Bantuan luar negeri Republik Rakyat Tiongkok menjadi fokus pada Oktober lalu. Sejumlah data menunjukkan bahwa jumlah dana bantuan luar negeri Beijing semakin mendekati Amerika Serikat. Namun bukan kemajuan yang mereka bawakan untuk negara-negara berkembang itu, melainkan adalah menghambat demokrasi dan mempertahankan kediktatoran.
Epochtimes.id- Dalam beberapa dekade terakhir, badan ekonomi terbesar kedua dunia telah berevolusi dari negara penerima bantuan asing menjadi negara pendonor asing.
Namun Beijing merahasiakan informasi bantuan luar negeri mereka, sehingga masyarakat internasional tidak dapat memahami dana bantuan luar negeri mereka di bawa ke mana dan bagaimana membelanjakannya.
BBC melaporkan mengapa Beijing merahasiakan situasi bantuan luar negerinya?
Laboratorium Penelitian AidData di William&Mary College AS mengatakan bahwa ini lantaran RRT memandang Program Pembiayaan Pembangunan Internasional sebagai “Rahasia Negara.”
Untuk menyingkap tabir misteri bantuan luar negeri Partai Komunis Tiongkok (PKT), Minggu ini AidData mengungkapkan data baru yang melacak situasi dana bantuan luar negeri PKT dari 2000 – 2014.
Dalam periode ini selama 14 tahun lamanya, Beijing telah menyalurkan dana bantuan luar negeri sebesar 354,3 miliar Dolar AS (Rp 4.797 triliun) kepada 140 negara. Sebagai pembanding, bantuan luar negeri AS adalah 394,6 miliar Dolar AS.
Perbedaan sifat dana bantuan AS-RRT
Tetapi jenis bantuan luar negeri antara RRT dan Amerika Serikat sangatlah berbeda.
Sebagian besar bentuk bantuan luar negeri Amerika berupa bantuan pembangunan resmi (ODA), ini merupakan bantuan dalam makna yang ketat. Sedangkan mayoritas bantuan luar negeri RRT difokuskan pada “aliran resmi lainnya (OOF)”, terutama untuk proyek komersial.
Jumlah ODA dari AS adalah 93% dari jumlah total bantuan luar negeri, tujuan utama dari jenis bantuan ini adalah untuk mengembangkan ekonomi. Setidaknya ¼ dari bantuan tersebut merupakan subsidi langsung dan bukan pinjaman yang butuh dilunasi.
Sebaliknya hanya 21% bantuan luar negeri Beijing adalah ODA, sebagian besar bantuan itu dalam bentuk pinjaman komersial yang perlu dilunasi pokok dan bunganya.
Bantuan Luar Negeri Beijing Menghambat Reformasi Demokrasi dari Negara-negara Berkembang
Seiring dengan jumlah dana bantuan luar negeri Beijing sedang menyusul Washington, hal ini bisa berdampak luas terhadap kebijakan luar negeri internasional.
Samantha Custer, Direktur Departemen Analisis kebijakan di AidData dalam pernyataannya mengatakan bahwa jika langkah kaki Amerika Serikat ditarik kembali secara global maka mungkin akan dimanfaatkan oleh Beijing untuk mengkonsolidasikan posisinya di sejumlah negara berkembang.
Ada bukti yang menunjukkan bahwa pinjaman Beijing sudah menimbulkan dampak pada sistem pinjaman global, hal ini memaksa negara-negara pendonor tradisional (instansi) menghentikan sejumlah permintaan terhadap negara-negara penerima bantuan.
Ekonom Diego Hernandez mengatakan bahwa bantuan luar negeri Beijing sudah memperuncing persaingan antara negara-negara pendonor tradisional (instansi).
“Ketika sebuah negara Afrika juga mendapatkan bantuan luar negeri dari Beijing maka Bank Dunia akan mengurangi syarat tambahan dalam pinjamannya.”
Dari data AidData, Hernandez menemukan bahwa setiap dana bantuan luar negeri RRT bertambah 1% maka Bank Dunia akan mengurangi 15% persyaratan yang umum, misalnya seperti liberalisasi pasar atau transparasi ekonomi.
Para kiritikus telah lama menuduh “bantuan preman” Beijing yang mengijinkan beberapa negara menghindari reformasi demokrasi, karena mereka lantas dapat beralih mencari bantuan pada RRT dan menghindari pengawasan lembaga (instansi) dari bantuan tradisional Barat.
Kamboja adalah sebuah contoh: Surat kabar independen dan LSM ala Barat satu per satu ditutup karena pemimpin Kamboja memperkuat hubungannya dengan Beijing, dengan demikian mereka lantas memiliki keberanian untuk menolak permintaan Washington untuk pemilu yang jurdil.
Li Xiaojun, seorang asisten profesor pada Universitas British Columbia di Kanada mempelajari dampak bantuan luar negeri RRT terhadap Afrika.
Ia berpendapat bahwa langkah reformasi demokrasi mereka telah melamban di saat negara-negara berkembang itu menyimpulkan bahwa mereka dapat beralih ke Beijing dan mengabaikan tuntutan politik negara-negara pendonor dari Barat. (Lin/whs/asr)
Epochtimes.id- Pengadilan Myanmar pada Jumat (10/11/2017) memvonis dua wartawan asing untuk kantor berita Turki, TRT bersama dengan penerjemah dan sopir mereka selama dua bulan penjara.
Pengadilan Myanmar menuduh para jurnalis ini menerbangkan drone tanpa izin resmi.
Komite untuk perlindungan wartawan internasional atau The Committee to Protect Journalists (CPJ) mengecam vonis tersebut dan meminta pihak berwenang Myanmar untuk segera membebaskan terlapor.
Menurut laporan berita, polisi menahan dua wartawan Mok Choy Lin, seorang warga negara Malaysia, dan Lau Hon Meng, seorang warga negara Singapura, bersama dengan penerjemah mereka, Aung Naing Soe, dan pengemudi Hla Tin pada 27 Oktober lalu.
Menurut Reuters, mereka awalnya berusaha untuk menerbangkan pesawat tak berawak di dekat gedung parlemen Myanmar di ibu kota, Naypyidaw. Saat itu bertujuan membuat sebuah film dokumenter untuk TRT World, anak perusahaan Radio dan Televisi Turki berbahasa Inggris.
TRT World mengeluarkan sebuah pernyataan pada 31 Oktober lalu yang mengatakan bahwa Lau dan Mok memasuki Myanmar dengan visa wartawan pada 21 Oktober dan telah menginformasikan kepada Kementerian Penerangan Myanmar mengenai kegiatan dan jadwal syuting mereka.
“Kami mengecam hukuman hari ini ke penjara wartawan Mok Choy Lin dan Lau Hon Meng, penerjemah dan supir mereka,” kata Shawn Crispin, wakil senior CPJ di Asia Tenggara.
“Tanpa undang-undang yang jelas mengenai penggunaan drone, otoritas hukum Myanmar membuat peraturan yang mereka inginkan untuk menekan media. Wartawan tidak boleh dipenjara karena kegiatan laporan mereka,” katanya.
Pada hari penahanan, pihak berwenang Myanmar menyerbu rumah Aung Naing Soe, yang juga seorang reporter berita lokal untuk mencari dokumen dan menyita memori komputernya.
Berdasarkan hasil penelitian CPJ, vonis tersebut terjadi di tengah tindakan keras yang lebih luas terhadap media di Myanmar. (asr)
Epochtimes.id- Pasukan Irak melancarkan serangan pada Sabtu untuk merebut kembali Kota Rawa sebagai kota terakhir yang tersisa di bawah kendalikan oleh Daesh atau ISIS.
Perebutan ini membuat kekhalifahan ISIS yang memproklamirkan dirinya sendiri berada di ambang kekalahan total.
