oleh Xu Yiyang
Menurut laporan resmi terbaru, bahwa pada 2023 Partai Komunis Tiongkok (PKT) telah menjatuhkan hukuman terhadap 610.000 orang pejabatnya dari tingkat provinsi dan kementerian hingga pejabat tingkat pedesaan dan personel perusahaan. Para analis mengatakan bahwa tindakan menghukum pejabat Partai Komunis Tiongkok itu bukanlah kampanye anti-korupsi dalam arti yang sebenarnya, tetapi merupakan pembersihan pejabat secara besar-besaran akibat saling menjatuhkan dalam perebutan kekuasaan di internal partai.
Dalam laporan yang dirilis di situs web Komisi Pusat Inspeksi Disiplin Partai Komunis Tiongkok dan Komisi Pengawas Negara pada 25 Januari disebutkan, bahwa pada tahun 2023, otoritas Partai Komunis Tiongkok telah menghukum 610.000 orang pejabatnya, yang 49 orang diantaranya adalah pejabat tingkat provinsi dan kementerian, sementara 3.144 orang adalah pejabat tingkat departemen dan biro, 24.000 orang pejabat tingkat kabupaten dan divisi, 82.000 orang pejabat tingkat kotapraja dan departemen, 85.000 orang pejabat umum, dan 417.000 orang adalah personil dari daerah pedesaan dan perusahaan.
Laporan tersebut menyebutkan bahwa pada 2023, lembaga inspeksi dan pengawasan disiplin Partai Komunis Tiongkok telah memutus total 626.000 kasus pelanggaran disiplin. Mereka termasuk 87 orang kader manajemen pusat, 3.456 orang pejabat tingkat departemen dan biro, 27.000 orang pejabat tingkat kabupaten, 89.000 orang pejabat tingkat kota, 61.000 orang sekretaris cabang partai desa dan direktur komite desa yang sedang aktif saat ini atau yang sudah mantan.
Laporan tersebut juga menyatakan bahwa lembaga inspeksi dan pengawasan disiplin Partai Komunis Tiongkok mengadopsi “4 Bentuk” untuk mengkritik, mendidik, dan menangani pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh 1 juta 718 ribu orang pejabat PKT.
“4 Bentuk” itu adalah terminologi politik PKT yang diterapkan pada kode integritas dan peraturan disiplin partai, termasuk kritik yang dinormalisasi, kritik diri, dan diajak berbicara secara bertatap muka, yang mana sebagai penerapan disiplin untuk pelanggaran yang tergolong ringan, tetapi hukuman bagi pelanggaran disiplin yang berat dapat berupa mutasi tugas, sampai diajukan ke pengadilan untuk diperiksa.
Laporan tersebut juga menunjukkan bahwa kasus dari 17.000 orang yang menerima suap telah diajukan ke pengadilan, dan kasus 3.389 orang telah diajukan ke kantor kejaksaan.
Analisis : Pembersihan besar-besaran merupakan akibat konflik internal pejabat PKT sehingga saling menjatuhkan
Komentator politik Wang He berpendapat, PKT telah menjatuhkan hukuman terhadap 600.000 orang pejabatnya dalam setahun, hal ini menyoroti bahwa PKT adalah sarang korupsi, dan koruptor berada di mana-mana sehingga sulit dibasmi.
Saat berbincang dengan media “Epoch Times” pada 26 Januari, ia mengatakan, meskipun basmi korupsi yang dicanangkan oleh Xi sudah bergulir 10 tahun sejak ia berkuasa, namun korupsi masih tetap merajalela sampai sekarang. Pembersihan pejabat yang dilakukan oleh Partai Komunis Tiongkok itu tidak dilakukan sesuai dengan supremasi hukum atau standar yang seragam. Banyak orang percaya bahwa pemberantasan korupsi ini tidak adil, yang menunjukkan bahwa pihak berwenang memberantas korupsi secara selektif.
