Home Blog Page 1906

Pengadilan UE Tegaskan Inggris Dapat Batalkan Brexit Tanpa Persetujuan Negara Lain

0

EpochTimesId – Inggris dapat membatalkan keputusan mereka untuk keluar dari Uni Eropa atau Brexit (British Exit) tanpa persetujuan negara-negara anggota Uni Eropa. Pengadilan Uni Eropa juga memutuskan dan memberikan jalan konstitusional untuk anggota parlemen Inggris, sehari sebelum pemungutan suara penting untuk meninggalkan Uni Eropa.

Keputusan itu akan memperkuat kampanye untuk referendum kedua tentang Brexit. Hal ini memungkinkan Inggris untuk membatalkan ‘granat Brexit’ sebelum ‘meledak’ pada 29 Maret 2019, tanpa kehilangan pengaturan yang sudah ada antara Inggris dan Uni Eropa.

Putusan pada 10 Desember 2019, sejalan dengan saran dari ‘Advocate General of the court’, pekan lalu.

Sebelum putusan itu, belum jelas apakah Inggris akan membutuhkan persetujuan dari semua 27 negara anggota jika ingin bergabung kembali dengan persyaratan yang sama, seolah-olah tidak ada yang terjadi. Secara teori, salah satu negara UE bisa saja menggagalkan proses itu dengan menuntut renegosiasi isu-isu seperti hak memancing, atau bahwa Inggris wajib bergabung dengan (mata uang) Euro.

Inggris dan Uni Eropa akan berada pada akhir periode interim dimana mereka sudah memutuskan untuk berpisah, tetapi kini masih bersatu. Karena mereka menandatangani ‘perjanjian perceraian’ untuk resmi berpisah pada 29 Maret 2019.

Anggota parlemen Inggris akan memberikan suara pada versi draf dari ‘perjanjian perceraian’ itu pada 11 Desember 2018. Perdana Menteri Theresa May berencana menjadikannya sebagai pengambilalihan atau membiarkannya memilih: menerima kesepakatan itu atau meninggalkan Uni Eropa tanpa kesepakatan.

Namun, anggota parlemen pekan lalu menggelontorkan pilihan ketiga untuk pemungutan suara, membuka jaringan kemungkinan yang membingungkan, termasuk referendum kedua dan kemungkinan menjungkirbalikkan Brexit.

Pasal 50 dari perjanjian keanggotaan Uni Eropa jelas bahwa Brexit dapat dihentikan kapan saja dalam waktu dua tahun, sepanjang semua dari 27 negara anggota dan Inggris setuju. Namun, tidak jelas apakah Inggris dapat memutuskan sendiri bahwa mereka tidak lagi ingin pergi.

Untuk menjawab pertanyaan itu, anggota parlemen Skotlandia yang menentang Brexit mengajukan petisi di pengadilan Skotlandia, dan memicu permintaan untuk digelarnya Pengadilan Eropa (ECJ), pada 21 September 2018.

Kasus pengadilan ECJ dipercepat, dengan keputusan yang datang pada 10 Desember, tepat sebelum pemilihan parlemen penting.

Pengadilan mengatakan dalam pernyataan, “Ketika Negara Anggota telah memberitahukan Dewan Eropa tentang niatnya untuk menarik diri dari Uni Eropa, seperti yang telah dilakukan Inggris, Negara Anggota bebas untuk mencabut secara sepihak pemberitahuan itu.”

Inggris hanya perlu menulis surat kepada Dewan Eropa sesuai dengan persyaratan konstitusional Inggris.

“Kemungkinan itu ada selama kesepakatan penarikan antara Uni Eropa dan Negara Anggota itu belum diberlakukan,” kata pernyataan itu. “Atau, jika tidak ada kesepakatan seperti itu telah disimpulkan, selama periode dua tahun dari tanggal pemberitahuan niat untuk menarik diri dari Uni Eropa, dan segala kemungkinan perpanjangan, belum berakhir.”

Perdana Menteri Inggris Theresa May di Kawasan Downing Street di London, Inggris. (Toby Melville/REUTERS/TheEpochTimes)

Hanya Mimpi Buruk
Pemerintahan Theresa May bersikeras bahwa tidak akan ada jalan kembali dari Brexit, tetapi angin politik telah mulai membangun potensi referendum kedua. Karena kesepakatan Brexit yang dinegosiasikan, tampaknya semakin tidak mungkin untuk mendapatkan persetujuan dari anggota parlemen Inggris.

May telah bersikeras bahwa anggota parlemen hanya memiliki dua pilihan: menerima kesepakatan negosiasinya, atau “crash out” (keluar tanpa kesepakatan kerjasama) dengan Uni Eropa. Tetapi, banyak anggota parlemen menolak pilihan biner ini, dan percaya bahwa ada cara ketiga.

Jika Inggris membutuhkan izin dari semua 27 negara anggota Uni Eropa untuk membalikkan Brexit, maka secara efektif bisa berakhir dengan menegosiasikan kembali keanggotaannya.

Keanggotaan Inggris, bukanlah keanggotaan standar di UE. Selama bertahun-tahun, Inggris dan UE telah merundingkan berbagai tunjangan yang diatur dan menghindar dari perjanjian-perjanjian standar. Inggris diantaranya mempertahankan mata uangnya sendiri dan rabat yang bagus. Jika Inggris ingin tetap menjadi anggota, negara-negara UE mungkin memutuskan bahwa mereka perlu memulai kembali dengan paket standar. (SIMON VEAZEY/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M

Otoritas Tiongkok Menahan Pemimpin Gereja ‘Rumah’ Terkemuka Beserta Para Jemaat

0

BEIJING – Polisi telah menahan puluhan jemaat gereja dan pemimpin salah satu gereja “rumah” Protestan paling terkemuka di Tiongkok, para anggota jemaat dan aktivis mengatakan, dalam tindakan pemerintah terbaru terhadap kelompok-kelompok agama yang tidak terdaftar.

Tim polisi dan pejabat keamanan negara di kota barat daya Chengdu mendatangi rumah-rumah para pemimpin dan anggota Early Rain Covenant Church pada 9 Desember dan menahan mereka, menurut pengumuman gereja yang telah dikirim ke para anggota dan telah disampaikan kepada Reuters oleh para jemaat dan aktivis gereja.

“Saatnya telah tiba. O, Tuhan! Tidakkah Engkau mendirikan gereja ini untuk tujuan ini?” kata gereja di salah satu pengumumannya. “Kami akan menunggu Engkau, seperti orang yang selalu berjaga menunggu fajar.”

Lebih dari 100 orang diyakini telah ditahan, menurut seorang penatua gereja, yang menolak disebutkan namanya.

Baik pejabat Chengdu maupun Kementerian Keamanan Publik tingkat nasional tidak menanggapi permintaan faks untuk komentar.

Sejak pemimpin Tiongkok Xi Jinping mengambil alih jabatan enam tahun lalu, pemerintah telah memperketat pembatasan terhadap agama-agama yang dilihat sebagai tindakan pembangkangan terhadap otoritas Partai Komunis yang berkuasa.

Rezim Tiongkok mengharuskan semua tempat ibadah mendaftar dan tunduk pada pengawasan pemerintah, namun beberapa gereja menolak mendaftar, karena berbagai alasan.

Gereja Covenant tersebut adalah salah satu gereja “rumah” yang tidak terdaftar paling terkenal di Tiongkok.

Para anggota gereja tidak dapat menghubungi Pastor Wang Yi, pendiri gereja, atau istrinya, serta kelompok gereja karena platform pesan instan WeChat juga telah diblokir, kata gereja dalam sebuah pengumuman. Reuters tidak dapat menghubungi Wang untuk komentar.

Jurnalis Ian Johnson yang berbasis di Beijing, yang menulis tentang Wang dan jemaatnya dalam bukunya tahun 2017, “The Souls of China,” mengatakan di Twitter bahwa tindakan keras tersebut “benar-benar berita yang membuat cemas.”

“Saya khawatir ini bagian dari tindakan keras yang lebih besar terhadap gereja-gereja Kristen yang tidak terdaftar karena pemerintah mendorong upaya-upayanya untuk mendominasi masyarakat,” tulisnya.

Polisi telah memberi tahu Zhang Xianchi, 84 tahun, seorang penulis terkenal dan anggota gereja, untuk tidak mengunjungi gereja tersebut, karena telah dinyatakan “tidak resmi” dan bahwa semua pemimpin utamanya telah ditahan, menurut laporan dari Zhang yang dibagikan pada Reuters oleh para anggota gereja.

Sebuah video yang diposting online oleh para aktivis di Tiongkok dan luar negeri, yang tidak dapat diverifikasi secara independen oleh Reuters, menunjukkan sekelompok dari sekitar belasan polisi berpakaian preman membawa orang-orang pergi dari kebaktian ibadah. Dalam rekaman tersebut, polisi mengatakan kepada seorang wanita bahwa mereka membawa seorang pria ke biro keamanan umum kota untuk diselidiki, sementara seorang anak menangis di latar belakangnya.

Gereja-gereja di seluruh Tiongkok telah mengalami tekanan untuk mendaftar sejak seperangkat peraturan baru untuk mengatur urusan agama mulai berlaku pada bulan Februari dan meningkatnya hukuman bagi gereja-gereja yang tidak resmi. (ran)

Rekomendasi video:

Pastor ‘Dihilangkan’, Gereja Dipaksa Menyanyikan Lagu Pujian Terhadap Komunis Tiongkok

https://www.youtube.com/watch?v=pzsZi5xqVO8

Nawacita dan “Dewi Fortuna” yang Tak Kunjung Tiba

0

Oleh Iswahyudi

Nawacita adalah visi dan misi yang ingin diwujudkan oleh pemerintahan Jokowi-JK. Nawacita mulai disampaikan pada saat Pilpres 2014. Pada dokumen visi, misi dan program kerja Jokowi-JK, Nawacita dijabarkan panjang lebar hingga 5,5 halaman.

Kini pemerintahan Jokowi-JK telah memasuki tahun keempat, sejauh mana realisasi Nawacita bisa dicapai oleh pemerintahan mereka? Agenda apakah yang terkategorikan rapor biru dan rapor merah? Dan apa solusi selanjutnya?

Berdasarkan laporan dari laman katadata.co.id tentang Menakar Rapor Kinerja Empat Tahun Pemerintahan Jokowi-JK memang ditemukan ada catatan positif dan negatif selama empat tahun memerintah.

