Badan Intelijen Jerman Akui Pekerjakan Putri Mantan Pemimpin Nazi

EpochTimesId – Badan Intelijen Jerman (BND) mengakui mempekerjakan putri dari Tokoh Nazi, Heinrich Himmler pada 1960-an. Pengakuan itu disampaikan pada Jumat (29/6/2018) akhir pekan lalu.

Walau direkrut BND, Gudrun Burwitz, tidak pernah meninggalkan ayahnya dan ajaran Nazi. Dia tetap aktif dalam kegiatan ekstremisme kanan. Pengungkapan bahwa putri Himmler, Gudrun Burwitz, bekerja untuk agen mata-mata BND, dikonfirmasi oleh BND setelah sempat diberitakan oleh koran Bild.

Himmler adalah mantan komandan SS. Dia merupakan salah satu tokoh kuat Nazi dan arsitek utama pembunuhan terhadap enam juta orang Yahudi dalam Holocaust. Dia bunuh diri di tahanan Inggris pada 1945. Putrinya, Burwitz, meninggal bulan lalu di Munich, pada usia 88 tahun.

“BND menegaskan bahwa Ms. Burwitz adalah anggota BND selama beberapa tahun hingga 1963 dengan nama samaran,” kata Bodo Hechelhammer, kepala departemen sejarah BND.

“Waktu keberangkatannya bertepatan dengan permulaan perubahan dalam pemahaman dan penanganan karyawan yang terlibat dengan Nazi,” kata Hechelhammer.

Badan intelijen Jerman mendapat kecaman dalam beberapa tahun terakhir karena gagal membasmi ekstremis sayap kanan di era pasca-perang. Para sejarawan kritis mengatakan mantan simpatisan Nazi dan simpatisan kanan yang bekerja di dalam badan keamanan Jerman Barat saat itu, mungkin telah melindungi anggota yang lain.

Pada saat Burwitz bekerja untuk BND, lembaga itu dipimpin oleh Reinhard Gehlen, mantan komandan intelijen militer Nazi. Gehlen memimpin agen mata-mata Jerman Barat sampai 1968.

Hechelhammer mengatakan bahwa karena Burwitz sudah meninggal dunia, maka BND dapat membuat pengecualian terhadap kebijakannya. Kebijakan yang dikecualikan adalah BND tidak dapat mengomentari karyawan aktif atau mantan karyawan. Pengungkapan fakta itu adalah bagian dari proses pengkajian ulang sejarah secara kritis.

Perjuangan untuk mengadili orang-orang dengan masa lalu yang dilecehkan Nazi telah menjadi tema abadi dari sejarah pasca perang Jerman. Seperti yang telah disarankan bahwa para pendukung sayap kanan mempertahankan posisi pengaruh dan kekuasaan di badan-badan keamanan.

Masalah ini muncul dalam beberapa tahun terakhir dalam sidang terhadap anggota kelompok sayap kanan, yang disebut National Socialist Underground. Mereka menewaskan delapan orang Turki, seorang Yunani dan seorang polisi wanita Jerman antara tahun 2000 dan 2007.

Persidangan itu dimulai pada 2013 dan dianggap sebagai salah satu yang paling signifikan di Jerman pasca-perang. Sidang mengungkap sikap rasis yang masih ada di dalam lembaga mata-mata domestik negara itu. Kondisi ini pun mendorong reformasi. (Reuters/The Epoch Times/waa)

Simak juga, Pengakuan Dokter yang Dipaksa Panen Organ Hidup :

https://youtu.be/0x2fRjqhmTA