang-kadang untuk orang asing yang biasanya menunggu lama untuk donator sukarela dari organ-organ tersebut di negara asal mereka,” kata Kilgour dalam sebuah panel baru-baru ini.

Diskusi panel ini  merujuk pada laporannya dan Matas yang dirilis dirilis pada 2006 silam. Kilgour menekankan bahwa hanya ada satu negara di dunia di mana negara terlibat dalam pengambilan organ secara paksa dari para korban yakni Tiongkok.

Joel Chipkar, Juru bicara Pusat Informasi Falun Gong yang berbasis di Toronto, Kanada, mengatakan perlakuan kejam rezim Komunis Tiongkok terhadap pengikut Falun Gong – sebuah latihan meditasi spiritual yang juga dikenal sebagai Falun Dafa dan berdasarkan pada prinsip-prinsip Sejati -Baik-Sabar – adalah kejahatan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

“Ini adalah pertama kalinya dalam sejarah kejahatan semacam itu dilakukan terhadap siapa pun,” kata Chipkar.

“Saya pikir perbandingan terdekat yang dapat kita kaitkan dengan apa yang dilakukan Hitler — eksperimen dan kekejamannya terhadap komunitas Yahudi di Perang Dunia II.”

“Pada tahun 1999, rezim komunis Tiongkok memulai kampanye penganiayaan terhadap pengikut Falun Gong yang berlanjut hingga hari ini, mengakibatkan ratusan ribu dipenjara selama bertahun-tahun. Para peneliti mengatakan industri transplantasi Tiongkok bertumbuh pesat setelah kampanye diluncurkan.”

Berbicara pada sidang parlemen tentang RUU untuk melawan pengambilan organ, anggota parlemen Liberal Kanada, Borys Wrzesnewskyj mengatakan bahwa sejak Perang Dunia Kedua, hingga kini dunia belum pernah melihat “Horor manusia pada skala industri oleh negara” seperti di Tiongkok.

“David Matas dan David Kilgour benar-benar menyorot kemungkinan kejahatan paling gelap di zaman kita saat ini,” katanya.

Pada 2016, Kilgour dan Matas bekerja sama dengan jurnalis investigasi Amerika Serikat Ethan Gutmann dan merilis laporan baru. Laporan mengungkapkan bahwa skala praktik terlarang jauh lebih besar daripada yang diperkirakan semula.

BACA JUGA : 100 Juta Orang Berlatih Falun Dafa Pada Tahun 1999 Tiba-Tiba Menghilang

Temuan mereka menunjukkan bahwa setiap tahun, antara 60.000 hingga 100.000 transplantasi organ terjadi di Tiongkok, sebuah negara di mana donasi organ secara angka praktis nol.

Menurut Matas, fakta bahwa rezim telah dapat melanjutkan pengambilan organ secara paksa terhadap pengikut Falun Gong dengan impunitas selama bertahun-tahun telah memberikannya kebebasan untuk memperluas pelanggarannya — kali ini terhadap kelompok minoritas Muslim Uighur Tiongkok.

“Komunis Tiongkok tidak bisa tidak melihat perjalanan relatif bebas yang mereka dapatkan secara internasional dari penganiayaan terhadap Falun Gong, dari pembantaian massal untuk organ mereka,” demikian Matas dalam laporannya pada Desember 2018.

“Komunis meluncurkan ke fase refresif terhadap Uighur saat ini dengan tumpangan gratis di pikiran mereka,” demikian laporan Matas. (asr)

Video Rekomendasi : 

https://www.youtube.com/watch?v=9xvcoArjaB0

Atau anda menyukai video ini : 

https://www.youtube.com/watch?v=UmtpVGXxC1Q

Jatuhnya Ethiopian Airlines ET 302 Tewaskan 157 Orang, Pesawat yang Sama dengan Lion Air JT 610

0

Epochtimes.id- Sebuah pesawat Ethiopian Airlines menuju Nairobi jatuh beberapa menit setelah lepas landas pada, Minggu (10/3/2019). Kecelakaan menewaskan semua 157 orang dan menimbulkan pertanyaan tentang keselamatan Boeing 737 MAX 8. Pesawat ini adalah jenis yang sama ketika jatuh di Perairan Karawang, Jawa Barat pada Oktober 2018.

Pesawat lepas landas dari bandara Bole di Addis Ababa pukul 8:38 pagi (12:38 EDT), sebelum kehilangan kontak dengan menara kontrol hanya beberapa menit kemudian pada pukul 8:44 pagi.

“Pilot mengatakan bahwa dia mengalami kesulitan dan bahwa dia ingin kembali,” kata Kepala Eksekutif Ethiopian Airlines, Tewolde Gebre Mariam saat konferensi pers.

“Tidak ada yang selamat,” demikian cuitan Ethiopian Airlines bersama foto Tewolde memegang sepotong puing-puing di dalam lubang besar di lokasi kecelakaan.

Penumpang dari 33 negara berada di atas kapal. Mereka yang tewas termasuk warga Kenya, Ethiopia, Amerika, Kanada, Prancis, Cina, Mesir, Swedia, Inggris, Belanda, India, Slowakia, Austria, Swedia, Rusia, Maroko, Spanyol, Polandia, dan warga negara Israel.

Setidaknya empat bekerja untuk PBB dan Direktur Program Pangan Dunia PBB mengonfirmasi organisasinya telah kehilangan staf dalam kecelakaan itu.

Kerabat yang menangis memohon informasi di bandara di Nairobi dan Addis Ababa.

“Kami hanya menunggu ibuku. Kami hanya berharap dia naik penerbangan lain atau ditunda. Dia tidak mengangkat teleponnya,” kata Wendy Otieno, memegangi teleponnya dan menangis.

Pesawat, 737 MAX 8, adalah model yang sama yang jatuh di Laut Jawa tak lama setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta pada 29 Oktober, menewaskan 189 orang dari penerbangan Lion Air JT 610.

Seorang pejabat senior pemerintah AS mengatakan masih terlalu dini mengkaitkan hubungan langsung antara kedua kecelakaan yang terjadi. Meski demikian, mengkaji kedua masalah tersebut akan menjadi prioritas utama bagi para penyelidik.

Pesawat Max 737 adalah pesawat penumpang modern terlaris di dunia dan dipandang sebagai salah satu yang paling andal di industri ini.

Sebuah laporan awal mengenai kecelakaan Oktober lalu berfokus pada pemeliharaan dan pelatihan maskapai penerbangan. termasuk respons teknis dari sistem anti-stan Boeing ke sensor yang baru saja diganti.

“Pesawat baru Ethiopia tidak memiliki catatan masalah teknis dan pilot memiliki catatan terbang “sangat baik,” kata Tewolde.

“Kami menerima pesawat pada 15 November 2018. Pesawat ini telah terbang lebih dari 1.200 jam. Itu telah terbang dari Johannesburg pagi ini,”katanya.

‘Kecepatan Tidak Stabil’

Penerbangan ET 302, nomor registrasi ET-AVJ, jatuh di dekat kota Bishoftu, 62 km (38 mil) tenggara ibukota Addis Ababa, dengan 149 penumpang dan delapan kru.

Penerbangan memiliki kecepatan vertikal yang tidak stabil setelah lepas landas, sebagaimana cuitan situs penerbangan Flightradar24.

Seorang wartawan Reuters di lokasi kecelakaan mengatakan pesawat hancur berkeping-keping dan terbakar parah. Pakaian dan barang-barang pribadi penumpang berserakan di atas lapangan tempat pesawat jatuh.

Tidak ada indikasi langsung tentang apa yang menyebabkan kecelakaan itu dan para ahli keselamatan mengatakan masih terlalu dini untuk berspekulasi.  Boeing mengatakan siap membantu penyelidikan atas insiden ini.

Kerabat Korban

Di bandara Nairobi, banyak keluarga dibiarkan menunggu di gerbang selama berjam-jam, tanpa informasi dari otoritas bandara. Beberapa kerabat korban mengetahui kecelakaan itu dari wartawan.

Robert Mutanda (46) sedang menunggu saudara iparnya yang berasal dari Kanada.

“Tidak, kami belum melihat siapa pun dari maskapai atau bandara,” katanya kepada Reuters pukul 1 siang, lebih dari tiga jam setelah penerbangan hilang. “Tidak ada yang mengatakan apa-apa kepada kami,  hanya berdiri di sini berharap yang terbaik.”

Pejabat Kenya tidak tiba di bandara hingga pukul 1:30 siang, lima jam setelah pesawat jatuh.

James Macharia selaku sekretaris kabinet untuk transportasi, mengatakan dia mendengar tentang kecelakaan itu melalui Twitter.

Keluarga-keluarga dibawa ke hotel Sheraton Nairobi tetapi mengatakan mereka masih menunggu untuk mendengar dari staf maskapai penerbangan delapan jam setelah kecelakaan.