Saat kota Rawa berhasil direbut menandai berakhirnya era pemerintahan teritorial ISIS yang diproklamirkan pada 2014 silam di seluruh wilayah Irak dan Suriah.
Tentara Suriah mengumumkan kemenangan atas para teroris pada Kamis lalu, setelah merebut kota besar terakhir di perbatasan dengan Irak.
Tentara dan sekutu Suriah masih melakukan perlawan terhadap ISIS di daerah gurun dekat Albu Kamal, kota terakhir yang dikendalikan militan ISIS di daerah Suriah.
Dua divisi infantri Irak dan militan Sunni berpartisipasi dalam serangan tersebut untuk merebut kembali kota kecil Rawa serta daerah sekitarnya di sepanjang perbatasan dengan Suriah.
Hal demikian disampaikan oleh Komando Operasi Gabungan dalam sebuah pernyataan yang dilansir Reuters.
Pekan lalu, pasukan Irak merebut kota yang lebih besar dari al-Qaim, Perdana Menteri Irak, Haider al-Abadi menyebutkan “catatan waktu”, hanya menyisakan beberapa kantong kecil tanah di tangan ISIS.
Irak telah melaksanakan kampanye terakhirnya untuk menghancurkan kekhalifahan ISIS. Sementara Irak juga melakukan serangan militer di utara terhadap kelompok Kurdi yang menggelar referendum kemerdekaan pada September.
Kekalahan ISIS bertubi-tubu setelah pasukan koalisi berhasil merebut kota Raqqa di Suriah yang sebelumnya diproklamirkan sebagai ibu kota kekhalifahan ISIS setelah digelar pertempuran selama berbulan-bulan. Kekalahan ISIS di Raqqa terjadi hanya beberapa bulan setelah juga kalah pada awal Juli di Mosul, Irak. (asr)
Epochtimes.id- De Arca Statue Museum di Yogyakarta yang memajang patung Adolf Hitler dengan latar belakang kamp konsentrasi Auschwitz memicu kemarahan dari segala penjuru dunia. Bahkan sejumlah media-media internasional menulis berita ini.
Kantor Berita AFP menulis, pameran tersebut menampilkan Hitler berdiri di depan sebuah foto besar gerbang Auschwitz – kamp konsentrasi Nazi terbesar, di mana lebih dari 1,1 juta orang Yahudi terbunuh.
Lebih jauh lagi AFP menulis sejumlah pengunjung untuk berfoto selfie dengan latar belakang foto Hitler. Bahkan anak-anak sekolah lebih asyik berfoto serta memberikan salam khas yang dimiliki Nazi.
Human Rights Watch seperti ditulis sejumlah kantor berita telah menyebut pameran tersebut “memuakkan” dan kelompok anti-Semitisme terkemuka The Simon Wiesenthal Center menuntut agar diturunkan.
“Segala sesuatu tentang itu salah. Sulit untuk menemukan kata-kata yang mungkin hina,” kata Rabbi Abraham Cooper.
“Latar belakangnya menjijikkan, mengolok-olok korban yang masuk dan tidak pernah keluar.”
Manajer operasi museum, Jamie Misbah, mengatakan bahwa patung lilin tersebut telah diturunkan setelah diketahui menuai kritik dari organisasi hak asasi manusia Yahudi terkemuka, Simon Wiesenthal Center.
“Kami tidak ingin memicu kemarahan,” kata Misbah. “Tujuan kami untuk menampilkan tokoh Hitler di museum adalah untuk mendidik,” katanya kepada AFP.
Ini bukan pertama kalinya Nazisme dan simbol-simbolnya telah digunakan di Indonesia, negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia dan merupakan rumah bagi komunitas Yahudi kecil.
Sebelumnya, sebuah kafe bertema Nazi di kota Bandung di mana pelayan-pelayannya mengenakan seragam SS juga menyebabkan kemarahan di luar negeri.
Bahkan pada 2014 silam, sebuah video musik yang dibuat oleh bintang pop Indonesia sebagai penghormatan kepada seorang calon presoden turut menimbulkan kemarahan dikarenakan dipenuhi dengan nuansa Nazi.
Atas kejadian ini, sejarawan telah menyalahkan sekolah-sekolah yang minim memberikan pelajaran hingga menyebabkan kurangnya kesadaran serta kepekaan terhadap Holocaust di Indonesia. (asr)
Insomnia dapat mempengaruhi siapa saja kapan saja. Meski biasanya hanya bersifat sementara, namun bisa bertahan dalam waktu lama. Insomnia cenderung mempengaruhi wanita dan orang tua paling banyak. Bila ini terjadi, bisa menyebabkan kelelahan pada siang hari, mudah tersinggung, kurang konsentrasi, dan kemurungan.
Insomnia dapat disebabkan oleh masalah mendasar, seperti stres, kecemasan, depresi, kondisi kesehatan, penyalahgunaan zat, atau gangguan tidur.
Jika Anda menderita insomnia, cobalah saran berikut dan lihat apakah mereka membantu Anda mendapatkan tidur yang nyenyak – dan mimpi indah!
10 Lakukan
Jalani kehidupan biasa. Di musim semi dan musim panas, pergilah tidur nyenyak dan bangun lebih awal. Di musim gugur, pergi tidur lebih awal dan bangun lebih awal. Di musim dingin, tidur lebih awal dan bangun lambat. Yang terbaik adalah bangun dan tidur pada waktu yang relatif teratur.
Jadilah aktif. Berpartisipasi dalam kegiatan fisik, seperti berjalan, berlari, berolahraga, bermain bola, tinju bayangan, dll.
Miliki makanan ringan, dan makan makanan bergizi untuk memudahkan pencernaan.
Makanlah makanan yang akan membantu Anda tidur, seperti susu hangat (diminum sebelum tidur), madu, kurma, biji teratai, kenari, bubur gandum, apel, pisang, cuka, dll.
Rendam kaki Anda di air panas, atau mandi hangat sebelum tidur.
Dengarkan musik lembut sebelum tidur untuk “memandikan jiwa”. Mendengarkan musik yang menghipnotis dan menenangkan bisa membersihkan pikiran dan menghilangkan semua pikiran dan kegelisahan yang tidak menyenangkan – maka Anda akan berada dalam suasana tenang untuk tertidur. Orang dahulu berkata: “Letakkan hati untuk tidur terlebih dahulu, lalu letakkan matamu untuk tidur sesudahnya.”
Matikan lampu kamar tidur sebelum tidur, dan jaga ruangan tetap gelap.
Miliki tempat tidur yang nyaman, selimut empuk, dan seprai bersih agar Anda tetap hangat dan kering.
Jaga suhu ruangan sekitar 65°F (18,3oC), dan biarkan udara bersirkulasi untuk menghindari gangguan nyamuk dan lalat.
Periksa ke dokter jika insomnia bertahan selama 2 minggu atau lebih. Konsultasikan dengan spesialis tidur untuk meminta bantuan, dan ikuti instruksi mereka jika diberi resep obat tidur.
10 Larangan
Jangan tidur siang di siang hari agar tidak mempengaruhi kualitas tidur Anda di malam hari.
Jangan makan terlalu larut, atau terlalu banyak makan malam.
Jangan terlalu banyak meluapkan perasaan atau makanan dan minuman yang mengganggu, minuman beralkohol, atau tembakau sebelum tidur.
Jangan mengkonsumsi terlalu banyak cairan sebelum tidur, agar tidak sering bangun saat tidur.
Jangan main catur, Mahjong, permainan papan atau permainan komputer sebelum tidur; Hal ini dapat mempengaruhi tidur akibat stimulasi otak dan saraf.
Jangan membuat kebiasaan begadang, yang bisa mengganggu jam biologis tubuh.
Jangan bicara terlalu banyak sebelum tidur. “Tidur dalam keheningan,” matikan telepon, dan biarkan pikiran menjadi tenang dan damai.
Jangan khawatir, terlalu banyak pikirkan, bersemangat, atau marah sebelum tidur.
