EpochTimesId – Perdana Menteri Inggris, Theresa May memuji Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. May menilai Trump adalah sosok yang layak menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat.
May mengatakan bahwa Trump adalah sosok yang berkomitmen untuk Kepentingan Terbaik Amerika Serikat. Seperti dikutip dari The Epoch Times, Selasa (9/1/2018).
“Ketika saya berurusan dengan Presiden Trump, yang saya lihat adalah seseorang yang berkomitmen untuk memastikan bahwa dia mengambil keputusan demi kepentingan terbaik Amerika Serikat,” katanya kepada BBC.
BBC dalam kesempatan ini menanyakan tanggapan May tentang tuduhan seorang penulis buku Amerika Serikat, Michael Wolff. Wolff dalam buku yang ditulisnya mengatakan bahwa Trump secara mental tidak layak untuk mengemban jabatan sebagai Presiden Amerika.
Buku tersebut berjudul ‘Fire and Fury’. Wolff dalam bukunya mengulas tentang Gedung Putih yang kaku dan berjalan tak teratur di bawah kepemimpinan Presiden AS Donald Trump.
Namun, mayoritas narasumber buku tersebut adalah para pejabat yang tidak kompeten, dipecat Trump, dan gosip di kalangan pejabat Amerika.
Trump sendiri sudah membantah semua tuduhan Michael Wolff dalam buku tersebut. Dia mengatakan bahwa karir dan kemenangannya pada Pemilihan Presiden menunjukkan bahwa dia adalah ‘jenius yang sangat stabil’.
Trump juga membantah bahwa Wolff memiliki akses luar biasa ke Gedung Putih, dalam setahun terakhir, seperti yang diklaim dalam buku tersebut.
Trump rencananya akan segera mengunjungi Inggris. Namun Theresa May belum menjelaskan rincian dan agenda kunjungan tersebut. (waa)
ErabaruNews- Musim wabah flu musim dingin di Tiongkok memasuki puncaknya. Sebagian besar rumah sakit penuh sesak dengan pasien yang berobat.
Para orangtua menggendong anak berbaris panjang dalam antrian, guna menunggu giliran diperiksa oleh dokter. Beban kerja para dokter jelas bertambah dan berlipat ganda.
Sementara itu, sejumlah rumah sakit komunitas justru tidak dapat menerima pasien flu. Beberapa media mempertanyakan, Ke mana para ‘Dokter Keluarga’ bagi 500 juta rakyat yang digembar-gemborkan rezim penguasa?
Media ‘Caixin’ pada 7 Januari 2018 memberitakan, musim dingin tahun ini, jumlah pasien flu di seluruh negeri Tiongkok meningkat secara signifikan. Para pasien flu yang mendatangi rumah-rumah sakit kelas AAA membludak.
Tetapi klinik-klinik perawatan kesehatan primer alias ‘Dokter Keluarga’ yang dibangun untuk melayani masyarakat, justru tidak mampu menangani penyakit umum. Mereka gagal untuk memerankan fungsi membantu rumah sakit besar dalam mendiagnosis penyakit atau memberikan pertolongan awal pada masyarakat yang tinggal di lingkungannya.
Seorang petugas yang bertanggungjawab pada pusat perawatan kesehatan lingkungan yang berada di Distrik Jinshan, Shanghai kepada reporter ‘Caixin’ mengatakan bahwa mereka bukan (klinik) menolak pasien anak-anak. Namun, mereka tidak diperbolehkan menerima dan menangani pasien flu anak-anak.
Setelah epidemi SARS merajalela, flu jenis apasaja meskipun demam ringan, sepanjang suhu badan meningkat, tidak akan diijinkan masuk lokasi klinik. Demikian yang ia katakan.
Menurut peraturan yang berlaku, diagnosis dan pengobatan beberapa jenis demam umum justru tidak berada dalam ruang lingkup penanganan ‘Dokter Keluarga’.
Petugas itu mengatakan, ada dua hal yang melandasi mereka tidak boleh menangani hal itu.
Pertama, Jika menemukan pasien demam dengan suhu badan melampaui 38°C, pasien harus segera dialihkan ke rumah sakit kelas 2 atau 3. Kedua, Kebanyakan klinik-klinik itu tidak menyediakan pelayanan kepada anak-anak.
Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat Distrik Datun menjelaskan bahwa pihaknya tidak dapat menerima pasien demam yang suhu badannya mencapai di atas 37,3° C. Sebab, mereka dicurigai memiliki hubungan dengan penyakit menular lainnya.
Peraturan tersebut sudah berlaku sejak SARS meledak di Tiongkok tahun 2003. Namun sampai sekarang pun rumah sakit tingkat dasar belum juga menyediakan fasilitas pelayanan penyakit umum seperti flu.
Menurut laporan tersebut, meskipun sekarang peraturan itu diubah, tetapi dengan kondisi yang ada saat ini, klinik-klinik di lingkungan masyarakat itu pun tidak memiliki motivasi untuk menyediakan fasilitas menanggulangi penyakit umum. Karena hasil survei menunjukkan bahwa pelayanan kesehatan yang kelasnya makin rendah, ruginya makin besar.
Laporan tersebut mengatakan bahwa di kebanyakan negara maju, klinik-klinik atau ‘Dokter Keluarga’ merupakan jaringan utama yang berada di garis paling depan dalam mencegah, dan mengendalikan penyakit menular.
Tetapi di Tiongkok klinik yang melayani penyakit anak-anak sangat kurang. Menurut sebuah survei yang dilakukan oleh Shandong Institute of Medical Science and Technology Information pada tahun 2015, lebih dari 80 persen institusi perawatan kesehatan utama Shandong tidak memiliki pediatri tersendiri dan tidak memiliki dokter spesialis anak.
Lembaga perawatan kesehatan primer seharusnya menangani dan mengobati penyakit umum anak-anak dan penyakit yang sering terjadi, namun mereka tidak memainkan peran dasar mereka.
Hal yang perlu dicatat adalah pada 17 Desember tahun lalu, media resmi Xinhua News Agency merilis berita bahwa pada akhir bulan November 2017, lebih dari 95 persen kota di Tiongkok menandatangani pembentukan ‘Dokter Keluarga’. Sehingga 500 juta rakyat kini memiliki dokter keluarga.
Data ini telah menimbulkan keraguan dari kalangan masyarakat. Komisi Perencanaan Kesehatan PKT juga mengatakan akan memberikan layanan prioritas kepada populasi kunci, termasuk orang tua, ibu hamil, anak-anak dan orang-orang cacat.
Dilaporkan bahwa di balik ‘Lompatan Jauh ke Depan’ justru dalam sistem medis Tiongkok bermunculan ‘Dokter Keluarga’ yang tidak memiliki kompetensi. Di bawah indikator PKT yang muluk-muluk, praktek penipuan dokter keluarga di berbagai tempat terus terbongkar.
Terutama berfokus pada penipuan dengan tandatangan palsu, tidak melakukan praktek kedokteran dan cara penipuan lainnya. (ET/Sinatra/waa)
Otoritas-otoritas komunis di Mongolia Dalam baru-baru ini mengakui bahwa mereka telah membesar-besarkan pendapatan industri sebesar 26 persen, atau 53 miliar yuan ($8,1 miliar), menurut media pemerintah pada 3 Januari.
Angka-angka tersebut dibuat dengan menggunakan metode berikut: di awal tahun, departemen keuangan menetapkan target pendapatan yang terlalu tinggi. Menjelang akhir tahun, sulit mencapai target tersebut, namun departemen tersebut tetap melaporkannya, sambil meminta perusahaan untuk memberikan dana kepada pemerintah tersebut. Dengan kredit macet dan angka-angka palsu untuk pendapatan dan pengeluaran, akan tampak seolah-olah departemen tersebut mencapai tujuannya.
Rezim Tiongkok mendorong perilaku tidak jujur seperti itu, karena pejabat sering mendapat promosi dengan menunjukkan produktivitas ekonomi wilayah mereka. Pepatah umum di Tiongkok adalah, “Pejabat menghasilkan angka, angka menghasilkan pejabat.”
Ini bukan pertama kalinya Mongolia Dalam mengalami pemalsuan angka-angka. Juni lalu, badan anti korupsi Partai mengkhususkan daerah tersebut untuk kelakuan-kelakuan buruk semacam itu.