Ethiopian Airlines

Di bawah aturan internasional, tanggung jawab untuk memimpin investigasi kecelakaan adalah Ethiopian Airline tetapi Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB) juga akan berpartisipasi karena pesawat itu dirancang dan dibangun di Amerika Serikat.

Perwakilan dari Boeing dan pembuat mesin Cincinnati yang berbasis di CFM International, sebuah usaha joint ventura antara General Electric dan General Electric Co dan Safran SA dari Prancis, diharapkan memberikan masukan kepada NTSB.

Ethiopian adalah salah satu maskapai penerbangan terbesar di benua ini berdasarkan ukuran armada. Pesawat itu termasuk di antara enam dari 30 jet Boeing 737 MAX 8 yang dipesan oleh perusahaan yang berkembang pesat.

Kecelakaan besar terakhirnya adalah pada Januari 2010, ketika penerbangan dari Beirut menukik tak lama setelah tinggal landas, menewaskan semua 90 orang di dalamnya. (asr)

Oleh Duncan Miriri & Maggie Fick/Reuters via The Epochtimes

Bebas dari Kasus Pembunuhan Kim Jong-nam, Siti Aisyah Terkejut

0

Epochtimes.id- Siti Aisyah yang sempat mendekam di kurungan selama dua tahun karena dicurigai membunuh saudara tiri pemimpin Korea Utara, akhirnya bisa menghirup udara bebas. Dia dibebaskan dari tahanan Senin (11/3/2019) setelah jaksa secara tak terduga mencabut tuduhan pembunuhan terhadapnya.

Hakim Pengadilan Tinggi memutuskan melepas Siti Aisyah tanpa pembebasan dari tuduhan setelah jaksa mengatakan mencabut dakwaan. Jaksa tidak memberi alasan atas pencabutan dakwaan. Putusan ini artinya, jika kemudian ditemukan bukti baru, maka Siti Aisyah kembali dapat didakwa.

Aisyah menangis dan memeluk rekannya terdakwa, Doan Thi Huong dari Vietnam, sebelum meninggalkan ruang sidang. Dia mengatakan kepada wartawan bahwa dia baru mengetahui pada Senin pagi tentang kebebasannya.

“Saya terkejut dan sangat senang. Saya tidak mengharapkannya,” kata Aisyah yang berasal dari Serang, Banten, dengan cepat dibawa keluar dari gedung pengadilan dengan mobil kedutaan.

Pengacaranya mengatakan bahwa dia menuju ke KBRI dan diperkirakan akan segera kembali ke Jakarta.

Pengadilan atas kasus pembunuhan Huong ditunda setelah perkembangan yang mengejutkan. Dia akan mulai memberikan pembelaannya pada sidangnya selanjutnya, setelah berbulan-bulan tertunda.

“Saya kaget. Pikiran saya kosong, ”kata Huong yang kebingungan kepada wartawan melalui penerjemah setelah Aisyah pergi.

Duta Besar Indonesia untuk Indonesia, Rusdi Kirana, mengatakan ia berterima kasih kepada pemerintah Malaysia. “Kami percaya dia tidak bersalah,” katanya.

Pengacara Huong, Hisyam Teh Poh Teik, mengatakan mereka akan berusaha untuk menunda persidangan.

Dia mengatakan Huong bingung dan merasa pembebasan Aisyah tidak adil baginya karena hakim tahun lalu telah menemukan bukti yang cukup untuk melanjutkan persidangan pembunuhan.

Kedua wanita muda itu dituduh mengolesi agen saraf VX di wajah Kim di terminal bandara di Kuala Lumpur pada 13 Februari 2017. Mereka mengatakan hanya mengira mengambil bagian dalam lelucon untuk sebuah acara TV.

Mereka adalah satu-satunya tersangka yang ditahan setelah empat tersangka Korea Utara meninggalkan negara itu pada pagi yang sama ketika Kim terbunuh.

Salim Bashir, seorang pengacara untuk Huong, mengatakan sebelumnya dia siap untuk bersaksi di bawah sumpah untuk pembelaannya.

“Dia percaya diri dan siap untuk memberikan versi ceritanya. Ini sama sekali berbeda dari apa yang dilukis oleh jaksa. Dia membuat lelucon dan tidak punya niat untuk membunuh atau melukai siapa pun,” katanya kepada AP.

Pengacara dari kedua wanita ini sebelumnya mengatakan mereka dipertaruhkan dalam kasus pembunuhan politik dengan hubungan yang jelas terhadap Kedutaan Korea Utara di Kuala Lumpur. Atas kasus ini penuntutan gagal menunjukkan bahwa kedua perempuan itu memiliki niat untuk membunuh Kim Jong-nam.

Niat untuk membunuh sangat penting untuk tuduhan pembunuhan berdasarkan hukum Malaysia. Para pejabat Malaysia tidak pernah secara resmi menuduh Korea Utara. Pejabat Korsel telah menegaskan mereka tidak ingin pengadilan itu dipolitisasi.

Kim Jong Nam adalah putra tertua dalam generasi keluarga penguasa Korea Utara saat ini. Dia telah tinggal di luar negeri selama bertahun-tahun tetapi bisa dilihat sebagai ancaman terhadap pemerintahan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un. (asr)

Oleh Eileen Ng

Sumber : Reuters via The Epochtimes

Walikota Beijing Kembali Berencana untuk Mengusir Penduduk Kelas Bawah

0

oleh Li Xinru

Selama Dwi Konferensi Partai Komunis Tiongkok (PKT) berlangsung, isu penduduk pendatang atau musiman yang digolongkan sebagai “penduduk kelas bawah” di Beijing terus dijadikan persoalan.

Walikota Beijing, Chen Jining mengklaim bahwa total populasi Beijing telah mengalami penurunan sebanyak 165.000 jiwa pada tahun 2018. Dia mengisyaratkan bahwa pihaknya akan terus menerapkan kebijakan untuk mengurangi penduduk kelas bawah. Hal ini jelas menimbulkan kontroversi masyarakat.

Media Hongkong ‘Ming Pao’ melaporkan bahwa dalam Kongres Rakyat Tiongkok di Beijing, Chen Jining menjelaskan pendekatan manajemen ‘3 Garis 2 Kontrol’ yang ia terapkan dalam mengatur ibukota. ‘3 Garis’ yang dimaksud adalah garis merah populasi, garis kontrol ekologis dan garis batas pembangunan kota. Sedangkan ‘2 Kontrol’ yang dimaksud adalah kontrol jumlah populasi dan kontrol tanah untuk kepentingan pembangunan kota.

Chen Jining mengatakan bahwa total populasi Beijing telah berkurang sebanyak 165.000 jiwa tahun lalu dan yang berasal dari pusat kota telah berkurang lebih dari 400.000 jiwa (Red. kebanyakan adalah penduduk musiman).

Pengajuan izin industri dan komersial yang ditangguhkan sebanyak 21.000 kasus, dan lebih dari 2.600 perusahaan manufaktur umum ditutup, terutama pada pasar yang dibubarkan dan pusat logistik lebih dari 680 unit.

Menurut data statistik bulan Januari dari Biro Statistik Beijing dan Biro Statistik Nasional bahwa penduduk permanen kota Beijing pada akhir tahun 2018 adalah 21.542.000 jiwa, menurun 0,8 % dari akhir tahun 2017, atau penurunan sebanyak 165.000 jiwa. Angka  ini adalah penurunan kedua bagi penduduk musiman di Beijing sejak tahun 1997. Pada akhir 2017, jumlah penduduk tetap kota Beijing adalah 21,71 juta jiwa, turun sebanyak 22.000 jiwa dari akhir tahun 2016.

Menurut data tersebut, karena sebelumnya telah ada kebijakan yang menetapan jumlah populasi Beijing sampai tahun 2020 dapat terkendali pada garis merah (maksimum) yang 23 juta jiwa. Maka pihak berwenang terpaksa melakukan “pembersihan” dalam beberapa tahun terakhir, terutama penduduk pendatang termasuk ratusan pasar grosir dan pusat logistik yang berada dalam wilayah ibukota. Memang industri ini banyak didominasi oleh para penduduk pendatang/musiman yang tergolong kelas ekonomi bawah dan menengah.

Pemerintah mengendalikan penduduk Beijing secara ketat

Pada November 2017, setelah terjadi kebakaran besar di Distrik Daxing yang menyebabkan 19 orang tewas, pihak berwenang melakukan pembongkaran dan penggusuran rumah berskala besar. Mereka hanya memberi penduduk “beberapa menit” untuk berkemas dan menyuruh pergi, karena itu puluhan ribu pekerja migran terpaksa meninggalkan Beijing.

Para pengunjuk rasa percaya bahwa pihak berwenang menggunakan kebakaran itu sebagai alasan untuk mempercepat rencana “pembersihan” penduduk kelas bawah dengan membongkar perumahan sewa murah.

Terkait ini, Zhao Guojun, kepala biro pengamatan pengacara Tiongkok mengatakan : “Pada saat Beijing sedang dibangun, slogan pemerintah berbunyi ‘Beijing menyambut Anda’, dan sekarang setelah Beijing sudah berkembang, slogan mereka telah berubah menjadi ‘Beijing mengusir Anda.”