Jangan menyimpan jam alarm di kamar tidur untuk mencegah suara “berdetak” mempengaruhi tidur Anda.
Jangan minum pil tidur jika Anda hamil, wanita menyusui, orang tua, atau jika Anda memiliki penyakit jantung, hati, atau ginjal, gangguan tidur, atau masalah minum. (ran)
Epochtimes.id- Presiden Amerika Serikat Donald Trump kepada para pemimpin Asia yang menghadiri pertemuan puncak Tahunan APEC yang diadakan di Vietnam mengatakan Amerika Serikat tidak akan lagi mentolerir pelanggaran perdagangan terhadap Amerika Serikat.
Trump mengatakan Amerika Serikat selama bertahun-tahun membuka ekonominya ke negara-negara asing dengan sedikit pembatasan. Namun demikian negara lain belum membuka pasar mereka. Hal ini menyebabkan ketidakseimbangan yang besar dalam perdagangan.
Ketidakseimbangan perdagangan terbesar Amerika adalah dengan Tiongkok. Sementara Amerika Serikat mengekspor barang senilai $ 115 miliar ke Tiongkok, sedangkan Tiongkok mengimpor barang hampir $ 462 miliar. Perdagangan ini menyebabkan defisit perdagangan sebesar $ 347 miliar.
Tapi Tiongkok bukanlah satu-satunya negara. Dengan negara tuan rumah APEC tahun ini, Vietnam, misalnya, Amerika Serikat memiliki ketidakseimbangan perdagangan hampir $ 30 miliar pada tahun lalu.
Dengan Malaysia, Amerika Serikat memiliki ketidakseimbangan perdagangan sebesar $ 17,5 miliar, dengan Thailand $ 15 miliar, dan Indonesia hanya $ 10 miliar.
“Kami menganut prinsip WTO dalam melindungi kekayaan intelektual dan memastikan akses pasar yang adil dan setara. Mereka terlibat dalam produk dumping, subsidi barang, manipulasi mata uang, dan predator kebijakan industri,” kata Trump.
Presiden Trump mengatakan bahwa praktik ini melukai pekerja, pabrik, dan industri di Amerika Serikat serta di negara lain.
“Meskipun bertahun-tahun memiliki janji yang tak ditepati, kami diberitahu bahwa suatu saat nanti semua orang akan bersikap adil dan bertanggung jawab. Orang-orang di Amerika dan seluruh wilayah Indo-Pasifik telah menunggu hari itu untuk datang. Tapi tidak pernah, “kata Trump.
Trump mengatakan Amerika Serikat tidak akan lagi mentolerir “penyalahgunaan perdagangan kronis,” dan mengatakan bahwa ketidakseimbangan perdagangan saat ini tidak dapat diterima.
Namun, dia tidak menyalahkan negara-negara Asia karena telah mengambil keuntungan dari Amerika Serikat.
Sebaliknya, dia menyalahkan administrasi Amerika Serikat sebelumnya karena tidak melakukan apapun tentang hal itu.
“Jika perwakilan mereka bisa lolos, mereka hanya melakukan pekerjaan mereka. Saya berharap pemerintahan sebelumnya di negara saya melihat apa yang terjadi dan melakukan sesuatu tentang hal itu. Mereka tidak melakukannya, tapi saya akan melakukannya, “katanya.
Trump mengatakan mulai sekarang perdagangan akan dilakukan secara adil dan setara, dan Amerika Serikat tidak akan dimanfaatkan lagi.
“Saya selalu akan menempatkan Amerika dengan cara yang sama seperti yang saya harapkan dari Anda di ruangan ini untuk menempatkan negara Anda terlebih dahulu,” katanya.
Trump mengatakan bahwa dia terbuka untuk membuat perjanjian perdagangan bilateral dengan negara Indo-Pasifik yang akan mematuhi prinsip perdagangan yang adil dan timbal balik.
Menurut Trump, kesepakatan semacam itu akan didasarkan pada “saling menghormati dan saling menguntungkan.”
“Kami akan menghormati independensi dan kedaulatan Anda. Kami ingin Anda menjadi kuat, makmur, dan mandiri, berakar pada sejarah Anda, dan berkembang menuju masa depan,” kata Trump. (Sinatra/asr)
Kepiting kelapa telah difilmkan secara sistematis menguntit, membunuh dan memakan burung laut dalam perilaku yang mengejutkan para ilmuwan dalam serangan yang dihitung yang telah digambarkan sebagai ‘mengerikan’.
Kepiting yang mematikan memanjat pohon dan merangkak naik burung laut yang sedang tidur di sarangnya di Kepulauan Chagos terpencil di Samudra Hindia.
Ini kemudian mencakar dengan cakar kuatnya, yang memiliki kekuatan rahang singa, pada dalam burung, memecahkan sayapnya dan mengirimkannya menabrak pohon ke pasir di bawahnya.
Crustacean pembunuh itu mengikuti burung yang terluka dan berjuang dengan mematahkan sayapnya yang satunya saat burung itu menerjang mati-matian dan berdecak kaget.
Begitu burung itu terbaring tak berdaya di tanah, lima kepiting kelapa lainnya tiba dan merobek-robek burung itu.
Peneliti Mark Laidre dari Dartmouth College, New Hampshire di Amerika, memfilmkan pemandangan mengerikan yang dapat memberi penerangan baru pada perilaku spesies ini dan dia berbicara dengan New Scientist tentang penemuan yang luar biasa tersebut.
Penemuan Laidre menunjukkan untuk pertama kalinya bahwa makhluk besar ini dapat secara aktif berburu binatang bertulang belakang yang besar, dan mengatakan mungkin kepiting tersebut mendominasi ekosistem pulau mereka.
Terletak di wilayah Samudra Hindia yang luas antara Afrika Timur dan ujung selatan Asia, Chagos sangat ideal untuk mempelajari kepiting kelapa ini.
Ia dilindungi oleh salah satu cagar laut terbesar di bumi sehingga lingkungannya bersih dan menyediakan rumah bagi banyak kepiting kelapa.
Seorang peneliti di Jepang membuktikan tahun lalu bahwa kepiting kelapa bisa mencubit dengan kekuatan hingga 3.300 newton, lebih kuat dari krustasea lainnya dan sebanding dengan gigitan predator besar, seperti singa.
Shin-ichiro Oka di Pusat Penelitian Asisten Churashima di Jepang mengatakan, “Cakar kepiting kelapa bisa menghasilkan kekuatan 80 sampai 100 kali massa tubuh mereka.”
“Kepiting di video nampaknya sekitar 2 kilogram, jadi bisa dengan mudah mematahkan tulang burung itu.”
Kepulauan Chagos mencakup lebih dari 60 pulau tropis tropis di Samudera Hindia sekitar 500 kilometer selatan Maladewa.
Inggris dan Maladewa memperebutkan kedaulatan mereka.
Secara resmi berada di bawah kendali Inggris, Chagos adalah rumah bagi orang-orang yang berbicara Creole selama lebih dari 150 tahun sampai Inggris mengusir mereka antara tahun 1967 dan 1973 untuk memungkinkan Amerika membangun pangkalan militer di Diego Garcia, pulau Chagos terbesar.
Sejak tahun 1971, hanya atol Diego Garcia yang dihuni, dan hanya oleh personil militer dan sipil yang dikontrak.
Sebuah jajak pendapat umum PBB pada bulan Juni melihat delegasi mendukung resolusi yang didukung oleh Mauritania untuk mencari pendapat penasihat dari International Court of Justice (ICJ) mengenai status hukum Kepulauan Chagos tersebut. (ran)
Epochtimes.id- Pemerintah Amerika Serikat pada 2 November lalu mengumumkan pemutusan hubungan transaksi keuangan dengan Bank of Dandong yang terlibat dalam pencucian uang Korea Utara.
Baru-baru ini media AS melaporkan bahwa Bank of China berada di belakang layar peristiwa tersebut.