Ekonom Bhima Yudistira dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira mengatakan bahwa sasaran RPJMN masih banyak yang meleset. Karena perekonomian banyak ditopang oleh komoditas yang fluktuatif. “Hampir sebagian besar target ekonomi tidak tercapai, kecuali inflasi yang relatif lebih terkendali,” kata Bhima kepada katadata.co.id, Kamis (25/10)

Jokowi-JK menargetkan pertumbuhan ekonomi cukup ambisius yakni 7% pada 2019. Namun, realisasinya masih rendah. Bhima memprediksi tahun ini hanya di kisaran 5%.
Bhima memaparkan adanya stagnansi pertumbuhan disebabkan porsi industri manufaktur terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) turun, menyentuh di bawah 20% pada kuartal II tahun ini. Angka pengangguran yang sekarang berada di 5,13% masih bisa ditekan menjadi 5%, asalkan pemerintah konsisten mendorong industri, pertanian, dan ekonomi digital.

Target penurunan angka kemiskinan juga meleset dari target RPJMN yaitu 7,5-8,5%, meski telah direvisi menjadi 8,5-9,5%. Walau demikian tingkat kemiskinan yang berada di level satu digit (di bawah 10%) adalah sebuah prestasi dan pertama kali dalam sejarah.

Beberapa sasaran jangka menengah lain yang meleset adalah kurs rupiah terhadap dolar AS yang tahun ini ditargetkan Rp 12.050 per USD, kenyataannya hingga 24 Oktober, nilai tukar acuan rupiah yang diperdagangkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate melemah cukup dalam, yakni Rp 15.193 per dolar AS.

Kabar gembiranya akhir November 2018 kurs rupiah mengalami apresiasi ke level 14.300. Sementara itu defisit transaksi berjalan (CAD-Current Account Defisit) yang merupakan variabel fundamental ekonomi mencapai 3% dari PDB (Produk Domestik Bruto) pada kuartal ke-2 2018.

Rasio utang pemerintah ñampak memiliki selisih yang besar dari target yang ditetapkan 21,1%. Namun, per September lalu rasionya bertambah mencapai 30,4% atau secara nominal sebesar Rp 4.416 triliun.

Ketua Dewan Pimpinan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani menilai kelemahan pemerintahan Jokowi-JK adalah masalah koordinasi (ego sektoral) antar lembaga. Terutama pemerintah pusat dan daerah. Hal ini membuat kebijakan pro bisnis yang masuk dalam 16 paket ekonomi acapkali sulit diimplementasikan.

Peluncuran paket ekonomi ke 16 yang kontroversial, – terutama yang berkaitan dengan relaksasi DNI (Daftar Negatif Investasi) yang memperbolehkan kepemilikan asing 100%, yang akhirnya dibatalkan, karena banyak sekali yang menentang baik dari kalangan ekonom maupun HIPMI.

Relaksasi DNI itu banyak diyakini akan mematikan ekonomi UMKM Indonesia yang merupakan sektor yang paling tangguh dalam menghadapi krisis, seperti yang telah dibuktikan pada krisis moneter 98, di mana sektor UMKM-lah yang paling tangguh dalam kondisi krisis.

Infrastruktur adalah fokus utama dari pemerintahan Jokowi-JK. Selama 4 tahun pemerintahannya target pembangunan rel kereta api 3.258 km dipangkas menjadi 1.349 km pada 2019 karena ada masalah pendanaan.

Target pembangunan bandara baru cukup menggembirakan. Target 252 bandara, terealisasi 247 bandara baru. Sementara pembangunan pelabuhan baru jauh dari target. Dalam periode 2015-2018 Kemenhub hanya mengembangkan 104 pelabuhan, sedangkan target RPJMN pada tahun 2019 harus ada 172 pelabuhan baru yang dibangun.
Berita gembiranya, target pembangunan jalan tol hampir terlampaui. Dalam RPJMN, target penyelesaian kumulatif jalan tol mencapai 1.000 km pada 2019. Sementara saat ini 941 km jalan tol baru telah terbangun, sedikit lagi target terlampaui.

Rapor Merah HAM

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menyematkan rapor merah bagi pemerintahan Jokowi-JK terkait komitmen penyidikan pelanggaran HAM berat. Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik mencatat, ada sembilan kasus HAM berat yang bertahun-tahun belum juga diselesaikan oleh pemerintahan Jokowi.

Rapor Biru

Selain banyak mengkritik, ekonom Bima Yudistira juga melakukan penilaian yang fair terkait prestasi yang diraih oleh pemerintahan Jokowi-JK. Target inflasi tahun 2018 terjaga di level 3,5%. Ini terjadi karena Adanya satuan tugas (satgas) harga pangan dan pembangunan infrastruktur berdampak pada efisiensi biaya transportasi.

Bank dunia dan lembaga rating menaikkan peringkat Indonesia sebagai negara layak Investasi dan menaikkan peringkat ease doing business dari ranking 91 ke ranking 72.
Selain itu Perhatian kepada Usaha Kecil dan Menengah juga baik karena ada Kredit Usaha Rakyat (KUR), dana desa, hingga sertifikat. Tahun ini, jumlah alokasi KUR tersalur ditargetkan mencapai Rp 120 triliun atau naik signifikan dari 2017 sebesar Rp 96,7 triliun dan Rp 94,4 triliun pada tahun 2016.

Hanya Sedikit Butuh Keberuntungan bagi Jokowi

Dari visi, misi, program, strategi dan eksekusi yang dilakukan oleh Jokowi-JK secara logika sangat ideal, sistematis dan terstruktur. Namun, kenapa pertumbuhan ekonomi yang dijanjikan meroket tak kunjung tiba, dan ada kecenderungan terus turun? Tim ekonomi Jokowi membuat alibi bahwa faktor eksternal seperti kelesuan ekonomi global dan perang dagang AS-RRT yang tak kunjung reda membuat semua target pertumbuhan ekonomi meleset.

Kalau merenungkan kembali tentang kemunculan Jokowi yang tiba-tiba dan tak terduga, pernuh dengan aroma keberuntungan alias datang pada momentum yang tepat. Di awal pemerintahannya, Jokowi berada pada saat harga minyak dunia turun sehingga berhasil mencabut subsidi BBM tanpa gejolak sosial yang berarti. Ditambah figur yang sederhana merakyat yang membuat masyarakat mempunyai rasa trust yang kuat bahwa ia mampu membawa perubahan.

Modal trust ini sangat penting bagi seorang presiden untuk menjalankan program-programnya. Ini menandakan bahwa faktor keberuntungan adalah pertanda restu Semesta (Mestakung) ada dipihak Jokowi pada masa awal pemerintahannya. Namun apakah Dewi Fortuna akan selalu berpihak padanya? Inilah teka-teki yang harus ia pecahkan. “Ada tanggung jawab yang besar pada kuasa yang besar.”

Dilihat dari Rapor selama empat tahun berkuasa, nampaknya ada clue bagi Jakowi untuk menarik “Dewi Fortuna” berpihak kepadanya. Bukan dari aspek ekonomi yang harus diperjuangkan, Tapi titik termerah dalam rapor kinerja pemerintahannya; yaitu Rapor HAM-nya. Filosofinya, “ Memperkuat titik terlemah adalah kunci “dewi fortuna-nya,”.

Rapor merah HAM ini menyiratkan pesan bahwa Jakowi nampaknya lebih mendahulukan kepentingan ekonomi dari pada kepedulian pada isu-isu hak asasi manusia.
Padahal inti pembangunan adalah membangun manusia dan moralitasnya.

Kepedulian pada nilai moralitas kemanusiaan selalu membawa berkah dan keberuntungan walau sekilas rugi secara ekonomis. Inilah saat-saat paling sakral bagi seorang pemimpin berhubungan dengan Tuhan yang kuasa memberi keberuntungan dan berkah.

Belajar dari Trump way dan Stephen Harper Way

Pemilu Amerika Serikat penuh kejutan. Semua lembaga suvey menjagokan Hillary Clinton akan memenangkan kontestasi pilpres. Semua media ramai-ramai memojokkan Trump dan mem-bully-nya. Kekuatan deep state (pemerintah bayangan) membendung Trump dengan segala daya upaya.

Bahkan artis Hollywood jika ingin terkenal, mereka harus melakukan “ritual” mencaci Trump di depan Media. Media massa dalam dan luar negeri mengarahkan moncong senapan-pena padanya.

Tapi tiba-tiba Trump menjadi presiden Amerika Serikat. Setelah kemenangan itu serangan tidak berhenti sampai di situ. Tapi dia bergeming. Semakin dicaci semakin polling-nya naik.
Rupanya Trump membawa nilai-nilai Tradisi, nilai-nilai keluaga, dan ungkapan terkenal Trump seperti, “ Di Amerika, Kita tidak memuja pemerintah, Kita memuja Tuhan” dan “Promise Made, Promise Kept” bisa menunjukkan kepeduliannya pada nilai ketuhanan dan moralitas. Ini yang luput diliput dari media pada umumnya.

Pada pidato Mike Pence di Hudson Institute (4/10/2018) terungkap kepedulian terhadap nilai-nilai HAM pada minoritas yang teraniaya di Tiongkok seperti Muslim Uighur, Buddha Tibet, Kristen Bawah Tanah dan Falun Gong. Hal-hal yang berkaitan dengan ketuhanan, moralitas dan kepedulian pada minoritas yang tertindas inilah yang kelihatannya membuat “Dewi Fortuna” selalu bersamanya.

Senada dengan Trump, Stephen Harper, perdana menteri Kanada ke-22 dari Partai Konservatif yang menjabat antara tahun 2006-2015. Dia sering mendapat tawaran investasi dan kontrak bisnis dengan RRT tapi dengan mensyarakatkan tidak memberi ruang gerak pada kelompok spiritual dari Tiongkok Falun Gong yang menjamur di Kanada.

Namun Herper keukeh mempertahankan pendiriaannya bahwa setiap warga Kanada berhak dihargai pilihan kepercayaannya dan itu tidak bisa diubah dengan tawaran apapun. Harper, pada periode pertama pemerintahannya ada sedikit skandal, berhasil memerintah dua periode karena faktor kepeduliannya pada kebebasan berkeyakinan.

Baik Trump way maupun Harper Way telah bisa jadi kunci untuk “Dewi Fortuna” mereka. Walaupun terkadang serasa keluar dari lubang jarum. Keberuntungan tanda keberkahan. Keberkahan tanda penuh kebajikan.