Pengusaha Beijing, Wang Ying mengatakan : “Jika Beijing tidak memiliki banyak penduduk pendatang, memiliki penduduk pendatang dalam jumlah tertentu, penduduk Beijing yang tergolong tingkat berada juga tidak dapat hidup secara normal. Ini adalah pengetahuan umum.”

‘Penduduk kelas atas’ yang terpengaruh juga ikut sedih

The New York Times melaporkan bahwa puluhan ribu lulusan perguruan tinggi muda yang penuh harapan datang ke Beijing untuk mencari pekerjaan dan kehidupan yang lebih baik.

Banyak orang hidup di pinggiran Beijing karena biaya sewa yang lebih rendah di sana. Pengusiran para migran Beijing telah mempengaruhi kehidupan orang-orang ini.

Ambil contoh seorang pemuda bernama Shi Ruomu, ia adalah praktisi IT muda lulusan New Zealand yang fasih berbahasa Inggris, dengan keahliannya itu ia mengira bahwa ‘cari makan’ di Beijing tidak bermasalah, tetapi karena ia tidak ber-KTP Beijing, ia dianggap sebagai warga kelas dua.

Polisi datang ke gedung apartemen tempat dia tinggal dan memerintahkan Shi beserta ratusan penyewa lainnya untuk keluar dari apartemen dalam waktu 48 jam. Kejadian itu membuatnya berpikir apakah orang seperti dirinya masih dapat bertahan hidup di Beijing.

Wu Fan, pemimpin redaksi majalah online berbahasa Mandarin ‘China Affairs’ memberikan komentarnya : “Pembentukan sebuah kota memiliki alasan historis, dan ada banyak aspek dari berbagai kepentingan yang dibentuk oleh kombinasi alami. Anda sekarang mengusir penduduk kelas bawah, ekonomi pasti akan terpengaruh. Warga tingkat menengah juga terpengaruh, dan bahkan yang tingkat tinggi sekalipun susah untuk mendapatkan baby sitter. Untuk dapat makan makanan cepat saji pun sulit. Seluruh ekonomi terpengaruh olehnya.”

Konsekuensi buruk dari urbanisasi Tiongkok yang tidak teratur

Beberapa dekade sejak Partai Komunis Tiongkok (PKT) mengambil alih kekuasaan dari Pemerintahan Nasionalis Kuomingtang dan mendorong program urbanisasi.  PKT secara membabi buta mengejar laju urbanisasi, mengabaikan sumber daya dan lingkungan, para pejabat mengejar skala populasi dan jumlah kota demi pencapaian tujuan politik.

Mereka mengabaikan kesenjangan antara perkotaan dengan pedesaan, “mendirikan kota” secara membabi buta. Ekspansi yang tidak teratur, urbanisasi berbiaya mahal, termasuk menyebabkan ketimpangan sosial, polusi, dan perusakan pada sumber daya alam dan lingkungan …

The New York Times melaporkan bahwa implementasi dari program urbanisasi oleh otoritas Tiongkok tidak teratur dan mengabaikan toleransi sumber daya dan lingkungan, jadi biayanya sangat besar.

Sebelum pengusiran, penduduk musiman di Beijing berjumlah sekitar 8 juta jiwa. Namun, mereka sulit diintegrasikan ke dalam kehidupan perkotaan dan menghadapi banyak batasan seperti tidak bisa membuat Kartu Keluarga, tidak dapat memperoleh tunjangan untuk kesejahteraan sosial, mendaftarkan anaknya untuk sekolah di Beijing, dan larangan untuk menghuni. Nasib penduduk musiman ini mencerminkan krisis perencanaan kota di Tiongkok.

Sebelum para pejabat Tiongkok benar-benar sadar, konsekuensi buruknya telah terbentuk.  Ketika pejabat tidak memiliki cara untuk mengatasinya, maka cara yang paling mudah adalah mengarahkan tombak kepada kaum lemah yang paling tidak mampu melawan. Beberapa tahun terakhir, otoritas komunis telah memperkenalkan berbagai kebijakan diskriminatif dan mulai melakukan pembersihan terhadap penduduk kelas bawah.

Mengurangi jumlah populasi (kelas ekonomi bawah) selalu dibanggakan oleh media resmi PKT sebagai obat penangkal “penyakit kota besar”. Penyakit kota besar mengacu pada kepadatan penduduk dan polusi serius di kota-kota.

Song Yan, direktur China Urban Project di University of North Carolina mengatakan : “Populasi bukan akar penyebab penyakit perkotaan. Penyakit kota besar disebabkan oleh manajemen perkotaan yang buruk, struktur perkotaan yang buruk sehingga  memunculkan banyak hal yang tidak perlu, perjalanan yang semrawut, kemacetan lalu lintas dan terlampau penuh sesak.”

“Saya ingin mengatakan, jika ada masalah kepadatan atau kekurangan layanan, mengapa Anda tidak memperluas layanan publik? Memberikan lebih banyak pendidikan, peluang, perawatan medis, rumah sakit — itulah yang dapat dilakukan pemerintah, daripada berusaha untuk menyingkirkan para pekerja migran itu.” (Sin/asr)

KRL Commuter Line yang Anjlok di Bogor Berhasil Dievakuasi

0

Epochtimes.id- Pihak Coomuter Line merilis seluruh Kereta yang anjlok selesai dievakuasi. Sebagian KRL mulai beroperasi hingga stasiun Bogor mulai Senin (11/3/2019) pukul 05.00 WIB menggunakan satu jalur bergantian.

VP Komunikasi PT Kereta Commuter Line (KCI) Eva Chairunisa mengatakan proses evakuasi 3 kereta dari KA 1722 yang mengalami anjlok pada Minggu 10 Maret 2019 telah selesai dilakukan.

“Kereta terakhir dapat dievakuasi melalui pengangkatan kembali ke rel pada pukul 01.50 WIB. Kereta tersebut akan ditarik ke Dipo KRL Bogor untuk pemeriksaan dan perbaikan lanjutan,” demikian Eva dalam siaran pers Commuter Line.

Setelah proses evakuasi sarana KRL yang mengalami anjlokan tersebut selesai, perbaikan prasarana perkeretaapian seperti jaringan kabel Listrik Aliran Atas (LAA), jalur rel dan pemasangan tiang LAA yang terdampak peristiwa ini juga terus dilakukan oleh PT KAI Daop 1 dan PT KCI.

Untuk perjalanan KRL di lintas Bogor pada Senin (11/3/2019) direncanakan pemberangkatan KRL dari Stasiun Bogor baru dapat dilayani mulai pukul 05.00 WIB menggunakan satu jalur bergantian.

Dengan kondisi tersebut maka hanya sebagian KRL yang pemberangkatannya dapat dilakukan dari Stasiun Bogor, sementara sebagian perjalanan KRL lainnya yang biasanya dijadwalkan pemberangkatan dari Stasiun Bogor akan dialihkan melalui rekayasa pola operasi dengan pemberangkatan dari Stasiun Cilebut, Bojong Gede, Citayam dan Depok.

Rekayasa pola operasi tersebut dilakukan guna memaksimalkan layanan KRL pada Senin pagi, karena perbaikan satu jalur di area yang sebelumnya menjadi lokasi anjlok KA 1722 antara Stasiun Cilebut – Stasiun Bogor masih proses perbaikan.

Sehubungan dengan perubahan pola operasi ini, tentunya akan terjadi kepadatan dan antrian KRL pada lintas Bogor. Terkait hal tersebut PT KCI menghimbau para pengguna agar menyesuaikan waktu dan stasiun pemberangkatan yang akan dituju.

PT KCI menghimbau bagi para pengguna yang tetap akan menggunakan jasa layanan KRL untuk memperhatikan keselamatan dengan tidak memaksakan diri naik ke KRL yang sudah penuh, serta selalu memperhatikan himbauan dan informasi dari petugas.

Berikut data penumpang yang mengalami luka ringan dan masih berada di Rumah Sakit, Minggu (10/3/2019) hingga pukul 14.30 WIB :

RS.SALAK Bogor

1. Yakub Agung (Masinis)
2. Danang (Petugas PPK KRL)
3. Lilis septiani (Penumpang)
4. Shafa mutia (Penumpang)
5. Lisa herni (Penumpang)

RS SILOAM Bogor
1.Raif fathan (Penumpang)
2.Refa (Penumpang)
3.Resti pendawati (Penumpang)
4. Firman arief (Penumpang)

RS HERMINA Bogor
1. Ibu Maryunita (Penumpang)
2. Ilham setiawan (Penumpang)

RS PMI Bogor
1. Tasya (Penumpang)
2. Kristiani Purba (Penumpang)
3. Nurhayati (Penumpang)

Sementara sekitar lima penumpang lainnya yang sempat dirawat di RS Salak Bogor saat ini sudah diperbolehkan pulang.