Uang kertas Tiongkok 100 yuan, 10 yuan dan satu yuan, ilustrasi foto yang diambil di Beijing. (Fred Dufour / AFP / Getty Images)
Banyak pejabat di Mongolia Dalam dikaitkan dengan mantan anggota Komite Tetap Politbiro, Liu Yunshan, seorang pejabat yang punya ikatan kuat dengan faksi oposisi Partai yang setia kepada mantan pemimpin Partai Jiang Zemin. Faksinya sedang dalam perebutan kekuasaan dengan pemimpin saat ini Xi Jinping dan sekutu-sekutunya. Sejak Xi mengambil alih kekuasaan pada tahun 2012, dia telah menggulingkan banyak anggota faksi Jiang melalui kampanye anti korupsi besar-besaran. Tidak jelas apakah inspirasi-inspirasi tentang angka-angka palsu tersebut terkait dengan pertikaian Partai.
Daerah lain yang dikenal dengan angka-angka palsu adalah Liaoning, sebuah propinsi tetangga di utara. Januari lalu, gubernur Liaoning mengakui bahwa kota-kota dan kabupaten-kabupaten di propinsi tersebut telah membesar-besarkan data dari tahun 2011 sampai 2014, yang mewakili kenaikan 20 persen secara palsu. Selama periode ini, sekretaris partai Liaoning adalah Wang Min, seorang pejabat yang berutang promosi politiknya kepada Jiang. Agustus lalu, dia dijatuhi hukuman penjara seumur hidup karena menerima suap sebanyak 146 juta yuan (sekitar $22,4 juta).
Pada 2016, Liaoning juga membesar-besarkan angka PDB (Produk Domestik Bruto), yang sebenarnya turun 23,3 persen.
Negara tersebut mengungkapkan bahwa angka-angka palsu Liaoning dengan mengarang jumlah tanah yang bisa untuk mengumpulkan pajak-pajak darinya, dan juga uang yang dapat dikumpulkan dari membiarkan penggunaan aset milik negara.
Baru-baru ini bulan lalu, kantor audit Partai mengumumkan bahwa pada kuartal ketiga tahun 2017, 10 kota dan kabupaten di Yunnan, Hunan, Jilin, dan Chongqing memiliki angka-angka palsu, menambahkan tambahan 1,5 miliar yuan (sekitar $230 juta) untuk pendapatan mereka, menurut surat kabar Tiongkok Beijing News.
Mengingat keadaan ekonomi yang bermasalah di wilayah timur laut, dan banyak propinsi lainnya di negara ini, mungkin tidak mengejutkan bahwa mereka sangat ingin tampil lebih baik daripada kenyataan.
Menurut perkiraan ekonom Amerika Tiongkok, Dr. Cheng Xiaonong, dari 31 propinsi di Tiongkok dan pemerintah kota yang diperintah langsung, 25 berada dalam hutang, bertahan dengan mengandalkan dana dari otoritas pusat. Hanya pusat keuangan utama seperti Shanghai dan Beijing, serta propinsi pesisir Guangdong, Zhejiang, Jiangsu, dan Fujian yang angkanya berwarna hitam, dengan total surplus tiga triliun yuan ($453 miliar). (ran)
Epochtimes.id- Pasukan suriah meningkatkan tekanan pada dua benteng pertahanan oposisi terakhir di Suriah dengan serangan udara di provinsi Idlib. Langkah ini dilakukan sebagai bentuk membuyarkan pengepungan di dekat Damaskus, Senin (8/1/2018).
Pesawat Suriah dan Rusia memborbardir sasaran di wilayah barat laut Idlib, menekan dalam operasi selama seminggu menargetkan provinsi terakhir di negara tersebut yang melepaskan diri dari kontrol pemerintah.
Syrian Observatory for Human Rights menyebutkan setidaknya 21 orang tewas, termasuk delapan anak-anak dan 11 anggota keluarga yang sama” di sebelah barat kota Sinjar di tenggara provinsi itu.
“Rezim dan penyerangan Rusia terus berlanjut hari ini di beberapa bagian di provinsi Idlib,” kata Rami Abdel Rahman, kepala organisasi pemantau HAM yang berbasis di Inggris ini, kepada AFP.
Pasukan rezim yang didukung Rusia melancarkan operasi di tepi provinsi Idlib pada hari-hari terakhir tahun 2017 dan telah merebut kembali desa setiap hari sejak saat itu.
Setelah runtuhnya kelompok Daesh atau ISIS di Suriah dan Irak akhir tahun lalu, rezim Presiden Bashar Assad bertekad memulihkan cengkeramannya atas negara tersebut.
Provinsi Idlib berbatasan dengan Turki, hampir seluruhnya dikuasai oleh pasukan anti-pemerintah yang didominasi oleh oposisi Hayat Tahrir Al-Sham (HTS).
Sebuah ledakan pada Minggu di kota Idlib di sebuah markas untuk kelompok Ajnad Al-Qawqaz yang terdiri pejuang dari Kaukasus beroperasi di samping HTS, menyebabkan setidaknya 34 orang tewas, termasuk 19 warga sipil.
Jumlah korban akibat serangan tersebut masih belum rinci. Ada yang menyebutkan sekitar 23 jiwa namun jumlahnya meningkat pada Senin saat lebih banyak mayat ditemukan di reruntuhan.
Abdel Rahman mengatakan jumlah korban masih bisa meningkat karena lebih banyak korban diyakini terkubur di bawah reruntuhan dan banyak yang terluka berada dalam kondisi kritis.
“Tim penyelamat masih memilah-milah reruntuhan,” katanya.
Belum jelas apakah ledakan itu disebabkan oleh serangan udara atau akibat bentrokan internal yang terkadang terjadi di antara berbagai faksi oposisi yang berbeda.
Hampir seperenam Suriah pada puncak konflik yang berlangsung tujuh tahun, daerah-daerah di bawah kendali pemerintah sekarang mencakup lebih dari 50 persen wilayah Suriah.
Namun, kantong lainnnya di mana kelompok oposisi masih bertahan, adalah Ghouta Timur, daerah semi pedesaan di sebelah timur ibukota Damaskus yang merupakan rumah bagi sekitar 400.000 jiwa.
Pemberontak yang dipimpin oleh kelompok Jaish Al-Islam dalam beberapa hari terakhir mengepung pangkalan militer satu-satunya di daerah tersebut. Namun kantor berita negara SANA mengklaima pengepungan tersebut berhasil dipatahkan.
“Unit-unit dari Angkatan Darat Arab Suriah telah menghentikan pengepungan Pangkalan Kendaraan Bermotor di Harasta,” katanya, menambahkan bahwa operasi terus dilakukan untuk mengamankan basis sepenuhnya.
Menurut Observatorium, pertempuran di Harasta sejak pangkalan tersebut dikepung pada akhir Desember membuat 72 pejuang rezim dan 87 orang oposisi tewas.
Penembakan dan pemboman Ghouta Timur yang terkepung, di mana kondisi kemanusiaan telah memburuk tajam dalam beberapa bulan terakhir mengakibatkan meningkatnya korban jiwa.
“Korban terakhir terjadi pada Senin saat serangan udara membunuh seorang anak dan dua warga sipil lainnya di Madira, sebuah desa di Ghouta Timur,” kata Observatorium.
Lebih dari 340.000 orang terbunuh dan jutaan lainnya diusir dari rumah mereka sejak konflik Suriah meletus dengan demonstrasi anti-pemerintah pada 2011 silam. (asr)
ErabaruNews – Hamparan air laut yang luas membeku di Amerika Serikat. Warga di sekitar pantai di Massachusetts pun mengaku sangat kagum begitu mengetahui bahwa teluk mereka telah membeku sepenuhnya.
Seorang warga setempat, Ryan Canty memposting video di saluran YouTube-nya. Video menunjukkan anggota keluarganya berjalan pada ombak beku di Old Silver Beach, Falmouth, Massacussete, AS.
Canty mengatakan bahwa neneknya yang tinggal di dekat pantai mengaku sangat jarang melihat peristiwa langka ini. Sang Nenek pernah melihat lautan setempat membeku hanya tiga kali dalam 80 tahun terakhir.
Temperatur atau suhu udara di Cape Cod menembus -4 derajat Fahrenheit, sejak hari Sabtu (6/1/2018) lalu.
Air laut biasanya lebih sulit membeku daripada air tawar. Lautan baru membeku pada suhu yang lebih rendah dari pada air biasa, karena kandungan garam yang tinggi.
“Ini tentu tidak biasa,” kata Syahbandar Pelabuhan Falmouth, Gregg Fraser, kepada Boston Globe. “Biasanya kami tidak menemukan banyak es di awal musim dingin.”
“Jika Anda berdiri di pantai, hamparan es terlihat sejauh Anda memandang,” ujar Syahbandar.
“Mudah-mudahan suhu udara bisa segera memanas di sini. Kami berharap minggu depan ini suhu di atas titik beku akan mencairkan sebagian dari es itu,” sambung Fraser.