VOA pada 10 November melaporkan bahwa Kementerian Keuangan AS telah mengumumkan pemutusan hubungan transaksi keuangan dengan Bank of Dandong yang terlibat dalam pencucian uang dan pembayaran ilegal untuk Korea Utara. Bank tersebut kemudian menjadi fokus perhatian dunia.
Tetapi ahli urusan Tiongkok di Amerika, Gordon Chang mengatakan, Bank of Dandong hanya seekor ikan teri, Bank besar BUMN Tiongkok juga terlibat.
Tahun 2016, Laporan PBB menuding Bank of China membantu Korea Utara melakukan pencucian uang.
“Kabarnya, Bank tersebut juga yang diduga membantu sebuah perusahaan pelayaran Singapura untuk memalsukan laporan keuangan, sebagai upaya untuk memperlancar pengiriman rudal nuklir dan senjata lainnya ke Korea Utara,” kata Gordon Chang.
“Di masa lalu, Bank milik Tiongkok terbesar yang telah memutuskan hubungan transaksi keuangan dengan Korea Utara itu diam-diam dinormalisasikan kembali di saat pemerintah AS lemah dalam pemantauan. Itu terjadi secara berulang,” jelas Chang.
“Bank of China itu dikendalikan oleh pemerintah, mereka bisa melakukan pemindahan dana dari satu rekening ke rekening lainnya. Oleh sebab itu, kita membutuhkan pandangan yang lebih luas untuk menilai Bank of China dan transaksi kotor ini,” katanya.
Pada Juni tahun ini, Bank of Dandong sudah dimasukkan oleh pemerintah Amerika Serikat ke dalam daftar Bank yang melakukan pencucian uang.
Bank tersebut telah beroperasi sejak Desember 1993 setelah memperoleh izin Bank Sentral Tiongkok, ia merupakan Bank komersial lokal yang berkantor pusat di kota perbatasan Dandong, Liaoning.
Kota Dandong adalah pusat transaksi perdagangan Tiongkok – Korea Utara.
Menurut data yang dirilis Kantor Dinas Perdagangan setempat, perdagangan Dandong dengan Korea Utara menyumbang sekitar 40% dari volume perdagangan antara Tiongkok dan Korea Utara.
Sedangkan jumlah barang yang dikirim melalui pelabuhan Dandong menyumbang sekitar 80% dari total perdagangan Tiongkok dengan Korea Utara.
Survei Jaringan Penegakan Kejahatan Keuangan AS, FinCEN (Financial Crimes Enforcement Network) menunjukkan bahwa Bank of Dandong menyediakan fasilitas pencucian uang untuk kegiatan ilegal Korea Utara.
Bank ini juga disebut memberikan layanan perdagangan berjumlah jutaan dolar Amerika Serikat kepada perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam program senjata pemusnah massal Korea Utara dan rudal balistik.
Bank-bank di Tiongkok telah memainkan peran sebagai pintu keluar masuknya dana Korea Utara.
Pada 18 September, Bank Sentral menginstruksikan Bank-Bank Tiongkok untuk menghentikan pemberian pelayanan keuangan kepada pelanggan Korea Utara dan secara bertahap menghentikan pinjaman kepada pelanggan lama. Selain itu secara ketat menerapkan resolusi PBB mengenai sanksi terhadap Korea Utara.
Belum lama ini, pemerintah Trump berulang kali meminta Beijing untuk membantu memotong dana yang mengalir ke pundi-pundi sang diktator Kim Jong-un sebagai upaya untuk menghentikan kegiatan pengembangan senjata nuklir Korea Utara.
Pada Agustus tahun ini, Kantor Pengendalian Aset Asing (OFAC, Office of Foreign Assets Control) yang bernaung di bawah Kementerian Keuangan AS telah memasukkan 6 perusahaan BUMN Tiongkok dan seorang warganegara Tiongkok yang diduga mendukung program senjata nuklir Korea Utara ke dalam daftar menerima sanksi. (Sinatra/asr)
EpochTimesId – Beijing memang mengadakan upacara penyambutan ‘sekelas kaisar’ untuk menerima kunjungan kenegaraan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, baru-baru ini. Namun perlakuan tersebut belum tentu akan mempengaruhi kebijakan perdagangan Trump terhadap Tiongkok.
Lingkaran perdagangan AS memprediksikan bahwa, kecuali pemerintah Tiongkok bersedia mengambil tindakan dramatis terhadap isu Korea Utara, jika tidak, Trump bisa saja melakukan aksi banting setir dalam menangani kebijakan perdagangan dengan Tiongkok.
Xi Jinping dan Donald Trump telah menyaksikan penandatangan perjanjian komersial yang bernilai total $US 250 miliar. Beberapa jam setelah Trump meninggalkan Beijing, pihak berwenang Tiongkok telah mengumumkan sebuah kebijakan baru yang terkait pelonggaran pembatasan kepemilikan saham asing di sektor keuangan Tiongkok.
Langkah ini sudah lama ditunggu perusahaan keuangan asing. Pejabat berwenang Tiongkok mengatakan, Beijing sudah melakukan upaya maksimal untuk memenuhi aspirasi Washington, bahkan mengorbankan hubungan dengan Korea Utara. Namun, mereka berharap mudah-mudahan Trump tidak meminta lebih banyak.
Reuters melaporkan, Beijing secara keliru percaya bahwa mereka sudah melakukan upaya maksimal dalam merespon kekhawatiran pemerintah AS. Namun, para pendukung Trump mungkin tidak akan puas dengan perkembangan dari pembukaan pasar Tiongkok dan tindakkan anti nuklir Korea Utara.
Direktur Kebijakan Global dari Carnegie – Tsinghua, Han Lei (Paul Haenle) mengatakan kepada Reuters bahwa pemerintah AS dapat beralih ke posisi yang jauh lebih ketat, yang akan mengejutkan Tiongkok.
Dalam akun Twiter Trump yang ditulis beberapa saat sebelum meninggalkan Beijing untuk menghadiri KTT APEC, dia kembali menegaskan bahwa ia tidak menyalahkan Tiongkok menyangkut difisit perdagangan AS-Tiongkok yang cukup besar.
“Saya tidak menyalahkan Tiongkok, karena itu terjadi atas ketidakmampuan pemerintah terdahulu yang memungkinkan Tiongkok berada di posisi yang lebih unggul dalam perdagangan dengan AS. Hal ini yang membuat Amerika Serikat kehilangan ratusan miliar dolar AS. Bagaimana Anda menyalahkan pihak Tiongkok yang berhasil mengungguli orang-orang bodoh itu? Dan saya pun demikian!” Tulis Trump.
Seorang sumber industri AS kepada Reuters mengatakan bahwa dari substansi ucapan Trump itu bisa disimpulkan bahwa dirinya tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. Sekaligus memperingati Tiongkok bahwa dia tidak akan menyerah kalah.
Sumber itu mengatakan, “Kecuali Tiongkok mengambil tindakan dramatis terhadap Korea Utara, jika tidak maka kebijakan perdagangan AS-Tiongkok bisa berbelok tajam, karena Amerika akan membanting setir”.
Selain itu, seorang sumber yang dekat dengan delegasi bisnis yang berkunjung ke Tiongkok mengatakan bahwa dalam beberapa minggu ke depan, Trump mungkin akan mengambil langkah lebih ketat dalam urusan perdagangan dengan Tiongkok.
Kekuatan para hawkish dalam pemerintah Trump menghadapi Tiongkok meningkat. The Washington Post melaporkan bahwa pemerintahan Trump secara perlahan tapi pasti akan membentuk posisi yang lebih militan sejalan dengan tradisi Partai Republik.
Selama kunjungan Trump ke Asia, ia akan melepaskan beberapa tanda perubahan, dan setelah kembali ke Washington nanti, ia akan melakukan tindakan nyata.