“Ingin dua Periode? Perbanyaklah menabur kebajikan sejati.” Boleh bangun raganya, tapi jangan lupa bangun jiwanya. Semua adalah untuk Indonesia Raya. – Pesan WR. Soepratman. (IWY/WHS/asr)

Veteran Perang Irak dan Keluarga Tuntut Iran Atas Kasus Teror Bom

0

Tommy Sears-The Epochtimes

Epochtimes.id- Pengadilan Distrik AS mendengarkan tuntutan pada 3 Desember 2018 dari para veteran Perang Irak dan keluarga mereka.

Saat tuntutan, mereka mendakwa Iran menyediakan bom Penetrator (EFP) terhadap gerilyawan dan teroris Irak yang menargetkan pasukan AS di negara itu dari 2004-2011 selama dan setelah Perang Irak.

Gary Osen, penasihat utama untuk para penggugat dalam kasus tersebut (Republik Islam Iran), mengatakan bukti “sangat kuat, mengarah pada [Iran] dalam strategi jangka panjang … membunuh tentara AS di Irak, melukai ribuan tentara AS. ”

Saat konferensi pers di National Press Club pada 7 Desember, Osen, bersama dengan Operation Iraqi Freedom veteran dan korban EFP Robert Bartlett dan Tricia English, janda Kapten Angkatan Darat AS Sean English, seorang korban tewas EFP, menggambarkan teknologi EFP yang canggih saat berbicara di depan model perangkat.

Model ini dibangun oleh “teknisi bom yang mendapat gelar dari Georgia Tech … Butuh waktu dua bulan. Anda dapat membayangkan produk dari daerah kumuh Kota Sadr [Irak] tidak dapat mengitari daerah sekitar dan menemukan komponen-komponen untuk menyatukan ini, ”kata Osen.

Saat itu, bersama dengan bukti yang menunjukkan perdagangan dan taktik yang dilacak mengarah ke Hizbullah di Lebanon, kelompok teroris yang disponsori Iran. Berbagai alasan kompleksitas EFP menunjukkan asal muasal bom ini dari kegiatan teroris internasional Iran.

“Senjata-senjata ini telah muncul di Yaman dan Suriah dalam dua tahun terakhir, sehingga teknologi ini diekspor dan bermigrasi ke ruang pertempuran lain di Timur Tengah, di mana proxy Iran lainnya hadir,” kata Osen.

Lebih lanjut membuktikan kecanggihan EFP, Dr. Shean Phelps, seorang mantan ahli bedah dari Baret Hijau dan Pasukan Khusus, mengatakan EFP menembus “apa pun yang diketahui manusia” dan mengubah bagian dalam target, seperti Humvee “menjadi blender.”

Osen mengharapkan putusan pengadilan di musim panas. Tetapi dia dan peserta konferensi pers lainnya tidak menekankan ganti rugi. Osen menunjukkan bahwa Amerika Serikat belum menanggapi atau meminta pertanggungjawaban siapa pun atas serangan-serangan ini di Irak.

Korban EEP, Bartlett mengatakan, “Orang Iran telah membunuh kita sejak tahun 70-an, kan? Awal 80-an. Dan kami tidak melakukan apa-apa. Sekarang, mengapa demikian? Mereka memiliki lebih banyak darah Amerika di tangan mereka daripada kebanyakan kelompok teroris. Dan kami tidak melakukan apa pun. ”

Bagi yang berbahasa Inggris, aktivitas teroris Iran tidak “terjadi sendiri. Jadi saya pikir kita perlu melihat siapa dan di mana asal dari bantuan yang mengatur organisasi teror ini. ”

Osen menjelaskan, meskipun berbagai bentuk sanksi internasional terhadap Iran, pengadilan minggu lalu menunjukkan telah memperoleh komponen elektronik untuk EPF dari Tiongkok dan “kadang-kadang, mereka juga membeli modul yang sangat canggih dari perusahaan di Amerika Serikat melalui perusahaan front (tempurung).”

Memperhatikan penarikan AS dari perjanjian nuklir Iran, sanksi telah diperketat terhadap Iran oleh pemerintahan Trump. Osen tak memandang sebagai membatasi proliferasi EFP atau kegiatan teroris lainnya di Iran.

“Ini adalah senjata yang dirancang Hezbollah … Iran menggunakan Hezbollah sebagai ujung tombak di tempat-tempat seperti Suriah dan Yaman, namun meskipun demikian, kami terus menjanjikan bantuan militer dan keuangan ke Lebanon pada saat itu secara efektif dikendalikan oleh Hizbullah. ”

Osen mengatakan salah satu saksi pengadilan itu menyebut Hezbollah “organisasi teroris transnasional tercanggih di dunia.” (asr)

Inggris Buka Kembali Kasus Pembunuhan Mencurigakan Terkait Rusia

0

EpochTimesId – Bukti baru dalam dua kasus dugaan pembunuhan di Inggris yang mengaitkan kasus ke Rusia muncul. Detektif yang memimpin penyelidikan serangan racun pelumpuh saraf terhadap Sergei Skripal di Salisbury mengungkap hal tersebut.

Revelations in The Sunday Times mengatakan bahwa Polisi Metropolitan London berniat mengajukan banding untuk saksi baru atas kasus kematian yang sebelumnya telah diberhentikan. Bukti yang dikumpulkan oleh unit kontra-terorisme SO15, menunjukkan bahwa agen-agen dari badan intelijen militer Rusia, GRU, melakukan perjalanan ke dan dari Inggris pada saat yang sama saat kematian terjadi.

Sebuah kasus sedang diperiksa kembali oleh detektif Scotland Yard, dengan korban Alexander Perepilichnyy. Pengusaha berusia 44 tahun itu mengekspos penipuan oleh orang Rusia, dan meninggal setelah dilaporkan makan sup coklat kemerah-merahan pada tahun 2012.

Kasus lain yang akan dibuka kembali, yaitu kasus Scot Young, yang diduga memiliki hubungan bisnis dengan musuh-musuh Presiden Rusia Vladimir Putin. Korban ditemukan tertusuk di pagar, di luar rumahnya di London pusat pada tahun 2014 setelah proses perceraian yang panjang dan pahit.

Mantan istri Young, Michelle Young, telah lama mengatakan bahwa pengusaha itu didorong keluar dari jendela lantai empat di apartemennya di London.

“Saya selalu mengatakan dia dibunuh,” The Sunday Times melaporkannya.

“Motifnya jelas: Para pembunuh ingin mencuri tanah saya,” tambahnya. “Polisi tidak melindungi TKP dari kontaminasi segera setelah kematian Skotlandia. Investigasi tidak pernah menghasilkan kesimpulan dan dengan cepat ditutup.”

Young dilaporkan memiliki empat teman yang kritis terhadap Rusia yang juga meninggal dalam keadaan aneh, termasuk oligarch Boris Berezovsky.

Meskipun ada keputusan dari petugas pemeriksa bahwa tidak ada cukup bukti untuk membuktikan bahwa Young telah melakukan bunuh diri, kasusnya tetap tertutup hingga sekarang.

Bukti Baru
Polisi dilaporkan telah menemukan bukti baru yang cukup bahwa kasus-kasus seperti ini dapat dibuka kembali untuk penyelidikan dan telah menetapkan suatu kasus sebagai ‘mencurigakan’.

Menteri Dalam Negeri, Sajid Javid mengatakan kepada anggota parlemen pada bulan September bahwa, “Tidak ada dasar untuk membuka kembali penyelidikan. Walau demikian, dia mengaku terbuka untuk mengubah pendiriannya jika ada informasi baru yang tersedia.

Scotland Yard sejauh ini menolak untuk membahas laporan Sunday Times.

Marina Litvinenko, istri Alexander Litvinenko yang tewas akibat keracunan radioaktif pada 2006, mengatakan pada surat kabar bahwa setiap kematian yang mencurigakan yang memiliki hubungan dengan Rusia harus diselidiki.

“Sangat penting bahwa Scotland Yard melihat kematian misterius ini, karena tampaknya semuanya saling terkait,” katanya.

Jika pihak berwenang membuka kembali kasus-kasus itu, tidak diragukan lagi akan meningkatkan tensi hubungan yang sudah tegang antara Inggris dan Rusia.

Alexander Petrov dan Ruslan Boshirov, dituduh berusaha membunuh Sergei Skripal dan putrinya Yulia. Gambar ini didistribusikan oleh polisi di London pada 5 September 2018. (Foto : Polisi Metropolitan London)

Rusia terus menyangkal keterlibatannya dalam meracuni Sergei dan Yulia Skripal. Moskow mengklaim bahwa dua orang yang diidentifikasi oleh otoritas Inggris sebagai mata-mata Rusia, hanyalah turis yang mengunjungi Salisbury untuk melihat katedral bersejarah.

Skripal dan putrinya, Yulia, ditemukan terpuruk di bangku umum di Salisbury. Kasus ini mendorong pengusiran diplomatik Timur-Barat terbesar sejak Perang Dingin.

Seorang wanita lain kemudian meninggal karena keracunan ‘racun pelumpuh saraf’ Novichok. Dia kolaps setelah pasangannya menemukan botol parfum palsu, yang diyakini polisi telah digunakan untuk menyelundupkan agen saraf ke Inggris.

Setelah keracunan itu, banyak negara Barat lainnya juga menyimpulkan bahwa intelijen militer Rusia berada di balik serangan itu. Mereka mulai mengusir para mata-mata Rusia yang bekerja di bawah perlindungan diplomatik.

Pada 4 Oktober, agensi intelijen GRU dituduh oleh berbagai negara Barat mendalangi serangan dunia maya global.

GRU menggunakan jaringan peretas di seluruh dunia untuk menyerang berbagai target, termasuk Organisasi untuk Pelarangan Senjata Kimia di Belanda, Pusat Keamanan Cyber ​​Nasional Inggris menyatakan.

“Tindakan GRU itu sembrono dan tidak pandang bulu: Mereka mencoba melemahkan dan mencampuri pemilihan di negara lain; mereka bahkan siap untuk merusak perusahaan Rusia dan warga Rusia,” kata Menteri Luar Negeri Inggris, Jeremy Hunt dalam sebuah pernyataan pada saat itu. (JOHN SMITHIES/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M

Amerika Jatuhkan Sanksi Ekonomi untuk Sejumlah Pejabat Korea Utara

0

EpochTimesId – Amerika Serikat menjatuhkan sanksi ekonomi kepada tiga pejabat senior rejim komunis Korea Utara, pada 10 Desember 2018. Sanksi itu dipicu oleh pelanggaran hak asasi manusia dan sensor.