Jangan ditiru! Orang-orang berjalan di atas es yang terbentuk dari air laut di atas teluk di Falmouth, Massachusetts. (Video YouTube-Ryan Canty/tangkapan layar)
Fraser memperingatkan warga setempat dan pengunjung agar menjauhi es di sepanjang pantai. Sebab, arus air laut yang masih belum beku di bawah permukaan es bisa membuat es menjadi tidak stabil.
“Kami mencegah orang untuk tidak berjalan dan melalui es air asin, karena kestabilannya tidak dapat diprediksi,” kata Fraser.
Walau demikian, video menunjukkan sejumlah warga masih nekat berjalan dan berkelana di atas es. Mereka tampak mengeksplorasi dan ber-foto ria di atas laut yang membeku.
“Sangat berbahaya untuk melakukan itu. Ada arus air yang tidak membeku,” kata Syahbandar Weard, Paul Milone. (waa)
Epochtimes.id- Setelah dibatasi mengimpor minyak dari masyarakat internasional, harga minyak di pasar Korea Utara mulai melonjak tinggi, pasokan menjadi sangat tegang.
Laporan media pada 7 Januari menyebutkan bahwa kekurangan minyak telah memberikan dampak yang cukup besar di Korea Utara. Bahkan militer yang selama ini lebih dimanjakan pemerintah Korea Utara pun sekarang tidak kebagian jatah minyak. Untuk memungut hasil setoran tanaman rakyat, mereka terpaksa menggunakan pedati.
Media ‘Asia Press’ pada 7 Januari memberitakan, sejak memasuki tahun 2018, persediaan minyak buat kendaraan di pasar dalam negeri Korea Utara mulai berkurang sehingga harga terus melambung.
Bahkan militer yang biasanya dimanjakan pemerintah sekarang juga tidak kebagian jatah minyak sehingga menggunakan pedati sebagai alat transportasi.
Berita menyebutkan bahwa harga bensin di Korea Utara saat ini adalah KPW(Won Korut) 26.000 per liter (KPW 1,- = USD.0.001); Minyak ringan KPW. 17.000,- Tetapi tidak ada barang walau harganya tinggi.
Karena sudah menjadi ‘tradisi’ petani wajib menyetorkan bagian dari panen (sebagai upeti atau pajak) kepada pemerintah yang akan dipungut dari rumah ke rumah oleh militer Korea Utara, dengan langkanya minyak, kendaraan pengangkut tidak bisa berjalan, jadi mereka terpaksa menggunakan pedati sebagai penggantinya.
Sejak Dewan Keamanan PBB pada bulan September tahun lalu memberlakukan sanksi ekonomi sebagai hukuman atas uji coba senjata nuklir keenam kalinya kepada Korea Utara.
Membatasi pasokan 500.000 barel minyak antara bulan Oktober hingga Desember, dan secara tegas melarang pengoperan minyak dari kapal ke kapal. Harga minyak di Pyongyang terus melambung.
Namun, media membocorkan bahwa otoritas Beijing diam-diam terus memasok minyak ke Korut melalui saluran pipa di perbatasan.
Dikabarkan bahwa setelah terkena pembatasan impor minyak, Korea Utara melakukan ‘kucing-kucingan’ dengan mengirim kapal kargo ke perairan Laut Timur untuk membeli minyak dari kapal-kapal yang menjual minyak di tengah laut.
Bulan Desember tahun lalu, AS mengkritik sejumlah kapal milik Rusia dan Tiongkok yang menyelundupkan minyak ke Korea Utara dengan cara tersebut. Citra satelit juga membuktikan bahwa kapal milik Tiongkok melakukan transaksi ilegal itu di perairan Laut Kuning.
Media Korea Selagtan ‘Chosun Ilbo’ mengutip ucapan pejabat mengatakan bahwa, sejak bulan Oktober hingga sekarang setidaknya 30 kali kapal Tiongkok diketahui telah mengoper minyak di tengah laut ke kapal Korut.
Financial Times memberitakan, seorang diplomat Asia yang tidak ingin disebutkan namanya menegaskan bahwa Tiongkok dan DPRK telah melanggar sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa karena masih menjual minyak ke Korea Utara.
Media Jepang mengungkapkan bahwa di atas permukaan Tiongkok dan Rusia seolah-olah mendukung resolusi PBB untuk menjatuhkan sanksi atas pengalihan minyak ke DPRK. Namun, pada kenyataannya mereka diam-diam melakukan tindakan yang bertolak belakang. Sejak bulan Juni 2017 mereka telah membangun saluran rahasia demi menyelundupkan minyak ke DPRK.
Resolusi DK PBB no, 2397 yang dikeluarkan pada 22 Desember menetapkan penurunan pasokan minyak ke Korea Utara dari 2 juta barel menjadi 500.000 barel per tahun. Selain itu, mewajibkan semua negara anggota PBB untuk memulangkan tenaga kerja asal Korea Utara dalam waktu 24 bulan.
Resolusi juga melarang Korea Utara mengekspor batubara dan komoditas lainnya, mengimpor minyak melalui pengalihan dari kapal ke kapal di tengah laut. (Sinatra/asr)
Anggota parlemen Liberal, Geng Tan, bertindak sebagai perantara bagi pengusaha-pengusaha Kanada-Tiongkok yang dituduh melakukan kecurangan, The Globe and Mail melaporkan.
Menurut Globe, Tan telah mengirimkan sendiri (tidak memakai jasa kurir) sebuah dokumen ke seorang pejabat tinggi di kedutaan Kanada di Beijing pada tanggal 1 Juni 2017. Dokumen tersebut adalah surat yang tidak ditandatangani dari pebisnis Toronto, Xiao Hua Gong, yang juga dikenal sebagai Edward Gong, yang ditangkap pada 28 Desember 2017, sehubungan dengan tuduhan penipuan oleh Ontario Securities Commission (OSC) dan dibebaskan dengan jaminan pada hari berikutnya.
Pejabat kedutaan Kanada menyerahkan surat tersebut ke Royal Canadian Mounted Police.(RCMP), menurut berkas surat laporan resmi OSC yang diajukan di pengadilan Toronto, Globe melaporkan. Dalam surat tersebut, Gong membantah menjalankan skema piramida dan berjanji untuk bekerja sama dengan para penyidik di Kanada dan Tiongkok.
Kantor Tan, yang mewakili daerah pemilihan Don Valley Utara di Toronto, mengatakan bahwa anggota parlemen tersebut tidak bersedia diwawancarai namun memberikan sebuah pernyataan yang dikaitkan dengannya, dengan menyatakan, “Saya hanya memindahkan sebuah surat-menyurat atas nama sesama anggota Toronto, North York Community, Saya tidak tahu apapun tentang penyelidikan Kanada terhadap individu ini. Setiap dugaan untuk mempengaruhi dalam masalah ini sama sekali salah.”
Menurut Globe, Gong tidak tinggal di daerah pemilihan Tan tetapi di Don Valley Barat, dan kantor Tan telah mengkonfirmasi, dalam sebuah email ke Globe, bahwa Tan juga telah mengangkat kasus Gong dengan pihak berwenang Tiongkok.
David Mulroney, mantan duta besar Kanada untuk Tiongkok, menyatakan terkejut atas tindakan anggota parlemen tersebut dan memuji pejabat kedutaan karena telah memberikan surat tersebut kepada RCMP, menurut Globe. “Ini adalah suatu hal yang Anda lakukan di Tiongkok … ketika Anda mencoba menggunakan prestise atau koneksi Anda untuk menyelesaikan sesuatu. Bukan bagaimana suatu hal itu dilakukan di Kanada,” kata Mulroney.
Tan menjadi anggota parlemen pertama yang berasal dari daratan Tiongkok saat ia memenangkan kursi daerah pemilihan dalam pemilihan federal 2015. Kampanyenya termasuk menarik minat masyarakat Tionghoa dan mendapat dukungan dari para pembicara bahasa Mandarin.
Laporan online di Tiongkok di situs Kantor Urusan Luar Negeri Tiongkok menunjukkan pertemuan Tan dengan kepala organisasi tersebut, yang beroperasi di bawah aparat United Front (Front Persatuan) Tiongkok.
Seperti diberitakan sebelumnya oleh The Epoch Times, Partai Komunis Tiongkok (PKT) menggunakan Front Persatuan untuk menjalankan operasi melalui kedutaan dan konsulat luar negeri Beijing, yang secara khusus berusaha menciptakan “front persatuan” untuk PKT dengan menumbangkan dan mempengaruhi pemerintah dan masyarakat asing.
Tan, yang memperoleh gelar Master dan PhD di bidang teknik kimia dari University of Toronto, juga merupakan ketua Chinese Students and Scholars Association (CSSA) untuk dua periode di universitas tersebut pada awal tahun 2000-an.
