Home Blog Page 1988

Warga Hong Kong Protes Peraturan Beijing Pada Perayaan 21 Tahun Kembalinya ke Tiongkok

0

Di Hong Kong, puluhan ribu aktivis pro-demokrasi dan mereka yang tidak puas dengan pemerintahan Beijing turun ke jalan pada 1 Juli untuk menyuarakan perlawanan mereka.

Para pengunjuk rasa, yang diperkirakan oleh penyelenggara berjumlah sekitar 50.000, menyerukan untuk “mengakhiri peraturan satu partai dan melawan kejatuhan Hong Kong.” Sentimen anti-Beijing dari massa tersebut dianggap paling kuat dalam beberapa tahun terakhir, sebuah pemandangan yang mencolok sangat berbeda dengan nada perayaan para pejabat Hong Kong yang bersidang untuk memperingati 21 tahun penyerahan Hong Kong dari Inggris ke Tiongkok pada tahun 1997.

Polisi Hong Kong memberikan angka yang jauh lebih rendah untuk aksi tersebut, sekitar 9.800.

Pawai 1 Juli telah menjadi kegiatan tahunan sejak 2003, ketika kerumunan besar 500.000 memprotes upaya Beijing untuk memasukkan klausul “anti-subversi” dalam Undang-undang Dasar Hong Kong, atau konstitusi, yang diyakini banyak orang akan mengarah pada penindasan kebebasan sipil.

Front Hak Asasi Manusia Sipil, sebuah organisasi Hong Kong yang pro-demokrasi, telah menjadi pengelola pawai sejak 2013.

Legislator Au Nok-hin, yang juga wakil ketua Front Hak Asasi Manusia Sipil, mengatakan bahwa pawai tersebut menyerukan untuk mengakhiri “kediktatoran satu partai” sambil menegakkan prinsip “satu negara, dua sistem,” kerangka kerja pemerintahan yang disepakati oleh Inggris dan Tiongkok yang akan memungkinkan kota tersebut dijalankan secara otonom. Namun, semakin banyak orang Hong Kong melihat pengaruh perambahan dari Beijing dalam beberapa tahun terakhir.

Anson Chan, mantan kepala sekretaris untuk pemerintah kolonial Inggris dan pemerintah Hong Kong setelah pengalihan kedaulatan ke Tiongkok, termasuk di antara mereka yang berpartisipasi dalam pawai 1 Juli tersebut.

“Dengan situasi saat ini di [Hong Kong], saya yakin banyak orang khawatir tentang masa depan kawasan ini. Jadi ada kebutuhan khusus bagi orang-orang untuk mengekspresikan pandangan mereka pada 1 Juli,” kata Chan dalam wawancara dengan The Epoch Times.

Chan menambahkan, “Saya pribadi berharap bahwa kepala eksekutif [kepala pemerintah Hong Kong] akan benar-benar menerapkan ‘satu negara, dua sistem … untuk mengamankan kebebasan dasar kami, semangat aturan hukum, dan cara hidup kami.”

protes aktivis hong kong
Praktisi Falun Gong memegang spanduk kuning raksasa yang menyerukan pemulihan budaya Tiongkok tradisional di Tiongkok di Hong Kong pada tanggal 1 Juli 2018. (Song Bilong / The Epoch Times)

Ikut serta dalam pawai adalah ratusan pengikut Falun Gong. Falun Gong, juga dikenal sebagai Falun Dafa, adalah latihan spiritual kuno dengan latihan meditasi dan ajaran moral sejati-baik-sabar.

Para praktisi dari Hong Kong dan negara-negara Asia di dekatnya bergabung dalam protes tersebut untuk menyerukan rejim Tiongkok mengakhiri penganiayaan terhadap para praktisi di daratan Tiongkok, yang telah dilecehkan secara sistematis, ditangkap, ditahan, dan disiksa sejak 20 Juli 1999. Mantan Ketua Partai Komunis Tiongkok, Jiang Zemin telah memerintahkan kampanye untuk menghapuskan latihan tersebut karena semakin populer, dengan perkiraan resmi sekitar 100 juta.

Ribuan praktisi dikonfirmasi telah meninggal saat di bawah penganiayaan, meskipun jumlah yang sebenarnya mungkin lebih tinggi karena sulitnya mendapatkan informasi sensitif dari Tiongkok, menurut Pusat Informasi Falun Dafa.

Seorang turis Tiongkok daratan bernama Yi, dari Provinsi Jiangsu, menyuarakan dukungannya untuk praktisi Falun Gong. “Jiang Zemin telah melakukan kejahatan besar. Dan dia harus dihukum,” kata Yi. (ran)

pawai hong kong
Praktisi Falun Gong memegang spanduk biru raksasa dengan kata-kata “Falun Dafa Baik” dalam sebuah parade di Hong Kong pada tanggal 1 Juli 2018. (The Epoch Times)

ErabaruNews

Serangan Teroris di Afghanistan Timur, 20 Orang Tewas

Epochtimes.id- Sebuah ledakan menghantam pusat kota Afghanistan timur Jalalabad pada Minggu (01/07/2018). Ledakan tersebut menewaskan sedikitnya 20 orang, termasuk beberapa anggota minoritas kecil, Sikh.

Ledakan terjadi beberapa jam setelah Presiden Ashraf Ghani membuka sebuah rumah sakit di Jalalabad. Ledakan menyebabkan kerusakan toko-toko dan bangunan di sekitar alun-alun Mukhaberat di kota itu seperti dituturkan juru bicara gubernur, Attaullah Khogyani.

Seorang politisi yang mewakili komunitas minoritas Sikh terbunuh dalam ledakan itu.

Para pejabat mengatakan Awtar Singh Khalsa, yang telah merencanakan untuk ikut dalam pemilihan parlemen bulan Oktober telah meninggal dunia.

Ghulam Sanayi Stanekzai, kepala polisi Nangarhar mengatakan ledakan itu disebabkan oleh seorang pembom bunuh diri yang menargetkan kendaraan yang membawa anggota minoritas Sikh yang melakukan perjalanan untuk bertemu dengan presiden.

Afghanistan adalah negara yang sangat Muslim tetapi sejumlah kecil umat Hindu dan Sikh tetap tinggal di negara tersebut.

Satu kursi di parlemen Afghanistan disediakan untuk anggota komunitas Sikh dan Hindu di negara itu.

Tetapi semakin banyak orang Sikh dan Hindu pindah ke India, tanah air spiritual mereka, karena penganiayaan.

Pejabat di Kedutaan Besar India di Kabul mengkonfirmasi kematian sepuluh anggota Sikh dan mengutuk “serangan teroris” di Jalalabad.

“Serangan itu menggarisbawahi perlunya perjuangan global bersatu melawan terorisme internasional tanpa diskriminasi dan akuntabilitas mereka yang mendukung teroris dengan cara apa pun,” kata Kedutaan Besar India di Twitter.

Inaamullah Miakhel, juru bicara departemen kesehatan provinsi Nangarhar, mengatakan 20 orang terluka.

Para pejabat mengatakan jumlah korban jiwa mungkin lebih tinggi karena sebagian besar kota tidak diblokir saat kunjungan Ghani. Dia tidak ada di daerah ketika ledakan terjadi.

Tidak ada klaim tanggung jawab segera atas ledakan itu, yang terbaru dalam serangkaian serangan terhadap Jalalabad, ibukota provinsi Nangarhar.

Serangan itu menggarisbawahi situasi keamanan yang rapuh di Afghanistan setelah gencatan senjata singkat antara pasukan pemerintah dan Taliban pada bulan lalu.

Gencatan senjata tiga hari itu tidak termasuk Daesh atau Islamic State, yang melawan pasukan pemerintah dan Taliban. (asr)

Erupsi Gunung Agung, Zona Perkiraan Bahaya Dalam Radius 4 KM

Epochtimes.id- Telah terjadi erupsi G. Agung, Bali, Senin (02/07/2018) pukul 06:19 WITA dengan tinggi kolom abu teramati ± 2.000 m di atas puncak (± 5.142 m di atas permukaan laut).

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat.
“Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 18 mm dan durasi ± 3 menit 47 detik,” demikian laporan PVMBG di situs resminya vsi.esdm.go.id.

Erupsi susulan terjadi pada pukul 06:41 WITA dan 06:55 WITA dengan tinggi kolom abu masing-masing teramati setinggi ± 1.000 m di atas puncak (± 4.142 m di atas permukaan laut) dan ± 700 m di atas puncak (± 3.842 m di atas permukaan laut).

Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat. Kedua erupsi susulan ini terekam di seismogram masing-masing dengan amplitudo maksimum 18 mm dan 20 mm, durasi ± 2 menit 11 detik dan ± 2 menit 38 detik.

Saat ini G. Agung berada pada Status Level III (Siaga) dengan rekomendasi:

(1)Masyarakat di sekitar G. Agung dan pendaki/pengunjung/wisatawan agar tidak berada, tidak melakukan pendakian dan tidak melakukan aktivitas apapun di Zona Perkiraan Bahaya yaitu di seluruh area di dalam radius 4 km dari Kawa Puncak G. Agung.