Para pejabat mengatakan bahwa melalui pemantauan selama berbulan-bulan, pemerintahan Trump sedang membentuk konsep diplomatik Indo-Pasifik untuk menanggapi ancaman Tiongkok.
Pejabat dan para ahli yang dekat dengan delegasi Trump mengatakan bahwa perubahan tersebut merupakan hasil dari peningkatan pengaruh hawkish dalam pemerintahan Trump untuk menghadapi Tiongkok. Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan kelompok tradisional dalam Partai Republik terus mengupayakan pengaruh mereka agar kebijakan Trump yang lebih tegas dan keras terhadap Tiongkok, terealisasi.
Beberapa kebijakan baru telah diintegrasikan Trump dalam pidatonya saat berkunjung di Asia. Di KTT APEC Da Nang, Vietnam, dalam menggambarkan visinya untuk mencapai wilayah Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka mengatakan, “Wilayah ini adalah wilayah dari beragam negara berdaulat dan independen dengan beragam budaya dan impian yang diharapkan dapat berkembang dalam situasi yang bebas dan damai”.
Pejabat Gedung Putih kepada Washington Post mengatakan, konsep diplomatik Indo-Pasifik itu menyatakan bahwa, “Kita baik dari Jepang sampai Samudera Hindia semuanya memiliki kepentingan yang sama, dan tidak pernah berubah”.
Tetapi konsep ini juga secara lebih eksplisit menjawab tantangan-tantangan yang ditimbulkan oleh Tiongkok.
AS akan melakukan pertemuan dengan Jepang, India dan Australia. Perdana Menteri Shinzo Abe menyebut aliansi keempat negara ini, adalah ‘Demokratik Berlian’.
Baru-baru ini, Trump banyak menempatkan para figur penyuka perang ke dalam tim kebijakan Asia-nya. Seperti Randall Schiriver, mantan pejabat pemerintahan Bush, kini dinominasikan sebagai pejabat puncak Pentagon untuk urusan Asia. Harry Harris dinobatkan sebagai duta besar untuk Australia.
Kemudian Mantan pejabat Gedung Putih Victor Cha bersiap untuk dinobatkan sebagai duta besar untuk Korea Selatan. Matthew Pottinger, direktur Dewan Keamanan Nasional Asia yang menganjurkan kebijakan yang lebih ketat terhadap Tiongkok, sedang memimpin peninjauan strategi Indo-Pasifik.
Rex Tillerson baru-baru ini juga telah mengambil sikap lebih keras terhadap Tiongkok. Ia dalam pidatonya di Pusat Studi Strategis Internasional bulan lalu mencerminkan pendirian yang lebih tegas daripada saat mengunjungi Beijing tahun ini.
Seorang peneliti dari Komite Hubungan Luar Negeri Urusan Tiongkok bernama Ely Ratner mengatakan, “Jangan tertipu oleh penampilan bahagia yang ditunjukkan Beijing. Administrasi Trump akhirnya berhasil merancang sebuah strategi Asia yang lebih komprehensif. Dan dilihat dari semua aspeknya, strategi ini memiliki sikap yang lebih keras dalam menghadapi Beijing”. (sin/waa)
EpochTimesId – Ketika petugas pemadam kebakaran di Indiana memasang kotak penyelamat bayi bernama ‘Safe Haven Baby’ tahun lalu, mereka berharap perangkat itu tidak akan pernah digunakan.
Tapi baru-baru ini, seorang bayi ditinggalkan di dalam kotak, dan kotak itu otomatis mengirim signal alarm ke nomor darurat 911. Dalam waktu kurang dari lima menit, responden pertama tiba.
Departemen Pemadam Kebakaran Coolspring Township memasang kotak bayinya pada 28 April 2016, seperti dilaporkan oleh WNDU. Perangkat ini dirancang untuk membuat bayi tetap hangat dan aman sebelum petugas tiba.
Kepala Departemen Pemadam Kebakaran Coolspring Township Coolspring Township, Mick Pawlik adalah orang pertama yang datang, disusul dengan mobil ambulan.
An infant was left in Michigan City's Safe Haven Baby Box late last night.https://t.co/8LCiUueRPB
“Ketika kotak ini dipasang, kami berharap itu tidak akan pernah digunakan, namun kami bersyukur bahwa itu ada untuk kasus seperti pada Selasa malam,” kata Pawlik. “Kami bersyukur bahwa ibu bayi ini memiliki pilihan ini dan membuat pilihan ini dan kami tetap memperhatikan kesehatannya.”
Kotak bayi ini adalah yang kedua di Amerika Serikat. Satu-satunya alat serupa terletak di Allen County di Departemen Pemadam Kebakaran Woodburn. Pembuat perangkat berharap, alat ini bisa menyebar luas, dipasang di seluruh Amerika dan bahkan seluruh dunia.
Indiana memiliki undang-undang yang memungkinkan ibu meninggalkan bayi tanpa takut dituntut, WGNTV melaporkan. Gubernur Indiana Eric Holcomb menandatangani sebuah undang-undang awal tahun ini yang mengizinkan agar kotak bayi dipasang di rumah sakit di seluruh negara bagian, WANE melaporkan.
#BREAKING: Sheriffs officials say a newborn infant was left in this baby box at Coolspring Township Volunteer Fire Department Tuesday night. Sheriffs say three fire dept. officials responded in under five minutes. #wsbt22pic.twitter.com/QrHCzx484p
Pembuat Safe Haven Baby Boxes mengatakan bahwa ada enam kasus bayi tahun ini ditinggal di dalam perangkatnya. Sementara itu, tidak ada kasus di Indiana tentang bayi yang ditinggalkan secara ilegal, WANE melaporkan. Safe Haven Baby Boxes adalah lembaga nirlaba yang membantu ibu dalam krisis, untuk menyerahkan bayi mereka.
Kotak bayi bekerja dengan mengirimkan alarm saat pintu dibuka. Alarm lain dikirim saat pintu tertutup. Di dalamnya ada tikar tahan api dan sistem kontrol iklim yang menjaga suhu sesuai kebutuhan bayi.
Pusat La Porte County 911, menerima alarm dan memberi tahu Departemen Anak-anak dan Layanan Keluarga Indiana dan kantor sheriff.
Pawlik membawa bayi itu ke rumah sakit Fransiskan St. Anthony di Michigan City. Polisi mengatakan bayi itu tampak sehat dan baik-baik saja.
Pencipta kotak itu, Monica Kelsey, punya alasan pribadi untuk membuat perangkat. Dia ditinggalkan di sebuah rumah sakit pada tahun 1973 saat dia baru berusia dua jam, NWI Times melaporkan.
“Hatiku penuh dengan gadis kecil ini yang akan melanjutkan hidupnya,” kata Kelsey. “Hatiku sakit juga bagi ibu ini.” (waa)
Epochtimes.id– Sebuah foto gajah yang terbakar di distrik Jhargram, West Bengal, India, memenangkan penghargaan pada sebuah kampanye fotografi konservasi satwa liar awal bulan ini.
Foto yang mengerikan, berjudul “Hell Is Here,” menunjukkan konflik antara gajah yang wilayahnya telah dirambah oleh manusia, dan warga yang mencoba melindungi pertanian mereka dari gajah yang berkeliaran.
“Bagi hewan-hewan sosial yang cerdas dan ramah yang telah menjelajahi benua ini selama berabad-abad, sekarang neraka dan di sini.”
Menurut Sanctuary Asia, India memiliki sekitar 60 persen populasi gajah Asia di dunia.
Fotografer Biplab Hazra mengatakan,” Jenis konflik ini terjadi di mana pun gajah berkeliaran, dari negara bagian timur Bengal Barat sampai ke hutan Saranda di negara bagian timur Jharkhand,” katanya kepada The New Indian Express.
“Tapi meledakkan kembang api dan melempar bola api ke kawanan gajah telah menjadi praktik umum di bagian Bengal Barat ini.”