Menurut sebuah makalah oleh Anne-Marie Brady, seorang profesor di University of Canterbury di Selandia Baru dan rekan sejawat di Wilson Center, CSSA-CSSA adalah “salah satu sarana utama yang digunakan otoritas Tiongkok untuk memandu mahasiswa dan cendekiawan Tiongkok untuk belajar jangka pendek di luar negeri.”
Pada “about us” penampang dari CSSA Universitas Toronto mengatakan dalam bahasa Mandarin bahwa komunitas tersebut didirikan dengan dukungan dari Konsulat Tiongkok.
Tan juga pada satu saat tertentu ditunjuk sebagai wakil ketua Confederation of Toronto Chinese Canadian Organizations (CTCCO) dan telah menjabat sebagai eksekutif di sejumlah organisasi Tiongkok-Kanada lainnya yang, serupa dengan CTCCO, diketahui mengadopsi sikap pendirian pro-Beijing pada isu-isu yang melibatkan Tiongkok, seperti mendukung masuknya Institut Konfusius Beijing di Dewan Sekolah Distrik Toronto. (ran)
EpochTimesId – Gedung Trump Tower di New York City terbakar. Satu orang dikabarkan menderita luka ringan dan seorang korban lainnya luka parah.
Petugas Pemadam Kebakaran New York mengatakan, Presiden Amerika Serikat Donald Trump tidak ada di lokasi saat kebakaran. Trump sedang berada di Washington DC.
Api dilaporkan terlihat pada pukul 7 pagi waktu setempat, Senin (8/1/2018), menurut petugas pemadam kebakaran.
There was a small electrical fire in a cooling tower on the roof of Trump Tower. The New York Fire Department was here within minutes and did an incredible job. The men and women of the #FDNY are true heroes and deserve our most sincere thanks and praise! https://t.co/xuTmq1GBbj
“Bangunan ini memiliki dua atap. Atap rendah, adalah tempatdi mana semua peralatan mekaniknya, dan atap atas dengan beberapa ventilasi untuk menutupi peralatan itu sehingga Anda tidak melihatnya dari luar,” kata pejabat pemadam kebakaran, dikutip dari The Independent.
“Jadi api tersebut keluar dari ventilasi atap. Sekali lagi, tidak ada api (yang masuk) di dalam gedung itu.”
Sekitar 84 petugas pemadam kebakaran dikerahkan mengatasi kejadian kebakaran tersebut. Sejumlah petugas naik ke bagian atap yang terbakar, dan siaga hingga beberapa saat walau api sudah berhasil dipadamkan.
Epochtimes.id- Stadion olahraga di Arab Saudi akan membuka pintu bagi wanita untuk menghadiri pertandingan sepak bola untuk pertama kalinya pada Jumat 12 Januari 2018 dalam pengumuman otoritas Saudi.
“Pertandingan pertama yang akan diizinkan oleh wanita untuk diawasi adalah Al-Ahli versus Al-Batin pada hari Jumat 12 Januari,” kata Kementerian Kebudayaan dan Informasi dalam pernyataan resmi, Senin (8/1/2018)
Pihak kerajaan Arab Saudi juga mengumumkan wanita juga akan bisa menghadiri pertandingan kedua pada hari berikutnya dan yang ketiga pada 18 Januari mendatang.
Pertandingan pertama akan digelar di Riyadh, yang kedua di Jeddah dan yang ketiga di kota timur Dammam.
Pada Oktober, General Sports Authority (GSA) mengeluarkan keputusan bahwa pada awal 2018 tiga stadion, sampai sekarang hanya fasilitas laki-laki, akan siap untuk siap menerima tempat khusus keluarga, termasuk alokasi tempat khusus untuk tempat duduk dan pintu masuk,” kata Pusat Komunikasi Internasional, dari inisiatif dari Kementerian Kebudayaan dan Informasi.
Wanita Saudi berjalan-jalan di taman umum berpagar di Riyadh pada 14 Juli 2004. (Patrick Baz / AFP / Getty Images)
Ketiga stadion tersebut adalah: King Fahd International Stadium di Riyadh, Raja Abdullah Sports City di Jeddah, dan Stadion Pangeran Mohammed Bin Fahd di Dammam.
Pemberlakuan ini adalah salah satu dari serangkaian keputusan penting yang memberdayakan wanita di Kerajaan, setelah pengumuman bersejarah Raja Salman pada September bahwa perempuan akan diizinkan untuk menyetir pada Juni 2018.
Pada September lalu, ratusan wanita diizinkan memasuki stadion olahraga di Riyadh, yang sebagian besar digunakan untuk pertandingan sepak bola, untuk pertama kalinya menandai Hari Nasional Arab Saudi.
Arab Saudi juga mengumumkan pada Desember bahwa telah mencabut larangan berpuluh tahun menonton bioskop dengan pembukaan bioskop secara perdana pada Maret mendatang.
Sebelumnya Saudi memiliki beberapa pembatasan paling ketat di dunia terhadap wanita. Negara ini telah lama melarang perempuan dari arena olahraga dengan peraturan ketat mengenai pemisahan jenis kelamin di masyarakat.
Lambang Kerajaan Arab Saudi (Bruno Vincent/Getty Images)
Di bawah sistem perwalian yang ada di Saudi Arabia, anggota keluarga laki-laki – biasanya ayah, suami atau saudara laki-laki – harus memberikan izin untuk wanita melanjutkan studi, perjalanan dan sejumlah kegiatan lainnya.
Pelonggaran kontrol sosial dilakukan saat Putra Mahkota Mohammed bin Salman melakukan gebrakan kembali terhadap negara kaya minyak itu sebagai orang yang lebih moderat.
Program ‘Vision 2030’ era pasca-minyak sebagian berasal dari motif ekonomi untuk meningkatkan belanja domestik karena kerajaan tersebut ingin bangkit tak semata mengandalkan minyak bumi. (asr)
ErabaruNews – Mantan Ibu Negara Amerika Serikat, Hillary Clinton kini sedang diselidiki dalam tiga kasus terpisah oleh pemerintah federal. Bahkan mantan Menteri Luar Negeri ini diduga terlibat dalam satu kasus hukum lainnya, seperti dikutip dari The Epoch Times, Selasa (9/1/2018).
1. Clinton Foundation
Departemen Kehakiman (DOJ) meluncurkan sebuah penyelidikan baru terhadap Yayasan Clinton. Yayasan itu diduga mengumpulkan sumbangan yang terkait dengan transaksi politik dan kegiatan ilegal lainnya.
Seperti dikutip The Epoch Times dari The Hill, menurut pernyataan pejabat penegak hukum anonim, pekan lalu.
Transaksi sumbangan yang terkait barter kepentingan politik itu diduga terjadi ketika Clinton menjabat sebagai Sekretaris Negara. Itu adalah jabatan setingkat menteri yang juga menangani urusan luar negeri AS.
Agen FBI di Arkansas, tempat Yayasan Clinton didirikan, memimpin penyelidikan ini. Mereka telah menginterogasi setidaknya satu saksi, dengan lebih banyak saksi dan bukti diharapkan terkumpul dalam beberapa pekan mendatang.
Penyidik mencari bukti bahwa mantan Presiden, Bill Clinton dan Hillary melakukan bantuan kebijakan politik, dengan imbalan berupa sumbangan ke yayasan mereka. Para agen juga menyelidiki apakah para donatur Clinton Foundation menyumbangkan uang dengan harapan imbalan suatu kebijakan politik, ketika Bill menjabat.
Sejumlah laporan investigasi dan sebuah buku telah diterbitkan selama beberapa tahun yang merinci bagaimana sumbangan berjuta-juta dolar mengalir ke Yayasan Clinton. Donasi berdatangan ketika pemerintah AS mengambil keputusan yang diduga menguntungkan donor dilakukan oleh Departemen Luar Negeri di bawah Clinton.
2. Penggunaan Email dengan Server Pribadi
Presiden Donald Trump terus mengkritik penggunaan server email pribadi oleh Hillary Clinton untuk kepentingan urusan pemerintah yang sensitif selama memimpin Sekretariat Negara.
Penyelidikan atas masalah tersebut tampaknya telah disimpulkan tepat sebelum hari pemilihan di tahun 2016. Ketika itu, direktur FBI James Comey membebaskan Clinton dari segara tuduhan.
Namun temuan selanjutnya membuat Departemen Kehakiman mengeksplorasi ‘apakah ada masalah dari penyelidikan, sehingga harus dibuka kembali,’ seperti dilaporkan The Hill pekan lalu.
Hillary Rodham Clinton menerima Penghargaan Wonder Woman WMC di atas panggung di Women’s Media Center 2017 Women’s Media Awards di Capitale pada tanggal 26 Oktober 2017 di New York City. (Mike Coppola/Getty Images untuk Women’s Media Center)
Surat eksonerasi Comey yang asli telah diedit oleh pengacara anti-Trump FBI, Peter Sztrok dan bawahan lainnya untuk menghapus beberapa penyebutan ‘sangat lalai’, sebuah istilah hukum yang mendukung pelanggaran kejahatan karena salah menangani informasi rahasia. Surat tersebut, dan juga revisinya, dipublikasikan pada 14 Desember 2017.