Salah satu target sanksi, Choe Ryong Hae, adalah pejabat paling kuat kedua Korea Utara di Pyongyang. Dia menduduki posisi puncak di partai komunis, pemerintah, dan militer.

Choe adalah direktur Organisasi dan Departemen Bimbingan, yang menerapkan kebijakan penyensoran dan dimaksudkan untuk mengendalikan kehidupan politik semua warga Korea Utara. Putra keduanya, Choe Song, dilaporkan menikahi Kim Yo Jong, adik perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un pada tahun 2015.

Departemen Keuangan juga menjatuhkan sanksi kepada Jong Kyong Thaek, Menteri Keamanan Negara, dan Pak Kwang Ho, direktur propaganda dan departemen agitasi, untuk peran mereka dalam memberlakukan rezim sensor brutal pada rakyat Korea Utara.

“Departemen Keuangan memberi sanksi kepada pejabat senior Korea Utara yang mengarahkan departemen yang melakukan tindakan penyensoran rezim yang brutal yang disponsori negara, pelanggaran terhadap hak asasi manusia dan pelanggaran lainnya untuk menekan dan mengendalikan populasi,” kata Menteri Keuangan AS, Steven Mnuchin dalam sebuah pernyataan.

“Sanksi ini menunjukkan dukungan berkelanjutan Amerika Serikat untuk kebebasan berekspresi, dan menentang penyensoran endemik dan pelanggaran hak asasi manusia.”

Amerika Serikat telah menjatuhkan sanksi untuk departemen yang dipimpin oleh Choe, Jong, dan Pak. Sanksi individu berupa membekukan aset mereka dalam yurisdiksi AS dan melarang orang Amerika bertransaksi dengan mereka.

Saat mengumumkan sanksi, Departemen Keuangan menyinggung perlakuan Korto Warmbier dari Korea Utara, seorang warga negara AS yang meninggal segera setelah dibebaskan dari penjara Korea Utara.

Organisasi dan departemen bimbingan Choe memantau ‘disiplin ideologis’ dan melakukan audit partai. Ketika seorang pejabat menyimpang dari garis partai, departemen propaganda mengirim seorang pelaku untuk menjalani sesi ‘self-censorship’, menurut Departemen Keuangan.

Departemen propaganda pimpinan Pak, bertanggung jawab untuk mengindoktrinasi warga Korea Utara, secara ketat mengontrol aliran informasi, dan menekan kebebasan berbicara. Sebagai kepala propagandis, Pak ditugasi untuk ‘menjaga kemurnian ideologis’, yang diterjemahkan untuk menghilangkan semua sistem kepercayaan selain komunisme.

Kemudian, Departemen Keuangan menuduh Jong mengarahkan aktivitas sensor dan pelanggaran yang dilakukan oleh kementerian keamanan negara.

Ketiga kelompok ini mempertahankan sensor ketat dalam rezim komunis yang tertutup. Misalnya, operator pemerintah secara rutin melakukan pencarian tanpa jaminan untuk memeriksa dan menyita konten komputer, termasuk perangkat penyimpanan eksternal. Entitas tersebut juga dikenal menculik pembelot atau orang asing yang mengadvokasi hak asasi manusia di Korea Utara.

Departemen Keuangan telah mengambil tindakan lain terkait HAM. Ada lebih dari 500 orang di embargo atas pelanggaran hak asasi manusia sejak Januari 2017.

Pemerintah AS mengeluarkan sanksi bersamaan dengan dirilisnya sebuah laporan yang diamanatkan Kongres tentang pelanggaran hak asasi manusia dan penyensoran di Korea Utara.

“Pemerintah Republik Rakyat Demokratik Korea terus menyensor media dan melakukan pelanggaran hak asasi manusia serius dan pelanggaran, termasuk pelanggaran kebebasan berekspresi individu,” tulis laporan yang dikeluarkan oleh Departemen Luar Negeri.

“Tidak ada media domestik independen di negara ini, dan semua media sangat disensor. Tidak ada konten yang menyimpang dari garis resmi pemerintah yang dapat ditolerir.”

Rezim Korut, yang dipimpin oleh Kim Jong Un, menggunakan sistem sensor berbasis perangkat lunak yang membuat tidak mungkin untuk melihat media asing di ponsel, menurut laporan itu. Warga Korea Utara secara rutin dihukum karena mendengarkan media asing atau memproduksi konten yang kritis terhadap rezim komunis.

Beberapa dieksekusi. Yang lain menghadapi hukuman berat karena hanya memiliki televisi atau radio yang mampu menerima siaran non-pemerintah.

Departemen Luar Negeri secara khusus menyalahkan tiga entitas, yang disebut Kelompok 109, Kelompok 118, dan Kelompok 114, untuk penyensoran dan pelanggaran hak asasi manusia. Grup 109 terkenal karena menegakkan mandat rezim komunis mengenai media asing dan konten.

“Hanya CD dan DVD yang memiliki segel pemerintah yang menunjukkan bahwa mereka telah ditinjau dan disetujui dapat digunakan,” kata laporan itu. “Warga Korea Utara yang tertangkap dengan benda-benda hiburan terlarang seperti DVD, CD, dan USB, paling tidak akan dikirim ke kamp penjara dan, dalam kasus yang ekstrim, mungkin menghadapi eksekusi publik.”

Meskipun awalnya diciptakan untuk memerangi perdagangan obat-obatan terlarang, Kelompok 118 sekarang juga melakukan tindakan keras rezim terhadap media asing. Anggota kelompok diizinkan untuk melakukan pencarian acak komputer dan telepon seluler.

Grup 114 ditugasi mencegah media asing memasuki Korea Utara. Para agen dari kelompok ini dilaporkan bertanggung jawab atas para penculik pembelot yang melarikan diri ke Tiongkok, serta warga Korea Selatan dan Tiongkok yang mengkritik rezim komunis di Pyongyang, menurut laporan itu.

Departemen Luar Negeri AS menyebut nama Jong, Choe, dan Pak dalam laporannya. Laporan tersebut secara khusus menyatakan bahwa Jong terlibat dalam pelanggaran yang dilakukan dalam sistem kamp penjara politik Korea Utara. Sistem dimana pelanggaran hak asasi manusia yang serius seperti penyiksaan, kelaparan yang disengaja, kerja paksa, dan kekerasan seksual yang disistematiskan sebagai masalah kebijakan Negara terjadi.” (IVAN PENTCHOUKOV/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M

Pertemuan Trump – Xi Konstruktif, Beijing Hindari Publikasikan Detail

0

Zhou Xiaohui

Pembicaraan Presiden AS Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping selama KTT G20 yang menjadi perhatian dunia telah berakhir pada malam tanggal 1 Desember 2018. Menurut pernyataan Gedung Putih yang dipublikasikan selanjutnya, ini merupakan “pembicaraan yang sangat sukses”.

Alasan untuk “sukses” adalah karena Xi Jinping telah membuat respons yang sangat jelas terhadap masalah-masalah yang sangat diperhatikan oleh AS yakni tentang perdagangan, narkoba, Korea Utara dan masalah-masalah yang lain.

Secara konkrit ada 5 poin :

  1. Tiongkok akan setuju membeli produk pertanian, energi, industri dan produk-produk lain dalam jumlah sangat besar namun masih belum ditetapkan dari Amerika Serikat, untuk mengurangi ketidakseimbangan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Sedangkan Trump setuju mempertahankan tarif 10% dari produk senilai 200 miliar dolar AS pada tanggal 1 Januari 2019 bukan meningkatkan tarif menjadi 25% pada hari itu. Dengan kata lain, Tiongkok telah menyetujui segera membeli produk-produk pertanian dari petani Amerika Serikat.
  2. Amerika Serikat dan Tiongkok sepakat segera memulai perundingan tentang perubahan yang bersifat stuktural. Perubahan yang bersifat struktural tersebut melibatkan transfer teknologi wajib, perlindungan hak kepemilikan intelektual, hambatan non-tarif, intrusi jaringan dan pencurian cyber, industry pelayanan dan pertanian. Kedua belah pihak sepakat berusaha keras menyelesaikan perundingan dalam 90 hari mendatang. Jikalau kedua belah pihak gagal mencapai kesepakatan dalam batas waktu ini maka tarif 10% akn ditingkatkan menjadi 25%.
  3. Xi Jinping setuju memasukkan fentanyl sebagai “materi yang dikontrol”, ini berarti orang yang menjual fentanyl ke Amerika Serikat akan dikenakan hukuman paling berat menurut hukum di Tiongkok.
  4. Kedua belah pihak setuju bekerja bersama Korea Utara, berusaha keras mewujudkan semenanjung Korea Utara yang denuklirisasi.
  5. Xi Jinping mengatakan bahwa jika perjanjian Qualcomm-NXP yang sebelumnya tidak disetujui diserahkan kepadanya lagi maka dia akan memperahankan sikap terbuka terhadap persetujuan perjanjian.

Dilihat dari isi kesepakatan yang dicapai antara kedua belah pihak, dalam masalah perdagangan, Beijing tidak lagi arogan seperti sebelumnya yang mengatakan “akan melayani hingga akhir”, sebaliknya menunjukkan niat baik kepada Amerika Serikat.

Selain berjanji akan mengimpor produk pertanian, energi dan barang kebutuhan industri dalam jumlah besar juga bersedia melakukan perundingan tentang “transfer teknologi wajib, perlindungan hak milik intelektual, hambatan non-tarif, gangguan jaringan dan pencurian cyber” yang melibatkan perubahan secara struckural mendapatkan perhatian khusus oleh Amerika Serikat.

Serta memberikan tanggal penyelesaian negosiasi dan bahkan setuju jika tidak dapat mencapai kesepakatan dalam perundingan maka Amerika Serikat dapat meningkatkan tarif.

Aspek ini menunjukkan bahwa di bawah tekanan Amerika Serikat, Beijing khawatir ekonomi akan semakin merosot, kepercayaan pasar akan semakin berkurang, dan krisis domestik akan berat.

Tidak ada cara lain untuk menghadapi konsekuensi serius dari kenaikan tarif AS maka mau tidak mau melakukan pilihan demikian ini.

Di sisi lain, itu berarti bahwa dominasi perang perdagangan di masa depan masih berada di tangan Amerika Serikat.

Berdasarkan niat baik Amerika Serikat masih tetap memilih untuk mempercayai Beijing sekali lagi, bersedia memberikan jadwal tiga bulan untuk topik perundingan yang melibatkan perubahan struktural.