KA 1722 relasi Jatinegara – Bogor anjlok di petak jalan antara Cilebut – Bogor, Minggu (10/3/2019) sekitar pukul 10.15 WB.  Penyebab kejadian tersebut belum dapat disampaikan karena masih proses evakuasi dan akan dilakukan investigasi lebih lanjut. (asr)

Foto : Dokumentasi PT Kereta Commuter Line 

Video Rekomendasi : 

https://www.youtube.com/watch?v=UtFhSg5ksdc

 

Kasus Pembunuhan Kim Jong-nam, Dakwaan Siti Aisyah Dicabut

0

Epochtimes.id- Jaksa penuntut Malaysia telah menarik dakwaan pembunuhan terhadap tersangka WNI dalam pembunuhan saudara tiri pemimpin Korut, Kim Jong-nam.

Melansir dari Foxnews, Senin (11/3/2019) Jaksa Iskandar Ahmad tidak memberikan alasan terkait pembatalan dakwaan terhadap Siti Aisyah.

Belum jelas dalam persidangan Senin apakah dia akan didakwa dengan hukuman yang lebih rendah.

Pengacara Aisyah Gooi Soon Seng mengatakan dia harus dibebaskan karena kasus penuntutan terhadapnya telah ditutup.

Seorang hakim Pengadilan Tinggi Agustus lalu telah menemukan ada cukup bukti untuk menyimpulkan bahwa Siti Aisyah dan tersangka Vietnam Doan Thi Huong, bersama dengan empat tersangka Korea Utara yang hilang, telah terlibat dalam “konspirasi yang direncanakan dengan baik” untuk membunuh Kim Jong Nam.

Pembelaan Aisyah ditunda sementara pengadilan mendengar pembelaan untuk mendapatkan pernyataan saksi.

Dua wanita yakni Siti Aisyah aal Indonesia dan Doan Thi Huong dari Vietnam, dan empat pria telah didakwa atas pembunuhan saudara tiri pemimpin negara tersebut, dengan menggunakan senjata kimia terlarang VX di bandara Kuala Lumpur pada 13 Februari 2017.

Pengacara dua terdakwa mengatakan bahwa Siti Aisyah dan Huong ditipu sehingga mengira mereka memainkan adegan lelucon untuk sebuah acara TV Reality Show.

Pengacara untuk kedua wanita itu mengatakan klien mereka hanyalah pion dalam pembunuhan bermotif politik dengan kaitan Kedutaan Korea Utara di Kuala Lumpur.

Mereka mengatakan bahwa kasus penuntutan terlalu sederhana, cacat akibat penyelidikan yang ceroboh dan gagal menunjukkan motif apa pun dari klien mereka untuk membunuh — kunci untuk membangun rasa bersalah perempuan.

Pengacara mengatakan bukti telah menunjukkan perilaku wanita sebelum dan sesudah pembunuhan tidak konsisten dengan para pembunuh. Fakta juga disebut menunjukkan bahwa mereka tidak mengenakan sarung tangan saat menggunakan VX, tidak membuang pakaian tercemar mereka dan tidak melarikan diri dari negara itu.

Pelaku sebenarnya, kata pengacara, adalah empat tersangka Korea Utara. Empat ditangkap oleh kamera keamanan bandara membuang barang-barang mereka dan mengganti pakaian mereka setelah serangan itu.

Kedutaan Korea Utara juga telah terlibat dengan seorang pejabat kedutaan diketahui membantu mendapatkan penerbangan keluar Malaysia terhadap empat orang. Bahkan pejabat ini menggunakan nama salah satu warganya untuk membeli mobil yang digunakan untuk membawa tersangka ke bandara. (asr)

Sumber Foto : www.thesundaily.my

Trump Akan Meminta Anggaran untuk Bangun Tembok Perbatasan dalam Anggaran 2020

0

EpochTimesId – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump akan kembali meminta anggaran untuk membangun tembok sepanjang sekitar 1.160 kilometer di perbatasan barat daya kepada Kongres dalam anggaran yang akan dirilis untuk tahun fiskal 2020, menurut pejabat yang mengetahui permintaan itu. Trump akan meminta anggaran senilai $ 8,6 miliar (sekitar 123 triliun rupiah) itu untuk memerangi perdagangan narkoba dan imigrasi ilegal.

Permintaan itu jauh lebih besar dari $ 1,4 miliar yang dialokasikan Kongres untuk pembangunan tembok pada Januari 2019, setelah perselisihan antara presiden dan fraksi Demokrat Kongres, yang menyebabkan penutupan (shut-down) sebagian pemerintah selama lima minggu.

Anggaran baru akan kembali menekan Demokrat, yang mengendalikan DPR AS dan sangat yakin akan menolak permintaan anggaran itu. Partai Republik mengontrol Senat tetapi membutuhkan dukungan Fraksi Demokrat untuk mengamankan ambang 60 suara yang diperlukan untuk meloloskan RUU Anggaran dan Belanja Negara.

Permintaan anggaran pada 2020 didasarkan pada rencana anggaran 2017 oleh pejabat Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan, yang meminta dibangunnya 722 mil tembok perbatasan dengan biaya $ 18 miliar. Pemerintahan Trump mengatakan 111 mil dari tembok telah dibangun atau sedang dibangun. Anggaran baru mengatasi masalah konstruksi dinding sebagai proyek yang harus diselesaikan oleh seorang presiden dalam deklarasi darurat nasional.

“Itu memberi presiden kemampuan untuk mengatakan dia telah memenuhi komitmennya untuk mendapatkan kendali operasional perbatasan barat daya,” kata seorang pejabat administrasi tentang permintaan anggaran.

“Kami telah menyediakan tindakan, strategi, dan permintaan untuk menyelesaikan pekerjaan. Kini muncul pertanyaan: Akankah Kongres mengizinkan kami menyelesaikan pekerjaan?” Kata pejabat administrasi lainnya.

Untuk menghindari penutupan pemerintahan (shut-down), Kongres harus meloloskan RUU anggaran 2020 pada 1 Oktober 2019, ketika tahun fiskal 2020 dimulai. Sekitar waktu yang sama, dua tenggat waktu fiskal yang lebih mengerikan akan menjulang.

Untuk menghindari pemotongan otomatis yang curam di banyak program, Kongres dan Gedung Putih harus setuju untuk mengangkat batas pengeluaran wajib yang diatur dalam undang-undang 2011, sekitar waktu yang sama presiden dan anggota parlemen harus bernegosiasi untuk menaikkan plafon utang untuk menghindari default.

Untuk bagian dari tahun fiskal 2019, Trump meminta Kongres memberikan anggaran $ 5,7 miliar untuk konstruksi tembok perbatasan. Setelah Demokrat melancarkan pertarungan anggaran, Kongres menyetujui dana $ 1,375 miliar. Trump merespons dengan mengalihkan anggaran $ 3,1 miliar dari Departemen Keuangan dan pertahanan untuk pembangunan tembok perbatasan. Dia menggunakan deklarasi darurat untuk mengalihkan tambahan $ 3,6 miliar dari anggaran konstruksi militer.

Bagian dari tembok perbatasan yang dibangun di sisi perbatasan AS di Tijuana, Meksiko, pada 28 Januari 2019. (Foto : Scott Olson/Getty Images/The Epoch Times)

Secara total, Trump telah mendapatkan anggaran $ 8,1 miliar untuk proyek tersebut, cukup untuk membangun sekitar 324 mil tembok perbatasan, menggunakan biaya rata-rata $ 25 juta per mil yang diperkirakan oleh para pejabat.

Sementara DPR AS telah memilih untuk mencabut keadaan darurat dan Senat mungkin memiliki cukup suara untuk menahan langkah tersebut, tidak ada kamar parlemen yang memiliki cukup suara untuk mengesampingkan veto yang diasumsikan oleh Trump. Beberapa negara bagian, dipimpin oleh California, telah menuntut untuk menolak status keadaan darurat, tetapi para ahli hukum mengatakan bahwa tuntutan hukum menghadapi jalan yang berat.

Permintaan anggaran baru termasuk dorongan dana yang cukup besar untuk Departemen Keamanan Dalam Negeri, termasuk $ 3,3 miliar, atau 22 persen untuk Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan, dan $ 1,2 miliar lebih untuk Imigrasi dan Penegakan Bea Cukai, peningkatan 16 persen, kata pejabat.

Proposal anggaran mencakup rencana untuk merekrut lebih dari 2.800 petugas penegakan hukum dan dukungan untuk agensi. Serta untuk merekrut 100 majelis hakim imigrasi, kata para pejabat. (IVAN PENTCHOUKOV dan Reuters/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M

Aktivitas Tertangkap Satelit, Apakah Kim Jong-un akan Luncurkan Rudal ?

0

oleh Li Jie

KTT kedua AS – Korut yang berlangsung di Hanoi, Vietnam pada 28 Pebruari 2019 lalu berakhir tanpa hasil kesepakatan.