Kompetisi fotografi ini digelar oleh majalah Sanctuary Asia, situs ini menyebutkan bahwa majalah konservasi dan satwa liar ini merupakan terkemuka di India.
Editor Sanctuary Asia, Anirudh Nair mengatakan majalah tersebut memberikan penghargaan tertinggi untuk foto Hazra sebagai cara untuk meningkatkan kesadaran tentang nasib gajah.
“Kami ingin meningkatkan kesadaran tentang praktik kekerasan terhadap gajah di Bengal Barat dan di bagian lain negara ini,” kata Nair kepada The New Indian Express. (asr)
EpochTimesId – Jennifer Appel, 48 tahun, dan Tasha Fuiaba, 26 tahun, bersama dua anjing mereka tersesat di laut selama lima bulan. Sebuah kapal penangkap ikan berbendera Taiwan menemukannya, dan akhirnya mereka berhasil diselamatkan.
Setidaknya mereka menjadi berita utama sejak Angkatan Laut Amerika Serikat menjemput mereka pada 25 Oktober 2017.
Tapi setelah beberapa wawancara, para wanita menggambarkan sebuah cerita yang sangat berbeda. Salah satu yang mencakup beberapa klaim yang diperdebatkan, tapi juga salah satu yang mungkin telah terdistorsi oleh media.
Sekarang mereka mengatakan bahwa mereka tidak hilang dan satu-satunya alasan mereka membutuhkan penyelamatan adalah karena mereka mengira awak kapal Taiwan ingin membunuh mereka.
“Kami tidak pernah ‘tersesat di laut.’ Kami tahu di mana kita berada sepanjang waktu,” kata Appel kepada NBC News.
“Sementara media menggambarkan penyelamatan dengan kapal penangkap ikan Taiwan, sebenarnya mereka adalah alasan mengapa kami meminta bantuan.”
“Kapal penangkap ikan Taiwan tidak berencana menyelamatkan kami,” lanjutnya. “Mereka mencoba membunuh kami pada malam hari.”
Appel mengatakan bahwa kapal penangkap ikan tersebut menempatkan mereka di belakangnya. Namun, mereka juga sengaja menabrak kapal mereka. Dia juga menjelaskan bahwa dia naik ke kapal penangkap ikan dan menggunakan telepon satelitnya untuk meminta bantuan.
“Saya bisa naik papan selancar dan naik ke kapal mereka, melakukan panggilan telepon yang sebenarnya. Karena tidak ada yang berbicara bahasa Inggris, lebih mudah dan lebih aman bagi saya untuk menyampaikan informasi tersebut ke sektor Penjaga Pantai AS bahwa kami dalam bahaya tanpa mereka menyadari apa yang kami katakan,” katanya.
Itu sesuai dengan beberapa klaim wanita sebelumnya. Setelah mereka dijemput oleh USS Ashland, Appel mengatakan bahwa mereka mengira mereka akan meninggal dalam waktu 24 jam. Tapi dia tidak mengatakan itu karena mereka tersesat.
Mereka mengatakan bahwa mereka telah mengkonsumsi 90 persen dari persediaan makanan mereka, tapi itu masih cukup untuk beberapa minggu. Mereka juga tidak menggunakan suar darurat yang mereka pakai selama lima bulan, yang akan membuat mereka tidak menganggap diri mereka dalam bahaya.
Appel juga menjelaskan bahwa mereka tidak menggunakan suar setelah merasa terancam oleh kapal penangkap ikan karena menggunakannya akan memperingatkan kapten kapal tersebut.
Sebenarnya, di salah satu komentar Fuiaba pertama yang tercatat, dia menyebutkan kekhawatiran terbesar mereka adalah para awak kapal penangkap ikan.
“Kami pikir kami mengalami hal buruk sepanjang perjalanan dan kemudian 24 jam ditarik, Nak Anda tidak, itu adalah saat paling menakutkan dalam keseluruhan perjalanan,” katanya saat prajurit Angkatan Laut mewawancarai mereka di Ashland.
Namun beberapa klaim lain yang dibuat wanita tersebut masih diragukan dan menjadi perdebatan.
Para wanita ini berlayar dari Hawaii pada tanggal 3 Mei 2017. Appel mengaku bahwa pada hari pertama mereka diterpa badai selama dua malam dan tiga hari. Badai itu diperkirakan memiliki kecepatan angin 64-72 mph dan menyebabkan ombak setinggi 37-52 kaki.
Tapi ahli meteorologi tidak mendeteksi adanya badai di sekitar Hawaii pada hari itu atau kapan saja selama beberapa hari berikutnya, Fox melaporkan.
“Saya mengerti cerita ikan. Saya percaya bahwa penasehat badai yang oleh Penjaga Pantai AS mengatakan bahwa mereka mengeluarkan … diantisipasi lebih kecil daripada beberapa keributan yang kami lihat. Jika Anda Di sana, Anda akan mengatakan hal yang sama dengan yang saya lakukan. Benar-benar terasa jauh lebih besar,” ujar Appel kepada NBC, Rabu (8/11/2017).
Dua wanita itu bertemu di akhir tahun 2016. Seminggu kemudian mereka memutuskan untuk melakukan perjalanan bersama. Mereka ingin berlayar ke Tahiti di atas kapal Appel, Sea Nymph, dan kemudian melakukan perjalanan ke Pasifik Selatan. Fuiaba belum pernah melakukan perjalanan berlayar sebelum itu.
Mereka membawa dua penjernih air, makanan selama enam bulan, dan membawa dua ekor anjing mereka. Appel mengatakan salah satu penjernih air rusak dan mereka menggunakan suku cadang nya untuk memperbaiki kinerja penjernih yang tidak rusak.
Penjaga Pantai menghubungi radio dengan kapal yang mengidentifikasi dirinya sebagai Sea Nymph pada bulan Juni 2017 di dekat Tahiti. Kapten mengatakan mereka tidak dalam kesulitan dan diharapkan bisa bersandar di pantai pada hari berikutnya.
Tapi para wanita mengatakan bahwa mereka tidak pernah sampai di Tahiti, karena mereka terseret arus 10 knot yang mendorong mereka ke barat, menjauh dari tujuan mereka, sementara mesin mereka hanya bisa menghasilkan kecepatan empat knot untuk mendorong kapal menuju daratan.
Appel mengatakan bahwa akun mereka akan dikonfirmasi dengan catatan GPS mereka setelah kapal mereka ditemukan kembali. Dia mengatakan bahwa sekitar tanggal 25 Mei 2017 mereka menghadapi badai yang membanjiri pengapian mesin sehingga mereka tidak dapat menghidupkannya.
Tapi itu tetap saja tidak membuat mereka mengaktifkan suar mereka. Appel mengatakan kepada The Associated Press bahwa dia mengira suar hanya boleh digunakan jika seseorang dalam bahaya meninggal dalam waktu 24 jam.
“Lambung kapal kami padat, kami mengambang, kami memiliki makanan, kami memiliki air, dan kami memiliki kapasitas bermanuver yang terbatas,” katanya. “Semua benda itu tidak mengisyaratkan bahwa kami akan mati.”
Tidak jelas siapa yang naik ke kapal penangkap ikan Taiwan dan apa sebenarnya yang mereka lakukan saat menemukan kapal Nymph pada 24 Oktober 2017, pada posisi 900 mil tenggara Jepang – lebih dari 3.000 mil di sebelah barat Hawaii.
Meskipun terlihat seperti wanita benar-benar senang melihat Angkatan Laut menjemput mereka keesokan harinya. (waa)
EpochTimesId – Gumpalan awan mengandung materi radioaktif terdeteksi di langit negara-negara Eropa. Awan tersebut terdeteksi di 28 negara, seperti dikutip dari NTD.tv, Sabtu (11/11/2017).