Zona Perkiraan Bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan G. Agung yang paling aktual/terbaru.
(2)Masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar di area puncak.

Area landaan aliran lahar hujan mengikuti aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung. (asr)

Amerika Jadi Target Operasi Kekacauan dan Subversi Ideologis

0

Oleh Joshua Philipp

Beberapa operasi yang diluncurkan oleh Rusia selama pemilu 2016 sekarang telah terungkap. Meskipun tidak ada bukti bahwa Rusia telah mempengaruhi hasil akhir pemilihan tersebut, namun target dan sifat operasinya terkait dengan beberapa bentuk subversi ideologis yang lebih dalam yang sedang dimainkan di Amerika Serikat.

Pemerintah Rusia mendorong kelompok-kelompok di Amerika Serikat di keduanya “sayap kiri radikal” dan “sayap kanan ekstrim,” dengan tujuan yang lebih dalam menggerakkan ide atau tindakan yang cenderung menyebabkan perpecahan melalui masyarakat Amerika dan memperluas persepsi rasisme dan konflik.

Namun Rusia hanyalah salah satu dari banyak pemain di bidang ini. Beberapa kelompok lain, termasuk kepentingan khusus, aktivis politik, dan bahkan outlet-outlet berita utama, telah memberi mesin persepsi palsu yang menciptakan gambaran kekacauan dan ketidakstabilan konstan di dalam masyarakat.

Tujuan dari kekacauan tersebut adalah untuk meruntuhkan masyarakat, menghancurkan harmoni sosial, dan membuat orang saling menyerang. Dari keadaan kacau, kebijakan-kebijakan baru dapat diciptakan, kekuasaan dapat berpindah tangan, dan berbagai kelompok dengan agenda ekstrim dapat menggunakan alat-alat ini untuk memajukan ambisi mereka.

Untuk memahami konsep ini, saya telah melanjutkan diskusi saya dengan James Scott yang dimulai pada 26 Juni tentang sifat dari operasi-operasi pengaruh dan perang psikologis. Scott adalah ahli keamanan siber dan informasi peperangan yang telah menyarankan kongres dan komunitas intelijen tentang topik ini dan membantu membangun Institut Teknologi Infrastruktur Kritis untuk Pusat Studi Operasi-operasi Pengaruh Siber.

Scott mengatakan bahwa untuk operasi-operasi yang saat ini dijalankan di Amerika Serikat, “kekacauan adalah operasi tersebut.”

Operasi-operasi pengaruh Rusia yang telah terungkap hanyalah kelanjutan dari program-program serupa kembali ke era Soviet Rusia, ketika Uni Soviet mencoba menyebarkan “revolusi komunis.”

Selama Perang Dingin dan kebuntuan nuklir, Soviet memahami bahwa perang secara langsung tidak layak, dan karena itu mereka beralih ke subversi ideologis, taktik yang dimaksudkan untuk mendemoralisasi (meruntuhkan moral) masyarakat dan menuntunnya ke ketidakstabilan, lalu membuka konflik, kemudian “normalisasi” (menganggap normal) untuk invasi atau perang sipil.

Menurut Scott, ini adalah “maskirovka Rusia,” penipuan militer untuk membingungkan intelijen Barat, dan dalam bentuknya saat ini, taktik-taktik yang digunakan oleh Rusia dan kelompok lain tersebut telah melampaui apa yang ada pada zaman Uni Soviet.

“Mereka telah belajar banyak dari kita sejauh seperti komponen revolusi warna untuk kudeta,” kata Scott. “Kita memiliki masalah di sini tentang Rusia yang mencoba melakukan ini, [dan] Tiongkok [dan] Ikhwanul Muslimin, sebagai bagian dari kekhalifahan siber mereka, dan kemudian kita memiliki ancaman orang dalam yang dengki dalam bentuk kelompok minat khusus yang memiliki minat dalam mengaduk kekacauan.”

Model “revolusi warna” terkait dengan taktik miliarder dan pemodal Demokrat George Soros. Model ini menggunakan strategi “di atas” dan strategi “di bawah”. Untuk bagian “di bawah”, dukungan keuangan diberikan kepada organisasi radikal untuk memprotes dan mengadvokasi perubahan, dan untuk bagian “di atas”, para politisi yang terkait dengan penggunaan sistem yang memproduksi perbedaan pendapat untuk mengusulkan kebijakan-kebijakan baru.

“[Berbicara] tentang revolusi warna, jika Anda mencari warna ungu dan Anda lihat siapa yang memakainya, apa yang disiarkan, apa tempat kejadiannya, Anda akan melihat bahwa memang ada upaya revolusi ungu di negara ini,” Kata Scott.

Ini juga memakai taktik-taktik dari “front persatuan” komunis, yang dirancang untuk menyatukan gerakan-gerakan advokasi, organisasi-organisasi mahasiswa, perusahaan-perusahaan baris depan, dan para politisi yang dikendalikan di bawah satu spanduk. Seringkali, hanya para pemimpin organisasi yang perlu menyadari strategi yang lebih luas, sementara yang lain adalah apa yang digambarkan Lenin sebagai “para idiot yang berguna” yang tanpa sadar membantu dalam tujuan-tujuan yang lebih besar.

Tentu saja, masalah-masalah saat ini di masyarakat tidak dapat dilihat oleh persepsi konvensional tentang “sayap kanan” dan “sayap kiri,” atau Demokrat dan Republik. Di sisi lain dihasilkan dengan inflasi dan ekonomi-ekonomi utang, subversi asing, dan taktik-taktik propaganda Edward Bernays untuk memberi makan apa yang digambarkan Scott sebagai “fetishisme (pemuasan nafsu) konsumen.”

Di atas semua ini, Scott mencatat bahwa di era digital, “kita memiliki masalah sekarang dengan kapitalis-kapitalis pengawasan dalam pencarian terkoordinasi untuk menjebak.” Perusahaan-perusahaan online yang dapat mengumpulkan informasi apa yang kita tunjukkan dan mengumpulkan data atas aktivitas-aktivitas online kita telah mulai terlibat dalam berbagai bentuk propaganda dan penyensoran, membentuk apa yang disebut Scott sebagai “sebuah badan sensor negara kolektif.”

Banyak dari gerakan ini bekerja secara mandiri tetapi juga belajar dari metode dan taktik masing-masing. Banyak aktivis dan “para pengorganisasi komunitas” menerapkan metode mereka dari buku “Rules for Radicals” oleh Saul Alinsky, yang juga mencerminkan taktik-taktik subversi dan penipuan dari sistem-sistem komunis.

Yang lainnya memakai taktik-taktik Marxis budaya dari Sekolah Frankfurt, yang memperkenalkan konsep subversif seperti “teori kritis” yang mengubah sejarah melalui lensa Marxisme, dan itu telah menjadi dasar dari banyak gerakan-gerakan sosial radikal.

Beberapa taktik juga dioperasikan pada tingkat negara. Rusia adalah salah satu yang lebih dikenal melakukan ini, tetapi Iran dan Partai Komunis Tiongkok (PKT) juga sangat aktif dalam hal ini.

Tentara Pembebasan Rakyat PKT, misalnya, memiliki doktrin “Tiga Peperangan”, berdasarkan strategi perang psikologis (untuk mengubah bagaimana informasi dipersepsikan agar dapat diterima secara sadar), perang media (untuk mengontrol narasi media), dan perang hukum (untuk memanipulasi sistem-sistem hukum internasional). Dua kolonel Tiongkok menerbitkan buku “Unstricted Warfare,” yang menguraikan sistem perang tanpa moral, dan yang menggunakan banyak taktik non militer, termasuk “perang budaya,” “perang narkoba,” “perang bantuan ekonomi,” dan lain-lain.

Menurut Scott, salah satu taktik propaganda yang lebih dalam adalah penggunaan “memetika.” Konsep memetika melihat bagaimana ide diperkenalkan ke dalam masyarakat, bagaimana ide-ide itu berkembang dari waktu ke waktu, dan bagaimana mereka akhirnya memengaruhi budaya. Berbagai kelompok mencari untuk menggunakan memetika sebagai senjata.

“Apapun yang punya arti penting juga dapat digunakan sebagai senjata,” kata Scott. “’Meme’ adalah tahap embrio informasi. Ini adalah paket mikro dari informasi yang didistribusikan, dan ini adalah senjata. Ini adalah bahan ampuh dalam operasi-operasi pengaruh, perang informasi, perang psikologis digital. Kita melihat banyak potensi di dalam bidang ini.”

Scott mengatakan bahwa dalam karyanya sendiri di Pusat Studi Operasi Pengaruh Cyber, “kita mengajarkan Komunitas Intelijen bagaimana menggunakannya untuk menyebarkan demokrasi, bagaimana menggunakannya untuk mendapatkan pengaruh di luar negeri tanpa harus mengangkat senjata.”

Mengingat bagaimana segala sesuatu sedang berkembang, dan gambaran yang lebih besar dari keadaan dunia saat ini, dia berkata, “Saya pikir sebuah pikiran adalah medan perang baru.” (ran)

ErabaruNews

Badan Intelijen Jerman Akui Pekerjakan Putri Mantan Pemimpin Nazi

0

EpochTimesId – Badan Intelijen Jerman (BND) mengakui mempekerjakan putri dari Tokoh Nazi, Heinrich Himmler pada 1960-an. Pengakuan itu disampaikan pada Jumat (29/6/2018) akhir pekan lalu.