Begitu negosiasi gagal mencapai kesepakatan maka Amerika Serikat akan sekali lagi mulai memberlakukan tarif. Hal ini tidak diragukan lagi telah memberikan “Mantra pengencang” b agi Beijing dan hal ini juga sebagai alasan yang disetujui oleh faksi garis keras dari delegasi AS, seperti Navarro.

Dengan kata lain, rezim Beijing dengan mantera pengencang di atas kepalanya hanya akan memiliki dua opsi di masa depan, satu yakni menepati janjinya dan melakukan perubahan secara struktural dalam masalah perdagangan.

Opsi yang lain adalah menganggap kesepakatan yang dicapai ini sebagai siasat memperlambat pasukan, pada saat yang sama dengan bernegosiasi dengan Amerika Serikat berusaha keras mencari solusi yang lebih baik untuk menangani krisis di dalam dan luar negeri dalam waktu tiga bulan.

Oleh karena “rencana 100 hari” yang diusulkan oleh Xi Jinping sebelumnya selama pertemuan dengan Trump belum terwujud maka juga beralasan jika orang meragukan hasil negosiasi di masa depan.

Yang lebih mencurigakan lagi adalah pada tanggal 2 Desember ketika media resmi Beijing People’s Daily melaporkan tentangan kesepakatan yang telah dicapai dalam pertemuan Trump dan Xi, tidak sama seperti Gedung Putih yang mengumumkan isi konkrit, tetapi agak samar-samar, dibicarakan dari perspektif positif.

Laporan mengatakan : “Kedua kepala Negara mencapai Konsensus dan berhenti saling meningkatkan tarif baru”, Kedua tim akan meningkatkan konsultasi menuju arah penghapusan kenaikan tarif sesuai dengankonsensus berprinsip yang telah dicapai oleh dua kepala Negara.”

“Pihak Tiongkok bersedia memperbesar impor berdasarkan pasar lokal dan kebutuhan rakyat, termasuk pembelian barang yang bisa dipasarkan, secara bertahap mengurangi masalah ketidakseimbangan perdagangan.”

Keduanya jika diperbandingkan, tidak sulit menemukan bahwa seharusnya adalah pihak AS yang setuju berhenti sementara peningkatan tarif pada tanggal 1 Jan tahun depan, bukan seperti apa yang dikatakan media resmi PKT “Berhenti saling meningkatkan tarif baru.”

Seharusnya adalah “Tiongkok akan setuju membeli produk pertanian, energi, industri dan produk-produk lain dalam jumlah sangat besar. Namun belum ditetapkan dari Amerika Serikat untuk mengurangi ketidakseimbangan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok” dan bukan seperti yang dikatakan media resmi “Pihak Tiongkok bersedia memperbesar impor berdasarkan pasar lokal dan kebutuhan rakyat, termasuk pembelian barang yang bisa dipasarkan dari Amerika Serikat.”

Yang lebih penting adalah, dalam laporan itu bukan hanya tidak membicarakan dalam waktu dekat kedua belah pihak akan melakukan negosiasi yang melibatkan perubahan secara struktural, tetapi mengungkapkan bahwa AS telah menetapkan batas waktu tiga bulan dan jika kesepakatan itu tidak tercapai, pihak AS akan terus memberlakukan tarif.

Jelas, Media resmi Beijing demikian menguraikan pasti karena khawatir akan arus gelap faksi keras terhadap perang perdagangan AS-Tiongkok dalam internal PKT melancarkan serangan dengan alasan ini. Ditambah kekhawatiran masyarakat bisa mengetahui sifat plin-plan dan kelemahan PKT dari hal tersebut.

Dan, ini pasti akan menanamkan bayangan bagi negosiasi di masa depan, yaitu apakah tingkat tinggi Beijing benar-benar dapat menghilangkan suara-suara gaduh ini.

Selain itu, hal yang sulit bagi Pemerintahan Trump menjadi optimis terhadap pencapaian kesepakatan masa depan. Soal ini telah disebutkan dalam analisa sebelumnya yakni beberapa kali pidato level atas Beijing sebelum kunjungan yang mengatakan bahwa mereka akan tetap mematuhi kepemimpinan PKT dan mengikuti jalan sosialisme sebagai karakteristik Tiongkok.

Jika benar-benar melakukan perubahan yang bersifat struktural dalam masalah perdagangan, itu berarti tidak bisa tidak menyentuh perubahan dalam sistem politik, apakah level atas Beijing mau?

Namun tak peduli mereka mau atau tidak, apakah itu adalah repon tulus kepada tuntutan Amerika Serikat, mungkin batas waktu 3 bulan yang diberikan oleh Amerika Serikat adalah kesempatan dia yang terakhir. (LIN/WHS/asr)

Aksi Gila-gilaan Mata-mata Komunis Tiongkok di Berbagai Penjuru Dunia

0

Zhang Lin

Reporter VoA pada akun Twitter mencuit: Tanggal 1 Desember mungkin merupakan hari istimewa bagi kalangan ilmu pengetahuan. Di hari itu, seorang fisikawan AS etnik Tionghoa bernama Zhang Shousheng melakukan bunuh diri, ia adalah salah seorang yang direkrut dalam “Thousand Talents Program” PKT, dan selama ini telah cukup lama terlibat pencurian teknologi penting dari AS untuk Beijing.

Putri dari pendiri Huawei yang akan menjadi suksesornya sekaligus merangkap sebagai wakil CEO Huawei yakni Wanzhou Meng (Cathy Meng), telah ditangkap oleh polisi Kanada atas permintaan pemerintah AS, dan akan segera dideportasi.

Sementara itu di Belanda, pabrik produsen chips terbesar dunia, tiba-tiba dilalap api dan terbakar ludes.

Tiga peristiwa tersebut diatas terjadi hampir bersamaan, dan sangat mengejutkan berbagai kalangan. Karena walaupun tragedi terjadi di tiga tempat yang saling berjauhan, bagi yang sensitif akan bisa merasakan semacam nuansa yang misterius.

Memang bisa dibilang, di balik ketiga kasus besar ini, mungkin karena ada bayang-bayang biro intelijen RRT di baliknya.

Pertama, penyebab kematian Zhang Shoucheng, adalah metode yang paling sering digunakan oleh PKT yakni “depresi”.

Terdapat sangat banyak para pejabat tinggi partai komunis atau mata-mata di luar negeri yang mati karena kondisi ini.

Menurut perkiraan warganet, Zhang kemungkinan besar telah menyerahkan seluruh teknologi pembuatan chips dengan teknik spin quantum hall kepada Huawei RRT. Hal ini adalah pelanggaran kekayaan intelektual yang paling parah, inilah nasib yang menimpa Zhang karena ia telah mengikuti instruksi PKT untuk mencuri rahasia negara dan kekayaan intelektual penting milik AS.

PKT tahu bahwa FBI tengah menginvestigasi kasus ini dan jelas merasa khawatir jika Zhang tertangkap rahasia mereka akan terbongkar dan Zhang akan menjadi saksi bagi FBI, apakah untuk membebaskan diri, maka Zhang harus dibungkam? Hal ini masih menunggu investigasi lebih lanjut.

Kedua, perusahaan ponsel terbesar RRT yakni Huawei, realitanya adalah sebuah industri militer, pendirinya bernama Ren Zhengfei yang selama ini bekerja di departemen militer, bahkan ia sendiri adalah seorang kader iptek di dalam Tentara Pembebasan Rakyat RRT. Hingga saat ini, pemegang saham terbesar Huawei adalah militer.

Dan, CEO kedua di perusahaan Huawei, langsung diutus pejabat dari Departemen Kemanan Negara RRT, ini semakin menunjukkan bahwa Huawei bukan hanya sekedar sebuah industri militer saja, bahkan merupakan industri mata-mata yang mencuri data teknologi dari seluruh dunia.

Wanzhou Meng memiliki tiga lapis kewarganegaraan sekaligus yakni Amerika Serikat, Kanada dan juga RRT, selama jangka waktu panjang kerap bepergian di ketiga negara ini, dan sejak dulu telah diawasi oleh FBI, penangkapannya kali ini, karena bukti kejahatannya yang didapat sudah cukup.

Ketiga, pabrik pembuat chips di Belanda yang terbakar habis itu diam-diam telah dikuasai oleh RRT sejak lama, mungkin merupakan basis eksperimen dan produksi produk-produk teknologi tiruan yang didapat dari teknologi yang berhasil dicuri oleh mata-mata mereka, dan sekarang tengah menghadapi investigasi badan intelijensi AS untuk mencari bukti.

Jadi mau tidak mau harus dibakar habis untuk melenyapkan bukti, ini juga cara yang kerap dilakukan oleh PKT.

Namun aksi gila intelijen Beijing di luar negeri selalu meninggalkan sekelumit jejak, cepat atau lambat AS dan Eropa akan bisa membuktikan kejahatannya.

Begitu Amerika memastikan Huawei sebagai perusahaan yang dikendalikan bersama oleh pihak militer dan juga badan intelijen RRT, maka Huawei pun terancam, pasti akan mendapat sanksi keras dari AS, ini adalah industri elektronik RRT yang paling besar, yang sewaktu-waktu dapat mengalami kehancuran!

Baru-baru ini dalam kurun waktu tertentu, badan intelijen RRT jarang menampakkan aksinya, itu menandakan bahwa sejak dulu PKT diam-diam telah menebar jaringan di seluruh dunia, dan kini setelah ada yang terungkap, PKT pun mulai beroperasi di mana-mana! (SUD/WHS/asr)

Mentor Anggota Parlemen Australia Barat Terkait dengan Partai Komunis Tiongkok

0

Pengusaha yang membimbing anggota Parlemen Buruh di Australia Barat, Pierre Yang (Shuai Yang), memiliki hubungan dekat dengan sebuah lembaga perwakilan utama dari Partai Komunis Tiongkok (PKT) yang berusaha untuk membangun pengaruh Beijing di Barat, surat kabar The Australian melaporkan.

Pengusaha Perth tersebut, Dr Edward Zhang (Ye Zhang), memiliki surat kabar Australian Chinese Times, dan dikenal sebagai salah satu tokoh paling senior dalam komunitas Tionghoa di Perth yang memiliki hubungan luas dengan Departemen Pekerjaan Front Persatuan (UFWD) PKT, menurut artikel tersebut.

UFWD adalah kepanjangan lengan PKT yang dijalankan oleh kedutaan-kedutaan besar Tiongkok di seluruh dunia untuk menciptakan “front persatuan” untuk mendukung perang propaganda PKT, yang bertujuan untuk menumbangkan dan mempengaruhi elemen-elemen di dalam masyarakat luar negeri untuk bekerja demi kepentingan rezim Tiongkok. Salah satu taktik utamanya adalah membangun pengaruh melalui penunjukan dan pengangkatan etnis Tionghoa perantauan.