Dia juga mengatakan bahwa di antara “4 Bentuk” yang diklaim oleh PKT, hanya sejumlah kecil orang yang benar-benar dimintai pertanggungjawaban, dibawa ke pengadilan, diadili dan akhirnya dipenjarakan. Banyak orang hanya menerima hukuman ringan lalu dibebaskan. Karena itu fenomena korupsi terus terjadi.
Lu Tianming, seorang komentator politik yang berbasis di Amerika Serikat juga mengatakan kepada reporter “Epoch Times”, bahwa PKT sama sekali tidak anti korupsi dalam arti sebenarnya. “Jadi hal ini menunjukkan bahwa korupsi sudah terjadi di seluruh sistem negara komunis itu”.
“Menggunakan istilah masyarakat, jika semua pejabat Partai Komunis Tiongkok ditangkap, mungkin cuma satu atau dua orang yang masuk tuduhan keliru. Artinya hanya sedikit orang pejabat yang benar-benar tidak bersalah. Ini menunjukkan bahwa korupsi sudah merupakan masalah sistemik dan universal di Tiongkok”, kata Lu Tianming.
Ia mengatakan bahwa tidak ada isu korupsi yang begitu luas di negara mana pun di dunia kecuali di Tiongkok, namun Partai Komunis Tiongkok mempromosikannya sebagai sebuah pencapaian politik dan tidak merasa malu dengan banyaknya kasus korupsi, malahan merasa bangga. Lu Tianming mengatakan : “PKT bahkan menganggap keberhasilannya dalam menangkap dan membunuh banyaknya ‘lalat dan harimau’ (koruptor) setiap harinya sebagai pencapaian politik. Namun lalat masih merajalela. Hal ini hanya menunjukkan bahwa tempat ini adalah tempat pembuangan sampah. Jika tumpukan sampah ini tidak segera dibersihkan, lalat akan selalu ada dan terus berkembang biak. Sedangkan tumpukan sampah ini adalah sistem dari PKT, yalah PKT itu sendiri. Jadi seberapa kerasnya upaya membasmi lalat, hasilnya akan sia-sia, tidak memecahkan masalah substantifnya.”
Lebih lanjut Lu Tianming mengatakan, bahwa tindakan PKT sebenarnya juga mencerminkan kepada dunia luar betapa kacaunya internal partai.
Dia mengatakan bahwa di masa lalu, konflik internal di PKT terutama terfokus pada perebutan kekuasaan antara faksi Xi Jinping dengan faksi Jiang Zemin, tetapi dengan semakin mantapnya kedudukan Xi Jinping, perselisihan telah berkembang menjadi perselisihan internal di dalam faksi Xi Jinping. Perebutan kekuasaan selalu menjadi karakteristik Partai Komunis Tiongkok dan terus terjadi sepanjang sejarah mereka.
“Oleh karena itu, pemberantasan berskop besar terhadap pejabat PKT dari jenjang atas sampai bawah terus berlangsung. Meskipun itu sebenarnya adalah semacam saling membunuh dalam perselisihan internal pejabat PKT, yang tidak memiliki arti praktis. Hal itu tidak berarti bahwa PKT benar-benar memberantas korupsi.”
Lu Tianming mengatakan : “Dan ini juga dapat kita lihat, para pejabat yang pernah ikut menangani urusan anti-korupsi, dalam beberapa tahun terakhir ini juga ikut menjadi objek pemberantasan. Oleh karena itu, jika permasalahan sistemik tidak diselesaikan, maka masalah korupsi dalam tubuh PKT tidak mungkin bisa diatasi, dan situasi politik tidak akan pernah stabil, konflik internal akan terus berlangsung. Akan terus muncul pejabat yang dibasmi dengan berbagai alasan, kemudian naiklah pejabat baru yang tetap melakukan korupsi. Itu sudah membentuk siklus yang tiada berakhir.”
Gejolak politik PKT yang terus terjadi akan memperparah situasi kekacauan
Jika PKT terus melakukan pembersihan pejabatnya secara besar-besaran, apa dampaknya terhadap situasi politik ?