Paparan citra satelit oleh media AS pada 22 Februari menunjukkan bahwa aktivitas di tempat pembuatan rudal di daerah dekat Pyongyang telah meningkat secara signifikan, yang menunjukkan tanda-tanda akan ada peluncurkan rudal (atau satelit) lagi.

Namun, juga ada beberapa analis yang menanggapinya dengan mengatakan bahwa langkah Kim Jong-un itu paling-paling untuk memberikan tekanan kepada AS sebelum KTT dimulai.

VOA pada 9 Maret melaporkan bahwa National Public Broadcasting Corporation secara eksklusif memperoleh foto satelit yang diambil oleh perusahaan penginderaan jauh satelit komersial AS (Digital Globe) pada 22 Februari 2019.

Foto tersebut menunjukkan bahwa kegiatan di tempat pembuatan rudal Sanumdong yang terletak di pinggiran kota Pyongyang telah meningkat secara signifikan, ada kereta api yang berhenti dan derek besar berdiri di sana.

Laporan itu menyebutkan bahwa di Sanumdong ini rudal balistik antarbenua pertama milik Korut dirakit.

Pada awal pekan ini, juga ada media yang memaparkan gambar satelit yang menunjukkan situs peluncuran roket yang berada di Laut Barat yang telah dibongkar beberapa waktu lalu sekarang sedang dibangun kembali. 2 buah crane terlihat berada di dekat lokasi tersebut.

Namun, laporan menyebutkan bahwa pembangunan kembali situs peluncuran rudal di Laut Barat itu baru dimulai sekitar 16 Februari lalu.

Beberapa media Inggris dan Amerika menafsirkan bahwa Korea Utara dicurigai sedang memulai lagi acara peluncuran roket sebagai balas dendam terhadap AS karena kegagalan KTT.

Namun, VOA ​​mengutip analisa yang dibuat David Schmerler, seorang peneliti senior di James Martin Center for Nonproliferation Studies mengatakan bahwa aktivitas di situs peluncuran itu sudah dimulai sebelum KTT. Dia menilai mungkin saja Kim Jong-un ingin memberikan sedikit tekanan kepada AS dengan harapan Trump mau memberikan konsesi yang lebih besar kepada Korut.

Victor Cha, mantan direktur Dewan Keamanan Nasional Asia Amerika Serikat, juga percaya bahwa ini semestinya adalah informasi yang sengaja dirilis ke dunia luar oleh Korea Utara sebagai tanggapan atas KTT di Vietnam yang tanpa hasil.

Presiden Trump mengatakan di Gedung Putih pada 6 Maret bahwa berita Korea Utara sedang membangun kembali basis peluncurannya hanyalah laporan awal dari media AS. Belum dapat dipastikan, tetapi AS akan terus memperhatikan perkembangan selanjutnya dari mereka. Trump mengatakan bahwa hubungan AS – DPRK saat ini masih baik dan masalah nuklir DPRK pada akhirnya akan terselesaikan.

Pada konperensi pers setelah KTT kedua putus di tengah jalan Trump mengatakan kepada para wartawan bahwa pada hari pertama KTT itu, Kim Jong-un telah berjanji kepadanya untuk tidak lagi melakukan uji coba senjata nuklir dan peluncuran rudal.

Sepekan setelah KTT kedua itu mengalami kegagalan, media partai milik Korea Utara akhirnya secara terbuka mengakui bahwa pertemuan puncak itu berakhir tanpa hasil. Meskipun laporan tersebut mendorong tanggung jawab atas kegagalan negosiasi itu kepada Amerika Serikat, tetapi laporan selain tidak memiliki retorika yang kuat,malahan mengecam Jepang yang “merasa senang melihat orang lain kesusahan”.

Menurut analisis luar, Kim Jong-un telah jatuh ke dalam kesulitan ekonomi dan masih berharap dapat kembali berunding dengan Trump di kesempatan berikutnya. (Sin/asr)

Warga Venezuela Kembali Penuhi Jalanan Ketika Terjadi Krisis Listrik Nasional

0

EpochTimesId — Ribuan orang kembali turun ke jalan-jalan di Caracas, Venezuela, pada 9 Maret 2019 waktu setempat. Mereka memprotes pemimpin rezim otoriter sosialis Nicolás Maduro, ketika pemadaman listrik secara nasional semakin meluas dan menjerumuskan negara ke dalam kegelapan.

Para pemrotes telah berulang kali mengecam pemerintah sosialis yang otoriter karena krisis dan kekurangan makanan dan obat-obatan yang meluas. Belum lagi hiperinflasi yang merajalela lebih dari 10 juta persen, dan pelanggaran hak asasi manusia yang brutal yang dilakukan oleh pasukan keamanan.

Akan tetapi pada malam 7 Maret, mereka memiliki alasan lain untuk mengangkat suara mereka. Karena negara tersebut mengalami pemadaman listrik terburuk dalam beberapa dekade.

“Kami benar-benar bosan dengan ini,” kata Mariana López, 25 tahun, di San Fernando de Apure, ibu kota wilayah selatan Apure. “Ada banyak gangguan listrik, tetapi kita belum pernah melihat sepanjang hari tanpa listrik di seluruh negeri sebelumnya.”

Sementara López cukup beruntung untuk menyelamatkan makanan, komoditas yang semakin berharga di negara anggota OPEC, yang tidak beruntung, karena kekurangan energi terburuk yang terjadi pada hari ketiga.

“Kami tidak memiliki internet, tidak ada air, tidak ada telepon, dan semua makanan kami menjadi rusak,” kata seorang penduduk di kota Valencia, yang ingin tetap anonim untuk menghindari kemungkinan dampak dari aparatur negara yang otoriter. “Ini perang tetapi tanpa lawan. Semua orang berjuang untuk bertahan hidup. Saya punya dua bayi, saya tidak tahu apakah kami bisa bertahan lebih lama lagi.”

Rakyat Venezuela dalam aksi protes terhadap rezim Maduro di Caracas pada 9 Maret 2019. (Foto : Edilzon Gamez/Getty Images/The Epoch Times)

Selain jalan yang dipenuhi oleh para pengunjuk rasa, jalan-jalan lain sebagian besar kosong. Beberapa toko yang buka mengenakan harga dan biaya dalam uang tunai dolar dan euro, karena mesin kartu kredit tidak berfungsi.

Listrik untuk sementara dipulihkan pada malam 8 Maret, akan tetapi kembali padam pada 9 Maret karena gardu listrik yang dirawat dengan buruk, gagal berfungsi, sehingga mempengaruhi 22 dari 23 negara bagian.

Juan Guaido, yang diakui oleh Washington dan lebih dari 50 negara lainnya sebagai presiden sementara Venezuela yang sah, mengecam pemerintah Maduro karena menyebabkan tragedi menyedihkan ini. Kecaman itu disampaikan di depan massa yang memenuhi Avenida Victoria di Caracas tengah. Beberapa pengunjuk rasa yang frustrasi bentrok dengan polisi datang, yang jumlahnya semakin banyak dan mencoba untuk meredam aksi demonstrasi.

“Perjuangan ini sudah sangat lama, telah membuat kami lelah, tetapi kami tidak akan berhenti,” kata pemimpin oposisi berwajah segar itu.

Dia terus berjuang keras untuk menjangkau pendengaran massa melalui megafon, karena panggung orasi telah dibongkar oleh pasukan keamanan pada malam sebelumnya.

Maduro, yang masih mendapat dukungan dari militer, muncul setelah dua hari tanpa terlihat di depan umum untuk bertemu dengan para pendukungnya, yang jumlahnya hanya ratusan orang, dari aksi-aksi serupa yang biasanya mencapai ribuan orang.

“Inilah saya, menghadapi tanggung jawab saya,” kata Maduro kepada mereka, sebelum menyalahkan kekuatan asing karena melanggar kedaulatan negara.

Juan Guaido, yang diakui oleh lebih dari 50 negara sebagai presiden sementara Venezuela, berorasi dalam aksi demonstrasi di Caracas pada 9 Maret 2019. (Foto : Federico Fede/AFP/Getty Images/The Epoch Times)

Listrik padam
Selain makanan yang rusak karena kulkas tidak dapat digunakan, obat-obatan penting seperti perawatan kanker, mulai memburuk. Pasien juga menunggu berhari-hari untuk dapat menjalani perawatan dialisis. Sebuah video yang diposting di jejaring sosial menggambarkan para dokter berjuang untuk menjaga bayi yang baru lahir tetap hidup dengan cara manual. Mereka memompa udara ke paru-paru bayi karena ventilator di unit perawatan intensif menjadi tidak berguna karena generator cadangan juga tidak dapat digunakan.

Tujuh belas orang meninggal di rumah sakit karena pemadaman listrik, menurut anggota Kongres oposisi Jose Manuel Olivares.

Menteri Komunikasi dan Informasi Venezuela, Jorge Rodríguez menyalahkan Amerika Serikat atas krisis terbaru ini. AS dinilai bertanggungjawab atas kerusakan sistem kontrol jaringan listrik tenaga air, yang menyediakan 70 persen energi negara itu.