Awan radioaktif pertama kali terdeteksi di Italia, pada 3 Oktober 2017. Awan radioaktif kemudian menghilang, namun asal-usulnya berhasil dilacak, yaitu dari perbatasan antara Rusia dan Kazakhstan.
Wilayah ini diketahui mengandung fasilitas nuklir, dan telah menjadi lokasi beberapa slip-up nuklir, termasuk sebuah kecelakaan nuklir berskala besar pada tahun 1957 yang menyaingi insiden 2011 di Fukushima, dan bencana Chernobyl pada tahun 1986.
Sebuah fasilitas di wilayah itu juga digunakan untuk mengubah bahan bakar nuklir bekas menjadi bahan senjata nuklir selama Perang Dingin. Tapi pencarian asal usul awan radioaktif belum berakhir.
“Ini adalah tingkat radioaktivitas yang sangat rendah dan tidak menimbulkan masalah bagi kesehatan dan lingkungan di Eropa,” kata Jean-Christophe Gariel, direktur kesehatan di Radioprotection and Nuclear Safety Institute di Perancis.
Gariel mengatakan bahwa pejabat keselamatan Rusia tidak membantah data tersebut. Namun mereka mengatakan bahwa mereka tidak mendengar ada berita tentang kecelakaan di pabrik mana pun.
Radioaktivitas ditunjukkan oleh monitor yang menyerap isotop ruthenium-106 di udara.
“Ini adalah isotop yang tidak biasa. Saya tidak berpikir kita akan melihatnya lagi, setelah kecelakaan Chernobyl,” kata Anders Ringbom, direktur riset Swedish Defense Research Agency, melalui NPR.
Menurut NPR, orang-orang yang berada dalam jarak beberapa kilometer dari pelepasan isotop itu disarankan untuk mencari perlindungan.
Gariel mengatakan bahwa pihak berwenang Prancis akan melakukan pemeriksaan acak terhadap makanan dan produk terkait dari wilayah tersebut.
“Jika itu terjadi di Prancis, kami akan mengambil tindakan untuk melindungi populasi dalam radius beberapa kilometer,” kata Gariel.
Gariel berpikir bahwa ukuran pelepasan itu menunjukkan adanya kecelakaan. Analisis oleh Radioprotection dan Nuclear Safety Institute menunjukkan bahwa hal itu dapat menjadi pengolahan ulang bahan bakar nuklir untuk tujuan medis, menurut laporan NPR.
“Ini bukan limbah dari program resmi, kami yakin tentang itu,” ujar Gariel. (waa)
Di luar penandatanganan kesepakatan dan jabat tangan perjalanan Presiden Donald Trump ke Tiongkok adalah konflik yang mendidih yang memiliki sedikit pilihan win-win.
Mendampingi Trump ke Beijing adalah 29 pemimpin bisnis A.S. yang akan berjemur di lingkungan yang bersahabat saat pemimpin Trump dan Tiongkok Xi Jinping membungkus bendera mereka seputar karunia kesepakatan bisnis yang telah dinegosiasikan sebelumnya.
Manfaat sebenarnya dari perjalanan tersebut, bagaimanapun, adalah pertemuan tatap muka antara Trump dan Xi. Pertemuan tersebut akan membantu setiap pemimpin untuk menilai keputusan orang lain dan menghindari salah perhitungan mengenai masalah yang memecah belah.
Kunjungan ke Tiongkok terjadi di pertengahan perjalanan dua hari Trump di Asia Timur, yang dimulai dengan pemberhentian di Jepang dan Korea Selatan dan akan melanjutkan perjalanan ke Vietnam dan Filipina.
Menurut pejabat senior pemerintah A.S. yang menangani wartawan di Jepang pada 5 November, perjalanan tersebut memiliki tiga tujuan utama: untuk memperkuat tekad internasional untuk melakukan denuklirisasi Korea Utara, untuk mempromosikan wilayah Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka, dan untuk memajukan kemakmuran Amerika.
Kerjasama Tiongkok adalah kunci untuk melangkah maju pada ketiga tujuan tersebut, namun pada masing-masing, Amerika Serikat dan Tiongkok memiliki perspektif yang sangat berbeda.
Korea Utara
Trump telah membuat kemajuan lebih dari presiden sebelumnya untuk membuat Tiongkok mendukung dan memberlakukan sanksi terhadap Korea Utara.
Tapi kedua negara memiliki pandangan yang berbeda terhadap konflik dan bagaimana mengatasinya.
Rejim Tiongkok difokuskan untuk mencegah perang di Semenanjung Korea dan ingin Amerika Serikat mundur dari ancaman kekuatan, yang pada dasarnya akan membuat Korea Utara bebas untuk melanjutkan program senjata nuklirnya.
Beijing juga ingin mempertahankan baterai rudal dan radar anti-balistik A.S. yang akan dikirim ke Korea Selatan, dan mencegah aliansi militer trilateral antara Jepang, Korea Selatan, dan Amerika Serikat.
Beijing mencetak kemenangan di dua front tersebut pekan lalu, ketika Xi menyelesaikan kebuntuan selama setahun dengan Korea Selatan dengan meminta Presiden Moon Jae-in untuk menyetujui “tiga tidak ada” nya: tidak ada penerapan THAAD tambahan, tidak ada aliansi militer trilateral, dan tidak ada partisipasi dalam pertahanan rudal terpadu.
Rezim Tiongkok ingin menjadikan Korea Utara sebagai penyangga antara wilayahnya dan Korea Selatan sekutu AS. Amerika Serikat ingin Korea Utara diserap oleh Korea Selatan yang demokratis dan makmur.
Meskipun ada perbedaan ini, mungkin ada persamaan umum yang sebenarnya terjadi di Korea Utara.
Selama beberapa dekade, rezim Tiongkok telah mempromosikan militer Korea Utara, termasuk program rudal dan nuklir negara yang lebih kecil. Menurut pejabat senior pemerintah, Amerika Serikat meyakini Tiongkok sekarang memandang Korea Utara sebagai tanggung jawab strategis yang berat.
Trump akan meminta Xi agar Tiongkok melampaui sanksi yang disetujui U.N. dalam menyangkal sumber ekonomi rezim Korea Utara yang dibutuhkan untuk menopang dirinya.
Laut Tiongkok Selatan
Ada juga pertentangan pandangan pada Laut Tiongkok Selatan, di mana rezim Tiongkok menegaskan hak bersejarah atas petak samudra yang luas yang membentang ke sebagian besar wilayah ekonomi eksklusif Brunei, Indonesia, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam.
Kebijakan utama Asia baru oleh Pemerintahan Trump – sebuah wilayah Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka – bertujuan untuk mempromosikan pasar bebas dan terbuka, dan navigasi terbuka perairan internasional.
Kebijakan itu sangat penting bagi negara-negara perdagangan yang berbagi laut dan lainnya yang melakukan perdagangan melaluinya, termasuk Amerika Serikat.
“Amerika Serikat adalah kekuatan Indo-Pasifik. Kami sudah satu sejak awal republik kami,” kata pejabat senior pemerintah tersebut.
“Keamanan dan kemakmuran kita bergantung pada Amerika Serikat yang menjaga akses arus perdagangan bebas ke kawasan ini,” kata pejabat tersebut.
Dimana Amerika Serikat ingin mempertahankan perairan terbuka, Tiongkok berharap bisa menjadi penguasa di Asia Pasifik.
Namun, tujuan itu, dan keseluruhan ekonomi Tiongkok, membutuhkan arus dolar AS.
Kemakmuran Amerika
Di sinilah Amerika Serikat masih memiliki pengaruh yang signifikan, yang menurut para ahli penting untuk tujuan ketiga perjalanan Trump: memajukan kemakmuran Amerika. Tujuan ini, kata mereka, adalah di mana kedua negara tersebut memasuki kontes yang lebih sulit.
Di permukaan, Trump dan Xi akan merayakan kesepakatan perdagangan yang akan memberi penampilan kerjasama antara kedua raksasa ekonomi tersebut.