The Australian melaporkan bahwa beberapa anggota Partai Buruh di Australia Barat khawatir tentang pengaruh Yang yang semakin meningkat. Sejak terpilih menjadi anggota parlemen Yang, 35 tahun, telah merekrut 500 anggota baru ke divisi Australia Barat dari total keanggotaan Partai Buruh sekitar 7.000, dengan hampir semua anggota yang direkrut berasal dari komunitas etnis Tionghoa setempat.

‘SEPERTI PAMAN’

Yang saat ini menjabat sebagai cambuk (penegak) partai majelis tinggi parlemen Australia Barat. Dia terpilih menjadi anggota parlemen pada tahun 2017 dengan dukungan dari United Voice, sebuah partai serikat sayap kiri.

Yang mengatakan ia telah menghabiskan 10 tahun sebagai pengacara dan lebih dari satu dekade bertugas di cadangan Angkatan Darat Australia.

Dalam pidato pengukuhannya di dalam Parlemen Australia Barat pada Mei 2017, Yang mengatakan dia bertemu dengan Zhang setelah dia tiba di Perth ketika berusia 15 tahun dari Tiongkok, dan menggambarkan Zhang sebagai “seperti paman.”

“Dia menasihati saya, menyemangati saya, dan mendukung saya dalam perjalanan saya untuk menjadi anggota parlemen,” kata Yang. “Dr Zhang seperti paman bagi saya, dan saya mendapat kehormatan untuk mengenal Dr. Zhang.”

Zhang adalah presiden dari dua kelompok organisasi yang terkait dengan UFWD: Northeast China Federation Inc. (NECFI) dan Association of Great China (AOGC).

Tujuan utama NECFI adalah untuk mempromosikan inisiatif One Belt One Road (Belt and Road) di Australia. AOCG, sebelumnya dikenal sebagai Association of Australian Chinese Mainlanders and Friends Inc., telah mendukung Beijing dalam sikap pendiriannya di Laut China Selatan.

Yang adalah anggota dari kedua kelompok tersebut, dan menegaskan dia bertindak sebagai penasihat hukum sukarela untuk keduanya NECFI dan AOCG selama beberapa bulan setelah memulai masa jabatan parlemennya. Dia mengatakan dia tidak langsung bekerja untuk mereka, menurut Australian Broadcasting Corporation (ABC).

Yang juga mengatakan dia hanya melakukan pekerjaan hukum untuk para anggota perorangan dari kelompok tersebut, bukan kelompok itu sendiri.

“Orang-orang akan menelepon dan mereka mengatakan mereka memiliki masalah hukum keluarga, saya mungkin akan menghabiskan 10 atau 15 menit di telepon karena latar belakang hukum keluarga saya,” katanya kepada ABC.

The Australian mengungkapkan bahwa Yang gagal memberitahukan keanggotaannya dari dua kelompok tersebut ke daftar parlemen pada 3 Desember. Dia mengundurkan diri dari kedua kelompok itu pada 4 Desember dan mengatakan dia telah “mengabaikan” keanggotaannya dari dua organisasi tersebut namun telah mengakui bahwa dia seharusnya telah memberitahukannya ke parlemen, The Australian melaporkan.

Zhang adalah ketua kehormatan Australian Council for the Promotion of the Peaceful Reunification of China (ACPPRC) cabang Australia Barat, sebuah kelompok barisan depan yang terkenal untuk UFWD.

Laporan media berbahasa Mandarin menunjukkan Zhang telah memuji PKT karena “memimpin rakyat untuk menciptakan kehidupan yang bahagia dan sejahtera dan mempercepat peremajaan besar bangsa Tionghoa” pada peresmian ACPPRC Australia Barat tahun 2011, menurut The Australian.

Situs web ACPPRC mencantumkan Yang sebagai anggota eksekutif, klaim yang telah ditolaknya dan sejak itu ia telah menginstruksikan pengacaranya untuk menghapus namanya (pdf) dari situs web ACPPRC.

Australia juga melaporkan bahwa Yang dekat dengan Ben Pan (Bangyu Pan), yang memimpin ACPPRC Autralia Barat. (ran)

Rekomendasi video:

Upaya Memfitnah Trump, Komunis Tiongkok Salah Perhitungan

https://www.youtube.com/watch?v=sEKHPv1N5-o

Pegawai Google Meregang Nyawa di Meja Kerja

0

EpochTimesId – Seorang programer perangkat lunak Google meregang nyawa di meja kerjanya. Insinyur muda berusia 22 tahun itu ditemukan tidak bernafas di kantor Google di New York City, Amerika Serikat.

Scott Krulcik ditemukan tidak sadarkan diri di meja kerjanya di lantai enam di gedung Chelsea. Seorang petugas kebersihan menyadari tubuh Scott terbujur kaku pada 7 Desember 2018 lalu.

Penanggap pertama mencoba CPR, namun gagal menghidupkan kembali pria itu. Dia dinyatakan meninggal di kantor Google, ABC7 melaporkan.

Polisi mengatakan tidak ada tanda trauma atau kekerasan. Kematiannya tampaknya tidak mencurigakan. Penyebab kematiannya akan ditentukan di kemudian hari oleh pemeriksa medis kota. Investigasi atas kematian tersebut sedang berlangsung.

Krulcik telah bekerja sebagai insinyur perangkat lunak untuk Google sejak Agustus 2018. Dia adalah pekerja magang di sana pada musim panas 2017.

Almarhum lulus dari Carnegie Mellon University pada musim semi 2017 dengan gelar ilmu komputer, kata laporan itu. The New York Post melaporkan dia tidak memiliki riwayat masalah medis atau masalah penyalahgunaan zat (narkoba).

Tetangga yang tinggal di dekat rumahnya di Manhattan mengatakan mereka terkejut dengan kematiannya. Dia tinggal di lantai lima bersama teman sekamarnya, yang juga bekerja di Google sebagai programer.

“Ya ampun. Itu sangat menyedihkan. Saya bertemu dengannya dari waktu ke waktu di lorong,” kata seorang penduduk, dikutip New York Post. “Dia tampak seperti foto-fotonya. Seorang pria muda yang bersemangat, seperti itu.”

“Mereka seperti dua kacang polong,” kata tetangga lain tentang Krulcik dan teman sekamarnya.

Perwakilan Google tidak segera membalas email untuk meminta komentar, menurut The Associated Press.

Resume online Krulcik mengatakan bahwa dia adalah lulusan Sekolah Menengah Saratoga, dan memiliki nilai SAT tertinggi. Krulcik juga adalah pemegang ‘sabuk hitam’ tingkat dua di Kyokushin karate dan pernah bekerja sebagai pemandu wisata di Museum Militer, Negara Bagian New York.

Sementara itu, awal tahun ini, Google telah setuju untuk membayar lebih dari $ 2 miliar untuk gedung Chelsea Market di New York City, Real Deal melaporkan pada hari Selasa, mengutip orang-orang yang akrab dengan masalah ini.

Google, yang sudah menjadi penyewa terbesar dengan sekitar 400.000 kaki persegi di gedung itu, membeli properti dari perusahaan investasi real estat berbasis di Atlanta, Jamestown LP, situs web real estate melaporkan.

Rencana Google untuk bangunan itu belum jelas. Akan tetapi, Google diprediksi akan mempertahankan status quo di komponen ritel properti, menurut laporan itu.

Alphabet, perusahaan induk Google, juga tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai komentar.

Properti kantor dan ritel seluas 1,2 juta kaki persegi di ’75 Ninth Ave’, menjadi ‘tuan rumah’ bagi makanan populer dan penyewa seperti Major League Baseball, saluran berita New York 1, dan Food Network.

Gedung Chelsea, 111 Eighth Ave., dibeli oleh perusahaan itu seharga $ 1,9 milyar pada tahun 2010.

“Sangat sulit untuk menggambarkan seberapa besar 111 Eighth Avenue, Anda harus berdiri di depannya. Tetapi cukuplah untuk mengatakan bahwa dibutuhkan sekitar 20 menit untuk berjalan mengelilingi gedung, yang meliputi salah satu blok kota yang sangat panjang yang ditemukan di West Side. Ukurannya lebih mencolok karena di kota yang padat seperti New York, yang penuh dengan gedung-gedung yang sangat tinggi, sangat jarang menemukan gedung yang sangat horizontal,” kata majalah Wired. (JACK PHILLIPS dan Reuters/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M

Jenderal Tinggi Amerika Desak Google Bekerja dengan Militer

0

WASHINGTON – Jendral AS mengatakan pada 6 Desember tentang “tidak dapat dipahami” bahwa raksasa teknologi seperti Google Alphabet Inc tidak ingin bekerja dengan Pentagon bahkan ketika mereka berusaha mencari bisnis dengan Tiongkok, di mana perusahaan-perusahaan memiliki lebih sedikit kebebasan dibandingkan di Amerika Serikat.

“Kita adalah orang-orang baik dan tidak dapat dipahami oleh saya bahwa kita akan membuat kompromi untuk memajukan kepentingan-kepentingan bisnis kita di Tiongkok di mana kita tahu bahwa kebebasan dihambat, di mana kita tahu bahwa Tiongkok akan mengambil kekayaan intelektual dari perusahaan-perusahaan,” Jenderal Marinir Joseph Dunford, Ketua Kepala Staf Gabungan, mengatakan selama acara.

Seorang juru bicara Google untuk masalah-masalah Tiongkok tidak segera menanggapi permintaan untuk berkomentar. Kepala Eksekutif Google Sundar Pichai sebelumnya mengatakan bahwa perusahaan telah berinvestasi di Tiongkok selama bertahun-tahun dan berencana untuk terus melakukannya, tetapi perusahaan tersebut juga masih terus bekerja dengan pemerintah AS pada proyek-proyek perawatan kesehatan, cybersecurity dan bidang lainnya.

Awal tahun ini Google mengatakan tidak lagi memperjuangkan kontrak komputasi awan senilai $10 miliar dengan Departemen Pertahanan AS, sebagian karena pedoman etika baru perusahaan tidak sesuai dengan proyek tersebut.

Pada bulan Juni, Google mengatakan tidak akan memperbarui kontrak untuk membantu militer AS menganalisis citra udara tak berawak ketika itu berakhir, karena perusahaan berusaha untuk meredakan kegemparan internal karena kesepakatan tersebut.