Rodriguez menuding Senator AS, Marco Rubio, Menteri Luar Negeri Mike Pompeo, dan Wakil Presiden Mike Pence terlibat. Namun, mereka semua membantah dan bahkan meledek tuduhan bahwa negara asing dapat melakukan intervensi terhadap sistem pasokan listrik yang dijaga dengan ketat.

“Saya minta maaf kepada orang-orang Venezuela. Saya pasti telah menekan hal yang salah pada aplikasi ‘serangan elektronik’ yang saya unduh dari Apple. Betapa gapteknya saya,” tulis Rubio dalam tweet pada 7 Maret 2019.

Bagi mereka yang ada di darat, luka itu bukan bahan tertawaan. Sistem metro terhenti, sebagian besar penerbangan dihentikan, dan 96 persen dari populasi dibiarkan menderita tanpa akses internet.

Sedikutnya tiga juta orang Venezuela kini melarikan diri dari krisis dalam beberapa tahun terakhir. Mereka putus asa dalam mencari sarana komunikasi dengan keluarga yang mereka cintai untuk memastikan kondisi keamanan mereka.

“Saya sangat khawatir karena ibu dan anak saya ada di sana, dan mereka adalah satu-satunya yang saya miliki,” kata Alessandra Páez di Bogotá, Kolombia, yang belum melakukan komunikasi dengan keluarganya sejak pukul 6 malam, pada 6 Maret 2019. Paez biasanya mengirim uang untuk keluarganya setiap minggu.

“Jika mereka sakit, tidak ada jalan bagi rumah sakit untuk merawat mereka. Jika mereka lapar, tidak ada cara untuk membeli makanan, dan jika ada keadaan darurat, tidak ada yang bisa saya lakukan.” (LUKE TAYLOR/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M

Pesawat Ethiopian Air yang Jatuh Membawa 157 Penumpang

0

Epochtimes.id- Televisi milik pemerintah Ethiopian telah mengumumkan sebanyak 149 penumpang dan delapan anggota awak pesawat di dalam pesawat Ethiopian Airlines yang jatuh pada Minggu (10/3/2019) tak ada yang selamat.

“Tidak ada yang selamat di dalam pesawat, yang membawa penumpang dari 33 negara,” demikian pernyataan media Ethiopia milik pemerintah, mengutip sumber dari maskapai seperti dilansir The Independent.

Juru bicara Ethiopian Airlines, Asrat Begashaw, dikutip oleh Associated Press mengatakan bahwa 32 warga Kenya dan 17 warga Ethiopia termasuk di antara yang tewas.

Hingga kini penyebab kecelakaan belum diketahui.

Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed menyatakan “belasungkawa mendalam” di akun twitternya.

“Kantor PM, atas nama pemerintah dan rakyat Ethiopia, ingin menyatakan belasungkawa terdalamnya kepada keluarga yang kehilangan orang-orang mereka cintai di Ethiopian Airlines Boeing 737 pada penerbangan terjadwal reguler ke Nairobi, Kenya pagi ini.”

Pihak maskapai penerbangan mengatakan dalam pernyataannya bahwa operasi pencarian dan penyelamatan sedang berlangsung di dekat lokasi kecelakaan di sekitar kota Bishoftu.

Tidak ada informasi yang diberikan mengenai jumlah korban, tetapi maskapai mengatakan, “diyakini ada 149 penumpang dan 8 awak di dalam pesawat.”

Otoritas setempat menambahkan bahwa rincian manifes penerbangan sedang ditinjau. Lebih banyak informasi akan dirilis saat tersedia.

“Staf Ethiopian Airlines akan dikirim ke lokasi kecelakaan dan akan melakukan segala kemungkinan untuk membantu layanan darurat,” pernyataan itu menambahkan.

Ethiopian Airlines adalah masakapai penerbangan milik Ethopia. Maskapai ini menyebut dirinya maskapai terbesar di Afrika dan memiliki ambisi menjadi pintu gerbang ke benua itu.

Pesawat jeenis Boeing Max 737 ini sedang menuju dari ibukota Ethiopia Addis Ababa ke ibu kota Kenya, Nairobi. Penerbangan ET302 berangkat dari Bandara Internasional Addis Ababa Bole pukul 8.38 waktu setempat, jatuh sesaat setelah take-off. Pesawat ini kehilangan kontak pukul 8:44 pagi waktu setempat. (asr)

Krisis Listrik Melanda Venezuela, Sekolah-Sekolah Ditutup

0

Epochtimes.id- Aliran listrik Venezuela tetap tidak merata pada Jumat (8/3/2019) setelah pemadaman terburuk dalam beberapa dekade membuat sebagian besar sekolah dan tempat kerja ditutup.

Listrik di negara itu padam total pada Kamis (7/3/2019) sore karena masalah di pembangkit listrik tenaga air utama Venezuela.

Namun, Presiden beraliran sosilias, Nicolas Maduro justru menyalahkan dan menuding adanya tindakan “sabotase” oleh oposisi.

Melansir dari euronews, listrik sempat pulih di beberapa bagian ibukota Caracas pada sore hari tetapi kembali langsung padam sebagaimana diungkapkan saksi mata dan media setempat.

Baik pejabat Partai Sosialis maupun perusahaan listrik negara Corpoelec tidak memberikan informasi lebih lanjut tentang situasi ini.

Krisis listrik venezuela (Euronews)

Pemimpin oposisi Juan Guaido, yang diakui sebagian besar negara-negara Barat sebagai kepala negara Venezuela yang sah, mengkritik pemerintahan dan mengatakan Maduro adalah orang yang menyabotase bangsa.

“Sabotase mencuri uang dari Venezuela. Sabotase membakar makanan dan obat-obatan. Sabotase mencuri pemilihan, ”kata Guaido di Twitter.

Kritikan Guaido bersamaan semakin meningkatnya ketegangan di negara itu untuk melengserkan Maduro dari kekuasaan – yang didukung oleh AS dan negara-negara Amerika Latin lainnya.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo turut menggunakan Twitter dengan mengatakan akibat ulah Maduro atas situasi ini.

Pompeo menulis : “Tidak ada makanan. Tidak ada obat. Sekarang, tidak ada kekuatan. Selanjutnya, tidak ada Maduro.”

Venezuela terakhir kali mengalami pemadaman listrik secara total pada 2008 dan 2013, yang memengaruhi sebagian besar negara itu, tetapi mereka diselesaikan dalam waktu kurang dari enam jam.

Pemadaman listrik lokal terus terjadi, khususnya di negara bagian Zulia barat yang terik. Sejumlah penduduk di mana-mana mengeluh berhari-hari tanpa listrik. Warga juga mengeluhkan voltase listrik yang terbatas hingga menyebabkan kerrusakan peralatan elektronik. (asr)

Sumber : Euronews

Video Rekomendasi 

https://www.youtube.com/watch?v=-awjffyF_Ds

Dilanda Krisis Listrik Parah, Venezuela Gelap Gulita

0

Epochtimes.id- Warga venezuela menggelar aksi Sabtu  (9/3/2019) untuk memprotes pemimpin rezim Venezuela Nicolas Maduro yang beraliran sosialis. Aksi ini digelar bersamaan terjadinya pemadaman listrik secara massal. Venezuela kini berada dalam keadaaan gelap gulita.

Massa telah berulang kali mengecam kekurangan makanan dan obat-obatan yang meluas, hiperinflasi merajalela lebih dari sepuluh juta persen di negara itu. Massa juga mengecam pelanggaran HAM brutal yang dilakukan oleh pasukan keamanan pendukung Maduro.

“Kami benar-benar bosan dengan ini,” kata Mariana López (25) di San Fernando de Apure, ibu kota wilayah selatan Apure.

“Ada banyak gangguan listrik, tetapi kita belum pernah melihat sepanjang hari tanpa listrik di seluruh negeri sebelumnya,” tambahnya.

Sementara ini López masih cukup beruntung untuk menyelamatkan makanan sebuah komoditas yang semakin berharga di negara itu.

Akan tetapi krisis listrik yang melanda membuat masyarakat dilanda sejumlah persoalan.

“Kami tidak memiliki internet, tidak ada air, tidak ada telepon, dan semua makanan kami menjadi rusak,” kata seorang penduduk di kota Valencia yang ingin tak disebutkan namanya untuk menghindari kemungkinan dampak dari negara.

“Ini perang tetapi tanpa lawan — semua orang berjuang untuk bertahan hidup. Saya punya dua bayi muda, saya tidak tahu apakah kami bisa mengambil lebih banyak, ” tambahnya.

Aliran listrik untuk sementara sempat dipulihkan pada Jumat (8/3/2019) malam tetapi padam kembali hingga pada Sabtu pagi karena gardu listrik dirawat dengan buruk. Dampaknya mempengaruhi 22 dari 23 negara.