Pejabat yang berbicara dengan reporter The Hill, John Solomon, memperingatkan bahwa penyelidikan tersebut ‘tidak pada tahap penyelidikan penuh’.
3. Uranium One
Jaksa Agung Jeff Sessions menginstruksikan jaksa penuntut pada Departemen Kehakiman untuk menanyai agen FBI tentang bukti yang mereka temukan saat penyelidikan yang sedang tidak aktif mengenai kesepakatan uranium yang kontroversial. Kesepakatan itu terkait dengan Bill dan Hillary Clinton yang menyerahkan fasilitas penambangan uranium AS kepada perusahaan milik negara Rusia, seperti dikutip dari NBC.
Jutaan dolar didonasikan kepada Yayasan Clinton dari orang-orang yang mendapat keuntungan dari persetujuan kesepakatan oleh Departemen Luar Negeri ketika dipimpin Hillary Clinton. Sementara Bill Clinton menerima honor sebagai pembicara sebesar 500.000 dolar AS dari sebuah bank Rusia yang terkait dengan transaksi tersebut, seperti dikabarkan The New York Times.
Dalam foto ini, Jaksa Agung AS, Jeff Sessions menyelenggarakan sebuah konferensi pers di Departemen Kehakiman pada tanggal 15 Desember 2017 di Washington, DC. (Chip Somodevilla/Getty Images/The Epoch Times)
Seorang informan FBI memiliki bukti aktivitas ilegal oleh orang-orang Rusia yang mencoba memalsukan pasar uranium AS, selama setahun penuh. Aktivitas itu terjadi sebelum kesepakatan untuk menjual Uranium One disetujui pada tahun 2010.
Namun, penuntutan berdasarkan bukti itu tidak kunjung dilakukan hingga tahun 2013, bertahun-tahun setelah kesepakatan tersebut disetujui oleh pemerintahan Barack Obama.
4. Pemerintahan Obama Bekukan Kasus Cassandra
Hillary Clinton juga mungkin terjerumus dalam penyelidikan atas penyelesaian investigasi terkait Obama. Investigasi berskala besar dilakukan mengenai bagaimana kelompok teroris Hizbullah yang didukung oleh Iran menjual ratusan juta dolar kokain ke Amerika Serikat untuk mendanai kegiatan terorismenya.
Keadaan seputar penghambatan investigasi tersebut dirinci dalam sebuah laporan investigasi yang diterbitkan media Politico pada bulan Desember. Menurut Politico, keputusan pemerintah Obama untuk menyabotase investigasi memungkinkan Hizbullah untuk mengoperasikan ‘skema dukungan material terbesar untuk operasi terorisme yang pernah ada di dunia’.
Hillary Clinton mungkin berada di bawah garis tengah penyidik sejak dia menjadi kepala Departemen Luar Negeri pada saat pemerintahan Obama berusaha membatalkan penyelidikan tersebut.
“Lebih jauh menyulitkan gambaran itu adalah peran Departemen Luar Negeri, yang seringkali ingin membatalkan tindakan penegakan hukum dan operasi rahasia karena reaksi politik yang mereka ciptakan,” beber Politico. (waa)
Pelukan teknologi maju Tiongkok seperti pengenalan wajah, kecerdasan buatan, dan pembayaran mobile smartphone telah membuat para pengamat khawatir dengan potensi pengawasan dan pemantauan massal. Teknologi ini hampir di mana-mana di kota-kota besar di seluruh negeri tersebut.
Namun, netizen Tiongkok mulai tumbuh prihatin atas invasi privasi melalui aplikasi-aplikasi smartphone.
Pada 3 Januari, pengguna dengan nama ” passerby on the internet” menulis di Weibo, setara dengan Twitter di Tiongkok, tentang kejadian baru-baru ini. Dia sedang mengobrol dengan istrinya tentang memetik stroberi pada Hari Tahun Baru. Keesokan harinya, saat membuka aplikasi agregator berita populer, yang disebut Jinri Toutiao, di smartphone-nya, dia melihat artikel yang berhubungan dengan stroberi.
Aplikasi, yang paling banyak diunduh di Tiongkok, menggunakan kecerdasan buatan untuk menganalisis interaksi media sosial pengguna dan konten yang dikonsumsi pengguna, untuk menghasilkan umpan berita yang disesuaikan untuk setiap pengguna. Lebih dari 100 juta pengguna secara aktif menggunakan aplikasi ini setiap hari, dengan total sekitar 700 juta pengguna terdaftar, menurut perusahaan.
Karena dia tidak mencari konten terkait dengan stroberi, insiden tersebut membuatnya menduga bahwa aplikasi tersebut telah menggunakan mikrofon ponselnya untuk mendengarkan percakapannya.
Postingannya telah dibagi ulang seribu kali dalam waktu singkat. Segera, Jinri Toutiao menanggapi dengan sebuah pernyataan di Weibo, mengatakan bahwa itu tidak mengumpulkan data tanpa sepengetahuan pengguna, dan bahwa pengguna harus terlebih dahulu memberikan izin untuk mengizinkan aplikasi mengakses mikrofon, seperti ketika pengguna membuka fitur video pada aplikasi.
Seorang wanita menggunakan ponsel cerdasnya di Beijing pada tanggal 11 November 2017. (Fred Dufour / AFP / Getty Images)
Banyak netizens tidak menerima penjelasan itu, menyetujui dengan akun mereka sendiri tentang bagaimana aplikasi merekomendasikan konten tentang subjek yang mereka sebutkan dalam kehidupan nyata.
Pada sebuah forum online Tiongkok bernama Newsmth.net, netizen lainnya menulis tentang pengalaman serupa.
Teknologi canggih telah digunakan untuk pengawasan melalui sistem kamera keamanan “Skynet“, yang menggabungkan kecerdasan buatan dengan teknologi pengenalan wajah untuk mengumpulkan informasi pribadi tentang orang yang lewat yang tertangkap kamera, secara real time. Saat ini ada 20 juta kamera di jalanan dan rezim Tiongkok berencana untuk meliput seluruh negara pada tahun 2020.
Kini aplikasi smartphone sepertinya digunakan untuk pelanggaran privasi.
Pada 3 Januari, seorang netizen menemukan bahwa ketika melihat transaksi di aplikasi pembayaran mobileAlipay, ada baris yang dicetak dengan baik: “Saya setuju dengan perjanjian layanan Zhima,” dan kotak yang sudah ‘dicentang’, dalam arti sudah menyetujui perjanjian yang dimaksud. Kredit Zhima adalah lembaga kredit yang dikembangkan oleh Ant Financial, yang juga mengoperasikan Alipay. Alipay harus meminta maaf dalam sebuah pernyataan.
Pada tahun 2016, New York Times melaporkan bahwa perangkat lunak pra instal yang dikembangkan oleh Shanghai Adups Technology Company, yang beroperasi di 700 juta smartphone, mobil-mobil, dan perangkat cerdas lainnya, telah mengirimkan konten-konten yang penuh pesan teks, daftar kontak, log panggilan, lokasi informasi, dan data lainnya ke server Tiongkok.
Adups telah merancang perangkat lunak tersebut atas permintaan produsen telepon Tiongkok untuk memantau pengguna, menurut laporan Times, yang mencatat bahwa perangkat lunak tersebut menjalankan beberapa ponsel Android Amerika yang diproduksi oleh BLU Products.
Adups tidak menyebutkan nama produsennya, namun di situs web perusahaan, ia mengatakan bahwa pihaknya menyediakan perangkat lunak untuk ZTE dan Huawei, produsen smartphone terbesar di Tiongkok. (ran)
Epochtimes.id- Korea Utara dan Selatan akan duduk bersama dalam perundingan tingkat tinggi beberapa hari lagi. Menurut para pengamat, optimis bisa menjadi titik balik dalam kebuntuan saat ini.
Sementara beberapa ahli percaya Pyongyang melakukan upaya nyata dalam diplomasi.
Pihak lain mengatakan bahwa rezim Korea Utara hanya mengubah sebuah langkah gambit atau taktik. Mereka berpendapat bahwa Pyongyang bermaksud untuk memanfaatkan kemampuan rudal nuklir dan balistik barunya untuk mendorong konsesi ekonomi saat mencoba mengendalikan antara Seoul dan Washington.
Perundingan tersebut akan berpusat di Pyongyang mungkin mengirim figur skating pair untuk berpartisipasi dalam Olimpiade Musim Dingin PyeongChang di Korea Selatan dari 9-25 Februari.