Program pertahanan tersebut, yang disebut Proyek Maven, telah memicu pemberontakan di dalam Google, karena fraksi-fraksi karyawan menentang teknologi Google digunakan dalam peperangan.

Pada saat yang sama, Google mengembangkan mesin pencari yang disensor untuk para pengguna Tiongkok, yang dikatakan bersifat eksperimental dan tidak mendekati peluncuran.

Google telah lama berusaha untuk memiliki keberadaan yang lebih besar di Tiongkok, pasar internet terbesar di dunia. Diperlukan persetujuan pemerintah untuk bersaing dengan layanan internet lokal yang dominan di negara tersebut.

Para karyawan saat ini dan sebelumnya, aktivis-aktivis hak asasi manusia dan anggota-anggota parlemen AS telah mengkritik Google karena tidak mengambil garis yang lebih keras terhadap kebijakan pemerintah Tiongkok tentang hasil-hasil pencarian yang sensitif menurut politiknya akan diblokir.

“Saya tidak yakin bahwa orang-orang di Google akan menikmati tatanan dunia yang diinformasikan oleh norma dan standar Rusia atau Tiongkok,” kata Dunford, tanpa menyebut nama perusahaan-perusahaan teknologi lainnya selama pidatonya. (ran)

Rekomendasi video:

FBI Incar Peserta Program Spionase “Talenta Seribu” Tiongkok

https://www.youtube.com/watch?v=XgZwIDDcMig

Infiltirasi Komunis dari Tiongkok Terhadap Sejumlah Negara Menimbulkan Perhatian Serius

0

Mimi Nguyen Ly- The Epochtimes

Epochtimes.id- Upaya Beijing dengan menggunakan pengaruhnya di negara-negara lain tanpa disadari menjadi perhatian bagi komunitas Vietanm saat pemutaran film dan diskusi panel “Human Harvest” baru-baru ini di Sydney, Australia.

Diselenggarakan oleh Himpunan Falun Dafa di Australia dan Komunitas Vietnam di Australia. Acara ini dihadiri lebih dari 140 anggota komunitas Vietnam  pada 5 Desember 2018.

Setelah pemutaran film, penonton banyak bertanya tentang apa yang dilakukan Partai Komunis Tiongkok (PKT) di Tiongkok.

PKT tampaknya menggunakan pengaruh kekuatan ekonomi dan soft power di Australia termasuk di seluruh dunia. Ini disampaikan oleh seorang audiens dari komunitas Vietnam.

Anastasia Lin berbicara di Sydney, Australia pada diskusi panel tentang pengambilan organ paksa di Tiongkok dan pemutaran film dokumenter pemenang penghargaan “Human Harvest,” pada 5 Desember 2018. (Loritta Liu / The Epoch Times)

Dia meminta agar diberikan laporan tentang gangguan PKT secara jelas di Australia. Dia bertanya apakah negara itu memiliki kesempatan  menangani laporan yang kredibel tentang kejahatan pengambilan organ paksa.

“Tiongkok adalah negara yang sangat kuat, dan mereka komunis,” kata salah satu penonton di acara tersebut.

Dia bertanya apakah Australia dapat memainkan peran terhadap PKT berkaitan pelanggaran HAM ketika PKT menentang negara-negara luar negeri yang disebut campur tangan atas “urusan internal.

Berbicara di diskusi panel, mantan Miss World Canada dan advokat HAM, Anastasia Lin, mendorong komunitas dan pemerintah Australia agar berdiri teguh dalam menghadapi kejahatan keji rezim totaliter.

“Kami di Barat sebenarnya memiliki lebih banyak pengaruh daripada yang kami kira tetapi kami tidak pernah menggunakannya,” katanya.

“Saya tahu taktik PKT karena mereka menggunakannya pada saya. Jika mereka mencoba mengintimidasi Anda dan Anda membela nilai-nilai Anda, mereka akan melihat Anda tetap konsisten — mereka menguji dan itu tidak berhasil, sehingga mereka akan mundur.”

Seorang pembicara di panel, Dr. Sophia Bryskine dari Doctors Against Forced Organ Harvesting (DAFOH), mengakui banyak upaya PKT untuk mempengaruhi masyarakat Australia.

“Mereka menginfiltirasi kepada kita,” kata Bryskine.

“Perlu ada pemikiran umum tentang bagaimana kita bersepakat dengan negara seperti Tiongkok dan seberapa banyak sikap meredakan yang bisa kita lakukan,  tidak oke dengan cara mendikte kita mengajar di kampus, tidak oke memiliki Institut Konfusius, tidak boleh memberi tahu politisi kami apa yang harus dilakukan, dan  memberitahukannya kepada media dan masyarakat kami.”

Lin mengatakan negara-negara Barat harus bersatu untuk memerangi pengaruh infiltrasi dan kekuatan soft power PKT.

Lebih dari 140 warga Vietnam menghadiri pemutaran film dan diskusi panel tentang pengambilan organ paksa di Tiongkok di sebuah tempat di Sydney, Australia, pada 5 Desember 2018. (Loritta Liu / The Epoch Times)

“Kita perlu membangun sebuah front, sebuah persatuan, antara negara-negara Barat yang berpikiran lain, sehingga Tiongkok bisa mendapatkan pesan bahwa [kita] akan bekerja bersama untuk mengkontradiksikan infiltrasi semacam ini,” katanya.

“Ketika satu negara, media, atau akademisi bertahan [ke rezim Tiongkok], itu sangat rentan. Sering terasa sangat terisolasi dan saya melihat kasus seperti ini di seluruh dunia. ”

Lin mengatakan PKT telah menyusup ke negara-negara asing “di semua lini,” memberikan contoh dari Hollywood Studios ke jaringan teater AMC; ke corong propaganda PKT, People’s Daily yang disisipkan dalam makalah utama di Amerika Serikat; ke Confucius Institutes dan asosiasi mahasiswa Tionghoa di seluruh dunia.

Tapi Lin mengatakan adalah mungkin untuk melakukan perdagangan tanpa mengorbankan nilai-nilai.

“Ketika semua negara memutuskan untuk berbicara bersama, saya bertaruh bahwa Tiongkok tidak dapat kehilangan semua perdagangan kami, karena ekonomi mereka melambat. Dan tanpa kita, apa yang bisa mereka lakukan.”

“Dari apa yang kita ketahui, PKT membutuhkan kita [negara Barat] lebih dari yang kita butuhkan.”

“Di antara orang-orang Tionghoa, ada konsensus. Kami menyebut Partai Komunis Tiongkok sebagai macan kertas — semua orang tahu itu. Mereka berpura-pura menjadi sangat besar tetapi mereka benar-benar kertas, ”katanya.

Lin menarik dari pengalamannya sendiri yang diberi label “persona non-grata” (orang yang tidak diterima) oleh PKT pada tahun 2015 karena dia telah berbicara tentang pelanggaran hak asasi manusia di Tiongkok.

“Jika mereka akan mendeklarasikan seorang ratu kecantikan berusia 25 tahun sebagai persona non grata, yang merupakan hukuman diplomatik tingkat tertinggi, ini menunjukkan betapa rapuhnya mereka. Seorang mahasiswa teater berusia 25 tahun dapat mengintimidasi mereka dan membuat bencana besar bagi mereka. Hanya untuk menunjukkan apa? Untuk mencoba mengintimidasi Barat.”

“Jika kita melihat betapa rentannya mereka, kita tahu kita memiliki pengaruh.”

“Kami benar-benar melakukan ini untuk orang-orang Tiongkok,” tambah Lin. Dia mencatat bahwa Tiongkok adalah salah satu korban terbesar kejahatan hak asasi manusia PKT.

“PKT [tidak] sama dengan orang-orang Tionghoa.”

Perhatian berkaitan dengan film ini mengikuti rilis laporan 3 Desember 2018 dari penyelidikan parlemen Australia yang mengusulkan pemerintah Australia mengadopsi 12 langkah  memerangi perdagangan organ dan kejahatan pariwisata transplantasi yang melibatkan warga Australia di luar negeri.

Usulan terdiri menjadikan kejahatan bagi warga Australia yang mendapatkan organ yang ditransplantasi secara ilegal saat berada di luar negeri.

Meskipun Australia memiliki undang-undang yang ketat untuk memastikan dan mengatur praktik-praktik etika dalam donasi organ dan transplantasi, Undang-Undang saat ini tidak mencakup kejahatan ekstrateritorial.

Di Parlemen New South Wales (NSW), Australia, Greens MLC David Shoebridge berusaha untuk meloloskan RUU  “setidaknya” melarang warga NSW pergi ke luar negeri dan membeli organ yang diambil secara ilegal.

Setidaknya 12.000 organ tubuh dijual di pasar gelap pada tahun 2017 — sebuah perdagangan yang bernilai hingga $ 2,3 miliar ($ 1,7 miliar) secara global setiap tahun.

Kasus-kasus eksploitasi lokal — di mana organ-organ dicuri atau dibeli dengan harga rendah dari para korban yang rentan secara sosial di negara-negara seperti Tiongkok, Filipina, India, Amerika Tengah, Mesir, dan Timur Tengah — telah dipublikasikan secara luas.

“Orang-orang mungkin diculik, dibunuh dan dijual, terutama anak-anak, untuk organ mereka,” menurut Pusat Informasi Regional PBB untuk Eropa Barat.

Namun, terkait kasus di Tiongkok, sebagian besar kejahatan terjadi dalam sistem negara di mana organ bersumber dari tahanan. Ini adalah masalah yang sensitif secara politis bagi PKT, yang telah mencoba memberangus diskusi tentang masalah ini. (asr)

Rekomendasi : 

https://www.youtube.com/watch?v=0x2fRjqhmTA

Verizon dan Samsung Rilis Smartphone 5G Amerika Tahun Depan

0

EpochTimesId – Verizon Communications Inc dan Samsung Electronics Co Ltd menegaskan rencana industri jangka panjang. Mereka akan berusaha untuk mencuri start dari Apple Inc, dengan meluncurkan smartphone 5G di Amerika Serikat pada paruh pertama tahun 2019.

Kedua perusahaan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka akan memperkenalkan prototipe, yang menggunakan chip modem Qualcomm Inc, pada KTT Teknologi Snapdragon tahunan di Hawaii, dalam waktu dekat.

Verizon akan memimpin penetrasi uji coba 5G di beberapa kota di AS tahun depan. Analis industri mengatakan jaringan berkecepatan tinggi tidak mungkin tersedia secara luas, hingga pertengahan dekade berikutnya (2025).