Juan Guaido, yang diakui oleh Washington dan lebih dari 50 negara lain nya sebagai presiden sementara Venezuela yang sah, mengecam pemerintah Maduro karena menyebabkan “tragedi tanpa preseden” kepada kerumunan yang bersemangat dan bersemangat yang memenuhi Avenida Victoria di Caracas tengah.

Beberapa pengunjuk rasa yang kecewa sempat bentrok dengan kehadiran polisi yang mencoba untuk membubarkan demonstrasi.

“Jalan itu sudah sangat lama, telah membuat kami lelah, tetapi kami tidak akan berhenti,” kata Guaido. Dia berorasi dengan menjangkau orang banyak melalui megafon karena panggungnya telah dibongkar oleh pasukan keamanan pada malam sebelumnya.

Maduro, yang masih mendapat dukungan dari militer, muncul setelah dua hari tanpa terlihat di depan umum kepada para pendukungnya yang jumlahnya ratusan dan bukannya ribuan.

“Inilah saya, menghadapi tanggung jawab saya,” kata Maduro kepada mereka. Maduro pun menyalahkan kekuatan asing akibat krisis listrik di negara itu.

Listrik padam

Selain makanan yang rusak karena lemari es tidak bisa digunakan, obat-obatan penting untuk pengobatan kanker mulai rusak dan pasien berhari-hari tanpa perawatan dialisis.

Sebuah video yang diunggah di jejaring sosial menggambarkan para dokter berjuang untuk menjaga bayi yang baru lahir hidup secara manual memompa udara ke paru-paru bayi ketika ventilator di unit perawatan intensif dibiarkan berlebihan karena kegagalan generator cadangan.

Anggota Kongres partai oposisi Jose Manuel Olivares mengatakan sebanyak tujuh belas orang meninggal di rumah sakit karena pemadaman listrik.

Menteri Komunikasi dan Informasi Venezuela Jorge Rodríguez menyalahkan krisis terbaru gara-gara di Amerika Serikat karena “menyerang” sistem kontrol jaringan listrik tenaga air yang menyediakan 70 persen sumber listrik negara itu.

Rodriguez menunjuk Senator AS, Marco Rubio, Menlu AS Mike Pompeo, dan Wakil Presiden Mike Pence, yang semuanya menolak tudingan Venezuela.

“Saya minta maaf kepada rakyat Venezuela. Saya pasti telah menekan hal yang salah pada aplikasi ‘serangan elektronik’ yang saya unduh dari Apple. Buruk saya, ” sindir Rubio dalam tweet pada Kamis malam. Bagi mereka yang ada di tanah, luka itu bukan sebuah bahan tertawaan.

Sistem transportasi metro terhenti, sebagian besar penerbangan dihentikan. Sekitar 96 persen rakyat dibiarkan tanpa akses internet.

Sejumlah besar diaspora Venezuela yang sekarang berkekuatan tiga juta orang setelah melarikan diri dari krisis dalam beberapa tahun terakhir, putus asa mencari komunikasi dengan orang terdekat mereka. Keberadaan orang yang mereka cintai dkhawatirkan dalam bahaya.

“Saya sangat khawatir karena ibu dan anak saya ada di sana dan mereka adalah satu-satunya yang saya miliki,” kata Alessandra Páez di Bogotá, Kolombia, yang belum mengetahui keadaan keluarganya. Biasanya dia mengirim uang ke rumah untuk mendukung mereka setiap minggu.

“Jika mereka sakit, tidak ada jalan bagi rumah sakit untuk menemui mereka, jika mereka lapar tidak ada cara untuk membeli makanan, dan jika ada keadaan darurat tidak ada yang bisa saya lakukan,” tukasnya. (asr)

Video Rekomendasi :

https://www.youtube.com/watch?v=-awjffyF_Ds

Cara Peningkatan Fungsi Paru-paru

0

Chen Jinxing

Orang-orang dengan berolahraga teratur memiliki kapasitas paru-paru yang lebih baik, ketika udara kotor masuk ke tubuh dan menjadi dahak yang relatif mudah untuk dikeluarkan, tetapi tidak demikian halnya dengan orang dengan kelebihan berat badan misalnya, lantas bagaimana melatih paru-paru agar dapat berfungsi lebih optimal, mari kita lihat penjelasan Dr. Chen Jinxing.

Latihan kapasitas paru-paru untuk membuatnya lebih sehat

Fungsi paru, termasuk kapasitas paru, maksudnya ialah jumlah total udara hasil dari sekali menghirup udara dengan sekuat tenaga dan sekali menghembuskan sebanyak mungkin udaranya; setelah udara tersedot ke dalam alveoli (gelembung di dalam paru-paru), masih diperlukan pertukaran oksigen.

Bagi perokok tua dan penderita penyakit paru-paru (seperti penyakit paru obstruktif kronis ataupun fibrosis paru) meskipun telah menghirup oksigen juga tidak dapat dipergunakan secara efektif dan maksimal, dalam kasus yang parah, jumlah pernafasan ditambahpun tetap tidak cukup memperoleh oksigen, yang malah dapat menimbulkan gejala kekurangan oksigen (hipoksia).

Yang bisa kita latih hanyalah kapasitas paru-paru, dan mengembangkan kebiasaan berolahraga adalah cara yag terbaik. Ketika jumlah latihan meningkat dan konsumsi oksigen tubuh juga meningkat, maka dibutuhkan lebih banyak pernapasan untuk memasukkan oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida (CO2). Maka itu disebut latihan aerobik, selama dapat meningkatkan konsumsi oksigen.

Kapasitas paru-paru umumnya mencapai puncaknya pada usia 25, kemudian secara bertahap menurun, disaat pemeriksaan kesehatan cobalah sekalian periksakan fungsi paru-paru Anda, untuk mencari tahu berapa kapasitas paru-paru Anda.

Para atlet biasanya dapat memiliki level 5 hingga 6 liter, tapi kebanyakan orang dewasa hanya memiliki 2,5 hingga 3,5 liter.

Orang yang berolahraga secara teratur memiliki kapasitas paru-paru yang lebih baik, ketika udara kotor atau bakteri, masuk ke tubuh dan berubah menjadi dahak, mereka mudah mengeluarkan dahaknya dengan berdehem, itu membantu membersihkan paru-paru.

Begitu kapasitas paru-paru tidak mencukupi, semakin lama dahak akan menumpuk semakin banyak dan kemungkinan dapat menyebabkan pneumonia (radang paru-paru). Ini juga merupakan penyebab orang dengan kekuatan fisik lemah dan terbaring lama di ranjang, sering menderita pneumonia.

Memperkokoh tenaga otot dan meningkatkan efisiensi pernapasan

Ketika penulis masih muda, suka bermain bola basket dan voli, sekarang suka bermain tenis dan apabila tidak menemukan pasangan bermain maka diganti berlari.

Jika dihitung, usia lari saya sudah hampir 20 tahun, dahulu masih bisa berlari di jalanan, sekarang kualitas udara di luar tidak bagus, maka saya ubah berlari treadmill di rumah, biasanya berlari 3 – 5 kilometer antara ½  jam sampai 1 jam.

Berlari terlalu cepat dan terlalu keras mudah cedera, apa pun olahraga yang Anda pilih, harus masih dalam lingkup kemampuan Anda sendiri.

Bagi manula dan orang dengan kekuatan fisik yang buruk tidak ada salahnya mencoba berlatih Tai Chi atau Qigong (Chikung / senam meditasi), olahraga jenis ini dengan gerakan lembut dan perlahan, menekankan pernafasan yang selaras.

Selain itu, mengokohkan kekuatan otot dan meningkatkan efisiensi pernapasan juga merupakan metode pelatihan untuk kapasitas paru-paru. Ketika kita menarik dan mengeluarkan napas, ini akan menarik rongga dada.

Ketika menghirup nafas, rongga dada mengembang keluar dan diafragma terdesak turun, pengembangan rongga dada sulit diubah, hanya dengan mencoba melatih diafragma, seperti berlatih menggunakan pernafasan perut, baru dapat meningkatkan kapasitas paru.

Orang yang gemuk biasanya mudah sesak nafas bila berlari kencang, dikarenakan perutnya besar, maka diafragmanya tidak bisa tertekan turun, itu sebabnya ruang bernafasnya sangat kecil, jadi terpaksa harus menambah jumlah pernapasan sehingga tersengal-sengal, sedangkan mereka yang pernah berlatih musik vokal dan pandai bernyanyi, pernafasannya lebih efisien.

Metode pernapasan khusus, melatih fungsi paru-paru

Bernafas dalam-dalam

Berlatih metode ini, dianjurkan untuk dimulai dari posisi berbaring, setelah terbiasa, baru dapat menggunakan posisi duduk dan kemudian ditingkatkan ke posisi berdiri, sehingga akhirnya dapat dilakukan di posisi apa pun.

Langkah ke 1: tarik nafas melalui hidung, tulang rusuk akan mengembang dan terangkat ke atas, perut pun akan perlahan membuncit.