Korea Selatan berharap perundingan terbatas ini bisa membuka pintu bagi dialog yang lebih luas.
Foto dari kantor berita Korea Utara Korea Utara KCNA yang diambil dan dirilis pada 1 Januari 2018 menunjukkan pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un memberikan pidato Tahun Baru di lokasi yang tidak diketahui.(AFP / Getty Images)
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memberi isyarat bahwa dia ingin membuka jalur komunikasi pada pidato Tahun Baru, dengan mengatakan bahwa rezimnya akan membuka pintunya kepada siapapun dari Korea Selatan yang tertarik kepada “dialog, kontak dan perjalanan, jika mereka dengan tulus menginginkan kerukunan dan persatuan nasional. ”
Dia juga berharap kesuksesan Olimpiade yang akan datang dan mengatakan bahwa rezim tersebut bersedia mengirimkan delegasinya.
Korea Selatan dengan penuh semangat menanggapi pada Selasa dengan mengusulkan pembicaraan bahwa Korea Utara setuju keesokan harinya dengan membuka hotline khusus yang macet tidak terpakai selama dua tahun. Kedua belah pihak berbicara dua kali pada Rabu dan sekarang bersiap untuk pembicaraan tatap muka.
Seorang pejabat pemerintah Korea Selatan mengecek hotline komunikasi langsung untuk berbicara dengan pihak Korea Utara di desa perbatasan Panmunjom pada 3 Januari 2018 di Panmunjom, Korea Selatan. (Kementerian Unifikasi Korea Selatan via Getty Images)
Perundingan tersebut akan terjadi pada Selasa di desa gencatan senjata Panmunjom seperti disampaikan Kementerian Unifikasi Korea Selatan.
“Agenda utama akan mencakup bagaimana memperbaiki hubungan kedua Korea termasuk (partisipasi Utara) Olimpiade Musim Dingin,” kata juru bicara kementerian, Baik Tae-hyun, kepada Yonhap News.
Perundingan tersebut segera dilakukan setelah sanksi baru PBB selanjutnya meningkatkan tekanan kepada Korea Utara dengan lebih ketat terhadap ekspor minyak ke Korea Utara dan pembatasan negara-negara yang menggunakan buruh Korea Utara sebagai sumber pendapatan utama rezim tersebut.
Tiongkok telah sepakat untuk menghormati sanksi tersebut.
Pengumuman untuk pembicaraan tersebut juga segera dilakukan setelah Korea Selatan dan Amerika Serikat mengumumkan jeda dalam latihan militer selama pertandingan mendatang.
Duta Besar AS untuk PBB, Nikki Haley (Kanan) berbicara dengan Duta Besar Tiongkok untuk PBB Liu Jieyi, sebelum memberikan suara pada sebuah resolusi yang dirancang AS untuk memperkuat sanksi terhadap Korea Utara, di Markas Besar PBB, di New York, pada 5 Agustus 2017 . (EDUARDO MUNOZ ALVAREZ/ AFP/ Getty Images/ TheEpochTimes)
Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB Nikki Haley mengingatkan pada pembicaraan dalam komentar kepada wartawan di Seoul pada Senin.
“Korea Utara dapat berbicara dengan siapapun yang mereka inginkan, namun AS tidak akan mengenalinya atau mengetahuinya sampai mereka setuju untuk melarang senjata nuklir yang mereka miliki,” katanya.
Sementara itu, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Heather Nauert mengatakan pada 2 Januari bahwa Korea Utara mungkin mencoba menggiring antara Amerika Serikat dan Korea Selatan dan sesuatu yang tidak akan berjalan.
“Saya dapat meyakinkan Anda bahwa itu tidak akan terjadi, itu tidak akan terjadi. Kami sangat skeptis terhadap ketulusan Kim Jong Un dalam duduk dan berdiskusi,” katanya.
“Kebijakan kami tidak berubah, kebijakan Korea Selatan tidak berubah, bahwa kami berdua mendukung Semenanjung Korea yang diundangkan.”
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Heather Nauert berbicara di ruang briefing pers di Departemen Luar Negeri di Washington, DC, pada 30 November 2017. (Alex Wroblewski / Getty Images)
Dua hari kemudian, Nauert menambahkan bahwa perundingan yang akan datang akan sangat terbatas untuk membahas partisipasi Korea Utara di Olimpiade mendatang, dan bahwa Korea Selatan tidak akan membahas topik tersebut.
“Kami terkait erat dengan Republik Korea,” katanya. “Ini bukan sesuatu di mana Republik Korea akan lepas landas.”
Sementara analisa lainnya skeptis Kim menggunakan pembicaraan untuk mencapai tujuan taktis, seperti mengamankan kesempatan untuk mengembangkan program senjatanya atau jeda yang lebih permanen latihan militer di Korea Selatan-Amerika Serikat. Para ahli yang menulis untuk 38 North percaya bahwa Kim serius mencari diplomasi.
Mereka mengatakan fakta bahwa seruan untuk melakukan pembicaraan diumumkan oleh Kim, yang diperinci oleh ketua Komite Reunifikasi Damai untuk Negara tersebut, dan dikirim langsung ke Presiden Korsel Moon Jae-in mengindikasikan bahwa Korea Utara benar-benar menginginkan dialog.
“Ini adalah ‘standar emas’ dalam hal inisiatif Korea Utara. Ini sangat serius,” tulis kedua penulis itu.
Tapi ada alasan untuk mencurigai Korea Utara akan menginginkan tidak lebih dari masuk ke Olimpiade dan pengakuan resmi persenjataan nuklirnya.
Dalam pidato Tahun Baru yang sama di mana Kim mengumumkan harapannya untuk memperbarui hubungan dengan Korea Selatan, dia juga berjanji untuk memperdalam persediaan nuklir rezimnya dan memperingatkan “Amerika Serikat harus tahu bahwa tombol untuk senjata nuklir ada di meja saya.” (asr)
Epochtimes.id- Komandan Korps Operasi Khusus Afghansitan, Jenderal Bismillah Waziri, pada Senin (8/1/2018) mengatakan lebih dari 6.000 gerilyawan tewas dalam bentrokan melawan pasukan keamanan Afghanistan selama sepuluh bulan terakhir.
Selain itu, jumlah operasi yang dilakukan oleh pasukan khusus selama periode ini lebih dari 2.000 kali.
Pada Agustus 2017, Presiden Ashraf Ghani secara resmi mengupgrade Unit Pasukan Khusus dan Divisi Operasi Khusus ke sebuah korps militer.
Dilansir TOLOnews.com, langkah yang dilakukan disebutkan membawa lebih banyak tanggung jawab untuk pasukan ini dalam kampanye mereka melawan pemberontak di berbagai front di seluruh Afghanistan.
“Selama sepuluh bulan terakhir, pasukan korps operasi khusus melakukan sekitar dua ribu operasi termasuk 147 operasi khusus terhadap militan,” kata Waziri.
“Kami menyingkirkan lebih dari 6.100 pejuang musuh termasuk gerilyawan Daesh (Islamic State) selama perang, 3.285 di antaranya menderita luka-luka, 443 lainnya ditangkap yang telah ditangani berdasarkan hukum,” kata Waziri.
Pemerintah Afghanistan saat ini mempertimbangkan lebih banyak pasukan untuk dimasukkan dalam struktur pasukan khusus.
Sementara itu, sejumlah perwira yang bertugas di jajaran pasukan khusus telah menegaskan kembali komitmen mereka untuk melindungi bangsa dari ancaman.
“Kami telah mengikuti program pelatihan yang sangat profesional,” kata seorang perwira Mohammad Hussain.
“Kami pasukan operasi khusus Afghanistan akan melakukannya, kami melayani rakyat,” kata perwira lain Ehsanullah.
Menurut Waziri, selama periode ini, pasukan khusus berhasil merebut ratusan senjata ringan dan berat termasuk ranjau darat dari pemberontak dan menghancurkan 15 pusat strategis milik Taliban dan Daesh.
Selama operasi periode, Pasukan khusus ini juga menguasai tiga penjara Taliban. (asr)
“Perang tidak menguntungkan siapa pun, bahkan bukan juga pada pemenangnya,” kata sebuah pepatah, dan semua orang setuju. Kalau begitu mengapa manusia telah begitu banyak ambil bagian dalam perang berdarah, terutama di abad yang lalu?