Wang He mengatakan, bahwa PKT menghukum 600.000 pejabat dalam 1 tahun, yang dapat dikatakan cukup luas cakupan serangannya. Dia mengatakan : “Bukankah tujuan utama pejabat masuk Partai Komunis Tiongkok adalah untuk menghasilkan uang ? Jika tujuan itu tidak bisa tercapai, maka pejabat lebih senang untuk memilih bersikap Tang Ping, menjadi penonton dagelannya Xi Jinping. Bukankah Xi Jinping sendiri yang mempromosikan ‘Mengikuti Arahan Otoritas Tertinggi’ ? Itu bisa dipakai sebagai alasan untuk tidak mengatasi masalah serius yang terjadi di wilayahnya kecuali meneruskan atau melaporkan kejadian kepada atasan. Dan dibiarkan saja masalah tergantung jika belum turun arahan atau perintah dari atasan. Dan mereka akan melakukan yang sebaliknya jika arahan atau perintah dari atasan turun. Dengan demikian dapat dipastikan situasi akan bertambah buruk. Membiarkan masalah kecil berubah menjadi besar, untuk kemudian ditonton ramai-ramai bagaimana sang pimpinan bermain dalam dagelan itu”.
Ia juga mengatakan bahwa situasi politik Partai Komunis Tiongkok saat ini sangatlah aneh dan tidak menentu, terlihat tenang di permukaan, tetapi badai dapat menerjang tiba-tiba di setiap saat, dan posibilitas terjadinya perubahan mendadak semakin tinggi.
Dia mengatakan : “Konflik dalam tubuh Partai Komunis Tiongkok dan antar pejabat sedang berlangsung sangatlah sengit. Tidak hanya pertikaian antar faksi, tetapi juga pertikaian antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, konfrontasi antara pejabat tingkat tertinggi dengan pejabat biasa. Situasi demikian ini sudah berkembang sampai tingkat yang nyaris tak terkontrol. Oleh karena itu, yang dihadapi PKT saat ini tidak saja soal krisis pribadi bagi Xi Jinping, tetapi juga krisis bagi keseluruhan partai.”
Lu Tianming juga berpendapat bahwa situasi politik PKT tidak akan berhenti bergejolak. Pejabat PKT tidak akan menyerahkan begitu saja kepada orang lain manfaat yang telah mereka peroleh, dan mereka juga tidak akan duduk diam menunggu diberantas. Terlebih lagi, bahwa pemerintah pusat dan daerah tidak pernah memiliki pemikiran yang sama, tidak ada istilah bersatu padu. Ketika kebijakan pemerintah pusat berdampak pada kepentingan pejabat daerah atau memutus sumber keuangan pejabat tingkat provinsi dan kementerian, maka konflik kepentingan akan muncul.
“Pemerintahan komunis Tiongkok saat ini sedang menghadapi masalah keuangan yang serius, dengan defisit dan utang yang besar, tetapi pada saat yang sama, para pejabat korup tersebut memiliki kekayaan yang sangat besar di tangan mereka. Oleh karena itu, pemerintah komunis Tiongkok berupaya merampas kekayaan para pejabat korup ini, mencoba mengambil kembali kekayaan dari tangan para koruptor untuk mengatasi defisit keuangan pemerintah pusat,” kata Lu Tianming.
“Hal ini tentu akan memicu pertikaian yang bersifat hidup mati bagi pejabat PKT, dan para pejabat korup yang kena pemberantasan pasti akan melawan dengan sekuat tenaga.”
Lebih lanjut Lu Tianming mengatakan : “Sebagai akibatnya, situasi ini akan membuat tak seorang pun yang bersedia untuk benar-benar menangani masalah negara tersebut. Namun korupsi dan perebutan kekuasaan akan terus terjadi. Oleh karena itu, situasi politik tidak akan berhenti bergejolak, dan masalah tentang penghidupan masyarakat akan bertambah serius, keluhan mereka juga semakin mendalam, yang berpotensi membuat gejolak di masyarakat semakin membesar, dan kekacauan sosial bagai hari kiamat di era kepemimpinan Partai Komunis Tiongkok akan semakin serius.” (sin)