Walau direkrut BND, Gudrun Burwitz, tidak pernah meninggalkan ayahnya dan ajaran Nazi. Dia tetap aktif dalam kegiatan ekstremisme kanan. Pengungkapan bahwa putri Himmler, Gudrun Burwitz, bekerja untuk agen mata-mata BND, dikonfirmasi oleh BND setelah sempat diberitakan oleh koran Bild.

Himmler adalah mantan komandan SS. Dia merupakan salah satu tokoh kuat Nazi dan arsitek utama pembunuhan terhadap enam juta orang Yahudi dalam Holocaust. Dia bunuh diri di tahanan Inggris pada 1945. Putrinya, Burwitz, meninggal bulan lalu di Munich, pada usia 88 tahun.

“BND menegaskan bahwa Ms. Burwitz adalah anggota BND selama beberapa tahun hingga 1963 dengan nama samaran,” kata Bodo Hechelhammer, kepala departemen sejarah BND.

“Waktu keberangkatannya bertepatan dengan permulaan perubahan dalam pemahaman dan penanganan karyawan yang terlibat dengan Nazi,” kata Hechelhammer.

Badan intelijen Jerman mendapat kecaman dalam beberapa tahun terakhir karena gagal membasmi ekstremis sayap kanan di era pasca-perang. Para sejarawan kritis mengatakan mantan simpatisan Nazi dan simpatisan kanan yang bekerja di dalam badan keamanan Jerman Barat saat itu, mungkin telah melindungi anggota yang lain.

Pada saat Burwitz bekerja untuk BND, lembaga itu dipimpin oleh Reinhard Gehlen, mantan komandan intelijen militer Nazi. Gehlen memimpin agen mata-mata Jerman Barat sampai 1968.

Hechelhammer mengatakan bahwa karena Burwitz sudah meninggal dunia, maka BND dapat membuat pengecualian terhadap kebijakannya. Kebijakan yang dikecualikan adalah BND tidak dapat mengomentari karyawan aktif atau mantan karyawan. Pengungkapan fakta itu adalah bagian dari proses pengkajian ulang sejarah secara kritis.

Perjuangan untuk mengadili orang-orang dengan masa lalu yang dilecehkan Nazi telah menjadi tema abadi dari sejarah pasca perang Jerman. Seperti yang telah disarankan bahwa para pendukung sayap kanan mempertahankan posisi pengaruh dan kekuasaan di badan-badan keamanan.

Masalah ini muncul dalam beberapa tahun terakhir dalam sidang terhadap anggota kelompok sayap kanan, yang disebut National Socialist Underground. Mereka menewaskan delapan orang Turki, seorang Yunani dan seorang polisi wanita Jerman antara tahun 2000 dan 2007.

Persidangan itu dimulai pada 2013 dan dianggap sebagai salah satu yang paling signifikan di Jerman pasca-perang. Sidang mengungkap sikap rasis yang masih ada di dalam lembaga mata-mata domestik negara itu. Kondisi ini pun mendorong reformasi. (Reuters/The Epoch Times/waa)

Simak juga, Pengakuan Dokter yang Dipaksa Panen Organ Hidup :

https://youtu.be/0x2fRjqhmTA

Mengenang Penjatahan Makanan di Bawah Komunisme

0

Oleh Ileana Johnson

Bibi tertuaku menggunakan kata-kata cinta untuk menggambarkan menu untuk hari ini. Dia adalah seorang juru masak gourmet yang suka makan dan menggunakan semua bahan-bahan yang menggemukkan yang mungkin dia temukan di dapurnya untuk membuat segalanya lebih lezat, lebih manis, dan lebih bermentega. Tidak dapat melakukan sendiri dari uang yang dia hasilkan mengikuti waktu jatuhnya komunisme pada tahun 1989, dia tidak dapat berhenti membeli makanan. Sebagian besar uang pensiunnya dihabiskan untuk makanan, obat-obatan, dan sewa.

Mode bertahan hidup yang terpatri dalam otaknya selama 45 tahun pemerintahan komunis tidak mungkin dihapus. Orang-orang menimbun makanan setiap hari karena mereka tidak pernah tahu kapan lebih banyak mendapat penjatahan atau kelangkaan parah akan dimulai, dan makanan akan sulit atau tidak mungkin ditemukan.

Para wanita membawa uang ekstra dan tas belanja yang dapat diperbesar ke mana-mana untuk berjaga-jaga jika ada sesuatu yang dikirimkan ke toko-toko setempat. Mereka bisa tahu dari antrian panjang yang terbentuk di luar, membentang di sekitar blok, bahwa suatu barang kebutuhan baru saja dikirimkan. Orang-orang akan berteriak-teriak untuk membelinya, mendorong dan mencaci satu sama lain dalam antrian dan mendorong mereka yang mencoba untuk maju.

Perkelahian sering terjadi karena tidak pernah cukup, dan banyak yang meninggalkan antrian dengan tangan kosong ketika makanan habis. Mereka yang mampu membeli pulang dengan wajah puas seolah-olah mereka telah memenangkan piala, satu hari rezeki untuk keluarga mereka.

Tetapi kami selalu dalam kondisi kelaparan.

Anak-anak diajarkan kesabaran dan kepatuhan di awal kehidupan, dari berdiri dalam antrian tanpa akhir dengan ibu mereka. Para ayah kadang-kadang bergabung, tetapi belanja biasanya adalah urusan wanita.

Minyak bunga matahari untuk memasak sulit ditemukan, dan para wanita justru memilih minyak canola hijau yang lebih kental. Gula coklat dan kasar, dengan kristal kotor. Beras penuh dengan tanah dan kerikil, kami harus mencucinya dan memilihi kerikil untuk dibuang. Gula batu yang diproduksi untuk teh tetapi sulit ditemukan. Mereka adalah kelezatan; orang yang suka manis akan memakan gula batu sebagai makanan penutup.

Ruang penyimpanan masyarakat untuk menyimpan tepung ekstra dengan ngengat putih yang terbang keluar dari bungkusan saat dibuka. Roti adalah makanan pokok; keluarga mengkonsumsi roti setiap hari untuk mengisi kekosongan bahan pangan lainnya.

Para wanita membawa sebuah buku kecil berisi kupon penjatahan yang tampak seperti perangko. Ketika mereka pergi, bahkan jika Anda punya uang untuk membeli makanan, toko tidak akan menjualnya kepada Anda.

Penjual di pasar gelap menghasilkan pendapatan tambahan dengan makanan yang dicuri dari tempat kerja mereka atau diperdagangkan dengan orang lain. Ketika orang-orang adalah pemilik segalanya, tidak ada yang benar-benar peduli apa yang dicuri karena itu bukan benar-benar milik mereka; itu kemewahan milik Partai Komunis.

Kecuali mereka memiliki penyakit hormonal yang berat, orang-orang Rumania sangat kurus dan bahkan kurus dan ceking di bawah komunisme. Orang Barat bergurau bahwa wanita cantik karena mereka sedang menjalani diet Ceausescu. Pemimpin tersayang bahkan mengeluarkan keputusan yang memberi tahu warga negara berapa banyak makanan dan kalori yang dapat mereka konsumsi per hari dan berapa banyak yang harus mereka timbang. Mungkin akan sulit bagi wanita Amerika untuk melihat itu sebagai hal yang buruk, mengingat mereka terobsesi dengan penurunan berat badan.

Hidup 20 tahun di bawah diet yang ditegakkan oleh komunis ini, saya lelah dengan sup sayur asam, kubis, beras, teh, roti, lemak babi, dan selai. Saya sering melihat orang Amerika mengonsumsi piring besar daging dan sayuran yang merupakan satu-satunya makanan yang keluarga saya miliki selama satu minggu penuh.

Favorit ayah adalah sup yang terbuat dari daun jelatang (nettle). Tanaman Jelatang berlimpah di hutan. Ibu akan melukai tangannya dengan memetik tanaman yang berbulu tajam ini. Ketika dia memetik tanaman itu dengan tangan kosongnya, bulu-bulu di dedaunan, bertindak seperti jarum suntik, akan menyuntikkan histamin yang menyebabkan sensasi menyengat yang tidak menyenangkan dan gatal saat bersentuhan, harga kecil yang harus dibayar untuk memiliki sesuatu untuk dimakan.

Ketika kami kehabisan segalanya, Kakek akan menyelamatkan kami dari kelaparan, bersepeda lebih dari lima mil dari desanya ke apartemen kami di kota untuk membawakan kami ayam hidup, beberapa telur, mentega, dan keju.

Bahkan kentang keriput adalah pemandangan yang menyenangkan ketika saya kembali dari sekolah saat makan siang. Saya setidaknya bisa merebusnya dan memakannya dengan garam, atau menggorengnya jika kami punya minyak. Sekolah-sekolah komunis tidak memiliki kafetaria dan tidak memberi makan gratis, atau mengangkut anak-anak ke dan dari sekolah.