Panglima angkatan udara di Jerman sosialis nasional, Hermann Göring, memiliki jawaban yang meyakinkan. “Rakyat tidak mau perang. … Mengapa beberapa orang miskin di sebuah peternakan ingin mempertaruhkan nyawanya dalam perang ketika yang terbaik yang bisa dia dapatkan darinya adalah kembali ke ladangnya secara utuh?” katanya di pengadilan Nuremberg, dalam sebuah percakapan dengan wartawan Gustave Gilbert pada tahun 1946. “Tapi, bagaimanapun, ini adalah pemimpin negara yang menentukan kebijakannya, dan selalu merupakan masalah sederhana untuk menyeret rakyat, apakah itu demokrasi atau kediktatoran fasis atau parlemen atau sebuah kediktatoran komunis.”
Jadi, para pemimpin negara-negara yang melakukan perang agresi, atau membuatnya tampak seperti serangan preemptive (bermaksud mendahului atau mencegah) yang diperlukan untuk membela diri, harus melihat beberapa manfaat perang bagi diri mereka sendiri, apakah akan lebih berkuasa atau terkenal, atau membuat ekonomi lokal keluar dari depresi. Bagaimanapun, bukan diktator sosialis Jerman, diktator komunis Uni Soviet, maupun presiden Amerika Serikat yang paling diuntungkan, sebenarnya, berkali-kali, mereka juga tidak mendapatkan keuntungan sama sekali.
Ada satu pihak yang selalu untung, tak peduli sisi mana yang menang. Ini adalah pesta yang mendanai perang tersebut dari jauh dan mengumpulkan suku bunga atas darah orang-orang yang tidak bersalah.
Perang Pembiayaan dalam Sejarah
Sejak awal, satu-satunya sektor dimana para pemimpin politik suatu negara dapat meminjam cukup uang untuk dibelanjakan pada perusahaan yang paling boros dalam sejarah manusia adalah sektor perbankan. Kemudian dan sekarang, perang pembiayaan hanya melalui perpajakan tidak mungkin dilakukan karena dampaknya yang menghancurkan ekonomi dan reaksi populer yang dihasilkan.
Sebelum munculnya perbankan dan kredit modern, raja-raja perlu meminjam koin emas dari pandai emas dan bangsawan untuk melengkapi tentara mereka. Dan meskipun perang abad pertengahan sering panjang dan brutal, mereka terbatas cakupannya karena keterbatasan pembiayaan serta keterbatasan teknologi dan ukuran populasi yang lebih kecil.
Hal ini berubah dengan terciptanya Bank of England milik pribadi pada tahun 1694, yang memungkinkan pemerintah Inggris membiayai usaha perangnya melalui penjualan obligasi. Bank sentral itu ada hanya tujuh tahun sebelum abad baru dimulai dengan Perang Suksesi Spanyol di tahun 1701.
Bank-bank yang memiliki Bank of England, dan ratusan lembaga keuangan setelah itu, menemukan bahwa ada batasan untuk memberi pinjaman pada usaha produktif, yang menghemat modal manusia dan fisik. Karena perang menghancurkan keduanya, permintaannya di atas peminjaman, dan oleh karena itu potensinya untuk keuntungan bank-bank tersebut, adalah tidak terbatas.
Rumah Rothschild
Mayer Amschel Rothschild, patriark dinasti perbankan. (Area publik)
Sekitar 100 tahun kemudian, bagaimanapun, bahwa pembiayaan perang melalui bank swasta dibawa dengan sempurna oleh keluarga Rothschild. Kepala keluarga dinasti perbankan, Mayer Amschel Rothschild, mendirikan bank pertama di Frankfurt, Jerman, pada 1760-an, dengan anak-anaknya kemudian memperluas operasinya ke Paris, London, Vienna, dan Naples.
Melalui jaringan perbankan mereka, keluarga tersebut menghasilkan keuntungan pertama mereka selama Perang Napoleon dengan berspekulasi dengan uang dari Pangeran William Jerman dari Hesse-Kassel. Keluarga Rothschild seharusnya menginvestasikannya dalam obligasi pemerintah Inggris, namun menggunakannya untuk perdagangan bahan perang. Mereka kemudian mengembalikan uang itu dengan bunga yang bisa diperoleh dengan memasukkannya ke dalam obligasi pemerintah Inggris, mengambil keuntungan lebih banyak dan dengan demikian menyalahi kewajiban fidusia mereka.
Namun, keluarga tersebut juga telah membantu, dan mendapatkan keuntungan, dengan menyelundupkan emas melalui Prancis ke Spanyol untuk mendanai ekspedisi-ekspedisi bangsawan tinggi Wellington melawan Napoleon, dan memberikan pinjaman kepada pemerintah Inggris secara langsung.
Beberapa sejarawan kemudian mengklaim Rothschild terlibat dalam episode besar pertama bank yang membiayai kedua belah pihak dalam sebuah perang, ketika, menurut Robert McNair Wilson, penulis “Promise to Pay,” bank-bank tersebut di London memberi Napoleon 5 juta pound untuk memberikan kepergian yang kedua ke Waterloo. Meskipun peluang kemenangan Napoleon rendah, secara historis negara yang kalah harus membuat kebaikan atas hutang-hutang tersebut yang harus dibayarkan kepada pemodal internasional, seperti yang terjadi lagi dengan Jerman setelah Perang Dunia I dan Perang Dunia II. Para pemodal selalu menang.
Apakah Rothschild telah menghancurkan pasar obligasi pemerintah Inggris, setelah mereka mendapat kabar terlebih dahulu tentang kemenangan Wellington di Waterloo pada tahun 1815, agar kemudian membeli surat hutang tersebut dengan harga murah, atau apakah mereka membelinya karena kemenangan tersebut, lagi-lagi diperdebatkan
Kebanyakan sejarawan setuju, bagaimanapun, bahwa keluarga Rothschild, karena transaksi-transaksi perangnya, menjadi dinasti terkaya di abad ke-19, dan banyak perkiraan masih menduduki di tingkat atas keluarga terkaya saat ini. Dan meskipun nama-nama lain lebih populer di bidang keuangan internasional di abad ke-21, apakah hanya kebetulan bahwa surat kabar The Economist milik Rothschild selalu lebih menyukai perang dibanding solusi-solusi damai, entah itu di Afghanistan, Irak, Libya, atau Suriah?
Keterlibatan Amerika
Setelah Inggris dan bank-bank Eropa lainnya dominan dalam membiayai sebagian besar perang di abad ke-19, termasuk Perang Saudara Amerika, bank-bank Amerika membalasnya pada abad ke-20.
John Moody menulis di “The Masters of Capital,” tentang Perang Dunia I: “Inggris dan Prancis tidak hanya membayar persediaan mereka dengan uang yang disediakan oleh Wall Street, namun mereka melakukan pembelian mereka melalui media yang sama. … Tak pelak lagi, rumah [JPMorgan] dipilih untuk tugas penting ini.”
Tentara infanteri Amerika pada perjalanan menuju Rhine pada tahun 1918. (Hulton Archive / Getty Images)
“Dengan demikian, perang tersebut telah memberi Wall Street peran yang sama sekali baru. Hingga kini ia secara khusus telah menjadi kantor keuangan; sekarang menjadi pasar industri terbesar yang pernah dikenal dunia. Selain menjual saham dan obligasi, membiayai rel kereta api, dan melakukan tugas lain dari pusat perbankan yang besar, Wall Street mulai menangani peluru, meriam, kapal selam, selimut, pakaian, sepatu, daging kalengan, gandum, dan ribuan barang-barang lainnya yang dibutuhkan untuk tuntutan sebuah perang besar.”
Beberapa sejarawan, seperti Robert Ferrell dalam bukunya “Woodrow Wilson and World War I“, bahkan menuduh Presiden Woodrow Wilson memasuki Perang Dunia I untuk melindungi bank-bank Amerika dari kerugian pinjaman, agar pelanggan mereka Prancis dan Inggris kalah perang.
Jika Ferrell benar, dan ini adalah isu yang diperdebatkan, orang Amerika, yang memilih Wilson pada tahun 1916 dalam platform “tidak ada perang”, terjebak dalam perang yang tidak mereka inginkan namun pemimpin-pemimpin mereka menganggap perlu oleh karena transaksi-transaksi keuangan yang keji tetap tak terlihat oleh publik
Tentu saja, rakyat Amerika Serikat, dan bukan presiden mereka, yang membayar perang ini dan perang lainnya dengan tidak hanya darah mereka tapi juga pajak dan inflasi yang lebih tinggi, untuk membayar penambahan hutang pemerintah setelah perang usai.
Perang Dunia I adalah konflik paling mematikan dalam sejarah kemanusiaan, yang menghabiskan sebagian besar hidup dalam periode waktu terpendek. Ini disebabkan tidak hanya kemajuan teknologi perang, tapi juga penghentian standar emas pemerintah. Oleh karena itu, pemerintah-pemerintah dapat meminjam jumlah yang hampir tak terbatas untuk mengkonsumsi modal tersebut dan rakyat dari negara mereka.