Langkah ke 2: terus menghirup, sehingga bagian atas paru-paru juga terisi udara, disaat itu, bagian dada atas juga akan mengembang, proses ini biasanya sekitar 5 detik.

Langkah ke 3: di saat itu, tahan nafas ringan, sekitar 3 – 5 detik.

Langkah ke 4: buang nafas perlahan dari mulut, tulang rusuk dan perut secara bertahap kembali ke posisi semula, lalu berhenti 1 – 2 detik dan ulangi, pengulangan sekitar 6 – 10 kali.

Tips:

  1. Jika Anda memiliki masalah kardiovaskular, maka disarankan untuk meniadakan langkah ke 3 yakni gerakan menahan nafas.
  2. Dalam proses latihan pernafasan dalam-dalam, jika ada gejala pusing, maka disarankan untuk menghentikan sementara latihan untuk kembali ke pernafasan normal.
  3. Ketika Anda mengambil posisi berbaring, angkat kedua tangan dengan lembut di kedua sisi kepala untuk mengendurkan otot-otot dada, leher dan bahu, serta meningkatkan volume ekspansi bagian perut dan dada bawah. (HUI/WHS/asr)

Penulis adalah Direktur Bedah Thoracic Rumah Sakit Universitas Nasional Taiwan dan Chen Baozhong (Profesor Kehormatan Universitas Taiwan)

Komunis Tiongkok Hadapi Hari Sensitif Pertama Tahun 2019, Pembatasan Akses ke Tibet

0

oleh Ling Yun

Tahun 2019, hari-hari peringatan yang sensitif akan datang satu demi satu. Hari sensitif pertama yang segera akan tiba adalah hari peringatan 60 tahun insiden kekerasan di Tibet pada 10 Maret 1959.

Dalam pertemuan delegasi Tibet pada Dwi Kenperensi yang diadakan di Beijing pada 7 Maret, walikota Lhasa, Tibet mengklaim bahwa pemerintah Tibet akan memperkuat kontrol agama yang memungkinkan PKT lebih kuat dalam menggenggam hak pengelolaan kuil, dan mengurangi jumlah kegiatan keagamaan yang berskala besar, baik dalam jumlah hari maupun jumlah partisipannya.

Walikota Lhasa Guoguo menekankan bahwa tujuan politik utama Lhasa adalah pemeliharaan stabilitas.

Pada pertemuan yang sama pada hari itu, Wu Yingjie, sekretaris Komite Wilayah Otonomi Tibet yang mendukung diberlakukannya pembatasan perjalanan orang asing ke wilayah Tibet, mengklaim bahwa larangan tersebut dikeluarkan dengan alasan mempertimbangkan kesehatan wisatawan asing. Sehingga wisatawan yang mau pergi ke wilayah Tiber perlu meminta izin khusus dari pihak berwenang.

Wu Yingjie mengklaim bahwa dalam beberapa tahun terakhir, banyak turis asing menghadapi keadaan khusus ketika bepergian ke daerah dataran tinggi Tibet, seperti kematian karena kekurangan oksigen. Karena itu meminta wisatawan asing yang memasuki Tibet untuk mengurus izin terlebih dahulu.

Setelah ucapan Wu Yingjie itu disebarluaskan oleh media, warganet mengejek dengan tulisan ‘omong kosong’, ‘stop membual !’ dan lainnya.

Seperti yang kita semua tahu alasannya, 10 Maret 1959 di Tibet terjadi pemberontakan masyarakat Tiber terhadap kekuasaan Partai Komunis Tiongkok. Sehingga pada 17 Maret tahun itu, pemimpin spiritual Tibet Dalai Lama memimpin puluhan ribu pengikutnya untuk mengasingkan diri ke India sampai sekarang.

Pada 10 Maret 2008, para biksu Tibet melancarkan protes besar-besaran untuk memperingati 49 tahun Hari Pemberontakan Tibet. Mereka mengalami penindasan secara brutal dari pihak berwenang, menyebabkan setidaknya 100 orang warga Tibet tewas dan lebih dari 1.000 orang terluka. Lebih dari 5.000 orang warga ditangkap.

Penindasan brutal dari militer Tiongkok tidak memadamkan ketidakpuasan orang Tibet terhadap pemerintahan komunis. Sejak tahun 2009, tak kurang dari 150 orang warga Tibet di Tibet, Qinghai, Gansu dan Sichuan melakukan protes dengan membakar diri. Fenomena  tragis ini mengejutkan komunitas internasional.

Dalam beberapa tahun terakhir, kendali pemerintahan komunis terhadap Tibet menjadi lebih ketat, warga Tibet setempat dilarang menggantung potret Dalai Lama di rumah. Sejak insiden 14 Maret 2008 itu, pemerintah komunis telah sepenuhnya memblokir Tibet dari wisatawan asing pada malam hari sensitif 10 Maret.

Tahun lalu, pemerintahan Trump telah memberlakukan ‘The Reciprocal Access to Tibet Act’ (Undang-undang Persamaan Perjalanan Tibet), menuntut pemerintah Tiongkok mengizinkan wartawan, diplomat, dan turis AS untuk bepergian ke Tibet tanpa batasan. Undang-undang tersebut berupaya memaksa pemerintah Tiongkok untuk membuka daerah Tibet dan menjatuhkan sanksi pada pejabat Tiongkok yang diyakini bertanggung jawab untuk membatasi orang Amerika memasuki wilayah Tibet.

Hari Peringatan Datang Berturut-Turut, Pemerintah yang Panik Acap Mengeluarkan Larangan Baru

Tahun 2019 adalah tahun yang istimewa dan menakutkan bagi PKT. Pertama, peringatan 60 tahun pemberontakan di Tibet, diikuti oleh peringatan 30 tahun pembantaian Lapangan Tiananmen 4 Juni, peringatan 10 tahun Kerusuhan Urumqi, Xianjiang pada 5 Juli dan peringatan 20 tahun penindasan kelompok spiritual Falun Gong. Perjalanan sejarah PKT diiringi oleh penindasan dan pembantaian, yang masing-masing adalah hari sensitif dan hari ketakutan bagi PKT.

Media ‘Ming Pao’ baru-baru ini mengutip sumber yang mengatakan bahwa karena hari-hari sensitif tahun ini cukup banyak, maka tahun ini akan memberlakukan kontrol yang lebih ketat terhadap media. Hal ini tidak saja diberlakukan terhadap media daratan, tetapi juga media asing dan luar negeri. Jika tidak esuai dengan irama PKT, berbagai cara akan digunakan untuk menghukum “media non-Daratan”.

Sumber itu juga mengatakan bahwa biro yang bertanggungjawab terhadap propaganda PKT telah mengeluarkan perintah yang intinya melarang keras media melaporkan berita yang dapat memperuncing keadaan.

Sebagai contoh, selama Dwi Konperensi Partai Komunis Tiongkok tahun ini, sistem propaganda telah memerintahkan media untuk melakukan “pencabutan fokus” bahkan melemahkan komentar-komentar mengenai perang dagang Tiongkok – AS, masalah nuklir Korea Utara, masalah Laut Tiongkok Selatan, dan sengketa pada proyek OBOR.

Pada saat yang sama, pihak berwenang telah meminta kepada peserta yang mengikuti Dwi Konperensi untuk berhati-hati dalam memberikan komentar mengenai masalah-masalah besar seperti konflik perdagangan Tiongkok – AS, bahkan dianjurkan untuk tidak berkomentar.

Sejak tahun ini, berbagai hari yang sensitif, ditambah lagi dengan adanya beberapa faktor seperti perang perdagangan, ekonomi Tiongkok dalam kesulitan. Termasuk naiknya tingkat pengangguran, maka ucapan-ucapan seperti ‘risiko Tiongkok makin besar’, ‘perlu mencegah revolusi warna’, ‘keamanan politik dan keamanan institusional PKT harus terus dilindungi.’ Jadi ucapan-ucapan ini kian sering keluar dari mulut tingkat tinggi PKT waktu berpidato.

Pada hari pertama pertemuan Kongres Rakyat Nasional (5/3/2019), ketika Xi Jinping berpartisipasi dalam pembahasan delegasi Mongolia Dalam, ia menekankan kembali soal tugas ‘menjamin perputaran roda ekonomi’ dan ‘menstabilkan situasi masyarakat secara keseluruhan’ adalah sangat sangat penting pada saat ini.

Duncan Innes-Ker, direktur Unit Intelejen Ekonomi Asia mengatakan bahwa PKT khawatir terhadap perlawanan dari tingkat bawah, takut terhadap tuntutan masalah yang timbul akibat perlambatan ekonomi, masalah kesenjangan kaya piskin dan tuntutan reformasi politik setelah  menyelesaikan terpenuhinya masalah sandang pangan.

Duncan mengatakan : “Hasrat mengontrol bukanlah fenomena khusus yang muncul pada waktu-waktu tertentu, tetapi itu sudah merupakan prinsip dasar rezim otoriter, karena mereka selalu dan terus berada dalam fantasi paranoid subversi.” (Sin/asr)

Video Rekomendasi :