Kebanyakan orang Amerika saat ini tidak mengerti seperti apa rasanya kelaparan atau mengantri untuk mendapatkan makanan dan kembali ke rumah dengan tangan kosong dengan perut yang menggeram setelah mencium roti yang baru dipanggang. Generasi yang lebih muda terlalu jauh tidak terkait dengan Depresi Besar (Great Depression) dan dapur umum pemerintahan Herbert Hoover (1929–1933).

Saya selalu mewanti-wanti para siswa yang mengenakan T-shirt Che Guevara yang mengekspresikan kecintaan mereka terhadap komunisme: Berhati-hatilah dengan apa yang Anda inginkan, karena realitas mungkin sangat berbeda dari versi yang diromantisasi oleh guru Anda yang tidak tahu apa-apa, ketika mereka sendiri tidak pernah menjalani hari-hari di bawah tendangan penyiksaan komunisme. (ran)

ErabaruNews

Amerika Sanggup Lucuti Senjata Nuklir Korea Utara Dalam Setahun

0

EpochTimesId – Penasihat keamanan nasional Gedung Putih, John Bolton mengatakan bahwa dia memiliki keyakin sebagian besar program senjata Korea Utara dapat dibongkar dalam waktu satu tahun. Beberapa ahli sebelumnya mengatakan proses pelucutan senjata nuklir yang lengkap bisa memakan waktu lebih lama.

Bolton mengatakan kepada program acara ‘Face the Nation’ milik CBS, bahwa Washington telah menyusun program untuk membongkar senjata pemusnah massal Korea Utara dalam setahun. Bahkan, pelucutan itu sudah termasuk senjata kimia, biologi dan nuklir, serta program rudal balistik. Tentunya, jika ada kerja sama penuh dan pengungkapan yang jujur dari Pyongyang.

“Jika mereka memiliki keputusan strategis yang sudah dibuat untuk melakukan itu dan mereka bekerja sama, kami dapat bergerak sangat cepat. Secara fisik kami akan dapat membongkar sebagian besar program mereka dalam setahun,” kata Bolton.

Dia mengatakan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo kemungkinan akan segera membahas proposal itu dengan kompatriot Korea Utara-nya. Financial Times melaporkan bahwa Pompeo akan mengunjungi Korea Utara minggu ini. Akan tetapi Departemen Luar Negeri belum mengkonfirmasi rencana kunjungan itu.

Beberapa ahli memperdebatkan kerangka waktu Bolton yang sangat optimis.

“Secara fisik akan mungkin untuk membongkar sebagian besar program Korea Utara dalam setahun,” kata Thomas Countryman, pejabat kontrol senjata Departemen Luar Negeri di bawah Presiden Barack Obama.

“Saya tidak percaya akan mungkin untuk memverifikasi pembongkaran penuh dalam waktu satu tahun. Saya juga belum melihat bukti keputusan DPRK yang tegas untuk melakukan pembongkaran penuh.”

Siegfried Hecker, seorang ilmuwan nuklir dan profesor dari Universitas Stanford, bahkan mengatakan butuh waktu jauh lebih lama. Dia memperkirakan akan memakan waktu sekitar 10 tahun untuk membongkar dan membersihkan bagian penting dari situs nuklir di Yongbyon, Korea Utara.

Media Korea Selatan melaporkan pada hari Minggu bahwa utusan AS, Sung Kim, yang juga duta besar Amerika untuk Filipina, bertemu dengan pejabat Korea Utara di perbatasan pada hari Minggu (1/7/2018). Mereka mengkoordinasikan agenda untuk kunjungan berikutnya ke Korea Utara.

Intelijen AS tidak yakin berapa banyak hulu ledak nuklir yang dimiliki oleh Korea Utara. Badan Intelijen Pertahanan memperkiraan ada sekitar 50 hulu ledak.

Namun, lembaga itu meyakini bahwa Pyongyang menyembunyikan sejumlah hulu ledak nuklir yang tidak diketahui jumlahnya. Korea Utara diduga menyembunyikan nuklir yang lebih kecil yang taktis, di gua-gua dan fasilitas bawah tanah lainnya di seluruh negara itu. (Reuters/The Epoch Times/waa)

Video Rekomendasi :

Korut Batalkan Parade Tahunan Anti – Amerika Serikat

Epochtimes.id- Pendekatan lebih lunak dari Korea Utara terhadap Amerika Serikat kembali dilakukan. Kini Korea Utara memutuskan tidak akan mengadakan rapat umum tahunan anti-AS.

Pawai memperingati dimulainya Perang Korea, adalah acara tahunan di mana Korea Utara menggunakan anti-AS.

Propaganda ini untuk memperkuat propaganda internal rezim itu sendiri. Pembatalan ini beriringan usai pertemuan puncak antara Presiden Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.

Langkah-langkah damai lainnya oleh Korea Utara termasuk penghancuran salah satu lokasi uji coba nuklir dan pembebasan dua sandera Amerika.

Setelah berada di ambang potensi konflik nuklir tahun lalu, Korea Utara bersumpah dalam sebuah pernyataan menyusul pertemuan puncak Trump-Kim bulan lalu untuk meninggalkan program senjata nuklir.

Perubahan ini luar biasa, karena Korea Utara selama beberapa dekade telah mengembangkan program nuklirnya sebagai sarana untuk menjaga kekuatan rezim.

Strategi Trump, untuk mengejar solusi diplomatik saat menggunakan sanksi ekonomi dan ancaman militer kreadibel, mengakibatkan Kim menyetujui pertemuan tingkat tinggi di Singapura bulan lalu.

“Ini adalah keuntungan Korea Utara untuk membongkar dengan sangat cepat. Kemudian penghapusan sanksi, bantuan oleh Korea Selatan dan Jepang dan lainnya dapat mulai berbunga, ”kata penasehat keamanan nasional John Bolton pada 1 Juli, menambahkan bahwa rencana telah dikembangkan mengarah kepada denuklirisasi Korea Utara dalam satu tahun.

Pada akhir November, Uji coba Korea Utara menembakkan rudal balistik antarbenua (ICBM) yang memasuki orbit di angkasa sebelum berhasil masuk kembali ke bumi.

Pada saat itu penilaian Pentagon adalah bahwa Korea Utara secara teknis mampu mencapai tempat mana pun di dunia, termasuk semua daratan AS, dengan ICBM-nya.

Beberapa tahun terakhir, rezim Korut telah membuat langkah besar untuk membangun hulu ledak nuklir kecil yang bisa dipasang di rudal.

Trump memutuskan hubungan dengan kebijakan “kesabaran strategis” pemerintahan Obama, yang pada intinya tidak melakukan apa pun untuk menghentikan kemajuan Korea Utara terkait program senjata nuklir. (asr)

Trump Akui Janji Kim Jong-un Mungkin Tidak Dapat Dipercaya

0

EpochTimesId – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengatakan kesepakatan nuklir dengan Kim Jong-un memang telah dicapai. Namun, mungkin saja ucapan pemimpin Korea Utara itu tidak dapat dipercaya. Hal itu dikatakan oleh Trump, dalam sebuah wawancara dengan Fox News, Minggu (1/7/2018).

Sehari sebelumnya, NBC mengutip ucapan lima orang pejabat intelijen AS yang mengatakan bahwa Pyongyang meningkatkan produksi pengayaan uraniumnya pada lokasi rahasia. Citra satelit menunjukkan bahwa perbaikan Fasilitas Penelitian Nuklir Yongbyon sedang berlangsung dengan cepat. The Washington Post juga mengutip empat orang pejabat tersebut untuk mengungkapkan berita tersebut.

Moderator Fox News bertanya tentang sejauh mana keyakinan Presiden Trump terhadap Kim Jong-un untuk memenuhi komitmen nuklirnya. Ketika menghadiri KTT Singapura Trump pernah menyebutkan bahwa antara dirinya dan Kim Jong-un terjalin ‘chemistry’ yang sangat baik.

“Saya berjabatan tangan dengannya setelah kami memperoleh kesepakatan. Saya percaya ia serius,” kata Trump, “Sekarang, mungkinkah (ia menipu saya) itu terjadi? Apakah saya pernah menjumpai, apakah Anda pernah menjumpai orang dengan ucapan yang tidak dapat dipercaya? Itu bisa saja!”

Trump dan Kim 12 Juni 2018 di Singapura. (SAUL LOEB/AFP/Getty Images)

NBC mengutip berita dari pejabat intelijen AS yang mengatakan bahwa data intelijen yang diperoleh CIA menunjukkan bahwa Korut masih terus meningkatkan produksi bahan untuk uranium melalui sejumlah pangkalan nuklir rahasia. Walaupun Kim Jong-un dan Trump pada 12 Juni 2018 telah melakukan pertemuan bersejarah, dan menyatakan kesediaannya untuk meninggalkan program nuklirnya dengan imbalan penurunan sanksi ekonomi.

Kesimpulan yang dibuat oleh CIA adalah, bahwa Korea Utara memiliki lebih dari satu pabrik yang memproduksi bahan untuk nuklir di Yongbyon. Mereka juga memiliki lebih dari satu fasilitas pembuatan peralatan nuklir.