Sebenarnya, bagaimanapun, Amerika Serikat harus menyadari bahwa Tiongkok komunis tidak dapat menjadi sekutu, menurut Derek Scissors, seorang ilmuwan warga American Enterprise Institute.
“Kita berada dalam konflik mendasar dengan orang Tiongkok, dan perlu diakui,” kata Scissors.
Pertumbuhan ekonomi Tiongkok didorong oleh kebijakan yang melemahkan daya saing ekonomi A.S., termasuk melanggar kesepakatan perdagangan internasional, mencuri kekayaan intelektual, melakukan pembajakan yang merajalela, dan menjaga pasarnya tetap tertutup atau menghalangi impor A.S.
Tanggapan Amerika Serikat sampai saat ini? Menyedihkan, kata Scissors.
Kebijaksanaan konvensional berpendapat bahwa Amerika Serikat akan membungkuk pada isu-isu perdagangan untuk mendapatkan bantuan rezim Tiongkok dengan Korea Utara, tapi itu bukan bagaimana pemerintah Trump telah bicarakan sebelum mencapai puncaknya di Beijing.
“Saya tidak mengantisipasi keseimbangan perdagangan,” kata pejabat senior pemerintah A.S. “Amerika Serikat tidak akan menukarkan kepentingan kita dengan perdagangan untuk membuat keuntungan dengan melakukan apa yang seluruh dunia lakukan, kurang lebihnya, berkewajiban untuk melakukannya, dan hal itu mengandung dan menghadapi ancaman dari Korea Utara.”
Amerika Serikat memiliki beberapa keuntungan besar dalam negosiasi apapun dengan Tiongkok, menurut Gordon Chang, penulis “The Coming Collapse of Tiongkok.” Ini termasuk mendongkrak akses ke ekonomi A.S. dan sistem keuangan AS.
Sehari sebelum Trump pergi dalam perjalanan ke Asia, Amerika Serikat melarang Bank Dandong Tiongkok dari akses ke sistem keuangan A.S. karena telah melakukan pencucian uang untuk warga Korea Utara.
Ini dibaca oleh banyak orang sebagai tembakan melewati panah Tiongkok, memperingatkan mereka tentang keperluannya bekerja sama di Korea Utara dan kerentanan sistem keuangan Tiongkok.
Pemutusan Bank Tiongkok dari sistem keuangan A.S. bisa membunuh mereka, kata Chang.
“Jika Anda menyingkirkan bank-bank Tiongkok, Anda akan mengguncang sistem keuangan Tiongkok,” katanya.
Scissors mengatakan bahwa tanpa akses ke dolar A.S., Tiongkok tidak dapat melakukan transaksi internasional untuk membeli minyak dan sumber daya penting lainnya.
Dalam negosiasi dengan Xi, Trump perlu menyampaikan bahwa dia memiliki kemauan politik untuk mengambil tindakan yang akan membuat Tiongkok membayar jika tidak mengubah praktik perdagangan sepihaknya.
Rebalancing Perdagangan
Trump berjanji untuk menyeimbangkan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok disertai dengan risiko kuat bagi rezim Tiongkok, kata Scissors.
Scissors membuat sketsa dua skenario untuk mencapai rebalancing: memberi sanksi kepada perusahaan Tiongkok atau melembagakan sertifikat impor.
Scissors mengatakan sanksi harus mencakup seluruh sektor ekonomi Tiongkok, contohnya seperti semua perusahaan telekomunikasi, agar efektif. Sanksi bahkan mungkin perlu dilakukan pada berbagai sektor.
“Jika kita memberi sanksi pada beberapa sektor, maka kita benar-benar membicarakan sesuatu yang menyakitkan,” kata Scissors.
Pilihan yang lebih sangat efektif adalah dengan cepat menyeimbangkan perdagangan melalui sertifikat impor, sebuah mekanisme yang diajukan oleh investor Warren Buffett pada tahun 2003.
Untuk setiap dolar produk yang diekspor perusahaan, mereka mendapatkan sertifikat yang memungkinkan mereka mengimpor jumlah dolar yang sama dengan barang. Mereka juga bisa menjual sertifikat kepada orang lain yang perlu mengimpor barang.
Kebijakan tersebut dapat dengan cepat menyeimbangkan defisit A.S. dengan Tiongkok – yang menyumbang hampir setengah dari $737 miliar defisit perdagangan AS pada barang pada tahun 2016 – dan menghancurkan cadangan dolar AS Tiongkok.
“Tiongkok sama sekali tidak mampu sekarang,” kata Gunting. “Tidak ada yang setara dengan Tiongkok.”
“Orang Tiongkok dapat melukai beberapa perusahaan besar Amerika dan mungkin pasar saham Amerika, namun mereka tidak dapat mengancam untuk mengganggu stabilitas sistem keuangan AS. dengan cara yang sama seperti yang dapat dilakukan A.S. ke Tiongkok,” katanya.
Chang berkata, “Jika Anda menekan ekonomi Tiongkok dari batas tersebut, sistem politik Tiongkok tidak akan terlalu jauh ketinggalan. Jadi Presiden Trump bisa membuat Xi Jinping gulung tikar.”
Trump sangat tidak mungkin akan melakukan tindakan semacam itu dalam waktu dekat, bagaimanapun, kata Scissors. (ran)
Epochtimes.id- Arab Saudi melancarkan serangan militer terhadap kementerian pertahanan Yaman di Ibu Kota Sanaa, pada Jumat (10/11/2017). Laporan demikian disampaikan oleh kantor berita AFP.
“Ada dua sampai tiga serangan terhadap Kementerian Pertahanan,” kata wartawan lokal Hassain Abukhaiti mengatakan kepada media Rusia, RT.
“Salah satu rudal menghantam sebuah rumah di dekat gedung tersebut,” katanya.
“Sebuah keluarga tinggal di sana,” tambah wartawan itu. “Rumah itu telah hancur. Kemungkinan besar seluruh keluarga terbunuh,” lanjutnya.
#BREAKING Saudi-led strikes target defence ministry in Yemeni capital say witnesses
Kejadian ini terjadi setelah ada laporan menyebutkan bahwa Iran telah membuat rudal balistik yang ditembakkan oleh pemberontak Yaman ke Riyadh, ibukota Saudi, beberapa hari yang lalu.
Media milisi Syiah Houthi, Al-Masirah yang dilansir Al Arabiya juga melaporkan dua serangan udara tersebut.
Komandan untuk Asia barat daya di Komando Pusat Angkatan Udara Amerika Serikat, Jeffrey Harrigian mengatakan kepada wartawan saat berkunjung ke Dubai bahwa penting untuk menemukan solusi diplomatik terhadap ketegangan yang melanda Lebanon daripada berperang.
“Apa yang telah kita lihat, jelas dari hasil serangan rudal balistik, bahwa telah ada tanda-tanda Iran berkaitan rudal tersebut yang telah dipertontonkan,” kata Harrigian, menurut Reuters.
“Bagi saya yang menghubungkan titik-titik ke Iran dalam hal siapa yang menyediakan rudal dan memiliki kemampuan itu.”
Sementara itu, Arab Saudi telah menuduh Lebanon dan gerakan Hizbullah menyatakan perang terhadapnya. Riyadh telah menyarankan warga Saudi untuk tidak melakukan perjalanan ke Lebanon. Bahkan Arab Saudi juga memerintahkan warga negaranya untuk keluar dari Lebanon.
“Sehubungan dengan Lebanon, saya pikir tujuannya adalah untuk mencoba menemukan solusi diplomatik,” kata Harrigian.
“Saya tidak ingin berbicara secara khusus bagaimana kerajaan Arab Saudi akan menghadapinya, tapi saya ingin berpikir bahwa kita akan dapat menemukan solusi untuk masalah itu yang memungkinkan usaha diplomatik daripada versus perang.” (asr)