Dan meskipun pemimpin Jerman yang berperang, William II, harus segera turun tangan, pemodal-pemodal Jerman, dan juga pemodal-pemodal internasional yang telah mendukung Jerman, tidak cidera, karena rakyat Jerman harus berhasil mengatasi hutang perang melalui biaya ganti rugi dan hiperinflasi yang melumpuhkan.
Propaganda Media
Di Amerika Serikat, sangat mirip dengan The Economist dan propaganda perang media arus utama lainnya hari ini, surat kabar adalah sebagai penolong bagi para politisi dan para pemodal untuk mempengaruhi sentimen populer terhadap Perang Dunia I, setidaknya menurut ucapan salah satu pengamat dalam Rekaman Kongres:
Salinan majalah The Economist di sebuah tempat pemberitaan di London pada 12 Agustus 2015. (JACK TAYLOR / AFP / Getty Images)
“Pada bulan Maret 1915, ketertarikan JP Morgan, ketertarikan baja, kapal dan serbuk, dan organisasi-organisasi anak perusahaan mereka, mengumpulkan 12 orang pria tokoh penting di dunia surat kabar dan mempekerjakan mereka untuk memilih surat kabar paling berpengaruh di Amerika Serikat, dan jumlah yang cukup bagi mereka untuk mengendalikan kebijakan pers harian tersebut pada umumnya,” kata Rep Oscar Callaway of Texas. “Mereka merasa perlu untuk membeli 25 surat kabar terbesar. … Kesepakatan tercapai; kebijakan surat kabar dibeli.”
Bank-bank internasional yang dipimpin oleh Wall Street juga berperan dalam membiayai bangkitnya rezim sosialis Adolf Hitler di tahun 1930-an di Jerman dan bahkan terus bekerja dengannya selama masa perang, seperti yang didokumentasikan dalam buku-buku “The Tower of Basel” oleh Adam LeBor dan “Wall Street and the Rise of Hitler“oleh Antony Sutton.
Sutton menulis: “Puncak pencapaian dari system tersebut adalah Bank for International Settlements [BIS] di Basel, Swiss. Puncak pencapaian BIS melanjutkan pekerjaannya selama Perang Dunia II sebagai media dimana para bankir, yang tampaknya tidak berperang satu sama lain, melanjutkan pertukaran gagasan, informasi, dan perencanaan yang saling menguntungkan untuk dunia pasca perang.”
Menurut Sutton, pembiayaan serupa, serta transfer teknologi ilegal, juga terjadi saat Perang Dingin dengan Uni Soviet.
Perang Pembiayaan Hari Ini
Apa yang telah berubah hari ini? Sayangnya, tidak ada yang substansial. Orang-orang masih tidak menginginkan perang; Namun, kartel perbankan internasional masih menganggapnya sebagai salah satu perusahaan yang paling menguntungkan untuk membiayai, dan karena itu sering mendorongnya ke media arus utama dan memberi kontribusi besar kepada politisi yang mendukung perang.
Dalam pemilihan presiden terakhir, Hillary Clinton menjalankan sebuah platform untuk meningkatkan konflik dengan Rusia di Suriah dan Ukraina, dan dia menerima jutaan sumbangan dan biaya berbicara dari bank-bank besar.
Di Amerika Serikat, bank secara langsung atau tidak langsung membiayai pemerintah A.S. melalui pasar Treasury atau Federal Reserve milik swasta.
Sebuah tank Abrams A.S. selatan kota Najaf di Irak pada tanggal 23 Maret 2003. (Scott Nelson / Getty Images)
Melalui jaringan dealer utama, bank-bank besar seperti JPMorgan dan Bank of America “mencetak uang,” tanpa biaya, untuk mengkredit rekening pemerintah federal dengan mereka dan menerima obligasi Treasury sebagai imbalan dengan tingkat bunga yang lebih tinggi.
Mereka kemudian menyimpannya, menjualnya ke publik, atau menjualnya ke Fed, yang mencetak uang tanpa biaya dan, hari ini, memiliki hampir $2,5 triliun utang pemerintah federal.
Bank-bank masih mendapat keuntungan besar dari penerbitan hutang pemerintah federal dan masih mendapat banyak keuntungan dari perang-perang seperti saat George W. Bush, kesayangan Wall Street lainnya, di Irak dan Afghanistan, yang menurut Kantor Anggaran Kongres, menghabiskan biaya total $2,4 triliun, hanya kurang sedikit dari jumlah obligasi Treasury pada buku catatan resmi Fed.
Presiden Afghanistan Hamid Karzai (kanan) berbicara dengan Senator John McCain (kiri) A.S. di istana kepresidenan di Kabul pada tanggal 10 November 2010. (Massoud Hossaini / AFP / Getty Images)
Jadi jika bank begitu kuat dan perang sangat menguntungkan, mengapa kita tidak punya perang dunia lainnya? Alasan pertama adalah alasan yang bagus: Internet memberi pilihan kepada para pemilih untuk mengambil keputusan sendiri, daripada mempercayai propaganda perang media arus utama, dan akses terhadap informasi ini telah menghasilkan reaksi balik yang populer setiap kali ada perang lain yang ada di dunia.
Alasan yang kedua kurang positif. Setelah tahun 1970-an dan munculnya globalisasi, pemerintah di Barat telah menemukan cara untuk menambahkan lebih banyak hutang dengan lebih banyak kelayakan politik, yang menghabiskan sedikit nyawa namun mungkin menghabiskan banyak modal dari waktu ke waktu. Mesin ini disebut “perang melawan kemiskinan,” dan bank dengan senang hati mendanainya juga. (ran)
Epochtimes.id- Kejadian menegangkan terjadi di Indore, India. Seorang pemuda Kailash Verma merasa melaksanakan “perintah bisikan” menyebabkan drama menegangkan di kebun binatang Indore pada Kamis (4/1/2018).
Apa yang dilakukan pemuda itu? pria berusia 38 tahun itu masuk ke sarang singa karena bermaksud mengajari para singa dengan memberikan pelajaran dan akhirnya keluar dari kandang singa tanpa goresan.
Melansir dari timesofindia, kemungkinan mengerikan bisa saja menimpa terhadap pria ini.
Pada saat itu, Verma berlaku aneh bahkan seperti badut. Tapi tindakannya membuat jantung staf kebun binatang menjadi berdebar-debar.
Dia dengan santai mengunyah makanan ringan di kandang singa saat rimbawan juga ada di kandang itu.
Verma, yang tinggal di Veer Sawarkar Nagar, tiba di Kamla Nehru Prani Sangrahalay sekitar jam 1 malam ketika ada bisikan memberikan pelajaran kepada singa karena kerap menyerang penduduk desa.
Ketika Verma melintasi pagar kandang yang memisahkan dari area pengunjung, dia berjalan melintasi zona penyangga dan memanjat pagar setinggi 18 kaki untuk mencapai daerah di mana singa betina Megha dan Bijli sedang beristirahat dengan empat anaknya.
Merasa lapar gara-gara usaha yang berat memasuki area kandang singa, Verma selanjutnya duduk di sana sembari menyantap makanan ringan, sebelum melakukan langkah selanjutnya.
Beruntung baginya, para penjaga telah mengurung singa betina dan anaknya.
Akhirnya pria itu segera dibawa keluar dari kandang dan dipindahkan ke kantor polisi Sanyogitaganj. Pria ini selanjutnya diinterogasi oleh pihak kebun binatang dan polisi.
Aparat mengamati rekaman CCTV dan menemukan bahwa dia telah naik ke titik tertinggi di kandang singa bahkan saat para penjaga dengan panik meneriakinya agar berhenti.
Kebun Binatang di Uttam Yadav mengatakan, “Orang tersebut mengatakan bahwa dia telah melihat singa menyerang penduduk desa di televisi dan Tuhan telah memerintahkannya dalam mimpi untuk membalas serangan tersebut. Jadi, dia memutuskan untuk mengikuti perintah ilahi dan mengajarkan kepada singa sebuah pelajaran.”
“Tindakan akan dilakukan terhadap dia di bawah Undang-Undang Perlindungan Satwa Liar,” kata pejabat kebun binatang tersebut.
Ibu dan saudara Verma tiba di kantor polisi untuk diberitahu dan membawanya pulang ke rumah.
“Kami akan mendaftarkan sebuah kasus terhadap dia jika kami menerima keluhan dari kebun binatang atau otoritas kehutanan. Saat ini, tidak ada tuntutan yang diajukan kepadanya,” kata polisi Sanyogitaganj, Manju Yadav.
Syukurlah, tidak ada akhir yang mengerikan seperti kengerian September 2014 juga di India. Ketika itu seorang pria dibunuh oleh harimau putih dengan disaksikan oleh para pengunjung saat dia memasuki kebun binatang. (asr)