“Kami memiliki bukti nyata yang menunjukkan bahwa mereka sedang menipu Amerika Serikat,” salah seorang pejabat AS tersebut mengatakan.

Pejabat CIA mengatakan bahwa sebelum pertemuan puncak, Korea Utara seakan sudah dapat menduga keinginan AS. Sehingga Korut langsung menghentikan uji coba nuklir dan peluncuran rudal, agar diyakini beritikad baik untuk mencapai denuklirisasi.

“Namun, Korea Utara diam-diam terus memproduksi bahan untuk nuklir, mereka telah menipu Amerika Serikat mengenai jumlah fasilitas nuklir, termasuk jumlah sebenarnya dari senjata nuklir dan rudal mereka. Kita sedang mendalami hal ini,” sambung pejabat tersebut.

Usai pertemuan puncak itu Trump pernah mengatakan, “Tidak ada lagi ancaman nuklir dari Korea Utara. Semua orang akan merasa lebih aman dibandingkan kondisi sebelum saya menjabat.”

Namun, Trump mengatakan tidak akan bersedia untuk mengalah sedikitpun terhadap Korea Utara. Dia mengatakan kepada Fox News, latihan militer bersama Korea Selatan dihentikan sementara, tidak semata-mata karena Korut. Trump mengatakan bahwa penundaan latihan perang bersama itu terlalu mahal.

Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, John Bolton menegaskan bahwa fasilitas nuklir Korea Utara dapat dibongkar dalam waktu satu tahun.

Kepada CBS John Bolton membantah kalau Trump tertipu oleh Kim Jong-un. “Dia memahami betul pola perilaku Korea Utara dalam bernegosiasi dengan Amerika Serikat selama beberapa dekade terakhir!”

“Kami sadar adanya risiko. Mereka berusaha mendapatkan keuntungan waktu untuk melanjutkan program rudal nuklir, kimia, dan biologi mereka melalui negosiasi,” kata Bolton.

Tetapi, dia juga mengatakan bahwa Kim Jong-un berulang kali menegaskan saat berada di Singapura bahwa dirinya berbeda dengan rezim masa lalu.

“Kami telah mengembangkan sebuah rencana, tentang bagaimana membongkar semua fasilitas senjata pemusnah massal dan program rudal balistik dalam waktu hanya setahun,” sambung Bolton.

Namun Bolton juga menyinggung bahwa sebelumnya, Korea Utara telah membuat keputusan strategis untuk meninggalkan nuklir dan bekerja sama dengan Amerika Serikat.

Bolton mengatakan bahwa pembongkaran senjata nuklir yang cepat juga akan bermanfaat bagi Korea Utara. Karena kemudian, sanksi internasional akan benar-benar dicabut lebih awal.

Menlu AS, Mike Pompeo bermaksud menemui Kim Jong-un pada awal bulan Juli. Media Korea Selatan pada hari Minggu melaporkan bahwa Dubes AS untuk Filipina Sung Kim telah melakukan pembicaraan persiapan dengan para pejabat Korea Utara di Panmunjom.

Senator Lindsey Graham kepada NBC mengatakan bahwa Korea Utara akan menyesal sekali jika negosiasi nuklir itu berakhir dengan kegagalan.

“Saya tidak ingin berperang dengan Korea Utara,” ujar Lindsey Graham. “Kesempatan terbaik untuk menghindari perang adalah dengan melalui penyelesaian secara damai. Jika mereka tidak ingin demikian, jika mereka mempermainkan Trump, itu berarti mereka juga mempermainkan semua orang, maka nantinya mereka akan menyesal!” (Qin Yufei/ET/Sinatra/waa)

Simak juga, Pengakuan Dokter yang Dipaksa Panen Organ Hidup :

https://youtu.be/0x2fRjqhmTA

Menciptakan Ketidaksetaraan: Kerancuan Memaknai Kapitalisme

0

Oleh Emmanuel Martin, Layanan Intelijen Global

Thomas Piketty menangkap sesuatu yang penting dalam suasana pasca-Lehman dengan studinya tentang perbedaan pendapatan dan kekayaan di negara maju. Sangat disayangkan bahwa rekomendasi-rekomendasi kebijakannya salah arah, sebagian karena di dalam analisis-analisisnya, ia gagal memahami esensi yang mendasari ketidaksetaraan (ketidaksamarataan) yang paling buruk

Selama periode-periode krisis ekonomi dan pertumbuhan yang lambat, kekhawatiran tentang ketidaksetaraan yang penampilannya samar dan sering dibesar-besarkan lebih besar daripada saat kemakmuran. Ini benar setelah keruntuhan keuangan tahun 2008, ketika gerakan-gerakan seperti Occupy Wall Street dimobilisasi untuk melawan apa yang disebut 1 persen yang dituduh telah merampas 99 persen masyarakat lainnya.

Keasyikan pasca-krisis dengan ketidaksetaraan telah menemukan ekspresi analitiknya yang paling jelas dalam karya ekonom Prancis Thomas Piketty. Ketika terjemahan bahasa Inggris-nya “Capital in the Twenty-First Century” (Modal di Abad Kedua Puluh Satu) diterbitkan pada tahun 2014, buku tebal akademis yang berbobot menerima hampir perlakuan hormat dari banyak pembaca (biasanya sayap kiri), tetapi juga sangat cepat menimbulkan perdebatan profesional yang bernafsu.

Pada satu tingkat, pekerjaan itu hampir sempurna selaras dengan kepekaan era pasca-krisis, ketika Oxfam, badan amal pembangunan yang berbasis di Inggris, dapat mengejutkan publik dengan laporan kemiskinan dunia yang mengklaim bahwa 62 miliarder menguasai kekayaan sebanyak 3,6 miliar anggota umat manusia termiskin. Piketty bahkan telah menjadi bagian yang penting dalam pemilihan presiden Amerika Serikat ketika ia mendukung Senator Bernie Sanders, pesaing untuk nominasi Demokrat.

Karena buku Piketty merangkum begitu banyak ide dan kebijakan di balik “perjuangan melawan ketidaksetaraan,” kritik-kritik profesional untuk argumen-argumennya memerlukan analisis yang penuh perhatian dan menyeluruh. Mereka mengungkapkan banyak hal yang menyesatkan atau salah dalam pemikiran saat ini tentang masalah tersebut, bersama dengan aspek-aspek yang lebih berbahaya tentang ketidaksetaraan yang tidak dipikirkan.

Modal Memainkan Tenaga Kerja

Ide sentral dari “Modal di Abad Kedua Puluh Satu” adalah bahwa kapitalisme secara alami menghasilkan lingkaran setan ketidaksetaraan. Karena pendapatan modal tumbuh lebih cepat daripada ekonomi (dan sejauh ini upah), orang kaya hanya bisa menjadi lebih kaya.

Penulis tersebut memperingatkan bahwa ketidaksetaraan di dalam pendapatan-pendapatan maupun kekayaan keduanya kembali ke tingkat-tingkat yang tidak terlihat sejak Zaman Gilded pada akhir abad ke-19. Tren ketidaksetaraan yang digambarkan oleh Piketty memiliki “bentuk U”, tertekan dari tahun 1930-an hingga 1970-an oleh efek dari dua perang dunia, Depresi Besar, dan kebijakan-kebijakan pajak “progresif” yang menyeimbangkan pendapatan dan kekayaan. Deregulasi dan adopsi tentang kebijakan-kebijakan lebih banyak ke pasar bebas pada 1980-an kemudian membuat ketidaksetaraan kembali meningkat, menurut argumennya.

Pertumbuhan ekonomi yang melambat pada abad ke-21 telah membawa masalah ke puncak dengan meningkatnya perbedaan antara tingkat pertumbuhan pendapatan modal (“r”) dan ekonomi (“g”). Ketika “ketidaksetaraan fundamental” Piketty untuk r> g menyimpang lebih cepat, solusi kebijakan utamanya adalah menerapkan lebih banyak pajak pada orang kaya, misalnya, 80 persen tingkat marjinal atas atas penghasilan dan pajak kekayaan global untuk mencegah tindakan menghindar dan “optimalisasi.”

‘No Zero Sum

Benang merah analisis Oxfam atau Piketty adalah pandangan tentang ekonomi sebagai permainan zero-sum (keuntungan diimbangin dengan kerugian yang sama) di mana satu keuntungan milik seseorang adalah satu kerugian untuk orang lain, yang mengingatkan pada perjuangan kelas Marxis. Dalam ekonomi “fixed-pie” seperti itu, mobilitas sosial sangat minim. Orang kaya adalah orang yang hidup dengan mengandalkan pendapatan dari properti atau investasi, yang secara otomatis mengumpulkan keuntungan dari modal, atau manajer-manajer super yang menyedot uang dari para pemegang saham. Orang miskin tidak dapat mengumpulkan modal dan memang seharusnya tidak, karena dalam kasus mereka, investasi terlalu berisiko.