Apple terlibat dalam sengketa hukum dengan Qualcomm yang telah menyebabkannya berhenti menggunakan chip modemnya. Perusahaan Cupertino, California secara luas diharapkan untuk menggunakan modem Intel, yang tidak akan siap untuk produksi hingga akhir 2019.

Mengutip sumber yang akrab dengan masalah ini, Bloomberg melaporkan baru-baru ini bahwa Apple akan menunggu hingga setidaknya 2020 untuk merilis iPhone 5G pertamanya.

Penundaan ini dapat mempermudah Samsung dan Verizon untuk memenangkan pelanggan yang ingin terhubung ke jaringan 5G. Pelanggan yang akan memberikan lompatan ke depan dalam kecepatan data seluler, hingga 50 atau 100 kali lebih cepat daripada jaringan 4G saat ini.

Qualcomm juga bermitra dengan pembuat ponsel pintar lainnya yang telah berkomitmen untuk ponsel 5G untuk tahun depan.

Operator nirkabel AS, Sprint Corp juga bekerja sama dengan LG Electronics USA untuk meluncurkan smartphone 5G di AS pada paruh pertama tahun 2019.

Verizon meluncurkan layanan 5G komersial pertamanya pada bulan Oktober ketika iklan penawaran 5G rumahan-nya ditayangkan di Houston, Indianapolis, Los Angeles, dan Sacramento.

Chief Financial Officer Verizon, Matthew Ellis mengatakan bulan lalu bahwa perusahaan berencana untuk menargetkan audiens yang lebih luas untuk produk home broadband 5G menyusul penerapan standar global untuk teknologi. (Reuters/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M

Hasil Pemeriksaan Medis Tiongkok Tidak Dapat Dipercaya, Kata CEO Perusahaan Kesehatan iKang

0

CEO iKang Healthcare Group mengungkap praktik-praktik curang di industri screening medis Tiongkok pada Pertemuan Tahunan Pemimpin Bisnis Tiongkok di Beijing pada 2 Desember.

Screening atau penyaringan kasus (Uji Tapis) adalah cara untuk mengidentifikasi penyakit yang belum tampak melalui suatu tes atau pemeriksaan atau prosedur lain yang dapat dengan cepat membedakan antara orang yang mungkin menderita penyakit dengan orang yang mungkin tidak menderita.

“Beberapa pusat pemeriksaan fisik melakukan venipuncture, tetapi mempresentasikan hasil palsu tanpa deteksi apa pun … Banyak pusat pemeriksaan mengizinkan perawat mereka untuk melakukan tugas dokter,” kata Zhang Ligang, CEO iKang Healthcare Group yang terdaftar di Nasdaq.

“Di bidang bisnis kita, ada pemeriksaan fisik yang nyata dan pemeriksaan fisik palsu,” kata Zhang. “Banyak pemilik bisnis memilih pemeriksaan medis termurah (yang palsu) untuk karyawan-karyawan mereka.”

Didirikan oleh Zhang pada tahun 2004, iKang menyediakan pemeriksaan kesehatan, screening dan layanan kesehatan lainnya di Tiongkok daratan. iKang telah melakukan pemeriksaan fisik untuk lebih dari enam juta orang Tiongkok pada tahun 2017 melalui 118 pusat pemeriksaan di 35 kota, ia telah menjadi salah satu dari tiga perusahaan pemeriksaan medis terbesar di Tiongkok. iKang telah terdaftar di Nasdaq sejak 2014.

Zhang mengatakan bahwa banyak orang melakukan tes darah untuk screening kanker, dan di pusat pemeriksaan medis berbiaya rendah, perawat hanya akan mengambil darah dan tidak akan melanjutkan untuk melakukan tes yang sebenarnya.

“Prevalensi kanker adalah 0,3 persen (di Tiongkok), yang berarti tingkat kesalahan diagnosis tertinggi dari tes darah akan menjadi 0,3 persen jika pusat pemeriksaan medis tidak melakukan tes pada sampel darah.”

Zhang mengatakan bahwa 0,3 persen tidak tinggi, dan sangat sedikit orang akan mempertanyakan pusat pemeriksaan medis tersebut.

“Beberapa pusat pemeriksaan fisik tidak menganggap serius layanan mereka…. Setelah mereka menerima klien, mereka akan bermain trik untuk menipu mereka demi uang,” kata orang dalam pada media resmi Tiongkok Xinhua Net pada bulan Mei.

Huang, 45 tahun, tinggal di kota Changchun, Provinsi Jilin Tiongkok timur laut. Pada bulan Mei, ia melihat iklan promosi dari rumah sakit wanita setempat yang menawarkan 29 yuan ($4,21) untuk 10 tes ginekologi. Huang pergi ke rumah sakit tersebut untuk diperiksa dan dia didiagnosis dengan erosi serviks yang parah dan penyakit lainnya. Kemudian dia membayar 700 yuan untuk diagnosis lebih lanjut.

Huang menolak perawatan dari rumah sakit tersebut yang akan memakan biaya 7.000 yuan. Jadi dia pergi ke rumah sakit ternama untuk mendapatkan pemeriksaan kedua, ternyata Huang sehat.

Ketika kata kunci “promosi pemeriksaan fisik” dimasukkan ke dalam mesin pencari (Tiongkok), banyak iklan menarik dari seluruh Tiongkok bermunculan. Dan di media sosial, ada banyak cerita yang mirip dengan pengalaman Huang.

Wang, 42 tahun, tidak seberuntung itu.

Wang adalah pemimpin tim dari perusahaan yang dikelola negara di kota Hangzhou di Provinsi Zhejiang Tiongkok timur. Dia baru-baru ini didiagnosis kanker kolorektal fase IV, menurut berita Sina.

Pada Juni, Wang menjalani pemeriksaan fisik di pusat medis dan menerima diagnosis sehat, menurut Qianjiang Evening News. Segera setelah itu, Wang mulai menderita sakit perut, dan pada bulan November dia pergi ke Rumah Sakit Rakyat Zhejiang, sebuah rumah sakit terkemuka di Hangzhou, di mana dia didiagnosis menderita kanker kolorektal.

Hu Peiying, direktur pusat promosi kesehatan rumah sakit, mengatakan pemeriksaan fisik Wang tidak cukup.

“Wang memiliki riwayat keluarga kanker kolorektal. Dia harus lebih fokus pada pemeriksaan fisik usus besar dan rektum. Sebagai contoh, dia dapat menjalani tes screening kolonoskopi,” kata Hu kepada Evening News Qianjiang.

Beijing News melaporkan pada 5 Desember bahwa para wartawan mereka telah mengunjungi beberapa pusat pemeriksaan medis di Beijing dan kota Shijiazhuang di Provinsi Hebei dan menemukan beberapa masalah.

Para dokter yang telah melakukan pemeriksaan tidak terdaftar di papan informasi pusat medis tersebut. Beberapa pusat pemeriksaan medis bekerja sama dengan klinik di mana mereka mengirim pasien mereka untuk melakukan pemeriksaan dan perawatan lebih lanjut.

Guoyuan Securities menerbitkan laporan penelitian dan mengatakan bahwa pasar industri pemeriksaan medis Tiongkok akan berkembang menjadi 50-70 miliar yuan pada tahun 2020. Namun kualitas pemeriksaan fisik menjadi sebuah keprihatinan. (ran)

Rekomendasi video:

Siswa siswa SMA di Tiongkok Mencoba Bunuh Diri, Gegara Wabah TBC yang Diabaikan

https://www.youtube.com/watch?v=U7bPlxSsiVI

Anggota Negara-Negara Teluk Menyerukan Persatuan Arab Melawan Teror

0

Epochtimes.id- Raja Salman dari Arab Saudi mengatakan Kerajaan Arab Saudi ingin mempertahankan entitas Dewan Kerjasama Teluk (GCC) dan memperkuat perannya saat ini dan masa depan.

“Dalam rangka meningkatkan keamanan, stabilitas, pembangunan, kesejahteraan dan kesejahteraan warga negara-negara anggota, GCC telah menjadi aset fundamental kami,” kata Raja Salman.

Raja Salman menyambut para pemimpin dan kepala delegasi dari enam negara GCC, termasuk Uni Emirat Arab, Kuwait, Bahrain, Oman dan Qatar, saat KTT GCC ke-39 di ibukota Arab Saudi, Riyadh.

Namun, Qatar mengirim menteri luar negerinya untuk memimpin delegasinya di KTT, yang mengundang kecaman dari Menteri Luar Negeri Bahrain Khalid bin Ahmed, yang men-tweet:”Emir Qatar seharusnya menerima tuntutan yang adil (dari negara yang memboikot) dan menghadiri KTT.”

Pada perkembangan regional, raja mengatakan Iran terus mempromosikan terorisme dan mengancam stabilitas regional.

Raja Salman mengatakan rezim Iran sedang mengejar kebijakan agresif dan campur tangan dalam urusan internal negara lain.

Raja Salman mengatakan kejadian ini mengharuskan semua negara anggota GCC untuk bekerja dengan mitra internasional bertujuan menjaga keamanan dan stabilitas regional dan global. Serta menuntut pencapaian jaminan penuh dan memadai terhadap program nuklir Iran.

Raja Salman menekankan bahwa Arab Saudi terus membela isu-isu Arab dan Islam di forum internasional.

“Penyebab Palestina berada di garis depan keprihatinan kami dan Kerajaan berusaha untuk mencapai hak-hak yang sah dari rakyat Palestina, termasuk pembentukan negara merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya,” tambahnya.

Soal perang di Yaman, Raja Salman mengatakan bahwa “Koalisi Arab sangat ingin menerima permintaan dari pemerintah Yaman yang sah. Langkah ini bertujuan menyelamatkan negara dan rakyatnya dari kelompok yang berbalik pada pemerintah dengan maksud merusak keamanan negara dan stabilitas.”

Dia mengatakan negara-negara koalisi juga bekerja untuk mengembalikan harapan kepada rakyat Yaman melalui program bantuan kemanusiaan dan bantuan.

Arab Saudi menyerukan solusi politik bertujuan mengakhiri perang Suriah dan pembentukan pemerintahan transisi yang akan menjamin persatuan Suriah.

Raja Salman mengatakan Kerajaan ingin membangun hubungan yang kuat dan strategis dengan Irak, yang ia gambarkan sebagai “pilar utama bagi sistem keamanan Arab.”

Setelah pertemuan tertutup, negara-negara anggota mengeluarkan Deklarasi Riyadh, yang termasuk poin-poin aksi yang menangani beberapa wilayah di negara Arab. (asr)

Sumber : Arabnews