Di dunia nyata, semuanya sangat berbeda. Ekonomi bukanlah kue tetap yang tidak berubah (fixed-pie). Mobilitas ada di kedua arah, yang berarti orang kaya bisa bangkrut. Akumulasi modal jauh dari otomatis dan biasanya membutuhkan beberapa bakat (talenta). Orang kaya bukan hanya ahli waris kekayaan besar tetapi, sering dan lebih sering, pengusaha sukses dan manajer yang menciptakan nilai bagi perusahaan-perusahaan mereka, pelanggan-pelanggan mereka, dan masyarakat. Penghancuran kreativitas berarti bahwa para pemimpin industri harus terus-menerus membuat ulang yang baru atau binasa, seperti Kodak dan Borders.

Orang kaya baru muncul dengan perluasan peluang ekonomi. Kenyataannya, orang miskin mengumpulkan modal dan keluar dari kemiskinan, sebagaimana teori dasar untuk pegangan ekonomi pembangunan; semua negara berkembang yang sukses mengikuti jalan ini. Banyak orang miskin di dunia tidak pernah menjadi lebih baik, seperti yang ditunjukkan oleh konvergensi (pemusatan) dramatis dari harapan hidup dan akses ke barang-barang konsumsi, pendidikan, dan perawatan kesehatan. Semua bukti menunjukkan penurunan ketidaksetaraan di tingkat global, dikombinasikan dengan peningkatan mobilitas sosial dan “kue” ekonomi yang lebih besar.

Asumsi-asumsi teoritis yang diperlukan untuk membuat model Piketty tentang usaha divergensi kumulatif telah dikecam keras oleh para ekonom seperti Matthew Rognlie dan Nassim Taleb. Peneliti lain telah menunjukkan kemustahilan dari proses kumulatif yang dia jelaskan, yang secara logis akan mengarah pada penyitaan 1 persen semua kekayaan yang tersedia dalam waktu kurang dari satu generasi.

Masalah Dengan Statistik

Bahkan seperti “Modal di Abad Kedua Puluh Satu” yang telah memenangkan pujian karena ruang lingkup empirisnya, banyak peneliti yang mempermasalahkan peralatan statistiknya. Piketty sangat bergantung pada statistik-statistik historis untuk membuat argumennya berhasil. Dan karena siapapun yang berurusan dengan ekonomi dan statistik tahu, ada angka untuk setiap argumen.

Misalnya, angka yang diambil dari formulir Layanan Pendapatan Internal (Internal Revenue Service) tidak berarti kecuali jika memperhitungkan evolusi sistem pajak AS. Perubahan dalam undang-undang perpajakan selama tahun 1980-an memiliki dampak besar pada pelaporan pendapatan. Tarif pajak penghasilan marjinal yang lebih rendah berarti perusahaan dapat membayar lebih banyak upah dan lebih sedikit dalam bentuk kompensasi lain. Para pembayar pajak yang makmur cenderung melaporkan pendapatan pada formulir-formulir IRS individual mereka daripada menyimpannya di perusahaan-perusahaan tujuan khusus yang menikmati tarif pajak yang lebih rendah. Demikian pula, pajak yang lebih rendah atas pendapatan dividen mendorong investor untuk berinvestasi dalam aset berisiko tinggi dan hasil lebih tinggi. Untuk melihat pendapatan melalui data pajak adalah ilusi mata yang menyesatkan.

Keputusan-keputusan Piketty lainnya yang dipertanyakan adalah memasukkan aset perumahan dalam “kekayaan” (mengabaikan distorsi yang diciptakan oleh kebijakan-kebijakan perkotaan yang menimbulkan kelangkaan), menghilangkan redistribusi-redistribusi dan manfaat-manfaat publik lainnya dari pendapatan masyarakat miskin, menggunakan deflator yang tidak tepat untuk menjelaskan evolusi harga dan pendapatan riil, dan mengabaikan perubahan dalam struktur dan ukuran rumah tangga. Masing-masing dari “pemilihan pilihan” ini telah terbukti bias hasil studi tersebut. Jika dikoreksi, kenaikan kumulatif dalam pendapatan rumah tangga rata-rata AS akan berjumlah 36 persen antara 1979 dan 2007, bukan 3 persen, seperti pernyataan-pernyataan ekonom Prancis tersebut.

Para ekonom lainnya mengkritik metodologi yang tidak konsisten yang digunakan untuk membantu membuat kurva ketidaksetaraan Piketty “melekat” pada pola bentuk huruf U-nya, bersama dengan pencantumannya tentang dunia komunis dalam sebuah analisis dugaan tanpa bukti yang ditujukan untuk kapitalisme. Yang paling bermasalah dari semuanya mungkin adalah kegagalan untuk melakukan tes ekonometri apapun dari teori r> g; peneliti-peniliti lainnya yang menggunakan berbagai set data belum dapat memverifikasi keakuratannya.

Ketidaksetaraan di Dalam Prosedur

Kesimpulan-kesimpulan apapun, apalagi rekomendasi kebijakan berdasarkan data yang tidak dapat diandalkan tersebut harus diperlakukan dengan sangat hati-hati. Kebijakan-kebijakan pajak radikal, termasuk pajak global untuk memerangi ketidaksetaraan, pasti akan menghancurkan insentif untuk menciptakan kekayaan dan dengan demikian meningkatkan kemiskinan. Memotong semua pohon untuk membuatnya sama, dan lebih pendek.

Namun ini bukan untuk mengatakan bahwa ketidaksetaraan tidak menjadi masalah bagi pembangunan ekonomi.

Dalam kenyataan, ada kategori tentang ketidaksetaraan yang secara serius menghalangi penciptaan kekayaan dan pengurangan kemiskinan. Anehnya, jarang diberikan perhatian oleh para pendukung keadilan sosial. Fokus mereka yang hampir secara khusus tentang ketidaksetaraan dalam hasil akhir (kekayaan dan penghasilan) menyebabkan mereka mengabaikan pentingnya ketidaksetaraan dalam prosedur-prosedur, aturan-aturam ekonomi dan sosial yang mendukung kelompok-kelompok atau profesi tertentu di atas yang lainnya. Dari sudut pandang pertumbuhan ekonomi dan stabilitas politik, bentuk dari ketidaksetaraan ini jauh lebih merusak daripada perbedaan dalam kekayaan atau penghasilan.

Mempengaruhi kekuatan politik untuk keuntungan ekonomi adalah contoh yang paling mengakar dari ketidaksetaraan tersebut. Dapat berupa lobbyisme (upaya mempengaruhi) yang memungkinkan perlakuan istimewa terhadap perusahaan-perusahaan besar. Ini adalah bentuk “korporatisme” yang melindungi pemain-pemain besar dari kompetisi oleh perusahaan-perusahaan baru yang lebih kecil melalui regulasi.

Contoh-contoh terbaru termasuk protes-protes keras dari pengemudi taksi berlisensi terhadap Uber dan hak-hak istimewa yang dinikmati oleh karyawan publik dibanding rekan-rekan mereka di sektor swasta di Yunani dan Perancis. Terlalu mudah bagi para politisi untuk melindungi pendapatan dan status untuk kelompok-kelompok yang diorganisir dengan baik dengan membelanjakan uang para pembayar pajak.

Kolusi semacam itu melemahkan aturan hukum dan melembagakan ketidaksetaraan. Membelokkan insentif-insentif untuk orang-orang dalam (dengan membantu berkembangnya pencarian uang pungutan) dan bagi orang-orang luar (dengan meremehkan upaya jujur). Ketidaksetaraan yang bersumber dari proses dan bukan hasil secara fundamental mencurangi aturan-aturan permainan. Di beberapa negara, kolusi institusional telah menjadi begitu meresap sehingga fungsi utama perekonomian adalah untuk mengekstrak kekayaan untuk kepentingan segelintir orang.

Kadang-kadang hak-hak istimewa ini bisa jauh lebih halus. Di negara Piketty sendiri di Perancis, memberi bantuan kepada “juara nasional” seperti Minitel atau Bull hampir menjadi bagian dari DNA. Ini jarang bekerja untuk kepentingan ekonomi Perancis.

Ketidaksetaraan prosedural diilustrasikan oleh “hak-hak istimewa sosial” yang dinikmati oleh kasta dari pegawai-pegawai negeri dan para karyawan di perusahaan-perusahaan milik negara, bersama dengan anggota “profesi tertutup” seperti notaris. Mungkin pelanggar-pelanggar terburuk adalah para pejabat publik yang dipilih, yang sangat menginginkan faslitas dari tunjangan pegawai telah memicu reaksi kerakyatan terhadap pembentukan politik.

Krisis keuangan dan perkembangan terkini dalam ekonomi global (terutama kebangkitan industri energi terbarukan bersubsidi negara) telah menciptakan peluang baru bagi kronisme (pengangkatan teman dan rekan untuk posisi otoritas, tanpa memperhatikan kualifikasi mereka). Di Amerika Serikat, perusahaan-perusahaan besar makanan dan obat-obatan dituduh mengendalikan peraturan tentang Administrasi Makanan dan Obat-obatan (FDA) dan Securities and Exchange Commission (SEC) menjadi berada di dompet-dompet di bank-bank.

Ketidaksetaraan prosedural seperti itu dapat menghambat persaingan dan inovasi dengan mengesampingkan perusahaan-perusahaan kecil. Dan semua ini terjadi dengan stempel persetujuan pemerintah.

Kronisme Keuangan

Bahkan, sistem keuangan mungkin yang paling diganggu oleh kolusi antara bank dan negara. Untuk sebagian besar, bank sentral telah menggunakan kebijakan-kebijakan moneter yang tidak konvensional untuk menghapuskan tingkat bunga normal atau tanpa risiko dengan menekan suku bunga. Hasilnya adalah “deformasi besar,” perubahan bentuk (distorsi), terhadap kapitalisme yang menyesatkan investasi ke dalam ekonomi gelembung dan menghambat tabungan-tabungan di tengah sikap umum dari short termisme (kecenderungan untuk memusatkan perhatian pada keuntungan jangka pendek, seringkali dengan mengorbankan keberhasilan atau stabilitas jangka panjang.

Kolusi antara otoritas-otoritas perbankan sentral, bank-bank besar, dan para politisi sangat mengganggu. Ini merusak alokasi dasar modal dan tenaga kerja dalam masyarakat modern dengan membuat bank-bank yang tidak bertanggung jawab “terlalu besar untuk gagal” dan melindungi pemerintah-pemerintah yang tidak bertanggung jawab dari pertanggungjawaban dan kegagalan memenuhi kewajiban.

Dalam pengertian ini, para demonstran Occupy Wall Street adalah benar, kalau saja mereka telah melihat lebih jauh para “bankster” yang tamak. Efek yang tidak dapat diragukan tentang kronisme dalam hubungan keuangan/moneter adalah memperluas kesenjangan antara kaya dan miskin.

Pasar-pasar keuangan pada steroid moneter memungkinkan para investor untuk mengalikan kekayaan mereka secara semu, sementara yang kurang beruntung harus puas dengan nol bunga pada tabungan mereka. Anehnya, para pejuang ketidaksetaraan cenderung memuji kebijakan moneter seperti itu dan ingin lebih banyak keterlibatan negara dalam keuangan ketika pemerintah harus disalahkan karena melindungi bank-bank tersebut dan mendistorsi pasar-pasar modal.

Perdebatan kebijakan saat ini sebagian besar mengabaikan perbedaan krusial antara ketidaksetaraan hasil dengan proses perkembangannya. Sebaliknya, di negara-negara seperti Perancis, orang-orang hanya ingin membagikan secara adil hak-hak istimewa mereka. Presiden Emmanuel Macron adalah salah satu politisi langka yang bersedia menangani masalah profesi-profesi tertutup tersebut, namun usaha-usahanya dilumpuhkan oleh sikap pendirian yang secara praktis memuja status, dimana tak lain hanya ketidaksetaraan prosedural yang dilembagakan, menjadi adat-istiadat.

Orang dengan pola pikir status-quo ini cenderung menyalahkan masalah-masalah mereka pada “kapitalisme pasar” daripada “kapitalisme kroni.” Bukannya melakukan keterbukaan dan transparansi, malahan mereka menginginkan perlindungan yang lebih besar. (ran)

Emmanuel Martin adalah manajer proyek pendidikan Prancis “École de la liberté.” Martin meraih gelar doktor bidang ekonomi dari Universitas Aix-en-Provence di Perancis. Artikel ini pertama kali diterbitkan oleh Laporan GIS Online.

ErabaruNews

48 Orang Tewas Ketika Kecelakaan Bus di India

Jack Philips

Epochtimes.id- Empat puluh delapan orang tewas setelah sebuah bus jatuh ke jurang di India. Kejadian ini menyoroti masalah keamanan jalan yang terkenal di negara itu.

Kepala Menteri negara bagian Uttarakhand Trivendra Rawat kepada ABC News mengatakan bus yang penuh sesak, jatuh ke jurang sedalam 700 kaki di kaki gunung Himalaya.

“Orang-orang dikemas seperti ikan sarden,” kata seorang petugas polisi, Jagat Ram Joshi.

“Tim penyelamat menemukan 48 mayat di lokasi kecelakaan,” kata pejabat Polisi Manoj Kumar.

Menurut surat kabar The Hindu, bus hanya yang memiliki 28 tempat duduk. Namun bus itu membawa 58 penumpang.

Tidak jelas apa yang menyebabkan kecelakaan itu, tetapi seorang pejabat mengatakan cuaca buruk bisa menjadi faktor.

“Hujan (di daerah) sejak pagi. Dua hari sebelumnya ada tanah longsor di daerah itu,” kata pejabat polisi senior Sanjay Gunjiyal kepada ABC.

Jagat Ram Joshi, seorang kepala polisi untuk distrik Pauri Garhwal, mengatakan bahwa butuh berjam-jam bagi tim penyelamat untuk turun ke lokasi kecelakaan untuk menyelamatkan mereka yang terluka.

“Sepertinya pengemudi kehilangan kontrol pada tikungan tajam atau jalan rusak sedikit,” katanya kepada New York Times.

“Bus itu jelas kelebihan beban. Anda tidak dapat membawa 61 orang di dalam bus itu. ”

India memiliki jalan paling mematikan di dunia, dan lebih dari 110.000 orang tewas setiap tahun, seperti laporan The Guardian.

Kendaraan tua, jalan yang tidak dirawat dengan baik, dan mengemudi sembrono adalah penyebab utama.

Perdana Menteri Narendra Modi mengatakan dia menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban.

“Sangat sedih dengan kecelakaan bus di Pauri Garhwal, Uttarakhand. Belasungkawa sedalam-dalamnya kepada keluarga yang berduka. Saya berdoa agar mereka yang terluka sembuh paling cepat. Operasi penyelamatan sedang berlangsung dan pihak berwenang menyediakan semua kemungkinan bantuan di lokasi kecelakaan,” tulisnya di Twitter. (asr)

Tuan Rumah Rusia Singkirkan Spanyol Melaju ke Babak Delapan Besar

0

EpochTimesId – Tuan Rumah Piala Dunia 2018, Rusia berhasil melaju ke babak perempatfinal Piala Dunia 2018. Tim nasional Rusia berhasil menyingkirkan Spanyol lewat adu penalti pada babak 16 besar, Minggu (1/7/2018) malam.

Beruang Merah tertinggal lebih dahulu dalam pertandingan di Luzhniki Stadium. Spanyol dengan penguasaan bola hingga 74 persen, unggul 1-0 pada menit ke-12 berkat gol bunuh diri Sergei Ignashevich. Pemain tertua Piala Dunia itu tidak menyadari bahwa bola menyentuh kakinya ketika asik mengawal pemain Spanyol.

Ignashevich bergelut dengan Sergio Ramos, ketika tendangan bebas Marco Asensio, menghujam tumitnya dan bola memantul ke dalam gawang sendiri.

Namun, Rusia menyamakan kedudukan pada menit ke-41. Artem Dzyuba berhasil mengeksekusi penalti dengan baik, dan mempecundangi kiper Spanyol, De Gea.

Rusia mendapat hadiah penalti setelah tangan Gerard Pique terkena bola yang disundul oleh pemain Rusia. Insiden itu terjadi ketika sejumlah pemain terlibat kemelut di mulut gawang pada saat pemain Rusia melakukan eksekusi tendangan bebas.

Kedua tim kemudian gagal mencetak gol tambahan pada babak ke-dua. Demikian juga pada dua babak tambahan selanjutnya. Sehingga pemenang laga malam itu harus ditentukan melalui adu pinalti.

Tuan rumah kemudian unggu adu penalti atas Spanyol dengan skor 4-3.

Laskar Beruang kemudian akan menghadapi Kroasia pada babak perempatfinal. Timnas Kroasia juga melaju dari babak 16 besar via kemenangan adu penalti atas Denmark. Mereka juga bermain imbang 1-1 sehingga pemenang laga harus ditentukan via adu penalti. (FIFA/waa)

(Foto : SS Google)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Rincian Pelecehan Seksual di Penjara Tiongkok

0

Departemen Luar Negeri AS mengeluarkan Laporan Tahunan Kebebasan Beragama Internasional untuk 2017 pada 29 Mei.

Laporan tersebut merinci kasus seorang pria yang dilecehkan secara seksual dan disiksa di penjara, yang akhirnya mengarah pada kematiannya, menyoroti kerasnya penganiayaan yang dilakukan oleh rezim Tiongkok terhadap para pembangkang agama.

Yang Yuyong, 56 tahun penduduk Tianjin, kota pelabuhan utama di Tiongkok timur laut, ditangkap pada bulan Desember 2016 oleh pejabat keamanan negara. Setelah menghabiskan lebih dari enam bulan dalam tahanan polisi, ia meninggal pada 11 Juli 2017. Laporan tersebut merinci pelecehan yang dideritanya sebelum kematiannya:

“Dia dilaporkan menderita penganiayaan berat saat ditahan, termasuk pelecehan seksual yang melibatkan 13 narapidana yang menjepit kemaluannya dan menggigit putingnya. Pada saat otoritas membawanya untuk menerima perawatan medis, dia sudah menderita gagal organ parah. Keluarganya melaporkan tubuhnya menjadi hitam dan biru dan memiliki bekas-bekas batang bambu di bawah kuku-kuku kakinya.”

Yang Yuyong adalah penganut latihan kultivasi diri yang dikenal sebagai Falun Gong atau Falun Dafa. Menurut laporan tersebut, puluhan penganut latihan tersebut meninggal dalam tahanan pada tahun 2016.

laporan kebebasan beragama internasional
Praktisi Falun Gong Yang Yuyong meninggal pada 11 Juli 2017, setelah delapan bulan ditahan karena keyakinan spiritualnya. Tubuhnya dipenuhi luka dan memar. (Radio Free Asia)

Disiplin spiritual tersebut berfokus pada peningkatan diri secara jiwa dan raga dengan melakukan lima perangkat latihan meditasi dan mengikuti tiga prinsip inti kebenaran, kebaikan dan toleransi (sejati-baik-sabar) dalam kehidupan sehari-hari.

Pada akhir 1990-an, Falun Gong sangat populer, dengan perkiraan resmi 70 dan 100 juta praktisi.

Ukuran kelompok yang sangat besar dan ajaran moralnya yang bertentangan dengan ideologi atheis Partai Komunis Tiongkok (PKT) memicu kecemasan pada pemimpin Partai Jiang Zemin, khawatir bahwa cengkeramannya pada kekuasaan akan ditentang. Akibatnya, Jiang memerintahkan penganiayaan skala nasional terhadap kelompok latihan tersebut pada 20 Juli 1999.

Sejak itu, ratusan ribu praktisi telah ditahan di pusat pencucian otak, bangsal psikiatri, dan penjara, dengan beberapa harus membayar harga tertinggi berupa kematian.

Menurut Minghui.org, situs web yang melacak penganiayaan di Tiongkok, mayat Yang telah dikremasi yang bertentangan dengan keinginan keluarganya selama tengah malam 12 Juli 2017, ketika hampir seratus petugas polisi muncul di Rumah Sakit Pengobatan Tradisional Wuqing dimana Yang meninggal. Mereka menghalangi siapa saja yang mencoba ikut campur.

pelecehan seksual
Polisi berdiri di luar Rumah Sakit Pengobatan Tradisional Wuqing di pagi hari pada 12 Juli 2017. (Minghui.org)

Rejim Tiongkok bahkan mengubah para warga pada umumnya untuk memusuhi praktisi Falun Gong. Menurut laporan tersebut, pihak berwenang menawarkan hadiah uang kepada warga yang melaporkan para praktisi ini.

Praktisi Falun Gong juga mengalami diskriminasi: beberapa majikan memecat para karyawan yang berlatih Falun Gong.

Minghui.org juga mendokumentasikan contoh lain dari para praktisi Falun Gong yang meninggal setelah disiksa secara seksual dan fisik.

Qu Hui, penduduk Kota Dalian, di Provinsi Liaoning Tiongkok utara, berusia 45 tahun ketika dia meninggal pada Februari 2014, setelah tubuhnya gagal pulih dari kekerasan fisik yang dialaminya 13 tahun lalu, yang menyebabkan dia menjadi lumpuh dari leher ke bawah.

Pada tahun 2000, Qu berada di Beijing untuk mengajukan petisi kepada pemerintah pusat tentang haknya untuk berlatih Falun Gong. Polisi menangkap dan menahannya. Tanpa pengadilan, Qu dijatuhi hukuman satu tahun kerja paksa di kamp kerja paksa di Dalian.

Dia dilecehkan secara seksual selama di sana. Penjaga kamp menggunakan tongkat listrik untuk menyetrum organ seksual pria-nya dan memasukkan baton ke anusnya. Setelah mengalami pemukulan fisik selama sekitar satu tahun, Qu dibebaskan dengan jaminan pada tahun 2001. Ia menjadi lumpuh dan menderita ulserasi (pemborokan) pada organ seksualnya, inkontinensia (kondisi di mana tidak dapat mengontrol buang air kecil), gagal paru-paru, dan gagal ginjal. (ran)

ErabaruNews

Lima Pasien Tewas Dokter Terseret Kasus Distribusi Obat Ilegal

0

EpochTimesId – Sebanyak dua dokter di Oklahoma, Amerika Serikat diseret ke meja hijau karena lima pasien mereka meninggal dunia. Kedua dokter itu, Dr. Melvin Robison dan Dr. Moheb Hallaba dari Sayre, didakwa atas kematian overdosis para pasien mereka.

Mereka telah menjalani sidang dakwaan di pengadilan federal. Dalam persidangan terungkap bahwa keduanya menyalahgunakan resep dokter.

“Dari September 2015 hingga April 2017, kedua dokter diduga telah menandatangani ratusan resep per minggu tanpa meninjau file (riwayat penyakit) pasien atau bahkan tanpa memeriksa kondisi pasien,” kata jaksa pengacara negara AS, Bob Troester.

“Resep yang memasukkan opioid dalam jumlah besar seperti oxycodone, OxyContin, hydrocodone, morfin, dan fentynal. Resep yang ditulis bersamaan adalah resep untuk benzodiazepine seperti Xanax dan Valium,” sambung Troester.

Robison dan Hallaba kini harus menghadapi 54 dakwaan (kasus pasien) karena mendistribusikan obat resep secara ilegal.

“Jika terbukti, masing-masing terdakwa menghadapi ancaman hukuman hingga 20 tahun penjara untuk setiap hitungan (dakwaan) yang menuduh distribusi ilegal zat yang dikendalikan,” jelas Troester.

“Tidak kurang dari 20 tahun (penjara) hingga seumur hidup pada masing-masing kasus. Dimana lima dakwaan diantaranya, diduga telah menyebabkan kematian.”

Judy Bruner, seorang warga yang tinggal di Sayre mengaku memiliki teman-teman yang dirawat oleh Dr. Robison. Dokter itu menjadi primadona karena bersedia memberikan resep untuk membeli obat penghilang rasa sakit sejenis narkoba.

“Mereka menyukai gagasan bertemu dengannya (Dr. RObinson), karena setiap kali mereka membutuhkan obat penghilang rasa sakit mereka diizinkan untuk mendapatkannya. Setiap kali mereka menginginkannya, mereka turun, melihatnya, menyerahkannya kepada mereka,” kata Bruner.

“Saya telah mendengar banyak cerita tentang Melvin, bagaimana dia menjadi sangat buruk dengan obat-obatan.”

Robison diwakili oleh (pengacara) Sandy Coats, mantan Jaksa AS untuk Distrik Barat Oklahoma. Sementara Hallaba diwakili oleh Tom Snyder bersama Firma Hukum Christiansen.

Sidang selanjutnya dijadwalkan pada 14 Agustus 2018. (Mark Liu/NTD Houston/The Epoch Times/waa)

Simak juga, Pengakuan Dokter yang Dipaksa Panen Organ Hidup :

https://youtu.be/0x2fRjqhmTA

ISIS Serang Pangkalan Militer Afrika di Mali, Sejumlah Orang Tewas

Epochtimes.id- Teroris ISIS yang dipersenjatai dengan roket dan bahan peledak menyerbu markas besar sebuah satuan tugas militer Afrika di Mali tengah. Serangan ini menyebabkan sedikitnya enam orang tewas pada Jumat, 28 Juni 2018.

Seorang juru bicara pasukan itu mengatakan teroris yang mengendarai kendaraan dengan bom menyerang kompleks di kota Sevare setelah terlibat baku tembak dengan pasukan Mali dan berusaha keras memasuki area militer.

Foto-foto dari tempat kejadian menunjukkan sisa-sisa kendaraan yang hangus, sebuah lubang dan dinding-dinding bangunan yang hancur. Terlihat sebuah G5 Sahel, sebuah kekuatan regional yang dibuat tahun lalu untuk membasmi para pejihad di wilayah Sahel semi-kering di Afrika Barat.

Seorang juru bicara pasukan G5 – yang terdiri atas tentara dari Mali, Niger, Burkina Faso, Chad, dan Mauritania – mengatakan dua tentara dan empat penyerang tewas dalam serangan itu.

“Para penyerang menembakkan roket ke markas besar dan beberapa dari mereka menyusup ke kompleks. Terjadi baku tembak,” kata jurubicara kementerian pertahanan Boubacar Diallo kepada Reuters.

Sumber dari AS di Sevare, yang berbicara tanpa menyebut nama, mengatakan bahwa kompleks itu terkena bom mobil. Tembakan mereda pada sore hari seperti dikatakan sumber itu.

Serangan itu terjadi sebulan sebelum pemilihan presiden Mali.

Kekerasan oleh teroris ISIS telah menjamur di Sahel yang jarang penduduknya dalam beberapa tahun terakhir, dengan kelompok-kelompok yang terkait dengan Al Qaeda dan ISIS menggunakan Mali tengah dan utara sebagai landasan melancarkan serangan di seluruh wilayah.

Kekuatan Barat, termasuk Prancis dan Amerika Serikat, telah memberikan dana yang signifikan kepada G5 dalam upaya untuk memukul mundur para jihadis.

Misi penjaga perdamaian PBB di Mali, MINUSMA, menolak berkomentar mengenai serangan terhadap kompleks G5. (asr)

Oleh Souleymane Ag Anara, Tiemoko Diallo dan Adama Diarra via The Epochtimes